Makalah Distribusi Obat Rio
Makalah Distribusi Obat Rio
Dosen Pengampu :
Ayu Trisna Darmayanti, S.Farm., M.S.Farm
Disusun Oleh :
Putu Rio Febrian Parta Wiguna (22089016003)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Distribusi Obat” tepat waktu.
Makalah “Distribusi Obat” disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Ayu Trisna
Darmayanti, S.Farm., M.S.Farm selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum
Biofarmasetika dan Farmakokinetika. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang distribusi obat.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah
membantu baik langsung maupun tidak langsung, karena menyadari bahwa tanpa adanya
dukungan dari mereka, makalah ini tidak akan selesai tepat waktu. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Distribusi Obat...............................................................................................3
2.2 Struktur, Sifat Fisikokimia dan Mekanisme Kerja Secara Umum Dari Warfarin............3
2.3 Farmakokinetika Warfarin................................................................................................5
2.4. Interaksi Obat warfarin dengan Ibuprofen......................................................................6
2.5. Clotting Time...................................................................................................................6
2.6 Bleeding Time..................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Membran sel terdiri dari suatu lapisan lipoprotein ( lemak dan protein ) yang
mengandung banyak pori-pori kecil, terisi dengan air. Membran dapat ditembus
dengan mudah oleh zat-zat tertentu, dan sukar dilalui zat-zat yang lain, maka disebut
semi permeable Zat-zat lipofil ( suka Iemak ) yang mudah laryt dalam lemak dan tanpa
muatan listrik umumnya lebih lancar melintasinya dibandingkan dengan zat-zat
hidrofil dengan muatan (ion).
Interaksi farmakokinetik adalah interaksi antar 2 atau lebih obat yang diberikan
bersamaan dan saling mempengaruhi dalam proses ADME (absorpsi, distribusi,
metabolisme, dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau menurunkan salah satu
kadar obat dalam darah. Tubuh kita punya banyak enzim yang dapat berinteraksi
dengan berbagai molekul, termasuk obat, yang berpotensi menjadi racun atau nutrien.
Namun, setiap individu juga memiliki gen berbeda dan produk proteinnya menentukan
kemampuan individu merespons obat.
Obat yang masuk dalam tubuh - entah - lewat cara oral, irup, suntik, atau serap
lewat pori- pori- pori kulit - akan melalui beberapa tahap sebelum mencapai sasaran.
Setelah diserap, protein menjemput dan mengantarkan obat ke dalam suatu sel, misal
sel hati. Di sini mereka mengalami modifikasi oleh sejumlah enzim metabolik
(pembongkar-penyusun); bisa diaktifkan atau diurai. Pada manusia bentuk enzim itu
berlainan akibat perbedaan dari genetic. Bisa jadi seseorang punya enzim sangat aktif
sedangkan milik orang lain malah tidak terlalu aktif
iv
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud distribusi obat?
2. Bagaimana struktur, sifat fisikokimia dan mekanisme kerja secara umum dari
warfarin?
3. Bagaimana farmakokinetika warfarin: absorpsi obat warfarin, waktu paruh warfarin,
durasi dan onset warfarin, volume distribusi warfarin, metabolisme warfarin?
4. Bamaimana interaksi obat warfarin dengan ibuprofen?
5. Apa itu clotting time, perbedaan dengan metode bleeding time dan jenis - jenis uji
clotting time?
6. Apa itu bleeding time, perbedaan dengan metode clotting time dan jenis - jenis uji
bleeding time?
1.3 Tujuan
Berdasarkan beberapa rumusan masalah diatas, maka adanya beberapa tujuan yang akan
diperoleh dari penyusunan makalah ini, tujuan-tujuan tersebut yaitu :
a) Pembaca dapat mengetahui apa itu distribusi obat.
b) Pembaca dapat mengetahui struktur, sifat fisikokimia dan mekanisme kerja secara
umum dari warfarin.
c) Pembaca dapat mengetahui farmakokinetika dari warfarin.
d) Pembaca dapat mengetahui interaksi obat warfarin dengan ibuprofen.
e) Pembaca dapat mengetahui pengertian clotting time, perbedaan dengan metode
bleeding time dan jenis - jenis uji clotting time.
f) Pembaca dapat mengetahui pengertian bleeding time, perbedaan dengan metode
clotting time dan jenis - jenis uji bleeding time?
v
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah obat dikonsumsi dan diserap oleh tubuh, obat tersebut akan disalurkan
melalui sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti:
Obat yang diserap oleh usus halus ditransport ke hepar sebelum beredar ke
seluruh tubuh. Hepar memetabolisme banyak obat sebelum masuk ke sirkulasi.
