Makalah Maternitas 01
Makalah Maternitas 01
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas
yang diajar oleh:
Disusun Oleh:
Kelompok 1
UNIVERSITAS WIRARAJA
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“Masalah Keperawatan Partus Kasep ( Partus Lama ) untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Maternitas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik
tulisan maupun informasi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, kami berterima
kasih kepada Ibu Sumarni, S.Kep., Ns., M.Kes atas bimbingannya dalam menulis
dan menyusun makalah ini, sehingga penulis dapat membuat makalah sesuai
dengan kaidah dalam membuat karya tulis.
Walaupun makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, kami
sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas
kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf. Terakhir tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................2
BAB 2 KONSEP..............................................................................................3
2.1 Definisi..............................................................................................3
2.3 Klasifikasi..........................................................................................4
2.4 Etiologi..............................................................................................5
2.6 Patofisiologi......................................................................................9
2.7 Penatalaksanaan................................................................................10
BAB 3 KASUS.................................................................................................13
BAB 4 PENUTUP...........................................................................................30
4.1 Kesimpulan........................................................................................30
4.2 Saran..................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................31
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
iv
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan partus lama?
2. Apa saja tanda dan gejala klinis dari partus lama?
3. Bagaimana penatalaksanaan partus lama?
4. Bagaimanakah etiologi dan patofisiologi dari masalah partus lama?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari partus lama.
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala klinis dari partus lama.
3. Untuk mengetahui proses penatalaksanaan partus lama.
4. Untuk mengetahui etiologi dan patofisiologi dari partus lama.
v
BAB 2
KONSEP
2.1 Definisi Partus Lama
Partus lama ( partus tak maju ) yaitu persalinan yang ditandai tidak adanya
pembukaan serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1
jam. Partus lama ( partus tak maju ) berarti meskipun kontraksi uterus kuat,
janin tidak dapat turun karena faktor mekanis. Kemacetan persalinan biasanya
terjadi pada pintu atas panggul, tetapi dapat juga terjadi pada rongga panggul
atau pintu bawah panggul. Biasanya tidak ada pembukaan serviks, turunnya
kepala dan putar paksi sebelum 2 jam terakhir
vi
suksedaneum, bahkan yang besar sekalipun, akan menghilang dalam
beberapa hari.
• Moulase kepala yang hebat akibat tekanan his yang kuat, tulang
tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain.
• Kematian janin dalam kandungan atau intra uterine fetal death
(IUFD)
2.3 Klasifikasi
1) Fase laten memanjang
Fase laten memanjang apabila lama fase ini lebih dari 20 jam pada
nulipara dan 14 jam pada ibu multipara. Keadaan yang mempengaruhi
durasi fase laten antara lain keadaan serviks yang memburuk (misalnya
tebal, tidak mengalami pendataran atau tidak membuka), dan persalinan
palsu. Diagnosis dapat pula ditentukan dengan menilai pembukaan serviks
tidak melewati 4 cm sesudah 8 jam inpartu dengan his yang teratur.
2) Fase aktif memanjang
Menurut Friedman, permulaan fase laten ditandai dengan adanya
kontraksi yang menimbulkan nyeri secara regular yang dirasakan oleh ibu.
Gejala inidapat bervariasi menurut masing-masing ibu bersalin. Friedman
membagi masalah fase aktif menjadi gangguan protraction
(berkepanjangan/ berlarut-larut) dan arrest (macet/tidak maju). Protraksi
didefinisikan sebagai kecepatan pembukaan dan penurunan yang lambat
yaitu untuk nulipara adalah kecepatan pembukaan kurang dari 1,2 cm/jam
atau penurunan kurang dari 1 cm/jam. Untuk multipara kecepatan
pembukaan kurang dari 1,5 cm/jam atau penurunan kurang dari 2 cm/jam.
