Anda di halaman 1dari 16

Konsepsi Agama Menurut Max Weber yang

kemudian di Konfrontasikan
Dengan Konsep-Konsep Islam (Hubungan dengan
Etos Kerja dalam Masyarakat Industri
Menghasilkan Kapitalisme)
Nama kelompok

1. Mutiara Fajar Millanda : 1931090309


2. Nadina Mulina : 1931090311
3. Nelvia Widarti : 1931090312
4. Neti Apriani : 1931090387
5. Nur Azizah : 1931090314
6. Nusri Ardiatama : 1931090381
7. Rafiatha Nabil Kaha : 1931090383
Konsep Agama Menurut Max Weber

Para pakar sosiologi agama menilai bahwa agama bersifat luas dan universal, terutama dari sudut
pandang sosial. Ini menandakan bahwa sosiologi agama ikut aktif mempelajari dan membicarakan
semua agama yang di dunia ini tanpa adanya pilah pilih. Max Weber mengatakan bahwa agama adalah
kepercayaan kepada sesuatu yang gaib yang pada akhirnya muncul dan memengaruhi kehidupan
kelompokmasyarakat yang ada Weber lebih menekan pada kajiannya tindakan sosial. Yang mana,
sesuatu yang dilakukan tersebut memberikan sebuah pengaruh terhadap orang lain dan tidak lepas dari
adanya keterkaitan dengan orang-orang yang ada di sekitar. Secara tidak langsung juga akan
mempengaruhi pandangan-pandangannya tentang agama.
. Weber mengatakan bahwa kelas menengah rendah dianggap memainkan peranan yang startegis
dalam sejarah agama Kristen yang dipercayai sebagai sama keselamatan. Berbeda dengan
kecenderungan keagamaan kaum petani yang mana Weber mengatakan bahwa kaum petani yang
merupakan kelas sosial rendah tidak sudi dalam menyebarkan agama kecuali tidak diancam. Akhirnya,
Weber menyimpulkan bahwa semakin tinggi keadaan suatu kelas atau kaum, maka semakin tidak
terlihat perjuangan mereka dalam mengembangkan agama keduniawaian lainnya..
Pertentangan Konsep Islam dan Pandangan Max Weber Tentang Agama Islam

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa pusat perhatian Weber ialah agama memengaruhi pandangan
hidup manusia terhadap masyarakat dan Perubahan ekonomi sekaligus sosial sangat mempengaruhi
agama. Weber telah berhasil memberikan pemahaman bahwa agama memiliki kontribusi yang besar
dalam mengembangkan perilaku ekonomi masyarakat, khususnya kapitalisme. Dalam menunjukkan
bahwa ada hubungan erat antara ajaran agama dengan perilaku ekonomi.
Sayangnya, Weber mengatakan bahwa hanya Protestan Calvinis yang
mendorong pemeluknya untuk menjadi mengembangkan ekonomi dengan baik
yang memiliki etos kerja dan daya saing tinggi.
Islam dianggap Max Weber sebagai agama kelas prajurit, mempunyai
kecendrungan kepada feodalisme, berorientasi pada prestise sosial, sultanistis,
menganut politik patrinial birokratis, serta tidak mempunyai prasyarat rohaniah
dalam pengembangan kapitalisme. Ia percaya bahwa agama Islam tidak rasional
dan karenanya bertentangan dengan kapitalisme yang mendasarkan pada
rasionalisme.
Pandangan despotik terhadap Islam oleh Weber tersebut ditengarai karena ia
tidak benar-benar mencurahkan waktunya untuk mengkaji Islam.
Padahal , Islam menganjurkan penganutnya untuk bekerja keras untuk
memperoleh kehidupan dunia dan akhirat sekaligus. Dalam Islam, antara
kehidupan dunia dan akhirat harus seimbang satu sama lain. Bahkan, pekerjaan
dunia yang diniatkan untuk memberikan nafkah kepada keluarga merupakan
ibadah yang besar pahalanya di sisi Allah Swt. Lebih dari itu, ada banyak ibadah
dengan pahala tinggi yang mempersyaratkan kekayaan duniawi.
Relevansi Etos Kerja dan Agama Islam

