Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PANCASILA

PEMBUBARAN ORGANISASI MASYARAKAT FRONT


PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM PRESPEKTIF IDEOLOGI
PANCASILA

Disusun untuk memenuhi salah satu penugasan matakuliah Pancasila

Dosen : Dikha Anugrah, S.H., M.H.

Disusun oleh :

1. ASHHIFA ROQIIQULQOLBY (20231410003)


2. GALIH ALBI (20231410076)
3. KAYLA AZ-ZAHRA (20231410054)
4. KELVIN (20231410068)
5. MOHAMAD ANDRE SAEPUDIN (20231410058)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KUNINGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk pemenuhan tugas pada mata kuliah
Pancasila tahun pelajaran 2023. Makalah ini ditujukan untuk mempelajari pentingnya Pancasila
sebagai Ideologi Negara dalam Studi Kasus Pembubaran Organisasi Masyarakat Front Pembela
Islam (FPI).

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dikha Anugrah, S.H., M.H. selaku Dosen
pengampu mata kuliah Pancasila yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan senang hati kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini nantinya dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Kuningan, 5 November 2023

Penyusun,
i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................... 2

Daftar isi............................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

1.3 Tujuan............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Pancasila Dan Ideologi .................................................................................. 3

2.2 Hubungan Pancasila Dengan Ideologi ............................................................................. 4

2.3 Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi............................................................................. 5

2.4 Tujuan Pancasila Sebagai Ideologi .................................................................................. 7

2.5 Study Kasus .................................................................................................................... 8

2.5.1 Pembubaran Organisasi Masyarakat Front Pembela Islam (FPI) Dalam Prepektif Ideologi
Pancasila .............................................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 11

3.2 Saran................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan suatu asas yang menjadi dasar dan landasan bangsa Indonesia
untuk menjadi sebuah negara yang adil dan makmur. Sebagai dasar negara maka nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar
tercapai bangsa yang adil dan makmur. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya
merupakan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
Nilainilai ini yang merupakan nilai dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai
Pancasila tergolong nilai kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara
lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran (kenyataan), nilai estetis,
nilai etis maupun nilai religius.
Nilai-nilai Pancasila disamping sebagai ideologi yang bersifat objektif dan subjektif,
juga merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia
yang telah berakar dari keyakinan hidup bangsa Indonesia. Dengan demikian nilai-nilai
Pancasila menjadi ideologi yang tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dari harta
kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat Indonesia sendiri. Sebagai nilai-nilai yang
digali dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat Indonesia sendiri, maka nilai-nilai
Pancasila akan selalu berkembang mengikuti perkembangan masyarakat Indonesia.
Sebagai ideologi yang tidak diciptakan oleh negara, menjadikan Pancasila sebagai
ideologi juga merupakan sumber nilai, sehingga Pancasila merupakan asas kerohanian bagi
tertib hukum Indonesia, dan meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945 serta
mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara. Pancasila mempunyai fungsi sebagai
acuan bersama, baik dalam memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di antara
golongan dan kekuatan politik yang ada. Ini berarti bahwa segenap golongan dan kekuatan yang
ada di Indonesia ini sepakat untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan bingkai Pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian, hubungan, tantangan serta tujuan Pancasila sebagai ideologi
negara?
2. Apakah keterkaitan ideologi pancasila sebagai ideologi negara dalam studi kasus
pembubaran organisasi masyarakat front pembela Islam (FPI)?

1
1.3 Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk membahas mengenai pengertian Pancasila dan
Ideologi, hubungan Pancasila dengan Ideologi, tantangan Pancasila dengan Ideologi, tujuan
Pancasila dengan Ideologi dan beberapa studi kasus yang sudah terjadi di kehidupan tentunya
dengan solusi yang kami berikan lewat studi kasus tersebut, dan tentunya agar pembaca dan
penulis bisa lebih memahami mengenai pentingnya Pancasila sebagai Ideologi negara.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila Dan Ideologi


Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa
Sansakerta : पञ्च "pañca" berarti lima dan श् ल् "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila

merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Ideologi merupakan hasil pemikiran yang isinya mencakup nilai-nilai tertentu demi
mencapai sebuah tujuan tertentu yang ingin dicapai. Ideologi disebut juga sebagai identitas dari
sebuah negara. Karena ideologi sebenarnya memiliki fungsi yang sangat penting untuk sebuah
negara, dimana ideologi digunakan sebagai sebuah hal yang memperkuat identitas sebuah
masyarakat negara.
Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila dijadikan pedoman oleh masyarakat
Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas
Pancasila menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi
manusia, dan bekerja sama.
Pancasila memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
yaitu :

1. Sebagai jiwa bangsa Indonesia


2. Sebagai ciri dari pribadi bangsa Indonesia
3. Sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia
4. Sebagai dasar negara
5. Sebagai sumber dari dari segala hukum
6. Sebagai perjanjian yang luhur ketika negara Indonesia didirikan
7. Sebagai tujuan atau cita-cita bangsa
Kedudukan ini jelas menyatakan bahwa Pancasila merupakan pedoman bagi masyarakat
Indonesia dalam menjalankan aktivitas kehidupan bernegara. Pancasila adalah petunjuk dalam
kehidupan bernegara bagi masyarakat. Layaknya arah yang tidak pasti dari kapal tanpa kompas,
demikian juga negara akan tanpa arah bila tidak ada Pancasila.

