Anda di halaman 1dari 14

BAB VI

PEGAS

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari pada percobaan ini adalah untuk memahami pengertian Hukum Hooke
dan dapat mengukur tetapan pegas.

B. Alat – alat yang Dipergunakan

Alat – alat yang dipergunakan adalah :


1. Tiga buah pegas dengan panjang tertentu
2. Statif
3. Anak timbangan
4. Mistar / penggaris

Gambar 6.1 Alat – alat yang dipergunakan dalam percobaan pegas

49
C. Landasan Teori

Berdasarkan Hukum Hooke, jika sebuah pegas dikenai gaya sebesar F maka akan
terjadi pertambahan panjang dari pegas sebesar (x) yang sebanding dengan nilai F.
Hubungan dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
F  x (6.1)
Atau dengan memasukkan tetapan kesebandingan k maka persamaan diatas menjadi :
F = k x (6.2)
Pegas dapat disusun secara seri maupun paralel. Analisa pegas susunan seri maupun
pararel sesuai dengan persamaan (6.2). Jika sebuah pegas dikenai gaya sebesar F
pertambahan panjang dari pegas sebesar (x) sebanding dengan besar F (dalam hal
ini adalah gaya tarik bumi = mg). Tetapan pegas ekivalen untuk susunan seri (ks)
oleh 2 pegas (k 1 dan k 2 ) adalah

k1k2
ks  (6.3)
k1  k2

Tetapan pegas ekivalen untuk susunan paralel (kp) oleh 2 pegas (k 1 dan k 2 ) adalah

kp  k 1  k 2 (6.4)

D. Pelaksanaan Percobaan

1. Menentukan tetapan pegas tunggal

a. 1 pegas dipasang di statif, kemudian panjang pegas awal diukur.

Gambar 6.2 Susunan Pegas Tunggal

50
b. Anak timbangan dipasang pada pegas sebagai beban, dimulai dengan beban 50
g, 60 g, 70g, 80 g, 90 g, 100 g, 110 g, 120 g dan 130 g, sambil diukur
pertambahan panjang pegas setiap pergantian beban.
c. langkah – langkah di atas diulangi utuk pegas ke 2, dengan panjang pegas lebih
pendek dari pegas 1.
2. Menentukan tetapan pegas untuk susunan seri
a. Susun pegas secara seri seperti gambar.

Gambar 6.3 Susunan Pegas Seri

b. Panjang pegas awal diukur dengan mistar.


c. Anak timbangan dipasang pada pegas sebagai beban, dimulai dengan beban 50
g, 60 g, 70g, 80 g, 90 g, 100 g, 110 g, 120 g ,130 g, 140 g, 150 g, 160 g, 170 g,
dan 180 g sambil diukur pertambahan panjang pegas setiap pergantian beban.
3. Menentukan tetapan pegas untuk susunan pararel
a. Susun pegas secara pararel seperti gambar.

Gambar 6.4 Susunan Pegas Pararel

51
b. Panjang pegas awal diukur dengan mistar.
c. Anak timbangan dipasang pada pegas sebagai beban, dimulai dengan beban 50
g, 60 g, 70g, 80 g, 90 g, 100 g, 110 g, 120 g, 130 g, 140 g, 150 g, 160 g, 170 g,
180 g, 190 g, 200 g, 210 g,220 g, 230 g, 240 g dan 250 g sambil diukur
pertambahan panjang pegas setiap pergantian beban.

E. Hasil Percobaan dan Analisis Data

1. Perhitungan Pegas Tunggal 1


Tabel 6.1 Pegas Tunggal 1

massa x Δx
No massa² m. Δx
(gram) cm cm
1 0 7,8 0 0 0
2 50 8,1 0,3 15 50
3 60 8,4 0,6 36 60
4 70 8,7 0,9 63 70
5 80 9,6 1,8 144 80
6 90 10,8 3 270 90
7 100 12,2 4,4 440 100
8 110 13,6 5,8 638 110
9 120 15,2 7,4 888 120
10 130 16,4 8,6 1118 130
Jumlah 810 110,8 32,8 3612 810

PEGAS TUNGGAL 1
10
8
y = 0.0719x - 2.5418
6 R² = 0.7834
ΔX (CM)