Arrest didefenisikan sebagai berhentinya secara total pembukaan atau
penurunan ditandai dengan tidak adanya perubahan serviks dalam 2 jam
(arrest of dilatation) dan kemacetan penurunan (arrest of descent) sebagai
tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam. Fase aktif memanjang dapat di
diagnosis dengan menilai tanda dan gejala yaitu pembukaan serviks
melewati kanan garis waspada partograf. Hal ini dapat dipertimbangkan
adanya inertia uteri jika frekwensi his kurang dari 3 his per 10 menit dan
vii
lamanya kurang dari 40 detik, disproporsi sefalopelvic didiagnosa jika
pembukaan serviks dan turunnya bagian janinyang dipresentasi tidak maju,
sedangkan his baik. Obstruksi kepala dapat diketahui dengan menilai
pembukaan serviks dan turunnya bagian janin tidak maju karenakaput,
moulase hebat, edema serviks sedangkan mal presentasi dan malposisi
dapat di ketahui presentasi selain vertex dan oksiput anterior.
3) Kala II memanjang
Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir
dengan keluarnya janin. Kala II persalinan pada nulipara dibatasi dua
jamsedangkan untuk multipara satu jam. Pada ibu dengan paritas tinggi,
kontinuitas otot vagina dan perineum sudah meregang, dua atau tiga
kaliusaha mengejan setelah pembukaan lengkap mungkin cukup untuk
mengeluarkan janin.Sebaliknya untuk ibu dengan panggul sempit atau
janin besarmaka kala II dapat sangat panjang. Kala II memanjang dapat
didiagnosa jika pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengedan, tetapi
tidak ada kemajuan penurunan.
viii
atas panggul, sehingga serviks uteri kurang mengalami tekanan kepala
(Wiknjosastro, 2008).
b) Kesempitan pintu panggul tengah
Diagnosis kesempitan pintu tengah panggul ditegakan jumlah spina
interiskium dan diameter sagital posterior panggul tengah < 13,5 cm.
Penurunan janin tertahan/ posisi lintang (transverse arrest) tetap karena
kepala tidak dapat melakukan putaran paksi dalam/ rotasi internal
(Bobak, 2004)
c) Kesempitan pintu bawah panggul
Kesempitan pintu bawah panggul terjadi bila diameter interiskium 8
cm atau kurang sehingga penurunan janin tertahan. Ini jarang terjadi
bila arkus pubis sempit, panjang, dan pelvis berbentuk android.
Komplikasi maternal meliputi laserasi perineum yang luas selama
kelahiran pervaginam karena kepala janin terdorong ke arah posterior
(Bobak, 2004).
ix
Malposisi janin yang paling umum adalah posisi oksipitoposterior
kanan (OPKa) atau oksipitoposterior kiri (OPKi), terjadi sekitar 25%
persalinan. Perslinan menjadi lama terutama kala dua, karena ibu
mengeluh nyeri punggung akibat tekanan pada sakrumnya. Posisi
lateral digunakan untuk memudahkan rotasi janin dari posisi posterior
ke posisi anterior.
d) Malpresentasi Janin
Presentasi bokong (breech presentation) atau letak sungsang
merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Empat jenis letak sungsang, yaitu bokong sempurna, di mana paha
fleksi lutut ekstensi; bokong komplet, di mana kedua paha dan lutut
fleksi; bokong tidak komplet, di mana kaki ekstensi di bawah
bokong, dan inkomplet lain , di mana lutut ekstensi di bawah
bokong. Diagnosis letak sungsang ditegakan dengan pemeriksaan
luar, pemeriksaan dalam dan USG. Faktor yang menyebabkan
terjadinya letak sungsang adalah multiparitas, hamil kembar,
hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, panggul sempit, dan usia
prematur. Selama persalinan, penurunan kepala bisa melambat
karena bokong tidak cukup baik berdilatasi seperti kepala janin
Presentasi muka dan dahi tidak umum terjadi dan berhubungan
dengan anomali janin, kontraktur pelvis, dan disporposi fetopelvis
Presentasi bahu atau letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin
melintang dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu dan
bokong berada pada sisi yang lain. Penyebab letak lintang adalah
multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek. Pada
kehamilan prematur, hidramnion, dan kehamilan kembar, janin
sering dijumpai dalam letak lintang.