Distribusi obat ini dapat menjadi masalah serius di beberapa penghalang alami seperti
penghalang darah-otak. Selain itu, distribusi obat juga dipengaruhi oleh berat dan
komposisi tubuh, yaitu cairan tubuh, massa otot, fungsi, dan peredaran darah berbagai
organ. Jumlah obat yang digunakan untuk mengobati pasien usia lanjut harus
diminimalkan untuk mengurangi kejadian reaksi merugikan, potensi interaksi obat-
obatan, dan kesulitan kepatuhan sementara pada saat yang sama meminimalkan biaya
yang terkait dengan farmakote rapi.
2.2 Struktur, Sifat Fisikokimia dan Mekanisme Kerja Secara Umum Dari Warfarin
Warfarin adalah senyawa kimia dengan rumus molekul C19H16O4. Ini adalah
obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah pembentukan dan migrasi
pembekuan darah. Struktur warfarin terdiri dari bentuk keto rantai terbuka dengan dua
isomer, R dan S, dan hemiketal yang memperkenalkan pusat asimetris kedua,
sehingga menghasilkan isomer RR, SS, RS, dan SR. Kedua enansiomer, R-warfarin
vi
dan S-warfarin, memiliki efek yang berbeda secara klinis sebagai obat. Natrium
warfarin, senyawa terkait, bertindak sebagai antikoagulan dengan menghambat
sintesis faktor koagulasi yang bergantung pada vitamin K
Bentuk: Kristal
Warna: Tanpa warna
Kekentalan (viskositas): Tidak berlaku
Sifat Kimia:
vii
yang diperlukan untuk menghasilkan bentuk aktif dari faktor-faktor pembekuan darah
tersebut. Dalam keadaan terikat, warfarin tidak memiliki aktivitas farmakologis, tidak
bertransformasi serta tidak diekskresi. Efek anti-koagulan dari warfarin membutuhkan
waktu beberapa hari karena efeknya terhadap faktor pembekuan darah yang baru
dibentuk bukan terhadap faktor yang sudah ada di sirkulasi. Warfarin tidak
mempunyai efek langsung terhadap trombus yang sudah terbentuk, tetapi dapat
mencegah perluasan trombus. Warfarin memiliki sepasang enantiomer, yaitu R-
warfarin dan S-warfarin, yang memiliki cara metabolisme berbeda oleh sitokrom
P450 (CYP). R-warfarin utamanya dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450 1A2
menjadi 6-hidroksiwarfarin dan 8-hidroksiwarfarin.
Warfarin diabsorpsi sepenuhnya dan efek antikoagulasi terjadi dalam 24-72 jam
setelah pemberian. Warfarin diekskresikan melalui urine (92%), terutama sebagai
metabolit dan dalam jumlah kecil sebagai obat yang tidak berubah. Waktu paruh
eliminasi sekitar 20-60 jam. Interaksi obat dapat mempengaruhi farmakokinetik
warfarin, termasuk di dalamnya adanya perubahan absorpsi, metabolisme, dan
transport obat yang dapat mengakibatkan penurunan maupun peningkatan aktivitas
antikoagulan.
Waktu paruh eliminasi warfarin adalah sekitar 35 jam. Durasi satu dosis
warfarin dapat bertahan hingga 2-5 hari dengan waktu plasma puncak dicapai dalam
1,5-3 hari. Volume distribusi warfarin adalah 0,14 liter/kg. Warfarin diabsorpsi secara
cepat dan komplit, dengan konsentrasi puncak umumnya dicapai dalam 4 jam
pertama. Efek antikoagulasi terjadi dalam 24-72 jam setelah administrasi, dengan
waktu puncak efek terapeutik terlihat dalam 5-7 hari setelah inisiasi. Warfarin
diekskresikan melalui urine (92%), terutama sebagai metabolit dan dalam jumlah
kecil sebagai obat yang tidak berubah. Warfarin dimetabolisme oleh hati. Interaksi
obat dapat mempengaruhi farmakokinetik warfarin, termasuk di dalamnya adanya
viii
perubahan absorpsi, metabolisme, dan transport obat yang dapat mengakibatkan
penurunan maupun peningkatan aktivitas antikoagulan
Awal kerja warfarin biasanya 24 hingga 72 jam. Durasi efeknya adalah 2-5 hari,
dengan waktu puncak plasma dicapai dalam 1,5-3 hari. Warfarin memiliki onset kerja
yang lambat, dan efek terapeutiknya tertunda selama 4 hingga 5 hari hingga semua
faktor pembekuan yang diaktifkan habis. Perubahan paling awal pada International
Normalized Ratio (INR), suatu ukuran pembekuan darah, biasanya terlihat 24 hingga
36 jam setelah pemberian dosis. Onset kerja dan durasi efek yang tertunda ini harus
dipertimbangkan ketika memulai atau menyesuaikan terapi warfarin untuk mencapai
efek antikoagulan yang diinginkan sambil meminimalkan risiko perdarahan.
