Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aprilia Setya Ayu Herawati

Nim : 01202203010

DIABETES MELITUS

A. Definisi

Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid,
dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). Diabetes melitus dibedakan menjadi 4 yaitu Diabetes
Melitus tipe 1, Diabetes Melitus tipe 2, Diabetes Melitus tipe lain san Diabetes Melitus Gestasional.

Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk membentuk insulin .
Diabetes tipe 1 diderita sejak masih anak-anak. Diabetes tipe 1 menyerang organ pankreas, yaitu tempat
pembentukkan insulin. Sedangkan Diabetes tipe 2 (penyakit gula tipe 2) atau diabetes melitus adalah penyakit
jangka panjang yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Penyakit ini adalah
kondisi umum yang menyebabkan kadar gula (glukosa) dalam darah menjadi terlalu tinggi.

B. Etiologi

Etiologi dari penyakit diabetes yaitu gabungan antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Etiologi lain dari
diabetes yaitu sekresi atau kerja insulin, abnormalitas metabolik yang menganggu sekresi insulin, abnormalitas
mitokondria, dan sekelompok kondisi lain yang menganggu toleransi glukosa. Diabetes mellitus dapat muncul
akibat penyakit eksokrin pankreas ketika terjadi kerusakan padamayoritas islet dari pankreas. Hormon yang
bekerja sebagai antagonis insulin juga dapat menyebabkan diabetes.

a) Diabetes Melitus tipe 1

Diabetes yang terkandung pada insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pancreas yang disebabkan oleh:

1) Faktor genetik: Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi
atau kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe 1.

2) Faktor imunologi: Pada DM tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon
abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah jaringan asing.

3) Faktor Lingkungan Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel dan pankreas, sebagai contoh hasil
penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat
menimbulkan destruksi sel dan pankreas.

b) Diabetes Melitus Tipe 2


Faktor resiko yang berhubunngan dengan proses terjadinya DM tipe II diantaranya ialah:

1) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia > 65 tahun)

2) Obesitas

3) Riwayat keluarga

4) Kelompok etnik.

C. Gejala

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari saja.
Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita
diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik.Beberapa ciri-ciri penyakit gula atau
diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:

 Sering merasa haus atau sangat lapar


 Sering buang air kecil, terutama pada malam hari
 Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
 Penurunan massa otot
 Pandangan kabur
 Urine mengandung keton
 Tubuh mudah lelah dan lemas
 Luka menjadi lebih sulit sembuh
 Mudah mengalami infeksi, seperti di gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih

D. Dampak

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara
lain :

a) Komplikasi Metabolik Akut

 Hipoglikemia : kekurangan glukosa dalam darah


 Ketoasidosis Diabetik : kelebihan kadar glukosa dalam darah sedangkan fungsi insulin menurun.
 Sindrom HHNK : komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan hiperglikemia berat dengan kadar gula
lebih dari 600mg/dl.

b) Komplikasi Metabolik Kronik

 Kerusakan retina mata


 Kerusakan ginjal
 Kerusakan saraf
 Penyakit Jantung Koroner
 Hipertensi

E. Pemeriksaan Biokimia

 Tes gula darah sewaktu : mengukur kadar glukosa dalam darah pada jam tertentu secara acak.
 Tes gula darah puasa : mengukur kadar glukosa dalam darah dalam kondisi pengidap harus berpuasa
selama 8 jam.
 Tes toleransi glukosa : pengidap harus berpuasa semalaman sebelum cek glukosa dalam darah.
 Tes HbA1C : untuk mengukur kadar glukosa dalam darah pengidap selama 2-3 bulan kebelakang.

F. Penanggulangan Jangka Panjang/Pendek

Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target
pengendalian glukosa darah.

Jangka panjang:

 Kurangi Asupan Gula dan Karbohidrat.


 Perhatikan Porsi Makan.
 Rutin Olahraga.
 Konsumsi Air Mineral.
 Berhenti Merokok.

G. Nilai Standar Normal Pemeriksaan Lab ( darah dan urin )

kadar glukosa darah BSNS 126 mg/dL, BS2JPP S 200 mg/dL dan glukosa urin positif untuk menentukan pasien yang
positif diabetes melitus (DM), sedangkan pasien yang bukan diabetes melitus kadar glukosa darah BSN <126
mg/dL, kadar glukosa darah BS2JPP < 200 mg/dL dan glukosa urin negatif.

Anda mungkin juga menyukai