Anda di halaman 1dari 17
Peranan Analisa Laporan Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada PT. X) Ryanto Hadi Praytino Dosen Univarsitas Nurtanio, Bandung Abstrak: Analisa laporan keuangan penting artinya untuk mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan dan intuisi dalam pengambilan keputusan, mengurangi Ketidakpastian analisis bisnis. Serta tidak mengurangi perhinya penilaian ahli namun menyediakan dasar yang sistimatis dan efektif untuk analisis bisnis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui pelaksanaan analisa laporan keuangan, kondisi kinerja keuangan dan mengukur kinerja keuangan perusahaan dan upaya penanggulangan yang dilakukan PT.X., agar hasil yang akan dicapai dapat memberikan hasil yang memuaskan serta_diperoleh prosedur kerja yang efisien dan terarah, Maka sebelum melakukan analisa/interprestasi laporan keuangan perlu diperhatikan hal-hal yang diuraikan dalam penelitian tersebut, guna memberikan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam banyak keputusan bisnis, Kata kunci: Analisa Laporan Keuangan, Kinerja Perusahaan, Rasio Keuangan: Likuiditas, Solvabilitas, Profitabitas Pendahuluan Laporan Keuangan adalah struktur dan proses yang menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan guna mencapai tyjuan Pelaporan keuangan. Jadi merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam menilai perkembangan perusahaan, Laporan Keuangan dapat digunakan untuk menilai prestasi yang dicapai perusahaan pada saat lampau, sekarang dan rencana pada waktu yang akan datang, juga untuk mengukur tingkat biaya dari berbagai usiha perusahaan, Berarti menganalisa posisi dan kinerja keuangan perusahaan serta menilai kinerja masa depan. Pelaporan Keuangan sebagai sistem nasional juga merupakan hasil proses perekayasaan akuntansi. Analisa Laporan Keuangan merupakan bagian tak terpisahikan dan bagian penting dari analisis bisnis, Merupakan aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Sedangkan Analisis Bisnis merupakan proses evaluasi prospek ekonomi dan resiko perusahaan yang meliputi analisis atas lingkungan bisnis perusahaan, strateginya, serta Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 i posisi keuangan dan kinerjanya. Berguna dalam banyak keputusan bisnis seperti memilih investasi dalam efek, ekuitas atau efek utang, memilih perpanjangan pinjaman dengan utang jangka pendek atau utang jangka panjang, meniliai perusahaan dalam penawaran saham perdana dan mengevaluasi restruturisasi seperti merger, akuisisi dan divestasi Perekayasaan Pelaporan Keuangan adalah proses pemikiran logis, deduktif dan objektif untuk memilih dan mengaplikasi ideologi, teori dan konsep dasar, teknik , prosedur,dan teknologi yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk mencapai tujuan perusahadn melalui tujuan pelaporan keuangan dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya, Perekayasaan pelaporan keuangan adalah proses untuk menentukan bagaimana Kegiatan fisik operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk elemen elemen statemen keuangan sehingga orang jang dituju oleh statemen keuangan dapat membajangkan operasi perusabahaan. Analisa laporan keuangan merupakan suatu analisa yang dapat dijadikan alat bantu dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan, Selain penting bagi pihak-pihak intern, analisa laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh pihak ekstern perusahaan Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan, manajemen dapat mengetahui Kekuatan dan kelemaban yang ada dalam perusahaan, schingga membantu menejemen dalam menetapkan kebijakan yang diangeap perlu dimasa yang akan datang. PT. X sebagai objek penelitian merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil yang memproduksi kain kaos berbahan rajutan, mulai dari bahan baky sampai bahan jadi. Perusahaan tersebut dalam menjalankan aktivitas Perusahaan selalu membuat dan mencatat setiap proses keuangan dengan menggunakan kebijakan akuntansi perusehaan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) secara umum, baik untuk daftar neraca maupun dalam laporan laba-rugi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT.X, diperoleh suatu data Japoran keuangan, Ternyata pada hasil analisa sementara, terdapat masalah yaitu rendahnya kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari indikator kinerja