Anda di halaman 1dari 4

Nama : Allya Zafira Siregar

Kelas : 1
Burung Bangau dan Seekor Anjing

Suatu hari seekor anjing pergi mencari makanan ke sebuah danau, disana terkadang terdapat
beberapa makanan terkadang pula tidak sama sekali ada makanan untuk sang anjing. Sang anjing
menggunakan penciuman, mata dan telingannya untuk mencari makanan hingga ketika dia berjalan
sang anjing mencium bau anyir lalu dia mengikuti arah bau itu dan sampailah dia tepat dimana bau
itu berasal namun dia tidak menemukan ikan itu di tanah maupun dekat air danau. Ketika dia
melihat ke atas ternyata seekor bangau bertengger di sebuah pohon, paruhnya yang besar sedang
memegang ikan di paruhnya. Burung bangau itu bukanlah burung yang sering dilihat oleh sang
anjing.
Sang anjing tersenyum bahagia karena dia telah menemukan makanan, meskipun makanan
itu dipegang oleh seekor burung bangau yang besar “ah aku tidak perlu mencari ke tempat yang
jauh karena aku sudah menemukan makanan yang aku cari dan makanan itu cukup untuk
membuatku kenyang.” pikir sang anjing. Sang anjing kini melihat sang burung bangau yang
bertengger di pohon itu dengan penuh rasa kagum lalu sang anjing berkata sambil berteriak dengan
keras “hai burung yang indah dan cantik, kau kelihatan sangat indah ketika bertengger di dahan
itu.” sang burung bangau menoleh ke arah sang anjing dengan memiringkan kepalanya dia
memperhatikan sang anjing dengan sangat curiga, sang burung bangau tetap menutup paruhnya dan
tidak membalas sahutan sang anjing.
“Lihatlah kakimu yang besar dan kuat itu” kata sang anjing “tubuhmu yang besar dan warna
bulumu yang cerah seperti pelangi, sayapmu yang lebar itu sangat cantik dan paruhmu yang
panjang itu sangat indah.” rayu sang anjing, “burung indah seperti dirimu pasti memiliki suara yang
cukup bagus dan merdu, kau adalah burung sempurna ketika kau bernyanyi dengan indah dan aku
akan memujimu selayaknya sang ratu burung yang indah.” Mendengar rayuan sang anjing yang
begitu membuat senang sang burung bangau, sang burung bangau kini lupa akan rasa curiga dan
ikan besar yang dipegang oleh mulutnya.
Sang burung bangau ingin sekali disebut-sebut sebagai sang ratu burung dan kini dia
membuka mulutnya dan mengeluarkan suara-suaranya yang cukup keras. Tidak sadar sang burung
telah menjatuhkan ikan besarnya ke dekat sang anjing.
Sang anjing berhasil mengelabui sang burung, ketika ikan itu jatuh ke tanah sang anjing
menginjak itu sambil berkata “Kau memang burung besar dan cantik, kau memiliki suara meskipun
tidak semerdu burung lain tapi dimanakah otakmu kau menjatuhkan ikan yang cukup besar ini, aku
sangat berterima kasih.” Sang anjing menggigit dan pergi dari sang burung sambil tersenyum manis
dan sang burung kini menyesali perbuatannya.
Kesimpulan dari Contoh Cerita Hewan Fabel : Burung Bangau dan Seekor Anjing adalah
kesombongan akan membuat kita lupa diri, sehingga merugikan kita dimasa yang akan datang.
Hati-hati dalam menerima pujian karena bisa saja pujian justru akan menjatuhkan kita.
Nama : M. Rafa Aditya
Kelas : 1
Kijang dan Seekor Kambing

