Anda di halaman 1dari 2

Nama : Erdiansyah Julio putra

Kelas : XI Mplb1
Mapel : Bahasa Indonesia

SENJA DALAM KERINDUAN

Hari ini, tepatnya ada senja yang sedang kutungggu. Banyak sekali orang-orang yang
memamerkan dirimu senja. Betapa kagumnya aku padamu. Ketika semua orang
menunggumu, hanya untuk melihatmu sesaat, hanya dibeberapa musim kamu datang.

Akankah sore yang kutunggu kamu akan datang dengan indah seperti yang sudah aku
bayangkan? Jika kamu tidak akan datang juga tidak apa-apa, karena menunggu sudah biasa
untukku. Meskipun kamu selalu membuatku menunggu tapi aku tidak pernah kecewa
padamu, entah aku suka kamu. Meskipun kamu terkadang tidak membawa cantiknya
jinggamu, hahaha indah rasanya, nyaman.

Aku terheran sesaat ketika orang-orang mengagumimu, memperlihatkan betapa nyamannya


dirimu walau hanya sekejap. Senja, aku ingin bertanya, bagaimana rasanya banyak orang
yang menunggumu? Apakah itu menyenangkan atau malah mengganggu? Rasanya begitu
menyenangkan ya. Disaat kamu mempunyai banyak penggemar yang selalu menantikan
kehadiranmu.

Tapi, apa rasanya ketika kamu tidak muncul dengan jinggamu? Apakah orang-orang akan
marah dan membencimu atau bahkan akan kecewa dengan sangat? Senja jangan sedih
membawa gelap gulita ya, kamu jangan memikirkan orang orang yang akan membencimu.
Yang kamu harus selalu ingat, masih banyak yang akan menunggumu dan setia bersamamu.

Senja, karenamu aku selalu memiliki perasaan yang nyaman. Terimakasih ya, aku bersyukur
kepada Tuhanku, dia satu satunya yang mengirimu dengan indah. Kamu sudah
berterimakasih belum pada-Nya? Jangan lupa berterimakasih ya.

Oh ya senja, akankah hari ini kamu membawa temanmu hujan? Bilang saja padanya aku juga
penggemarnya, teman temanku juga loh, pastikan hujan akan menerima pesan ini.

Langit biruku perlahan berubah kemerahan dan jingga muncul bersamanya. Tiba-tiba tercium
bau tanah yang dibasahi, ternyata engkau hujan pembuat aroma bau ini. Cucian yang baru
aku selesaikan tidak bisa aku jemur, semuanya karenamu hujan tapi tidak apa-apa, aku tidak
akan marah. Aku meramal pikiranmu hujan, mungkin bumi ini terlalu kering untuk orang-
orang singgahi.

Terlalu membosankan untuk bertukar cerita hingga akhirnya kamu basahi. Salah satunya
seperti di kota kembang ini, Bandung. Orang-orang menyusuri jalanan sepanjang trotoar
setelah Bandung ditumpahi hujan yang cukup deras saat itu.

Menikmati dinginnya sore bersama senja. Senja yang kini kian membumi dengan indah dan
simetris. Manusia yang terbelenggu teknologi mulai menggemari senja dengan keindahannya,
yang terkadang berwarna merah jingga atau berwarna merah jambu.
Dibalik senja, selalu tersimpan cerita hangat yang membuatku tersenyum sendiri. Ingatanku
dihadapkan pada sahabat-sahabatku, masa putih abu-abu yang selalu aku rindukan.
Menantikan senja sembari berdiam diatas atap rumah bersama teman-temanku, diiringi gitar
tua dalam alunan lagu-lagu payung teduh dan dua cangkir kopi untuk bersama.

Menengadah bersama hanya untuk sesaat melihat senja. Hembusan angin menemani sejuknya
kota Bengkulu kala itu. Waktu berlalu dengan cepat, sudah lama tidak jumpa dengan mereka.
Rindu.

Anda mungkin juga menyukai