4
2
0
0 20 40 60 80 100 120 140
-2
-4
M (GRAM)

X - X0 Linear (X - X0)

Gambar 6.1a Grafik Hubungan Massa Dengan ∆x Pegas Tunggal 1

52
Dari persamaan y= 0,0719x – 2,5418
. . . . . ,
b = = = 0,001617
. ( ) . ( )

g = gravitasi bumi = 9,80 m/s2  980 cm/s2


g
k1 = 
b

=- = −606060,6061 gr/dt
,

PEGAS TUNGGAL 1
1100
y = 8.7771x - 349,75
R² = 0,7142
m. Δx (cm)

600

100
0 20 40 60 80 100 120 140
-400
m (gram)

m. Δx Linear (m. Δx)

Gambar 6.1b Grafik Hubungan Massa Dengan m.∆x Pegas Tunggal 1

𝛴𝑚 . 𝛴𝛥𝑥 − 𝛴𝑚. 𝛴𝛥𝑥𝑚 78900.32,8 − 810.3612


𝐴= =
𝑁. 𝛴𝑚 − (𝛴𝑚) 10.78900 − (810)
= -2,54176

𝑁. 𝛴𝛥𝑥. 𝑚 − 𝛴𝑚. 𝛴𝛥𝑥 10.3612 − 810.32,8


𝐵= =
𝑁. 𝛴𝑚 − (𝛴𝑚 ) 10.78900 − (810)
= 0,07187
K = g/B

= 9,8/0,07187

= 136,35731

53
2. Perhitungan Pegas Tunggal 2
Tabel 6.2 Pegas Tunggal 2

Pegas Tunggal 2

No massa
x (cm) Δx massa² m. Δx
(gram)

1 0 14,5 0 0 0
2 50 21,7 7,2 360 50
3 60 23,2 8,7 522 60
4 70 24,9 10,4 728 70
5 80 26,4 11,9 952 80
6 90 28,2 13,7 1233 90
7 100 29,8 15,3 1530 100
Jumlah 450 168,7 67,2 5325 450

PEGAS TUNGGAL 2
20

y = 0.1529x - 0.2315
15
R² = 0.9983

10
ΔX (CM)

0
0 20 40 60 80 100 120 140
-5
M (GRAM)

X - X0 Linear (X - X0)

Gambar 6.2a Grafik Hubungan Massa Dengan ∆x Grafik Pegas Tunggal 2


Dari persamaan y= 0,1529x – 0,2315
. . . . . ,
b = = = 0,00579
. ( ) . ( )

g = 9,80 m/s2  980 cm/s2


g
k2 =  =− = −169257,3402 gr/dt
b ,

54
PEGAS TUNGGAL 2
2200

1700
y = 14.927x - 198.85
1200
m. Δx (cm)

R² = 0.888
700

200

-300 0 20 40 60 80 100 120

-800
m (gram)

m. Δx Linear (m. Δx)

Gambar 6.2b Grafik Hubungan Massa Dengan m.∆x Pegas Tunggal 2

𝛴𝑚 . 𝛴𝛥𝑥 − 𝛴𝑚. 𝛴𝛥𝑥𝑚 35500.67,2 − 450.5325


𝐴= =
𝑁. 𝛴𝑚 − (𝛴𝑚) 7.35500 − (450)
= -0,23152

𝑁. 𝛴𝛥𝑥. 𝑚 − 𝛴𝑚. 𝛴𝛥𝑥 7.5325 − 450.67,2


𝐵= =
𝑁. 𝛴𝑚 − (𝛴𝑚 ) 7.35500 − (450)
= 0,15293
K = g/B

= 9,8/0,15293

= 64,0816

55
3. Perhitungan Pegas Susunan Seri

Tabel 6.3 Pegas Dengan Susunan Seri

Pegas Susunan Seri

No massa
x (cm) Δx massa² m. Δx
(gram)

1 0 29,2 0 0 0
2 50 37,2 8 2500 400
3 60 39,5 10,3 3600 618
4 70 41,7 12,5 4900 875
5 80 44,3 15,1 6400 1208
6 90 47,4 18,2 8100 1638
7 100 50,3 21,1 10000 2110
8 110 53,7 24,5 12100 2695
9 120 56,6 27,4 14400 3288
10 130 59,6 30,4 16900 3952
Jumlah 810 459,5 167,5 78900 16784