e) Kehamilan Multijanin
Kehamilan multijanin adalah kehamilan kembar dua, kembar tiga,
kembar empat, dan lebih banyak lagi. Kehamilan multijanin lebih
banyak mengandung komplikasi pada janin seperti BBLR, retardasi
x
pertumbuhan, kelainan kongenital, dan presentasi abnormal sehingga
dapat menyebabkan disfungsi persalinan atau distosia.
4. Faktor Psikis
Suatu proses persalinan merupakan pengalaman fisik sekaligus
emosional yang luar biasa bagi seorang wanita. Apabila ibu merasa cemas
berlebihan, maka akan menghambat dilatasi serviks, mengakibatkan partus
lama dan meningkatkan persepsi nyeri. Cemas dan stres menyebabkan
kadar hormon adrenocorticotropik (ACTH), kortisol, katekolamin
(epinefrin dan nor-epinefrin) meningkat/ berlebihan yang efek berbahaya
xi
pada persalinan dan janin. Efek berbahaya tersebut mencakup penurunan
efisiensi kontraksi uterus,, persalinan lebih lama, dan aliran darah
berkurang ke uterus dan placenta (Reeder, Sharon, 2005 dan Bobak
2005).sia janin dan persalinan lama (Cunningham, 2006
xii
• Kelelahan ibu Karena mengejan terus, sedangkan asupan kalori biasanya
kurang.
• Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit karena intake
cairan kurang. Infeksi rahim; terjadi bila ketuban pecah lama, sehingga terjadi
infeksi rahim yang dipermudah karena adanya manipulasi penolong yang
kurang steril.
• Perlukaan jalan lahir; terjadi karena adanya disproporsi kepala panggul juga
manipulasi dan dorongan dari penolong.
• Gawat janin sampai kematian janin karena asfiksia dalam rahim.
xiii
Membantu pelahiran kepala janin dan memperpendek kala dua pada
distosia, memperbaiki upaya mendorong ibu yang kurang dan melalui
kondisi yang berbahaya.
7. Ekstrasi vakum
Metode pelahiran dengan memasang sebuah mangkuk vacum di kepala
janin dengan tekanan negatif.
8. Operasi Caesar
xiv
Pathway/Woc Partus Kasep
PARTUS KASEP
Gangguan Kontraksi Panggul Sempit, Makrosomia ( BB > Cemas, takut berlebihan Lelah dalam memimpin
Uterus Kelainan bentuk 4500 gr ), malposisi, persalinan, terlambat
pangguk, Kelainan malpresentase, multi merujuk
jaringan lunak janin, cacat kongenintal ↑ hormone stress :
Inersia uteri, incordinate Acth, kortisol,
uteri action katekolamin
Kapasitas panggul Penurunan janin sulit
kurang memadai,
Gangguan dilatasi dan obstruksi jalan lahir Aliran darah ke uterus
effacement serviks Janin tertahan dalam terganggu
jalan lahir
Janin sulit melewati
Gaya dorong terganggu jalan lahir Kontraksi uterus dan
pembukaan seviks
terganggu
Janin tertahan dalam Janin tertahan dalam
uterus jalan lahir
Gaya dorong terganggu
Pemanjangan kala 1
(>20 jam)
Pemanjangan kala 2
(>1-2 jam)
Masalah Penanganan
xv
BAB 3
PEMBAHASAN
xvi
4) Riwayat ginekologi
Menarche : 12 tahun
Siklus haid: 28 hari
Teratur/ tidak teratur : teratur
Sifat darah: encer
Banyak: 3 ganti pembalut
Lamanya: 7 hari
Keluhan: klien mengatakan bahwa ia mengalami Dismenorhoe
5) Riwayat Medis
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat
seperti HIV, diabetes, kanker, ginjal, jantung.