Suatu hari seekor kijang keluar dari sebuah hutan untuk mencari makanan, kijang itu pergi
ke sebuah peternakan kambing dimana disana terdapat berbagai macan makanan dan berharap dia
bisa meminjamnya dari para kambing tapi dia berniat untuk tidak mengembalikan apa yang telah
dia pinjam. Sang kijang harus menempuh jarak yang jauh untuk mencapai tempat peternakan
kambing, setelah sampai disana dia melihat seekor kambing membawa sesuatu dipunggungnya sang
kijang penasaran dengan benda yang ada dipunggung sang kambing kemudian dia mendekati sang
kambing sambil memasang wajah sedih.
Ketika sang kijang menghampiri sang kambing dia bertanya kepada sang kambing mengenai
benda yang dia bawa dipunggungnya dan sang kambing menjawab bahwa benda itu adalah
sekantong gandum terbaik diladang petani dan gandum itu merupakan gandum pilihan.
Mendengar penjelasan sang kambing, sang kijang memohon kepada sang kambing untuk
meninjamkannya karena dia tidak memiliki makanan lagi dan sulitnya mencari makanan di hutan.
Sang kambing tidak percaya begitu saja dengan apa yang telah dikatakan sang kijang “Kenapa aku
harus meminjamkan gandum ini kepadamu?” Tanya sang kambing dengan curiga “karena di hutan
sulit sekali mencari makanan, lagi pula aku ini makhluk yang dapat dipercaya.” jawab sang kijang
sambil meyakinkan sang kambing, sang kambing berpikir jika dia meminjamkan gandum ini
kepada sang kijang apa sang kijang tidak akan kabur jika aku menagihnya karena larinya lebih
cepat dariku, aku takut sang kijang hanya memperdayaiku “apa jaminan jika aku meminjamkan
gandum ini kepadamu dan jika aku menagihnya kau tidak akan lari dariku?” Tanya sang kambing
dengan tegas “yakinlah padaku wahai tuan kambing.” kata sang kijang “aku akan mengembalikan
apa yang telah aku pinjam dan aku tidak akan lari jika kau menagih padaku.” kata sang kijang
meyakinkan sang kambing.
Sang kambing tetap saja tidak mempercayainya “aku masih tidak percaya.” kata sang
kambing “tuan kambing kata-kataku ini mampu kau pegang sang serigala bisa menjamin kejujuran
ku.” kata sang kijang “Serigala katamu?” teriak sang kambing “aku mengenal sang serigala dengan
sangat baik, dia memang mahkluk yang dapat dipercaya.” singgung sang kambing “bahkan saking
jujurnya apapun yang dia mau dia ambil dan tidak pernah aku melihat apa yang dia ambil itu
dikembalikan, dia seenaknya saja membawa sesuatu yang bukan miliknya tanpa merasa bersalah.”
tegas sang kambing “tuan kijang, mungkin anda sama seperti tuan serigala, kau bisa saja lari ketika
aku menagih hutangmu padaku.” jelas sang kambing. Sang kambing tidak mempercayai kata-kata
yang keluar dari mulut seorang penjahat maka dari itu dia tidak meminjamkan gandumnya kepada
sang kijang dan pergi meninggalkan sang kijang.
Kesimpulan dari Contoh Cerita Hewan Fabel : Kijang dan Seekor Kambing adalah perbuatan
buruk yang pernah dilakukan oleh seseorang akan diingat, sehingga orang lain akan sulit percaya
dikemudian hari.
Nama : Nova Ata Triansyah
Kelas : 1
Kucing Kota dan Kucing Desa

Suatu hari di saat matahari hampir tenggelam seekor kucing kota dengan bulu lebat dan
menawan datang menjenguk saudaranya di sebuah desa, kucing desa amat senang dengan
kedatangan sang kucing kota, sang kucing kota berbincang-bincang mengenai pengalamanya, dan
sang kucing desa hanya mendengarkan cerita itu. Sang kucing desa menjamu sang kucing kota
dengan makanan yang sederhana. Sang kucing kota mengunyah makanan-makanan hidangan itu
dengan sangat sopan meskipun itu hanyalah sekedar basa-basi belaka. Sang kucing desa sangat
tertarik mendengar cerita dari kucing kota itu sang kucing ingin sekali mencicipi bagaimana
enaknya hidup di sebuah perkotaan yang penuh dengan makanan.
Hingga akhirnya mereka tidur berdua dengan tenang dan nyaman di atas rerumputan dan
jerami kering di bawah sebuah pohon yang rindang hingga ayam berkokok menandakan pagi hari
telah tiba. Ketika tidur semalam sang kucing desa bermimpi hidup di sebuah kota dengan segala
kemewahaannya hingga dia mau ketika sang kota mengajaknya untuk pergi ke kota bersamanya
dengan janji bahwa sang kucing kota akan memberikan kesenangan, kemewahan dari kehidupan
kota. Lalu mereka berdua berangkat ke kota dengan penuh harapan.
Sampailah mereka di sebuah rumah yang cukup besar dan mewah ketika mereka masuk
sang kucing desa kaget dengan makanan di atas meja, dia mencium aroma yang sangat enak dan
lezat hingga semangat makannya kini meningkat. Tidak lama kemudian penghuni rumah datang dan
melihat sang kucing desa telah berada di meja makan mengendus-ngendus makanan mereka.
Dengan penuh amarah penghuni rumah mengambil sapu lalu memukul sang kucing desa, sang
kucing desa merasa ketakutan dengan kelakuan penghuni rumah dia berlari menjauh darinya, lalu
sang kucing kota menjelaskan kepada kucing desa bahwa bukan begitu cara mendapatkan makanan
disini. “Pertama biarkan para penghuni rumah makan dengan tenang, kemudian kau harus
mendekatinya sambil meminta-minta dan mengesek-gesekan tubuhmu ke penghuni rumah itu maka
cara itu akan berhasil kau pasti mendapatkan makanan dari penghuni rumah.” jelas sang kucing
kota, sang kucing desa mencoba apa yang dikatakan sang kucing kota, memang benar dia
mendapatkan makanan dari penghuni rumah namun makanan itu adalah makanan sisa seperti tulang
belulang. Sang kucing desa kecewa dengan keadaannya di kota dia berbicara kepada sang kucing
kota “aku memang memiliki kemewahan disini tapi apa mewahnya jika aku hanya mendapatkan
sisa makanan, dan hidupku tidak tenang ketika aku akan mencicipi makanan di meja itu sebilah
kayu menghantam tubuhku.” lalu sang kucing keluar dan meninggalkan kota tersebut, kini dia
kembali ke desa dengan makanan yang sederhana namun penuh dengan kedamaian dan ketenangan.
Kesimpulan dari Contoh Cerita Hewan Fabel : Kucing Kota Dan Kucing Desa adalah
bersyukurlah atas apa yang kita miliki saat ini.
Nama : Kinara Sabrina
Kelas : 1
Gajah Gembul Berhati Mulia