PEGAS SUSUNAN SERI


35
30 y = 0.242x - 2.854
R² = 0.9727
25
20
ΔX (CM)

15
10
5
0
-5 0 20 40 60 80 100 120 140
-10
M (GRAM)

X - X0 Linear (X - X0)

Gambar 6.3a Grafik Hubungan Massa Dengan ∆x Pegas dengan susunan Seri

Dari persamaan y= 0,242x – 2,854


. . . . . ,
b= = = 0,00544
. ( ) . ( )

56
g = 9,80 m/s2  980 cm/s2
g
ks = 
b
980
= − 0,00544 = −180147,0588 gr/dt

PEGAS SUSUNAN SERI

y = 31.502x - 873.23
2800
R² = 0.8551

1800
m. Δx (cm)

800

-200
0 20 40 60 80 100 120 140

-1200
m (gram)

m. Δx Linear (m. Δx)

Gambar 6.3b Grafik Hubungan Massa Dengan m.∆x Pegas dengan susunan Seri

𝛴𝑚 . 𝛴𝛥𝑥 − 𝛴𝑚. 𝛴𝛥𝑥𝑚 78900.167,5 − 810.16784


𝐴= = = −2,853
𝑁. 𝛴𝑚 − (𝛴𝑚) 10.78900 − (810)
𝑁. 𝛴𝛥𝑥. 𝑚 − 𝛴𝑚. 𝛴𝛥𝑥 10.16784 − 810.167,5
𝐵= = = −0,24202
𝑁. 𝛴𝑚 − (𝛴𝑚) 10.78900 − (810)
K = g/B

= 9,8/0,24202

= 40,49252

57
4. Perhitungan Pegas Susunan Paralel
Tabel 6.4 Pegas Dengan Susunan Paralel

Pegas Susunan Paralel

No massa
x (cm) Δx massa² m. Δx
(gram)

1 0 18,1 0 0 0
2 50 21,4 3,3 2500 165
3 60 22,5 4,4 3600 264
4 70 23,6 5,5 4900 385
5 80 24,7 6,6 6400 528
6 90 25,8 7,7 8100 693
7 100 26,9 8,8 10000 880
8 110 27,9 9,8 12100 1078
9 120 29,1 11 14400 1320
10 130 30,3 12,2 16900 1586
11 140 31,4 13,3 19600 1862
12 150 32,5 14,4 22500 2160
13 160 33,6 15,5 25600 2480
14 170 34,8 16,7 28900 2839
15 180 35,8 17,7 32400 3186
16 190 36 17,9 36100 3401
17 200 36,4 18,3 40000 3660
Jumlah 2000 490,8 183,1 284000 26487

58
PEGAS SUSUNAN PARALEL
20

15 y = 0.0467x + 3.6631
R² = 0.2008
10
ΔX (CM)

0
0 50 100 150 200 250
-5
M (GRAM)

X - X0 Linear (X - X0)

Gambar 6.4a Grafik Hubungan Massa Dengan ∆x Pegas dengan susunan Paralel

Dari persamaan y= 0,0467x + 3,6631

. . . . . ,
b= = = 0,00131
. ( ) . ( )

g = 9,80 m/s2  980 cm/s2


g
kp = 
b

=− = −748091,6031 gr/dt
,

59
3800
PEGAS SUSUNAN PARAREL

2800 y = 11.49x - 75.395


R² = 0.3128
m. Δx (cm)

1800

800

-200
0 50 100 150 200 250

-1200
m (gram)

m. Δx Linear (m. Δx)

Gambar 6.4b Grafik Hubungan Massa Dengan m.∆x Pegas Susun Paralel
𝛴𝑚 . 𝛴𝛥𝑥 − 𝛴𝑚. 𝛴𝛥𝑥𝑚 284000.183,1 − 2000.26487
𝐴= =
𝑁. 𝛴𝑚 − (𝛴𝑚) 17.284000 − (2000)

= - 1,17584

𝑁. 𝛴𝛥𝑥. 𝑚 − 𝛴𝑚. 𝛴𝛥𝑥 17.26487 − 2000.183,1


𝐵= =
𝑁. 𝛴𝑚 − (𝛴𝑚 ) 17.284000 − (2000)