6) Riwayat medis keluarga
Saudara kandung klien pernah mengalami kesulitan
melahirkan karena kelainan HIS.
7) Riwayat Pekerjaan
Klien merupakan wanita karir yang bekerja sebagai guru dan
harus menjaga toko setelah pulang bekerja.
b) Pemeriksaan Fisik
1) Umum
a) Tinggi badan : 155 cm
b) Berat badan : sebelum : 48 kg, sekarang : 58 kg
c) TTV:
TD : 140/100
Nadi : 80x/menit
RR : 26x/ menit
Suhu : 36,5 OC
2) Kepala
a) Bentuk kepala mesochepal, kepala tampak kurang bersih, tidak
terdapat cloasma gravidarum, dan atau benjolan
b) Pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar
tioroid c) Pemeriksaan mata tidak ada pembengkakan pada
kelopak mata, konjungtiva anemis, selaput mata pucat (anemia)
xvii
karena proses persalinan yang mengalami perdarahan, sklera
kuning
d) Telinga simetris, telinga tampak bersih dan tidak ada cairan
yang keluar dari telinga
e) Pemeriksaan tidak terdapat polip pada hidung
3) Kulit
a) Telapak kaki dan tangan tampak kemerahan
b) Jumlah keringat meningkat
c) Kulit berminyak dan berjerawat
d) Terdapat garis- garis putih pada kulit striae albican
4) Wajah
a) Pucat
b) Bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada pipi dan dahi
(chloasma gravidarum)
c) Tidak terlihat adanya oedema
5) Jantung
Ibu mengatakan tidak pernah ada keluhan nyeri pada bagian
kiri dan tidak mudah lelah saat beraktivitas.
6) Dada
a) Letak payudara simetris
b) Hyperpigmentasi areola mamae
c) Puting susu menonjol
d) Terdapat Colostrum
e) Bunyi napas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal
8) Genitalia
a) Tidak terdapat kelainan genetalia, terdapat pengeluaran air
ketuban
b) Pengkajian genitalia eksterna: warna kemerahan dan
meningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan
(tanda Chahandwick )
c) Pengkajian vagina dan serviks: tidak ada nya rabas vagina,
servisitis mukopurulen dan lesi.
xviii
9) Dengan inersia sekunder
a) Subjektif : Pada keluhan utama : perut mules bagian bawah dan
menjalar sampai kepinggang disertai pengeluaran lendir campur
darah dari alat kelamin itu.
b) Objektif: perut kenceng- kenceng bagian bawah dan menjalar
ke pinggang serta his tidak teratur dengan frekuensi 1 x dalam 7
menit dengan lama 32 detik
c) Anemia ringan
Subjektif : ibu mengeluh pusing dan badan lemas
Objektif : konjungtiva pucat, kuku agak pucat
Penunjang : Hb 9,5 gr %
d) Anus
Tidak terdapat oedema dan nyeri, tidak ada haemoroid pada
rektum.
c) Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia
1) Aktivitas/ istirahat
a) Melaporkan keletihan, kurang energi
b) Letargi, penurunan penampilan
2) Sirkulasi
a) Tekanan darah 140/100
3) Eliminasi
Distensi usus atau kandung kemih.
4) Integritas ego
Sangat lemas dan ketakutan, serta cemas akan kondisi bayi nya.
5) Keamanan
a) Tidak ada kemajuan dalam 15 jam selama fase laten
b) Serviks kaku/tidak siap
6) Nutrisi dan cairan
Klien mengalami penurunan nafsu makan (1 kali / hari),
frekuensi minum klien juga mengalami penurunan ( 3 gelas / 8
jam). Klien mengalami pengeluaran air ketuban yang banyak.
7) Nyeri
xix
Gangguan ketidaknyamanan dan nyeri pada daerah pinggang
karena kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang
dari 10 menit selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit.
Skala nyeri klien adalah 9, durasi dan awitan nyeri yang dialami
klien setiap 7 menit sekali saat kontraksi dan berakhir setelah
kontraksi.
8) Personal Hygiene
Klien mandi 1x / hari, sikat gigi 2x / hari
9) Seksualitas
Terjadi perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari
seksual yang tidak adekuat karena keterbatasan gerak ibu hamil,
penurunan libido.
2. Analisa Data
No Data Fokus Masalah Keperawatan
1. DS: Nyeri b.d intensitas kontraksi
- Pasien mengeluh uterus, kontraksi tidak efektif
kenceng-kenceng di
abdomennya
- Pasien mengeluh perut
mules bagian bawah
dan menjalar ke
pinggang
DO:
- Klien mengalami
kontraksi intermiten
sampai regular
setiap 7 menit sekali
selama 30 detik
dengan skala nyeri 9
- Nadi : 80x/menit
2. DS: Ansietas b.d persalinan dan
- Pasien mengeluh kurang informasi
xx
pusing dan badan
lemas
- Pasien mengatakan
cemas dan takut
akan terjadi hal
buruk
DO:
- Wajah pasien
tampak pucat
- Pasien tampak
kebingungan
3. DS: Keletihan b.d factor fisiologis :
- Pasien mengatakan kehamilan
dirinya lemas
DO:
- Pasien tampak
keletihan
- Pasien terlihat
kurang energy
- Pasien terlihat pucat
dan lelah
4. DS: Resiko tinggi cedera maternal
- Pasien mengeluh (ibu) b.d pola kontraksi otot,
merasakan kenceng- keletihan maternal
kenceng
- Pasien mengeluh
keletihan
- Pasien mengeluh
pusing
DO:
- Kontraksi setiap 7
menit selama 32
xxi
detik
- Serviks kaku disertai
pengeluaran lender
campur darah
- Hb rendah 9,5 gr
- Konjungtiva pucat
- TD tinggi 140/100
mmHg
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b.d. intensitas kontraksi uterus d.d mengeluh mules
b. Resiko tinggi cedera maternal (ibu) b.d. pola kontraksi otot d.d
mengeluh keletihan
c. Keletihan b.d. faktor fisiologis d.d pasien tampak pucat dan lelah
d. Ansietas b.d. persalinan d.d mengeluh cemas dan takut
xxii
4. Intervensi Keperawatan
N Diagnos Tujuan Intervensi Rasional
o a
1. Nyeri bd Setelah 1. Tentukan 1. Membantu
intensita dilakukan sifat, dalam
s intervensi, lokasi, mendiagnosa
kontraksi kebutuhan rasa dan dan memilih
uterus, nyaman pasien durasi tindakan,
kontraksi terpenuhi nyeri. penekanan
tidak dengan kriteria 2. Monitor kepala pada
efektif hasil: intensitas serviks yang
1. Nyeri nyeri ibu berlangsung
yang dengan lama akan
dirasak skala menyebabkan
an nyeri. nyeri.
pasien 3. Berikan 2. Setiap
menuru lingkung individu
n dari 9 an mempunyai
menuju nyaman, tingkat
8. tenang ambang nyeri
2. Pasien dan yang
tampak aktivitas berbeda,
rileks. untuk dengan skala
3. Kontra mengalih dapat
ksi kan diketahui
uterus nyeri. intensitas
efektif, 4. Ajarkan nyeri pasien.
ada teknik 3. Lingkungan
kemaju nonfarm yang nyaman
an. akologis dapat
4. Monito (napas mengalihkan
r dalam, rasa nyeri
xxiii
persali mass age yang
nan punggun dirasakan
yang g) pasien.
baik. 5. Kuatkan 4. Teknik
dukunga relaksasi
n sosial dapat
dan mengalihkan
dukunga perhatian dan
n mengurangi
keluarga. rasa nyeri.
5. Dengan
kehadiran
keluarga
akan
membuat
pasien
nyaman
2. Resiko Setelah 1. Tinjau 1. Membantu
tinggi dilakukan ulang dalam
cedera tindakan riwayat mengidentifi
maternal keperawatan, persalina kasi
(ibu) bd diharapkan n, awitan kemungkinan
pola resiko cedera dan penyebab,keb
kontraksi pada pasien durasi. utuhan
otot, berkurang. 2. Catat pemeriksaan
keletihan waktu/je diagnostic
maternal. nis obat, dan
hindari intervensi
pemberia yang tepat.
n 2. Sedatif yang
narkotika diberikan
dan terlalu dini
xxiv
anastesi dapat
blok menghambat
epidural atau
sampai menghentika
serviks n persalinan.
dilatasi 3. Kelelahan
4cm. ibu yang
3. Evaluasi berlebihan
tingkat menimbulkan
letih disfungsi
hanya sekunder,
menyerta atau mungkin
i, serta akibat dari
aktivitas persalinan
dan yang sama.
istirahat, 4. Serviks kaku
sebelum atau tidak
awitan. siap, maka
4. Monitor tidak akan
pola dilatasi,
kontraksi menghambat
uterus penurunan
secara janin dan
manual kemajuan
secara persalinan
elektroni terjadi
k. amniositis
5. Anjurkan secara
pasien langsung
berkemih dihubungkan
setiap dengan
p1-2 lamanya
xxv
jam. persalinan
Monitor sehingga
terhadap melahirkan
penuhan harus terjadi
kandung dalam 24 jam
kemih di setelah pecah
atas ketuban.
simfisis 5. Kandung
pubis. kemih dapat
menghambat
aktivitas
uterus dan
memengaruhi
penurunan
janin.
3. Keletiha Setelah 1. Monitori 1. Pemantauan
n dilakukan ng sumber
berhubu intervensi sumber energi guna
ngan keperawatan, energi pengukuran
dengan maka yang nutrisi yang
factor kebutuhan adekuat akan
fisiologis aman nyaman 2. Konsulta diberikan.
: pada pasien si 2. Memperhitun
kehamila dapat dengan gkan jumlah
n terpenuhi ahli gizi kalori yang
dengan kriteria untuk akan
hasil: meningk diberikan
1. Pasien atkan pada pasien.
tampak asupan
lebih makan
segar makanan
2. Pasien yang
xxvi
terlihat berenergi
lebih tinggi.
berener
gi.
4. Ansietas Setelah 1. Jelaskan 1. Pemahaman
berhubu dilakukan semua yang baik
ngan tindakan prosedur mengenai
dengan keperawatan, dan apa prosedur atau
persalina kebutuhan yang tindakan
n dan nyaman pada akan dapat
kurang pasien dapat dirasaka mengurangi
informas terpenuhi n selama ansietas.
i dengan kriteria prosedur. 2. Membantu
hasil: 2. Instruksi menurunkan
1. Pasien kan ansietas dan
mengat pasien memungkink
akan menggun an pasien
cemas akan untuk
dan teknik berpartisipasi
takut relaksasi secara aktif.
akan napas
terjadi dalam.
hal 3. Minta
buruk orangtua
2. Pasien atau
tampak suami
kebing untuk
ungan menema
ni pasien
untuk
mengura
ngi rasa
xxvii
cemas.
xxviii
5. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No No Diagnosis Implementasi Respon
1 1 1. Tentukan sifat, S:
lokasi, dan - Pasien
durasinya. mengatakan
2. Monitor bahwa nyeri
intensitas nyeri berkurang
ibu dengan setelah
skala nyeri. dilakukan
3. Berikan tindakan
lingkungan untuk
yang nyaman, mengupayaka
tenang, dan n rasa
aktivitas untuk nyaman
mengalihkan dengan
nyeri. relaksasi
4. Ajarkan teknik (skala nyeri
nonfarmakologi 8).
s (napas dalam, O:
mass age - Pasien masaih
pungung). pucat
5. Kuatkan - Pasien terlihat
dukungan merintih
keluarga dan kesakitan
sosial. - Suami
membantu
memberikan
mass age
punggung.
- Pasien
mempraktekk
an napas
xxix
dalam.
A: Masalah
Belum teratasi
P: lanjutkan
intervensi 2, 3, 4
2 2 1. Tinjau ulang S:
riwayat - Pasien
persalinan, mengatakan
awitan, dan lemas dan
durasi. tidak mampu
2. Catat waktu/ mengejan
jenis obat, dengan
hindari tenaga penuh.
pemberian O:
narkotik dan - Kontraksi
anestesi blok setiap 7 menit
epidural sampai selama 30
serviks dilatasi detik.
4cm. - Pasien
3. Evaluasi tampak
tingkat lemah.
keletihan yang A: Masalah belum
menyertai, serta teratasi
aktivitas dan P: Akan dilakukan
istirahat tindakan secio
sebelum caesaria atau
awitan. persalinan dengan
4. Monitor pola forsep.
kontraksi uterus
secara manual
atau elektronik.
5. Anjurkan
xxx
pasien
berkemih setiap
1-2 jam,
monitor
terhadap
penuhan
kandung kemih
di atas simfisis
pubis.
3 3 1. Monitoring S:
sumber energi - Pasien telah
yang adekuat. mengatakan
2. Konsultasi Lelah, tidak
dengan ahli gizi kuat.
untuk O:
meningkatkan - Pasien
asupan tampak
makanan yang berenergi.
berenergi - Pasien makan
tinggi. roti dan
minum teh
manis hangat
untuk
menambah
energi.
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi nomor 1
4 4 1. Jelaskan semua S:
prosedur dan - Pasien
apa yang akan mengatakan
xxxi
dirasakan paham
selama tentang
prosedur. informasi dan
2. Instruksikan arahan yang
pasien diberikan
menggunakan perawat.
teknik relaksasi - Pasien
napas dalam. mengatakanm
3. Minta orang tua asih sedikit
atau suami khawatir akan
untuk terjadi
menemani sesuatu pada
pasien agar rasa bayinya.
cemas pada O:
pasien - Pasien
berkurang. melakukan
napas dalam
dan sugesti
anak dalam
kandungan
dengan
mengelus dan
mengatakan
semua akan
baik-baik
saja.
- Suami
mendampingi
pasien.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan
intervensi
xxxii
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Partus kasep merupakan bagian akhir dari proses persalinan yang
mengalami perpanjangan dan menimbulkan komplikasi baik pada ibu
maupun janin. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi diantaranya pada ibu
dapat menyebabkan syok, sepsis, dan rupture uteri, sedangkan pada janin
dapat menyebabkan cedera otak, asfiksia berat, atau bahkan kematian janin.
Melihat banyaknya komplikasi yang dapat terjadi pada persalinan dengan
partus kasep, maka persipan tindakan penanganan yang tepat penting
dilakukan. Misalnya, dengan pemanjangan kala 1 dapat dilakukan induksi dan
SC, sedangkan pada pemanjangan kala II dapat dilakukan tindakan forcep,
vakum, dan sc, serta jika janin sudah meninggal dapat dilakukan kraniotomi
dan embiotomi. Selain penatalaksanaan medis, perawat juga dapat
mengajarkan teknik non farmakologi misalnya napas dalam dan massage
punggung bagi ibu bersalin yang mungkin mengalami nyeri akibat kontraksi
4.2 Saran
Diharapkan kepada penulis selanjutnya untuk bisa memperbanyak studi
literatur tentang partus kasep agar semakin baik kedepannya dan dapat
dipraktikkan oleh mahasiswa keperawatan kepada kliennya.
xxxiii
DAFTAR PUSTAKA
xxxiv