ix
Perbedaan antara clotting time dan bleeding time terletak pada metode
pemeriksaan yang digunakan dan variabel yang diukur. Berikut adalah perbedaan
utama antara keduanya:
Clotting Time:
Bleeding Time:
x
2.6 Bleeding Time
Absorpsi obat adalah proses penyerapan obat dari tempat pemberian ke dalam
aliran darah. Kecepatan dan efisiensi absorbsi bergantung pada cara pemberiannya.
Proses ini menentukan seberapa cepat dan seberapa banyak obat yang mencapai aliran
darah, yang nantinya akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran
darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi obat antara lain aliran darah pada
lokasi absorbsi, jumlah area permukaan yang tersedia untuk absorbsi, dan lama
kontak dengan permukaan absorbs.
Perbedaan utama antara bleeding time dan clotting time terletak pada apa yang
diukur dan bagaimana pengukuran dilakukan:
Bleeding Time:
a) Metode pengukuran: Bleeding time diukur dengan cara ujung jari dilukai
dengan menggunakan lanset, dan waktu yang diperlukan untuk
perdarahan berhenti dicatat.
b) Variabel yang diukur: Bleeding time mencakup kemampuan
vasokonstriksi, fungsi dan jumlah trombosit, serta gangguan vaskuler.
c) Normal: Tidak ada rentang waktu normal yang pasti untuk bleeding time
karena variabel ini tergantung pada kondisi pasien dan gangguan yang
ada.
Clotting Time:
xi
Clotting time adalah waktu yang diperlukan untuk darah membeku atau
membentuk bekuan.
a) Metode pengukuran
Clotting time diukur dengan metode seperti metode Lee-White atau
metode tabung, di mana waktu yang diperlukan untuk pembentukan
bekuan darah dicatat.
b) Variabel yang diukur
Clotting time menilai kemampuan pembentukan protrombin dan
mengukur waktu yang diperlukan untuk membentuk protrombin.
c) Normal
Waktu normal clotting time adalah antara 3-10 menit.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk pemeriksaan bleeding time (waktu
perdarahan), antara lain:
1. Metode Duke
Metode ini melibatkan pembuatan luka kecil pada kulit, biasanya pada
lengan, dan pengukuran waktu yang diperlukan untuk perdarahan
berhenti. Metode ini umum digunakan di Indonesia karena perlukaannya
lebih kecil.
2. Metode Ivy
Metode ini juga digunakan untuk mengukur bleeding time. Pada metode
ini, luka pungsi dibuat pada lengan bawah, dan waktu yang diperlukan
untuk perdarahan berhenti dicatat. Kedua metode ini digunakan untuk
mengevaluasi kemampuan tubuh dalam menghentikan perdarahan
setelah trauma. Pemeriksaan bleeding time penting untuk menilai fungsi
trombosit dan mendeteksi adanya kelainan hemostasis
xii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Distribusi obat adalah proses-proses yang berhubungan dengan transfer
senyawa obat dari satu lokasi ke lokasi lain di dalam tubuh. Distribusi obat terjadi
melalui beberapa mekanisme, seperti pemasukan ke dalam jaringan lymphatik dan
pemasukan ke dalam jaringan vena sanguin. Jumlah lemak merupakan tempat
penyimpanan utama untuk obat, dan lemak juga mempunyai peranan dalam
membatasi efek senyawa yang kelarutannya dalam lemak adalah tinggi dengan
bekerja sebagai akseptor obat selama fase redistribusi.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Hardman, J. G., & Limbird, L. E. (Eds.). (2017). Goodman & Gilman's The Pharmacological
xiv