= 0,10154

K = g/B

= 9,8/0,10154

= 96,51368

Analisis data untuk pegas disusun secara seri dan pararel:


k pararel = k1 + k2
= - 606060,6061 + (-169257,3402)
= - 775317,9463 gr/dt
k1k2
k seri ks 
k1  k2
, ( , )
Ks =
, +( , )

Ks = - 132307,2769

60
F. Pembahasan

1. Ternyata nilai ks sedikit berbeda. Meskipun berdasarkan hukum Hooke, gaya (F)
yang menarik pegas pengganti dan masing-masing pegas sama besar dan
pertambahan panjang antara pegas pengganti dengan jumlah pertambahan
panjang masing-masing pegas juga sama besar. Dari sini ks di atas ada selisih
sedikit, karena adanya kurang ketelitian saat melakukan percobaan dan
kekurangan data saat percobaan pegas seri karena alat tidak memungkinkan
percobaan lebih dari 7 kali.
2. Ternyata setelah dibandingkan antara kp gabungan dan kp tunggal nilainya tidak
sama, ini disebabkan di antaranya kurangnya ketelitian dalam pengamatan
percobaan.
3. Pada susunan seri adalah gaya yang menarik pegas pengganti dan masing-
masing pegas adalah sama besar. Dan juga pertambahan panjang pegas
pengganti sama dengan jumlah pertambahan panjang masing-masing pegas
adalah sama besar.
4. Pada susunan paralel adalah gaya yang menarik pegas (F) sama besar dengan
jumlah gaya masing-masing pegas.

G. Kesimpulan

1. Pegas tersusun seri adalah : gaya yang menarik pegas pengganti dan masing
masing pegas sama besar . Jika gaya yang menarik masing masing pegas adalah
F1 dan F2 dan gaya yang menarik pegas pengganti adalah F maka F1=F2=F.
2. Pegas yang tersusun Paralel adalah Gaya yang menarik Pegas (F) sama dengan
jumlah gaya yang menarik masing masing pegas ( F1 dan F2 ). F=F1+F2.
3. Ketelitian sangat diperlukan dalam proses percobaan dan penghitungan laporan.

61
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
UNIVERSITAS JANABADRA

PERCOBAAN PEGAS

Kelompok : VII. Tanggal Praktikum : 05 Desember 2022


Nama : Pandu Irawan Nomor Mahasiswa : 21310083
Nama : Pro Yeni Eka Pratiwi Nomor Mahasiswa : 21310095

A. Pegas Tunggal
Pegas 1 Pegas 2
No. Massa X X – X0 No. Massa X X – X0
1 0 7,8 0 1 0 14,5 0
2 50 8,1 0,3 2 50 21,7 7,2
3 60 8,4 0,6 3 60 23,2 8,7
4 70 8,7 0,9 4 70 24,9 10,4
5 80 9,6 1,8 5 80 26,4 11,9
6 90 10,8 3 6 90 28,2 13,7
7 100 12,2 4,4 7 100 29,8 15,3
8 110 13,6 5,8 8 110
9 120 15,2 7,4 9 120
10 130 16,4 8,6 10 130

B. Pegas Ganda
Pegas Susunan Seri Pegas Susunan Paralel
No. Massa X X – X0 No. Massa X – X0
1 0 29,2 0 1 0 18,1 0
2 50 37,2 8 2 50 21,4 3,3
3 60 39,5 10,3 3 60 22,5 4,4
4 70 41,7 12,5 4 70 23,6 5,5
5 80 44,3 15,1 5 80 24,7 6,6
6 90 47,4 18,2 6 90 25,8 7,7
7 100 50,3 21,1 7 100 26,9 8,8
8 110 53,7 24,5 8 110 27,9 9,8
9 120 56,6 27,4 9 120 29,1 11
10 130 59,6 30,4 10 130 30,3 12,2
11 140 31,4 13,3
12 150 32,5 14,4
13 160 33,6 15,5
14 170 34,8 16,7
15 180 35,8 17,7
16 190 36,0 17,9
17 200 36,4 18,3

Menyetujui Asisten

62

Anda mungkin juga menyukai