Suatu hari, Nono, Bono dan Bimbim berencana melakukan perjalanan. Mereka akan pergi
ke Danau Satuari. Lokasinya tak jauh dari tempat tinggal mereka bertiga. Sekitar 2 Kilometer
jauhnya jika ketiganya berjalan. Hari pun telah ditentukan. Minggu pagi jam 06.00 mereka akan
berangkat ke Danau Satuari. Danau itu memang dipilih sebagai tempat berlibur anak-anak hewan
tiap hari Minggu. Tempatnya sejuk, airnya jernih serta menyegarkan. Di tempat itu, Nono, Bono
dan Bimbim bisa duduk-duduk atau mandi di dalam air. Pepohonan yang mengitari danaunya
memberikan keteduhan bagi hewan yang bermain. Yang menarik adalah pemandangan di danau
Satuari membuat para binatang betah berlama-lama disana. Itulah alasan kenapa ketiganya memilih
pergi kesana. Jam 06.00 pagi mereka berangkat. Jalan-jalan setapak dilewati dengan gembira.
Ketiganya pun tiba di sebuah persawahan dan berjumpa dengan pak Tani.
Nono : “Pak Tani, kenapa mukanya sedih?” Tanya Nono
Pak Tani: “Bapak ingin memindahkan rumput dalam karung ini ke atas sepeda. Tapi bapak
tidak kuat mengangkatnya!” Jawan pak Tani
Nono : “Mari, Nono bantu mengangkatnya, pak.” Balas Nono
Melihat pak Tani yang tampak murung. Nono membantunya mengangkat karung pak Tani
itu. Dia membantu si bapak mengangkat rumput ke atas sepeda milik pak Tani. Alhasil, petani tadi
bisa membawanya pulang sebagai pakan sapi di rumahnya. Perjalanan pun kembali dilanjutkan.
Kali ini Nono, Bono dan Bimbim menjumpai pohon yang tumbang. Pohon itu menghalangi mereka
melewati jembatan penghubung menuju ke danau Satuari. Banyak hewan yang sulit melewati
pohon yang tumbang tadi. Bono dan Bimbim kemudian meminta Nono membantu para binatang,
agar mereka bisa melewati jembatan seperti biasa.
Bono : “Nono, kamu bisa membantu memindahkan pohon tumbang ini, kan?” Tanya Bono
Bimbim : “Iya, Nono. Kasihan mereka tidak bisa jalan.”
Melihat kejadian itu, Nono pun tidak tega. Dia memindahkan pohon yang tumbang ke
pinggir jalan agar jembatan bisa dilalui dengan normal. Dengan tubuhnya yang besar dan kekuatan
otot belalainya, Nono dengan mudah dapat memindahkan batang pohon yang tumbang. Para hewan
dan pejalan kaki yang lain pun tertolong berkat kebaikan si gajah. Setelah melewati jembatan itu,
tiga hewan yang bersahabat tadi hampir sampai ke danau Satuari. Tinggal 200 meter lagi mereka
akan sampai pada lokasi. Namun, tiba-tiba kejadian tak terduga dialami Bono si kancil. Kakinya tak
sengaja terperosok dalam lubang. Bono merintih kesakitan. Kaki kancil itu terkilir sehingga
kesakitan saat melanjutkan perjalanan. Akhirnya, ketiganya memutuskan beristirahat sebentar.
Dengan telaten kedua sahabat Bono, Nono dan Bimbim, mengobati kakinya. Bimbim
meminta Bono meluruskan kakinya sembari memijat kaki yang terkilir. Tak beberapa lama
kemudian, sakit di kaki Bono membaik. Kondisi Bono yang kurang baik, membuat sahabatnya iba.
Nono pun akhirnya memutuskan untuk membantu temannya itu. Dia menaikkan Bono ke
punggungnya dan melanjutkan perjalanan ke danau Satuari. 10 menit setelah Bono dipanggul Nono,
mereka pun tiba di danau Satuari.

Kesimpulan : Jadilah manusia yang penolong, memberi manfaat bagi sesama makhluk hidupnya

Anda mungkin juga menyukai