keuangan perusahaan sebagai berikut : Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 2 Tebel 1 Kondisi Likuiditas PY. X Periode tahun 1 s.d3 (dalam persentase) Rasio Likuiditas 1 2 3 i, Rasio Lncar 487 S241 52.92 2. Rasio cepat 125 16.75 16.82 3.Rasio kas atas aktiva lancer _ | 7.46 11.59 10.93 4. Rasio kas atas hutang lancer _| 3.57 6.08 5.79 5, Rasio aktiva dan total aktiva | 14.25 23.49 2.31 Sumber : bagian keuangan PT. X Tabel 2 Kondisi Solvabilitas PT.X Periode Tahun 1 s.d.3 (dalam persentase) Rasio Solvabilitas 1 2 3 1. Rasio hutang atas modal __| 148 134 179 2. Rasio hutang atas aktiva | 100 100 100 Sumber : Bagian keuangan PT. X Tabel 3 Kondisi Profitabilitas PL.X Periode tahun 1s.d. 3 alam persentase) Rasio Profitabilitas 1 2 3 1. Margin Laba 8.69 5.27 9.87 2. Asset Tum Over 42.10 40.75 4198 3. Retum on investmen (ROE) | 5.43 3.69 TAD Contribution Margin 41.19 37.06 42.11 Sumber : bagian keuangan PT. X Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut ke dalam bentuk laporan penelitian dengan judul seperti tersebut diatas, Pengembangan Hipotesis Berdasarkan latar belakang penelitian, maka teridentifikasi masalah sebagai berikut : a) Bagaimana pelaksanaan analisa laporan keuangan pada X.? b) Bagaimana Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 3 pula kondisi kinerja keuangan perusahaan pada PT.X ? ¢) Bagaimana peranan analisa laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan pada PT-X? d) Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan pada PT.X dan bagaimana upaya penanggulangannya ? Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari dan mengetahui pelaksanaan analisa Japoran keuangan, kondisi kinerja keuangan dan mengukur kinerja keuangan perusahaan dan upaya penanggulangan yang dilakukan pada PTX. Sedangkan kegunaan penelitian adalah untuk memberikan manfaat sebagai masukan bagi perusahan dalam pengambilan keputusan serta sebagai bahan rajukan atau pertimbangan bagi usaha penelitian lebih lanjut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek dengan menggambarkan objek dengan menekankan pada pengumpulan, mengelola dan menganalisis data untuk kemudian disimpulkan, Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah: a) Studi Literatur, mempelajari berbagai literatur yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti b) Penelitian lapangan yang dilakukan dengan cara : Observasi; pengamatan lansung yang dilakukan peneliti pada PT X; Wawancara; pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab pada pihak perusahaan terutama pada pihak yang berkompeten dengan materi yang diteliti. Metode analisa yang digunakan adalah metode analisa horizontal yaitu analisa yang mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, schingga akan diketahui perkembangannya; Teknik analisa rasio Keuangan menggunakan tiga rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio Profitabilitas. 1. rasio likuiditasyang dihitung dengan cara : a. rasio lancar (current ratio) = _aktivalancar x 100% ~passiva lancar ». rasio cepat (quick ratio) =_aktiva lancar-persediaan x 100% passiva lancar . rasio kas atas aktiva lancar = kas x100% aktiva lancar d. rasio kas atas hutang lancar = kas x100% /passiva lancar_ . rasio aktiva lancar dan total aktiva = aktiva lancar x 100% total aktiva Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 4 2. _rasio solvabilitas,yang dihitung dengan cara : a. _rasio hutang atas modal = total hutang x 100% modal b. rasio hutang atas aktiva = total hutang x 100% total aktiva 3. _sasio profitabilitas, yang dihitung dengan cara : a margin laba = penjualan bersih x 100% ~penjualan b. asset turn over = penjualan bersih x 100% total aktiva’ ¢. retumoninvestment = laba bersih x 100% rata-rata modal d contribution margin = laba kotor x 100% penjualan Berdasarkan analisis rasio keuangan diatas di interpretasikan terhadap item- item yang terdapat dalam laporan keusngan kemudian hasilnya ditabulasikan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan ‘Kesimpulan dan saran Penyusunan laporan keuangan PT.X,, dilakukan dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan prinsip akuntansi yang lazim dipakai perusahaan secara umum. Penyusunan laporan keuangan PT.X sesuai dengan SAK secara umum dengan persentase 200%, baik untuk hasil persentase pada rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas, yang awal penyusunannya