Anda di halaman 1dari 31

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka

Bayurohman Pangacella Putra, M.T.


26-28 November 2018
Masalah Kemantapan Lereng
• Di dalam operasi penambangan masalah kemantapan
lereng akan diketemukan pada penggalian tambang
terbuka (open pit maupun open cut), bendungan-
bendungan untuk cadangan air kerja, di tempat-tempat
penimbunan bahan buangan (tailing disposal) dan di
penimbunan bijih (stockyard).
• Apabila lereng lereng yang terbentuk sebagai akibat
dari proses penambangan (pit slope) maupun yang
merupakan sarana penunjang operasi penambangan
(bendungan, jalan, dan lain lain) itu tidak stabil (tidak
mantap) maka kegiatan produksi akan terganggu
Masalah Kemantapan Lereng
• Masalah kemantapan lereng pada umumnya
tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
– Lokasi, arah, frekuensi, kekuatan dan karakteristik dari
bidang-bidang lemah.
– Keadaan tegangan alamiah dalam massa
batuan/tanah.
– Konsentrasi lokal dari tegangan.
– Sifat fisik dan mekanik dari massa batuan/tanah.
– Iklim terutama jumlah hujan untuk di daerah tropis.
– Geometri lereng.
Masalah Kemantapan Lereng
• Gejala yang muncul saat terjadinya longsoran:
– Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar
dengan arah tebing.
– Biasanya terjadi setelah hujan.
– Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
– Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
Faktor Keamanan
• Konsep dasar dari desain struktur yang stabil
memperhitungkan hubungan antara beban yang
dapat diterima struktur (capacity) dengan beban yang perlu
ditahan (demand)

• Perbandingan keduanya adalah nilai yang disebut sebagai


factor of safety (faktor keamanan)

• Faktor Keamanan = capacity / demand

cA  (W cos p  U  V sin p ) tan 


FK 
W sin p  V cos p
Faktor Keamanan
• Kuat geser τ = c + σn Tan ф
Faktor Keamanan
• Beban karena Pengaruh Gravitasi
cA  W cos p tan 
FK 
W sin p

atau

c  n cos p tan 
FK 
n sin p
Faktor Keamanan
• FK karena Pengaruh Tekanan Air

cA  (W cos p  U  V sin p ) tan 


FK 
W sin p  V cos p
Faktor Keamanan
• FK Karena Pengaruh Percepatan Gempa

c.A + (W cos ψ − a sin ψ ) tan φ


FK =
W sin ψ + a cos ψ
Probabilistic Analysis
Kriteria Runtuh Hoek-Brown
Kriteria Runtuh Hoek-Brown
• Hoek and Brown (1980) proposed a method for
obtaining estimates of the strength of jointed
rock masses, based upon an assessment of the
interlocking of rock blocks and the condition of
the surfaces between these blocks.
• This method was modified over the years in order
to meet the needs of users who were applying it
to problems that were not considered when the
original criterion was developed (Hoek 1983,
Hoek and Brown 1988).
Kriteria Runtuh Hoek-Brown
Metode Kesetimbangan Batas
• Metoda ini dinyatakan dengan persamaan-
persamaan kesetimbangan dari satu atau
beberapa blok yang diasumsikan tidak
terdeformasi, dan mengurangi gaya- gaya yang
tidak diketahui (reaksi dari bagian stabil massa
batuan atau gaya-gaya antar blok), khususnya
gaya geser yang bekerja pada permukaan
longsoran yang dipilih sebelumnya.
Metode Kesetimbangan Batas
• Terdapat beberapa persamaan statis yang
digunakan dalam penentuan faktor keamanan,
meliputi:
– Penjumlahan gaya pada arah vertikal untuk setiap
irisan yang digunakan untuk menghitung gaya normal
pada bagian dasar irisan,
– Penjumlahan gaya pada arah horizontal untuk setiap
irisan yang digunakan untuk menghitung gaya normal
antar irisan,
– Penjumlahan momen untuk keseluruhan irisan yang
bertumpu pada satu titik.
Slip Surfaces
Slip Surfaces
Slice Method
Ordinary Method
Metode Bishop
• Metode Bishop ini menggunakan kesetimbangan gaya
dalam arah vertikal dan kesetimbangan momen pada pusat
lingkaran bidang gelincir. Dalam metode ini gaya geser
antar irisan diasumsikan nol. Faktor keamanan untuk metoe
ini dirumuskan sebagai berikut:
( X /(1  Y / F ))
F
( Z  Q )
• Dimana
X  (c'(h   w hw ) tan  ' )x / cos 
Y  tan  tan  '
Z  hx sin 
Q  1 2  w Z 2 / R
Perbandingan FK pada beberapa jenis
Metode Analisa
Finite Element Method (FEM)
• Dalam metode elemen-hingga domain dari daerah yang
dianalisis dibagi kedalam sejumlah zona yang lebih kecil.
Zona-zona kecil tersebut dinamakan elemen. Elemen-
elemen tersebut dianggap saling berkaitan satu sama lain
pada sejumlah titik-titik simpul. Perpindahan pada setiap
titik-titik simpul dihitung terlebih dahulu, kemudian dengan
sejumlah fungsi interpolasi yang diasumsikan, perpindahan
pada sembarang titik dapat dihitung berdasarkan nilai
perpindahan pada titik-titik simpul.

• Selanjutnya regangan yang terjadi pada setiap elemen


dihitung berdasarkan besarnya perpindahan pada masing-
masing titik simpul. Berdasarkan nilai regangan tersebut
dapat dihitung tegangan yang bekerja pada setiap elemen.
Dimensi Elemen
Diskritisasi

Semakin banyak elemen/simpul, akan semakin detail perhitungan


Kondisi Batas
• Tegangan • Perpindahan
Kondisi Batas
Elemen dan Titik Simpul (Node)
Perhitungan FEM
Hasil Analisis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai