Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KAJIAN KURIKULUM SMK

KURIKULUM 2013

Oleh :

Novi Anggita P 16050634045

Muchlisa 16050634035

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
S1 PENDIDIKAN TATA RIAS
KELAS TATA RIAS’16 A
2017
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat dan karunia-Nya, makalah Kajian Kurikulum SMK yang berjudul
“Kurikulum 2013” dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kurikulum SMK.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya.

Surabaya, September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………..i

Kata Pengantar………………………………………………………………….ii

Daftar Isi …………………………………………………………………..iii

BAB I

A. Latar Belakang …………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah …....……………………………………. 3


C. Tujuan .………………………………………….

BAB II

A. Rasional Pengembangan Perubahan Kurikulum 2013………………4


B. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013……………………………….7
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum………………………………….12
D. Kurikulum Berbasis Kompetensi……………………………………
E. Struktur Pengembangan Kurikulum 2013…………………………..14

BAB III

Simpulan …………………………………………….……20

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas
belajar mengajar. Secara etimologis, kurikulum berasal dari istilah
curriculum dimana dalam bahasa inggris, kurikulum adalah rencana
pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin yaitu currere, kata currere
memiliki banyak arti yaitu berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan
berusahauntuk.
Dalam bahasa arab, kurikulum disebut dengan manhaj yang berarti jalan
yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan, dalam pengertian
kurikulum pendidikan bahasa arab yang dikenal dengan istilah manhaj al-
dirasah yang jika dilihat artinya pada kamus tarbiyah adalah seperangkat
perencanaan dan media yang dijadikan sebagai acuan lembaga pendidikan
untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. Dalam pengertian
kurikulum, para ahli mengemukakan pendapatnya dalam memberikan
gambaran berupa definisi-definisi pengertian kurikulum.
Pengertian kurikulum menurut definisi Kerr, J.F (1968) adalah semua
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun
berkelompok, baik disekolah maupun diluar sekolah. Pengertian
kurikulum menurut definisi Inlow (1966), mengemukakan pendapatnya
bahwa pengertian kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang
khusus oleh pihak sekolah guna membimbing murid untuk memperoleh
hasil dari pembelajaran yang sudah ditentukan. Menurut definisi Neagley
dan Evans (1967), pengertian kurikulum adalah semua pengalaman yang
telah dirancang oleh pihak sekolah. Menurut pendapat Beauchamp
(1968), pengertian kurikulum adalah dokumen tertulis yang kandungannya
berisi mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan
melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian kurikulum menurut definisi Good
V.Carter (1973), mengemukakan pendapatnya bahwa pengertian
kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pembelajaran yang
sistematik. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pengertian kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Pengertian kurikulum menurut definisi Murray
Print yang mengemukakan pendapatnya bahwa pengertian kurikulum
adalah sebuah ruang pembelajaran yang terencana, yang diberikan secara
langsung kepada siswa oleh sebuah lembaga pendidikan dan pengalaman
yang dapat dinikmati oleh semua siswa pada saat kurikulum diterapkan.

Dari Pengertian Kurikulum secara umum dan pengertian kurikulum


menurut definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa pengertian kurikulum
sangatlah fundamental yang menggambarkan fungsi kurikulum yang
sesungguhnya dalam sebuah proses pendidikan. Dalam perkembangannya,
sejarah indonesia mengenai kurikulum telah berganti-ganti antara lain
sebagai berikut:

 Tahun 1947- Leer Plan (Rencana Pelajaran)


 Tahun 1952 - Rencana Pelajaran Terurai
 Tahun 1964 - Renthjana Pendidikan
 Tahun 1968 - Kurikulum 1968
 Tahun 1975 - Kurikulum 1975
 Tahun 1984 - Kurikulum 1984
 Tahun 1994 - dan Kurikulum 1999 - Kurikulum 1994 dan
Sublemen Kurikulum 1999
 Tahun 2004- Kurikulum Berbasis Kompetensi
 Tahun 2006- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
 Tahun 2013- Kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
“ Apa saja isi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada kurikulum
2013?”

C. Tujuan
1. Mengetahui perubahan-perubahan pada kurikulum 2013
2. Mengetahui landasan pengembangan kurikulum
3. Mengetahui tujuan pengembangan kurikulum
4. Mengetahui kurikulum 2013 berbasis kompetensi
5. Mengetahui pengembangan struktur kurikulum 2013
BAB II

PEMBAHASAN

A. Rasional Perubahan Pengembangan Kurikulum 2013


Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat
(19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Disamping itu, Pengembangan Kurikulum 2013
merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.
Pola pikir yang dikandung dalam kurikulum 2013 yang membedakan
dengan kurikulum sebelumnya adalah penyempurnaan pola pikir pada
kurikulum 2013 dilihat dari kondisi guru, siswa dan sarana-prasarana.

Elemen perubahan pada kurikulum 2013 adalah meliputi 3 aspek:


Elemen perubahan pada kurikulum 2013 adalah meliputi 3 aspek:
1. Kompetensi Lulusan: Adanya peningkatan dan keseimbangan soft
skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
2. Kedudukan mata pelajaran (ISI): Kompetensi yang semula diturunkan
dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan
darikompetensi.
3. Pendekatan (ISI): pada tingkat SD (Kompetensi dikembangkan
melalui: Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran); tingkat
SMP & SMA (Kompetensi dikembangkan melalui:
Mata pelajaran); sedangkan tingkat SMK (Kompetensi
dikembangkan melalui: vokasional)
Perubahan yang sangat mendasar pada kurikulum 2013 pada semua mata
pelajaran adalah materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan; Pendekatan pembelajaran berdasarkan
pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian
hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar [siswa
mencari tahu]; dan Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio.
Perubahan yang mendasar pada bidang matematika adalah pembelajaran
dimulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian ke semi
konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan; Rumus diturunkan oleh
siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan siswa
hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa
mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya); Perimbangan antara
matematika dengan angka dan tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb];
Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk menyelesaikan
permasalahan yang diajukan; Membiasakan siswa berfikir algoritmis;
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data, dan statistik
sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan standar internasional;
Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan.

Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-


faktor sebagai berikut:
Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait
dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan
penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak
berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah
penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-
2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar
yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya
manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999
juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum
Indonesia.
Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
sebagai berikut:
 Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta
didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan
gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;
 Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
 Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba
ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet);
 Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari
semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);
 Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
 Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
 Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap
memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta
didik;
 Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines);
dan
 Penguatan pola pembelajaran kritis.

Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.

 Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;


 Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
 Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.

Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak


relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta
didik.

B. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013


Kerangka dasar kurikulum satuan pendidikan {Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs.), Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)} merupakan landasan
filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai
acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional dan
pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman
pengembangan kurikulum pada {Sekolah Dasar (SD)/Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs.), Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK) }.

A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi
dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian
hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan
dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan
nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat
digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang
dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal
tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi
sebagai berikut.

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun


kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini
menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya
bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum,
hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan
luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai
pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan
masyarakat dan bangsa masa kini.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut


pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah
suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya
dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan
fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisi-kan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya,
dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan
intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin
ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin
ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu
(essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama
matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa


depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih
baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi


sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu
peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai
dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang
peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

B. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)
sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik
menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh
peserta didik menjadi hasil kurikulum.

C. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan
yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013

Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia


Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.

D. Kurikulum Berbasis Kompetensi

KBK adalah bentuk pendekatan kurikulum yaitu seperangkat rencana


acuan dan pengaturan kemampuan belajar, diamana pencapaiannya
disesuaikan dengan situasi daerah/sekolah dengan sistem pembelajaran
tuntas. KBK diimplementasikan ke dalam Kurikulum Berbasis Sekolah
(KBS).dan sistem pengelolaan sekolah pendekatan Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).BBE (Broad Based
Education) Life skill adalah salah satu sarana pencapaian tujuan
pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup ndalam konteks
pengetahuan, keterampilan gerak fisik, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam berfikir dan bertindak. Jadi konsep KBK dengan
BBE Life Skill dilakukan secara terintegrasi.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:


(1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan
dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih
lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD).
(2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran
(3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari
peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
(4) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif,
keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan
pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata
pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian utama
kurikulum.
(5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan
konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan
“disciplinary–based curriculum” atau “content-based curriculum”.
(6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
(7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi
pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik
konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat
tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah
kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap
adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan
dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
(8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk
memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria
Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).

· Ciri KBK antara lain : adanya persaingan sehat dalam rangka


peningkatan kualitas sumber daya manusia: persaingan antarsiswa,
persaingan antar lembaga, peningkatan produk lembaga pendidikan,
adanya standar kompetensi yang jelas, realistis, menantang,
menyenangkan, kreatif, dan mampu memecahkan masalah dengan
potensinya.
· Pendekatan KBK : Pendekatan 4 pilar pendidikan (belajar menjadi
diri sendiri, mengetahui, melakukan, dan belajar dalam kebersamaan),
Inkuiri (menggali dan memecahkan masalah), Konstruktif ( Sains,
Teknologi, Lingkungan , dan Masyarakat), Demokratis (penghargaan
terhadap kemampuan, adil, dan merata)
· Pengembangan potensi dalam KBM : Tugas lembaga dalam
pengembangan potensi adalah menggali dan mengembangkan potensi
siswa secara optimal untuk mencapai kecakapan hidup sehingga siap lanjut
dan mampu bersaing dalam dunia kehidupan masyarakat. Tugas guru
adalah menentukan pengalaman belajar siswa, memilih strategi mengajar,
dan menilai tingkat pencapaian kompetensi. Dalam pengalaman belajar
perlu diperhatikan kemitraan dan tanggung jawab bersama dari siswa,
guru, sekolah, orang tua, perguruan tinggi, dunia usaha, industri, dan
masyarakat.