dilakukan pencatatan atas ‘ransaksi- transaksi (bulti dasar) yang kemudian dipindahkan pada buku harian (jurnal) yang ditambah buku pembantu, yang di dalamnya tercatat rincian mengenai piutang Perusahaan, lalu dialihkan pada buku besar (ledger), setelah itu dimasukkan pada tahap akhir yaitu menjadi laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan Jaba rugi, laporan perubahan-perubahan laba ditahan, Iaporan perubahan posisi ‘keuangan, dan laporan arus kas. Bentuk laporan keuangan yang digunakan olch PT. X yaitu neraca dengan bentuk stafél (reform form) dan laporan laba rugi dengan bentuk single step. PT. X, telah melakukan analisa laporan keuangan sebagai evaluasi kinerja yang telah dilakukan oleh pihak manajemen. Berdasarkan neraca dan laba rugi perbandingan bahwa kondisi kinerja keuangan perusahaan di PT. X. menunjukkan ketidak seimbangan antara pendapatan Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 5 dan biaya serta pengeluaran keuangan perusahaan, hal ini menyebabkan terjadinya fluktuasi pada pos-pos Iaba rugi mengalami kenaikan untuk setiap tahunnya, dan diimbangi oleh naiknya biaya produksi, untuk laba bersih sebelum pajak mengalami penurunan dari tahun 2 ke tahun 1, sedangkan untuk tahun 3 terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, Analisis rasio keuangan merupakan suatu analisis yang dapat dijadikan alat bantu bagi manajemen dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Selain penting bagi pihak intern analisis rasio juga penting bagi pihak ekstern perusahaan, karena dengan mengetahui kondisi keuangai, manajemen dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan sehingga membantu manajemen dalam menetapkan kebijakan yang dianggap perlu di masa yang akan datang, dan bagi pihak ekstern analisis rasio dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan sebelum melakukan kerjasama yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka peneliti mengemukakan beberapa saran, yaitu : a) Dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan sudah cukup baik Karena telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku, akan tetapi manajemen perusahaan haruslah lebih teliti di dalam memasukkan jumlah atau angka dari hasil transaksi yang terjadi sehingga laporan keuangan yang dihasilkan lebih akurat dan jelas.b) Dari uraian kinerja keuangan perusahaan diharapkan dapat meningkatkan rasio pertumbuhannya khususnya tingkat penjualan atau laba usaha, karena pada tahun ke 2 dalam hasil Jaba rugi bersih sebelum pajak mengalami penurunan yang sangat rendah.c) Dari ukuran efisiensi operasi perusahaan diharapakan dapat ditingkatkan terutama pada rasio perputaran likuiditas dan solvabilitas agar hutang — hutang dari Perusahaan tersebut dapat terselesaikan dengan jelas dan tepat sesuai dengan Pendapatan yang diperoleh perusahaan.d) Meningkatkan pemasaran dan pendapatan Jain-lain dari hasil penjualan yang dilakukan perusabaan karena sangat dipengaruhi olch hasil penjualan ekspor, dan perusahaan perlu meningkatkan kuantitas dan mencari negara-negara baru yang lebih berpotensi dalam kerjasama ekspor dan impor. Sektor pendapat lain — Jain perusahaan memiliki potensi besar untuk ditingkatkan seperti Penyewaan tenaga ahli perusahaan, jasa konstruksi, sehingga akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 6 Kerangka Teoritis Laporan keuangan terdiri dari neraca, laba rugi dan laporan perubahan modal, dan Taporan perubahan posisi keuangan yang merupakan informasi menyeluruh mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan. Definisi Laporan Keuangan seperti yang dikemukakan oleh Sofyan Syafri Harahap (2001:1) sebagai berikut : ”Laporan Keuangan adalah media informasi yang merangkum Semua aktivitas Perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar maka informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut.” Agar laporan keuangan mencapai tujuan yang diinginkan, perusahaan harus melakukan analisis terhadap laporan keuangan. ‘Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2001:1) menyebut bahwa laporan keuangan terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut : 1. Daftar neraca, yaitu daftar yang menggambarkan posisi keuangan (harta, utang, modal) perusahaan pada satu tanggal tertentu, 2. Perhitungan Jaba rugi, yaitu daftar yang menggambarkan jumlah, hasil, biaya, laba/rugi perusahaan pada saat periode akuntansi tertentu, 3. Laporan dari sumber pengguna dana, memuat sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode, Dana diattikan kas atau modal kerja. 