Secara literasi, kedua ranah tersebut sangatlah bertolak belakang dimana agama beracla dalam
ranah ukhrawi sementara ekonomi dalam ranah duniawi. Max Weber adalah orang yang
menginisasi studi relasi agama dan ekonomi tersebut melalui karyanya yang berjudul Etika
Protestan dan Semangat Kapitalisme.Tesis yang diberikan oleh Weber sangatlah kontroversial
yang mengatakan agama tidak dapat menggerakkan semangat ekonomi manusia. Agama masih
didominasi ajaran monastik dan sufistik yang mengajak manusia hanya berdoa dan melakukan
ritual ibadah untuk mengatasi kecemasan takdir Tuhan tersebut selama hidup di dunia untuk
masuk surga .
Namun tidak benar bahwa Islam tidak mendorong penganutnya untuk mempunya etos kerja yang
tinggi serta etika yang baik. Islam menganjurkan penganutnya untuk bekerja keras untuk
memperoleh kehidupan dunia dan akhirat sekaligus. Dalam Islam, antara kehidupan dunia dan
akhirat harus seimbang satu sama lain. Islam mengedepankan etos kerja yang tinggidan Islam
justru mendorong penganutnya untuk memiliki etos kerja yang tinggi dalam ekonomi. Kaum
muslim dituntut untuk kaya agar bisa mengabdi untuk agama dan juga bisa berbagi dengan yang
lainnya. Di sinilah kira-kira letak perbedaan kapitalisme dengan konsep ekonomi Islam.
Etos Kerja dalam Masyarakat Industri Menghasilkan Kaum Kapitalis

Dalam pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan dibidang ekonomi yang
bersifat produktif. Sedangkan pengertian secara sempit, industri atau industri pengolahan adalah suatu
kegiatan yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis menjadi barang setengah jadi atau barang
jadi. Dalam hal ini termasuk kegiatan jasa industri dan pekerja perakitan (assembling).
industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian
masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi di sini juga bisa diartikan sebagai suatu
keadaan dimana masyarakat lebih berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin
beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari
proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan
inovasi teknologi.
Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia mengubah pandangan
lingkungan sosialnya menjadi lebih knepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas pertimbangan,
efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut
para peniliti ada faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan.
Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia industri dan perdagangan,
bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan melimpah, dan juga sumber daya manusia yang
cenderung rendah biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya
Kapitalisme dalam masyarakat industri sama halnya dengan memberikan kebebasan dalam
mengendalikan kegiatan ekonomi dalam masyarakat industri, yaitu memberikan kebebasan yang
cukup besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan
individual atas sumberdaya-sumberdaya ekonomi atau faktor-faktor produksi. Sistem kapitalis
masyarakat Industri sesorang bebas memiliki kekayaan, perusahaan, bersaing secara bebas dalam
pasar.Keadilan yang dianut oleh sistem ekonomi kapitalis adalah setiap orang menerima imbalan
berdasarkan prestasi kerjanya.
Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang menitikberatkan pada peran kapital (modal), yakni
kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi
barang lainnya . Ebenstein menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih
dari sekedar sistem perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian
dari gerakan individualisme. Dalam sistem ekonomi kapitalis, individu diberi kebebasan dalam
mengembangkan ekonomi. Setiap individu dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan
kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam usaha untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya dengan melakukan berbagai cara. Pemerintah tidak memiliki wewenang
untuk mengatur, karena sistem perekonomian sepenuhnya dipasrahkan kepada pasar secara
bebas. Sistem kapitalisme ini menjadikan mekanisme pasar sebagai instrumen utama. Pasar
diberi kebebasan untuk menentukan harga. Harga diatur sesuai dengan mekanisme pasar yang
terjadi. Selain itu, dalam sistem kapitalisme, kepemilikan terhadap barang dan pendapat
mendapat pengakuan yang sah. Tidak ada batasan dalam kepemilikan dan kekayaan.
Konsepsi awal etos kerja dalam agama Islam dapat dilacak melalui

konsep syariah Konsep tauhid


01 Syariah dimaknai sebagai aturan
agama untuk mengatur ketertiban 02 tauhid adalah konsepsi keagamaan
terhadap sang Khalik.
manusia hidup di duniaa

Konsep akhlak
03 akhlak sebagai panduan moralitas
TERIMAKSIH☺

Anda mungkin juga menyukai