E. Struktur Pengembangan Kurikulum 2013


 1. Struktur Kurikulum SD

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa
belajar selama satu semester. Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III
masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-
masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD adalah 40 menit.
Struktur Kurikulum SD adalah sebagai berikut:

Mata Pelajaran I II III IV V VI


KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 6 6 6 6
3. Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
KELOMPOK B
1. Seni Budaya dan Keterampilan (termasuk muatan lokal)
4 4 4 6 6 6
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (termasuk
4 4 4 4 4 4
muatan lokal)

Jumlah Alokasi Per Minggu 30 32 34 36 36 36


Keterangan: Seluruhnya merupakan Pembelajaran Tematik Terintegrasi

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi


kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan
kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek
afektif dan psikomotor.

Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran
sebagai organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Konten
IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa
Indonesia dan Matematika yang harus ada berdasarkan ketentuan
perundang-undangan.
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap,
kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran
serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan.
Tema memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta
didik tidak mempelajari konsep dasar tanpa terkait dengan kehidupan
nyata. Dengan demikian, pembelajaran memberikan makna nyata kepada
peserta didik.

Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia.


Keduanya adalah pemberi makna yang substansial terhadap bahasa, PPKn,
matematika dan seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata
dimana peserta didik dan masyarakat hidup. Disinilah kemampuan
dasar/KD dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain
yang memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang KD mata
pelajaran lainnya.

Berdasarkan sudut pandang psikologis, tingkat perkembangan peserta


didik tidak cukup abstrak untuk memahami konten mata pelajaran secara
terpisah-pisah. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi
dasar yang kuat untuk integrasi KD yang diorganisasikan dalam
pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka
pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan
keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

2. Struktur Kurikulum SMP

Beban belajar di SMP untuk Tahun VII, VIII, dan IX masing-masing 38


jam per minggu. Jam belajar SMP adalah 40 menit.
Struktur Kurikulum SMP adalah sebagai berikut:

Mata Pelajaran VII VIII IX


KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. IPA 5 5 5
6. IPS 4 4 4
7. B.Inggris 4 4 4
KELOMPOK B
1. Seni Budaya dan Keterampilan (termasuk muatan lokal) 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (termasuk muatan lokal) 3 3 3
3. Prakarya (termasuk muatan lokal) 2 2 2

Jumlah Alokasi Per Minggu 38 38 38

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi


kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan
kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek
afektif dan psikomotor.

3.Struktur Kurikulum SMA


Untuk menerapkan konsep kesamaan antara SMA dan SMK maka
dikembangkan kurikulum Pendidikan Menengah yang terdiri atas
Kelompok mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan. Mata
pelajaran wajib sebanyak 9 (Sembilan) mata pelajaran dengan beban
belajar 18 jam per minggu. Konten kurikulum (Kompetensi Inti/KI dan
KD) dan kemasan konten serta label konten (mata pelajaran) untuk mata
pelajaran wajib bagi SMA dan SMK adalah sama. Struktur ini
menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam belajar dan
mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya.
Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik (SMA) serta pilihan
akademik dan vokasional (SMK). Mata pelajaran pilihan ini memberikan
corak kepada fungsi satuan pendidikan dan di dalamnya terdapat pilihan
sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar di SMA untuk Tahun X,
XI, dan XII masing-masing 43 jam belajar per minggu. Satu jam belajar
adalah 45 menit.
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah kelompok mata pelajaran wajib
sebagai berikut.