4. Laporan arus kas, merupakan ikhtisar arus kas dan arus keluar yang dalam , format Japorannya dibagi dalam kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembiayaan. Menurut Sofyan Syafti Harahap (2000:150) pengertian Analisa Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :"Analisa laporan keuangan adalah laporan yang menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk ‘mengetahui kondisi keuangan yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.” Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 7 Analisa Laporan Keuangan Menurut Dwi Prastowo (2002 : 52) menyebutkan: Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan produksi yang paling mungkin mengenai kondisi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.” Analisa Laporan keuangan memiliki tujuan seperti yang dikemukakan Bernstein yang dikutip Sofyan Syafri Harahap (2001 :197) sebagai berikcut : 1. Screening, analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan, 2. Understanding, memahami perusahaan, kondisi keuangan dan hasil usahanya, 3. Forecasting, yaitu analisa digunakan untuk metamal kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang 4. Diagnosis, analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan. 5. Evaluation, anolisa dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan Agar analisa laporan keuangan ini dapat memberikan hasil yang memuaskan dan agar diperoleh prosedur kerja yang efisien dan terarah, maka sebelum melakukan analisa/interprestasi laporan keuangan perlu diperhatikan terlebih datulu hal-hal sebagai berikut:Teguh Pudjo Mulyono (1992: 31-33) 1, Tentukan tujuan yang akan diperoleh dari anatisa tersebut. 2. Tentukan kurun waktu yang paling relevan dengan tujuan analisa. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Indonesia (1999 : 5-7) memiliki karakteristik sebagai berikut :a) Dapat dipahami b) Relevan, sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya guna evaluasi perusahaan dan perbaikan di masa yang akan datang.c) Netralitas, diarabkan pada kebutuban umum pengguna informasi laporan keuangan dan Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 8 tidak ‘tergantung pada ebutuban dan Keinginan pihak tertentu. d) Dapat dibandingkan,harus dapat diperbandingkan antara laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja Perusahaan dalam konteks dunia usaha mengandung pengertian yang sangat luas, menurut Ruddy Tri Santoso (1995 : 67) :” Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen.” Oleh Karena itu untuk menilai kinerja perusahaan ini perlu dilibatkan analisis dampak kumulatif ekonomi dari keputusan dengan mempertimbangkan penggunaan ukuran komparatif. Pengertian Kinerja menurut Siegel dan Helen Ramanauska Marconi dalam Behaviour Accounting yang diterjemahkan oleh Mulyadi (1993 : 419) sebagai berikut: “Kinerja adalah penentuan secara periodik efekifitas operasional suatu organisasi, bagaimana organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.” Menurut Dwi Prastowo (2002:10-11) menyebutkan unsur dari Kinerja keuangan Perusahaan sebagai berikut : Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran Kinerja perusahean disajikan pada laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi, penghasilan bersih seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya, Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah penghasilan (income) dan beban (expense). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah ukuran efektifitas dan efisiensi operasional suatu organisasi perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya, Sedangkan menurut Mulyadi ada tiga ukuran untuk mengukur secara kuantitatif, yaitu : 1. Ukuran kinerja tunggal adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu macam ukuran untuk menilai kinerja manajer. 2. Ukuran kinerja beragam adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja manajer. 3. Ukuran Kinerja_gabungan adalah: ukuran kinerja yang menggunakan berbagai ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dan ‘memperhitungkan rata-rata sebagai ukuran kinerja manajer, ‘Manfaat penilaian kinerja menurut Mulyadi (1993 : 420) bagi manajemen adalah untuk: Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 9 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotifan karyawan secara maksimal. 2. Membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian. 3. Mengindentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan menyediakan kaiteria promosi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4, Menyediakan umpan balik bagi karyawan bagaiamana atasan menilai kinerja mereka, - 5. Menyediakan suatu dasar dengan distribusi penghargaan, ‘Tahapan penilaian kinerja sebagai berikut : 1, Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci : a, Penentuan daerah pertanggung -jawaban dan manajer yang bertanggung jawab. b. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja. ¢. Pengukuran kinerja sesungguhnya. 2. Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci : a, Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesunggubnya dari yang ditetapkan dalam stadardisasi. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya ingin mengetahui kinerja keuangan perusahaan, dimana dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan perusahaan terdapat indikator dari kinerja keuangan perusahaan. Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2001:304) rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut : Lil itas, yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan Kewajiban jangka pendeknya dimana rasio-rasio ini dapat di hitung melalui sumber informasi tentang modal kerja berupa pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Solvabilitas, yaitu penggambaran kemampuan perusahaan dalam membiayai kewajiban jangka panjangya serta kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi, Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 10 Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang. Profitabilitas, bagaimana menggambarkan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan, jumlah cabang,dan sebagainya, Cara penggunaan rasio keuangan dapat menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Oleh karena itu penggunaan rasio keuangan ditekankan pada pengukuran rasio profitabilitas dimana angka setelah rasio dihitung maka Jangkah berikutnya adalah menganalisa kinorja ‘Keuangan perusahaan dari angka-angka rasio tersebut.. Menurut Sofyan Syafti Harahap (2001: 218) pengertian dari rasio keuangan adalah :”Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan” atau beratti. Laporan keuangan dapat digambarkan kondisi keuangan dari hasil usaha suatu perusahaan pada suatu saat dan jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Ridwan S. Sundjaja (2001 ; 56), pengertian laporan keuangan sebagai berikut :"Laporan ‘euangan adalah suatu yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangar/aktivitas perusahaan dengan pihak- pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut.” Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (1995:2) menyatakan bahwa :"Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap Siasanya meliputi neraca, laporan laba dan rugi, laporan perubahan posisi keuangan Guang disajikan dalam berbagai cara misalnya, laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari suatu laporan keuangan."Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa Japoran keuangan terdiri dari Neraca,perhitungan laba rugi serta laporan perubahan Posisi keuangan dimana neraca menunjukan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) faba rugi memperlibatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya- biaya yang terjadi selama periode tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya-biaya yang Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 i terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan posisi keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan sumber pengguna dana. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan. Menurut S.Munawir (1995 : 6- 10): Sifat laporan keuangan yang terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari Komunikasi antara :a) Fakta-fakta yang telah dicatat, bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. b) Prinsip-prinsip dan keterbatasan di dalam akuntansi, berarti data yang dicatat ity berdasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.c) Pendapat pribadi, bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan, yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Keterbatasan Laporan ‘Keuangan,antara lain : a) Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasamya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. Karena itu semua jumlab-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam interim report ini terdapat pendapat-pendapat pribadi yang dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutanb) Laporan Keuangan ‘menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah, Laporan Keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. c) Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu,dimana daya beli uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahun- tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume hunian kamar sejalan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itn disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harganya, d) Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 12 Keuangan perusahaan, Karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, Kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya, Bentuk-bentuk laporan keuangan menurut S. Munawir (1995 : 13-19) Adalah sebagai berikut : 1) Neracas Laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal perusahaan pada suatu saat tertentu. Uraian tiga bagian dari neraca adalah sebagai berikut : aktiva; aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga ternasuk pengeluaran-pengeluaran yang baru dialokasikan atau biaya yang masih harus di alokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktivitas tidak berwujud lainnya seperti goodwill,hak patenfranchise,hak menerbitkan dan sebagainya, Aktiva diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu : 1, aktiva Jancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai,dijual atau dikonsumer dalam periode berikunya (paling lama satu tahun dalam perputaran kegiatan perusahaan normal) 2. Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umum kegunaan relative permanent atau jangka panjang, 2) Laporan ragi Iaba yang merupakan laporan sistematik tentang penghasilan,biaya rugi laba yang diperoleh suatu perusahaan selama , Periode tertentu, 3) Pengakuan Pendapatan dan biaya, Pengakuan pendapatan yang banyak dilakukan oleh perusahaan sebagai berikut : a. Cash Basis; mengakui suatu pendapatan pada saat uang itu diterima dan mengakui biaya pada saat tersebut dikeluarkan. b. Accrual basis; penerapan akuntansi keuangan didasarkan tidak tunai artinya transaksi diakui pada saat terjadinya tanpa dikaitkan dengan transaksi kas. Dasar akrual mencakup pencatatan transaksi yang terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan asumsi dasar kas, pengakuan transaksi hanya dikaitkan dengan transaksi (masuk Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 13 keluarnya) kas.Dasar akrual akan mempunyai atau meliputi semua aktivitas dibandingkan dengan dasar kas. ©. Sales basis, pendapatan diperoleh dan diakui pada saat terjadi penjualan walaupan uang belum diterima, 4. Production basis, mengakui pendapatan pada saat faktur dari barang yang dijual sudah selesai. Kelemahan dalam production basis adalah yang dijual sudah selesai, Kelemahan dalam production basis adalah mengakui pendapatan dalam keadaan tidak ada transaksi jual bel. . Accreation basis (atas dasar pertambahan), para akuntan maupun para ahli lebih senang menunda sampai adanya suatu penjualan di dalam mengakui pendapatannya, Istilah pertambahannya digunakan untuk menunjuk kepada kenaikan nilai barang. £ Stage of completion; mengakui pendapatan pada setiap waktu tertentu terhadap kontrak kerja atau Kontrak konstruksi yang memakai waktu cukup lama atau dengan kata Iain mengakui pendapatan pada suatu waktu dimana suatu Kontrak belum selesai. Kelemahan Laporan Keuangan Laporan keuangan memiliki kelemahan sebagai berikut : 1. bersifat histories, yaitu laporan atas kejadian di masa lampau bukan gambaran keadaan masa kini. Karena itu akuntansi agar tidak bias menganggap laporan keuangan sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, _ Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran pada saat terjadi transaksi, bukan harga saat ini. Laporan keuangan bersifat umum, tidak dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pihak pemakai yang sebenamya memiliki perbedaan kepentingan. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternatif dari berbagai pilihan yang ada, yang sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun asset. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material, Demikian pula Penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 14 mungkin tidak dilaksanakan juga hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan, 6. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai enilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. Dalam keadaan lain disebutkan naik ada indikasi rugi maka harus dicatat. Sehingga ada holding gain yang tidak diungkapkan. 7. — Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan si pemakai laporan diasumsikan mengerti bahasa teknis akuntansi dan sifat laporan dari informasi yang dilaporkan, 8, Akuntansi didominasi informasi kuantitatif. Informasi yang. bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan. Namun bias saja informasi kuantitatif dapat gambaran atau indikasi informasi kualitatif, 9. Perubahan dalam tenaga beli uang jelas ada akan tetapi hal ini tidak tergambarkan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan tidak cukup hanya dari angka-angka laporan keuangan, Kita juga melihat aspek lainnya seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya perusahaan dan budaya masyarakat. Karena itu laporan keuangan memiliki beberapa kelemahan, yaitu : 1. Obyek analisa laporan keuangan, yaitu untuk menilai suatu laporan tidak ; cukup hanya dari angka-angka. Kita juga harus melihat aspek Iainnya seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya perusahaan dan budaya masyarakat, 2. Obyek analisa adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bias berbeda di masa sekarang atau yang akan datang 3. Jika kita melakukan perbandingan dengan perusahaan lain maka perlu dilihat beberapa perbedaan prinsip yang bias menjadi penyebab perbedaan angka misalnya: prinsip akuntansi, ukuran perusahaan, jenis industri, periode laporan, laporan individual atau laporan Konsolidasi, jenis Perusahaan aspek proprofit motive atau non profit motive. Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 15 Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang asing perlu mendapat perhatian tersendiri karena perbedaan bisa saja timbul karena masalah kurs konversi atau metode konsolidasi. Kelemahan analisa rasio dalam laporan keuangan karena rasio diambil dari data akuntansi yang memerlukan tafsiran dan bukan tidak mungkin data tersebut mengandung data manipulasi atau kesalahan-kesalahan lain. Dalam menilai suatu rasio atau buruk analisis harus hati-hati. Tum over yang tinggi belum tentu baik, mungkin perusahaan melakukan obral besar- besaran dan conderung mau bangkrut: atau mungkin jenis perusahaan berbeda. Membandingkan dengan industrial rasio harus hati-hati karena banyak trik-trik yang digunakan manajemen yang diperbaiki rasio. Harus disadari bahwa laporan keuangan yang dianalisa tidak menggambarkan perubahan nilai uang atau tenaga belinya. Jarnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 16 Daftar pustaka Agnes;Sawir 2000, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Bambang Riyanto,1995, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta, Dwi Prastowo, Rifka Juliaty, 2002, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, UPP, UMP, YKPN, Yogyakarta, Tkatan Akuntan Indonesia, 1999,Standar Aluntansi Indonesia Bul Satu, Salemba empat, Jakarta, Jakarta, John J Wild.; Kr Subramanyam, Rober F Halsey, 2000," Financial Statement Analysis Analisa Laporan Keuangan “ edisi 8, Mc Graw Hill Education, Salemba Empat. Jakarta Moh Natzir, 1994, Metode Penelitian, Ghalia, Jakarta, Mulyadi, 1993, Alamtansi Manajemen, Edisi Ke Dua,STIE YKPN, Yogyakarta, Ridwan S Sundjaja, Inge Berlian, 2000 Manajemen Keuangan Satu, PY. Prenhalindo, Jakarta YKPN, Yogyakarta, Ruddy Tri Santoso, 1995 Prinsi- Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan, Cahaya Pratama, Jakarta, 8. Munawir1995, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta, Sofyan Syaftie Harahap1997, Teori Akuntansi, Bdisi Kesatu, Raja Grafindo Persada, Jakarta, wegen 2001, Analisa Kritis Laporan Keuangan, Edisi Kesatu, Raja Grafindo Persada, Jakarta Sugiono, 1999 Metode Penelitian Bisnis, CV AlfabetaBandung, Suwardjono, 2005, Teori Akuntasi Perekayasaan Pelaporan Keuangaan, BPTE, Yogyakarta ‘Teguh Pudjo Mulyono, 1992. Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan, Djambatan, Jakarta, Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1 Maret 2010 17

Anda mungkin juga menyukai