Hormon 2
Hormon 2
Hormon 2
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang
mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon
seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin
langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggungjawab dalam
menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal.
Mereka juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam pengaturan
perilaku seksual.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar
buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga
sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh
tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang
terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf.
Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang
memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh
kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir
semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon
dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon – yang
disebut ektohormon (ectohormone) – yang tidak langsung dialirkan ke aliran
darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-
selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau
dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan).
Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem
pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki
kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.
Klasifikasi Hormon
Hormon juga sejatinya adalah zat yang hanya ada sedikit di dalam tubuh namun
tak diragukan lagi fungsi dan kegunannya. Hormon dapat mengendalikan proses
pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, kekebalan, dan pola hidup manusia
sekalipun.
Karena pentingnya fungsi hormon, hormon diproduksi langsung oleh tubuh, tubuh
mensekresikan hormon melalui dua kelenjar, kelenjar endokrin dan kelenjar
eksokrin. Apa perbedaannya? endokrin mensekresikan hormon keseluruh tubuh
dengan bantuan darah untuk mendistribusikannya, sementara eksokrin
memerlukan saluran eksklusif untuk mengedarkan hormon.
Hormon juga sejatinya adalah zat yang peka terhadap rangsangan, contohnya
hormon adrenalin, insulin, atau testosteron yang merupakan hormon seks pada
manusia.
1. Kelenjar Hipotalamus
2. Kelenjar hipofisis
3. Kelenjar tiroid
4. Kelenjar paratiroid
5. Kelenjar timus
6. Kelenjar pankreas
7. Kelenjar adrenal
8. Kelenjar ovarium
9. Kelenjar testis
10. kelenjar pencernaan.
c. Hormon antidiuresis (ADH) Merangsang penyerapan semula air dari tubul ginjal.
(Kelenjar
agung) Menyebabkan pembebasan ovum daripada ovari dan
perkembangan folikel menjadi korpus luteum.
e. Hormon peluteinan (LH)
Merangsang perembesan hormon seks oleh ovari dan
testis.
Adrenalina
Menyediakan badan untuk menentang atau lari dalam
keadaan kecemasan dengan merangsang peningkatan
aras glukosa dalam darah.
Adrenal
Mengawal tekanan osmosis darah melalu penyerapan
semula ion natrium.
Aldosteron
Estrogen
Merangsang perkembangan organ seks perempuan dan
ciri seks sekunder seperti perkembangan kelenjar susu
dan pembesaran buah dada.
Ovari
Menyebabkan dinding uterus menebal untuk
penempelan uterus.
Progesteron
Adrenokortikotropik Korteks adrenal Merangsang korteks Kekurangan ACTH bisa Kelebihan ACTH menyebabkan penyakit
5
(ACTH) (kelenjar anak ginjal) adrenal menyebabkan penyakit Addison Sindrom chusing
Gonadotropik
Kekurangan LH akan menyebabkan Kekurangan LH akan menyebabkan
[folliclestimulating Produksi sperma, sel
6 Gonad Luruhnya dinding rahim dan kuatnya dinding rahim dan
(FSH), luteinizing telur, dan hormon seks
mengakibatkan menstruasi mengakibatkan telatnya menstruasi
(LH)]
Pembelahan sel,
Jaringan halus dan Akan mengalami kekerdilan atau
8 Pertumbuhan (GH) sintesis protein, dan Akan menderita gigantisme
tulang penghambatan pertumbuhan tulang
pertumbuhan tulang
Meningkatkan laju
Pada anak-anak dapat
metabolik, mengatur Dapat menderita
1 Tiroksin (T4) dan menyebabkan kretinisme sehingga
Seluruh jaringan pertumbuhan, dan gejala hipermetabolisme atau Morbus
0 triiodotironin (T3) menjadi kerdil. Pada orang dewasa
mengatur basedowi
menyebabkan menderita miksedema
perkembangan
1 Tulang, ginjal, dan Meningkatkan kadar PTH berkurang bisa memicu penyakit Kelebihan PTH bisa mengganggu
Paratiroid (PTH)
2 usus kalsium darah Batu Ginjal penyerapan zat besi dalam darah
1 Glukokortikoid Seluruh jaringan Meningkatkan kadar Jika kekurangan bisa menyebabkan Jika kelebihan bisa menyebabkan
3 (kortisol) gula darah ,dan tidak terkontrolnya metabolisme kurangnya metabolisme dalam tubuh dan
merangsang dalam tubuh yang bisa menyebabkan kadar gula dalam darah akan melebihi
timbunan penyakit seperti depresi
pemecahan protein normal
atau mati rasa
Menurunkan kadar
1 Hati, otot, dan jaringan gula darah, dan
Insulin Dapat menderita Diabetes Mellitus Glukosa dalam darah berkurang
7 adiposa meningkatkan
pembentukan glikogen
1 Androgen Gonad, kulit, otot, dan Merangsang ciri seks Jika kelebihan pada wanita akan
Menderita Andropause pada pria
9 (testosteron) tulang sekunder pria menyebabkan lebih bersifat kelaki-lakian
2 Estrogen dan Gonad, kulit, otot, dan Merangsang ciri seks Jika kelebihan pada pria akan
Menderita Menopause pada wanita
0 progesteron tulang sekunder perempuan menyebabkan bersifat kewanitaan
Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah hewan mencapai masa
pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin
dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh hewan. Hewan tingkat tinggi, termasuk
ternak, bereproduksi secara seksual, dan proses reproduksinya meliputi beberapa
tingkatan fisiologik yang meliputi fungsi-fungsi yang sangat komplek dan
terintegrasi antara proses yang satu dengan yang lainnya.
Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan dalam koordinasi
sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar hipotalamus terdapat
sel-sel khusus yang menghasilkan hormone pelepas/pembebas dan hormone
penghambat. Hormon pelepas bekerja menggiatkan kelenjar hipofisis untuk
menghasilkan hormone, sedangkan hormone penghambat bekerja dengan cara
menghambat kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormone. Contoh hormon
pelepas antara lain TRH (thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin
releasing hormone). TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid,
sedangkan GnRH memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle
stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).
Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis Kelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang selatursika
di bagian tulang baji dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland.
Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Hormon
Mengontrol sekresi beberapa hormone oleh
3 Adrenokortikotropik
korteks adrenal
(ACTH)
Melanocyte stimulating
1 Mempengaruhi warna kulit individu
hormon (MSH)
Kelenjar Timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan hormone timosin yang
berfungsi untuk merangsang limfosi. Terletak di sepanjang rongga trachea di
rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah
dewasa. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau
hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)
merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya
untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah
dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka
pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang
mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.
Kelenjar anak ginjal
Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas ginjal dan
dan banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun secara fungsional,
kelenjar ini terdiiri atas dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks
adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal. Berbentuk seperti bola atau
topi terletak di atas ginjal.
e. gerak peristaltik
Testis
Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang
pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin
pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya
suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh
hipofisis bagian anterior.
Penyakit Addison
Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi
misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala
– gejalanya berupa :
1. Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan
volume air dari cairan tubuh.
2. Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga
penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress
kecil saja misalnya flu atau kelaparan.
3. Lesu mental dan fisik.
Sindrom Cushing
Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari
glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh
pemerian obat – obatan kortikosteroid yang berlebihan.
Gejalanya berupa :
Sindrom Adrenogenital
Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya
akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal.
Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk
mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda – tanda kelainan
sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut
dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara,
payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang
kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda
kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup
oleh tanda – tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone.
Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda
– tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara
membesar seperti pada wanita).
Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan
noradrenalin dengan akibat sebagai berikut :
Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon
yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari
darah. Penyakit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam
darah. Pada kedua hal tersebut, sel – sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa
daridarah sehingga kekurangan energi dan akhirnya terjadi pembakaran cadangan
lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap dapat meyerap
glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi
dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena
penyakit yang dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit
ini, misalnya penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf. DM terdapat
dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul
akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau kerusakan
gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat – sifat yang diturunkan.
Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderita
membutuhkan suplemen insulin yang diberikan dengan cara penyuntikan.
DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin
walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat
mneurun dan merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin
pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul
setelah penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan
pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan
untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam.
Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita merasa
lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan
mudah sekali merasa haus. Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki
kerabat yang juga menderita diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes
toleransi glukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula
kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu
– satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel –
sel beta pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin
ketika mengkonsumsi gula.
Sebagai akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini
disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang ditandai
dengan rasa lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak
tidak mendapat cukup glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan, koma,
bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan dapat
dikontrol dengan meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan dalam
jumlah kecil.
Hipotiroidea
Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi
dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek
karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental
karena sel – sel otak kurang berkembang.
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah
yang besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan
tidak terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan
miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar,
mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara
fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada
makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.
Hipertiroidea
Keadaan dimana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala –
gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan
besar, jantung berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100.
Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto
imun dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap
reseptor TSH pada sel –sel tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka
kadar T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit Graves juga disertai dengan goiter
(struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola mata (eksoptalmus)
yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun kompleks pada otot bola mata
eksternal dan jaringan sekitar bola mata.
Fungsi Hormon
Fungsi hormon adalah sebagai pemberi signal pada sel target. Aksi hormon
ditentukan oleh pola sekresi dan signal tranduksi jaringan penerima. Faktor yang
mempengaruhi kerja hormon pada target organ:
Signal tranduksi adalah beberapa proses dimana satu sel mengkonvensi satu jenis
signal atau stimulus pada sel lain. Stigma tranduksi hormon mengikiti beberapa
tahapan sebagai berikut
Biosintesis hormon
Penyimpanan dan sekresi hormon
Transportasi hormon pada organ target
Pengenalan hormon oleh protein reseptor hormon yang menghasilkan
perubahan konformasi
Pengangkatan hormon
Kelenjer penghasil hormon reproduksi
Hormon sangat bermanfaat karena dari fungsi yang dilakukan hormon pada organ
tertentu, fungsi hormon ialah sebagai berikut :