Mata Pelajaran X XI XII


KELOMPOK WAJIB
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. B. Inggris 2 2 2
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Prakarya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok Wajib Per Minggu 23 23 23
KELOMPOK PEMINATAN
1. Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA) 20 20 20
2. Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK) 28 28 28

Kompetensi Dasar mata pelajaran wajib memberikan kemampuan dasar


yang sama bagi tamatan Pendidikan Menengah antara mereka yang belajar
di SMA dan SMK.
Bagi mereka yang memilih SMA tersedia pilihan kelompok peminatan
(sebagai ganti jurusan) dan pilihan antar kelompok peminatan dan bebas.
Nama Kelompok Peminatan digunakan karena memiliki keterbukaan
untuk belajar di luar kelompok tersebut sedangkan nama jurusan memiliki
konotasi terbatas pada apa yang tersedia pada jurusan tersebut dan tidak
boleh mengambil mata pelajaran di luar jurusan.
Struktur Kelompok Peminatan Akademik (SMA) memberikan keleluasaan
bagi peserta didik sebagai subjek tetapi juga berdasarkan pandangan
bahwa semua disiplin ilmu adalah sama dalam kedudukannya. Nama
kelompok minat diubah dari IPA, IPS dan Bahasa menjadi Matematika
dan Sains, Sosial, dan Bahasa. Nama-nama ini tidak diartikan sebagai
nama kelompok disiplin ilmu karena adanya berbagai pertentangan
fisolosfis pengelompokan disiplin ilmu. Berdasarkan filosofi rekonstruksi
sosial maka nama organisasi kurikulum tidak terikat pada nama disiplin
ilmu.

Terlampir di bawah adalah mata pelajaran peminatan dan mata pelajaran


pilihan (pendalaman minat dan lintas minat).

Mata Pelajaran VII VIII IX

KELOMPOK WAJIB 23 23 23

I. PEMINATAN MATEMATIKA DAN SAINS


1. Matematika 3 4 4
2. Biologi 3 4 4
3. Fisika 3 4 4
4. Kimia 3 4 4
II. PEMINATAN SOSIAL
1. Geografi 3 4 4
2. Sejarah 3 4 4
3. Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
4. Ekonomi 3 4 4
III. PEMINATAN BAHASA
1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2. Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
3. Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 4
4. Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan:
Pilihan Pendalaman Minat dan Lintas Minat 6 4 4
Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia 73 75 75
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh 41 43 43
BAB III
SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan


kurikulum berbasia sains yang bertujuan untuk mempersiapkan lahirnya generasi
emas bangsa indonesia, dengan sistem dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Pertanyaan

1. Mengapa kurikulum 2013 diimplementasikan ? (Ragil Oktari widyaning


tyastuti Nim:16050634042)
Jawab :
Kurikulum 2013 itu untuk memperbaiki kurikulum KTSP 2006,dan juga
mengapa KTSP diganti karena untuk mengembangkan pengetahuan dan
kepribadian siswa mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan Teknologi
sehingga anak-anak bangsa dapat bersaing secara global.
2. Apa tujuan utama kurikulum 2013 dan bagaiamana siswa
menerapkannya ? (alviana catur pratiwi Nim:16050634016)
Jawab :
Indonesia termasuk negara tertinggal dalam masalah pendidikan
maka,diperlukan perkembangan kurikulum untuk memajukan pendidikan
nasional yang berkualitas dan bermutu. Penerapannya siswa harus lebih
aktif didalam kelas dan paham akan teknologi karena sekarang kita hidup
di zaman teknologi.
3. Kondisi seperti apa sehinga ada penyempurnaan KTSP menjadi kurikulum
2013 ? ( Dwi febrian cristiningtyas Nim:16050634034)
Jawab :
Dilihat dari kondisi guru ,siswa,sarana dan prasarana
Dari kondisi guru yang dimaksud adalah guru harus menguasai materi dan
guru sudah dibekali tentang bagaimana menerapkan kurikulum 2013, dari
kondisi siswa yaitu siswa di tuntut aktif karena kurikulum 2013 adalah
kurikulum serba teknologi jadi siswa dilatih untuk membuat ppt untuk di
presentasikan di depan kelas, kemudian dari sarana dan prasarana yaitu
sarana dan prasarana juga sangat dibutuhkan untuk menunjang berjalannya
kurikulum 2013 karena tidak semua sekolah menerapkan kurikulum 2013
karena akibat sarana dan prasarana yang kurang memadai.
DAFTAR PUSTAKA

http://nasrudin11.blogspot.co.id/2014/11/landasan-pengembangan-kurikulum-
2013.html

www.kompasiana.com/matematikasegalajenjang/rasional-dan-elemen-perubahan-
kurikulum-2013_552b81956ea83483788b4576

http://smp3saketi.blogspot.com/2013/03/seri-kurikulum-2013-landasan.html

nasrudin11.blogspot.co.id/2014/11/landasan-pengembangan-kurikulum-2013.html

http://yaniaccount.blogspot.co.id/2013/07/deskripsi-kurikulum-berbasis-
kompetensi.html

https://ojaoji2013.wordpress.com/2013/11/19/kerangka-dasar-kurikulum-2013/

Anda mungkin juga menyukai