3
Indonesia dilambangkan dalam seekor burung garuda, atau sering disebut sebagai
garuda pancasila, di dada burung tersebut terdapat perisai yang menggambarkan 5 simbol yang
mewakili sila-sila dalam pancasila, yang artinya sebagai berikut:

1. Bintang melambangkan sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Ditulis dalam
situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bintang menggambarkan cahaya
kerohanian bagi seluruh warga negara. Kelima sisi pada bintang menggambarkan
kepercayaan masing-masing warga negara.
2. Rantai melambangkan sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Rantai
yang tersusun dari 17 gelang menggambarkan hubungan manusia yang saling tolong
menolong.
3. Pohon Beringin melambangkan sila ketiga yaitu persatuan Indonesia. Pohon beringin
digambarkan sebagai tempat berteduh untuk seluruh warga negara. Lambang tersebut
juga mengartikan kesatuan Indonesia yang kokoh tertanam dalam akar yang kuat.
4. Kepala banteng melambangkan sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kepala banteng dimaknai
sebagai hewan yang suka berkumpul, dan kompak dalam mengambil keputusan.
5. Padi dan kapas melambangkan sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Padi dan kapas dimaknai sebagai kebutuhan rakyat Indonesia, tanpa
memandang status dan kedudukan. Padi dan kapas mencerminkan sandang dan pangan,
tak adanya kesenjangan antara warga negara.

2.2 Hubungan Pancasila Dengan Ideologi

Ideologi Pancasila sendiri dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan berdasar atas pidato
Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Ideologi Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa
Indonesia karena Pancasila memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia.Kedudukan itu seperti Pancasila sebagai jiwa bangsa
Indonesia,Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia, Pancasila menjadi dasar negara,Pancasila sebagai sumber dari segala hukum
yang ada di Indonesia,Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia ketika mendirikan
negara, dan Pancasila sebagai cita-cita bangsa. Kedudukan inilah yang menjadikan Pancasila
menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia. Kedudukan ini juga dapat diartikan bahwasannya
Pancasila merupakan suatu landasan bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan segala aspek
yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegera.
4
Selain itu, Pancasila juga berfungsi sebagai penunjuk arah dalam kehidupan bernegara
Indonesia. Sama seperti kapal tanpa kompas, yang tidak tahu akan kemana arah arus
membawanya, Republik ini juga akan sama seperti itu apabila tidak adanya penunjuk arah,yaitu
Pancasila.Pancasila juga mengandung nilai-nilai sejarah di dalamnya karena Pancasila
merupakan suatu perjanjian yang dibuat oleh para pendiri bangsa ini ketika mendirikan
Republik Indonesia ini. Hal-hal inilah yang membuat Pancasila memiliki fungsi dan juga
kedudukan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Dengan fungsi dan juga kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, Pancasila haruslah dapat dilestarikan oleh setiap komponen bangsa
Indonesia.Pelestarian nilai nilai Pancasila dapat dilakukan dengan meimplementasikan nilai
nilai yang terkandung di dalam Pancasila dalam kehidupan sehari hari. Nilai-nilai Pancasila
sendiri tercermin dalam setiap sila yang ada di dalamnya. Nilai-nilai itu adalah nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan,nilai persatuan, nilai kerakyatan dan juga nilai keadilan.Nilai ketuhanan
dapat diimplementasikan dengan menghargai setiap umat beragama di Indonesia.
Setiap rakyat di Indonesia memiliki agama yang berbeda-beda, sehingga setiap rakyat
haruslah menghargai perbedaan yang ada sebagai bentuk dari implementasi nilai ketuhanan.
Nilai kemanusiaan dapat dipraktekan dengan tindakan tidak melakukan diskriminasi terhadap
suku lain yang terdapat di Indonesia.Nilai persatuan dapat dipraktikkan dengan menunjukkan
sikap cinta terhadap tanah air Indonesia.
Nilai kerakyatan dapat dipraktikkan dengan tindakan menghargai pendapat orang lain
ketika mengemukakan pendapat. Nilai keadilan dapat dipraktikan dengan menjaga hak dan
kewajiban dari setiap rakyat. Uraian tersebut hanyalah sebagian kecil dari praktik nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari dan masih ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam usaha
melestarikan nilai nilai Pancasila di Ibu Pertiwi ini.
Ideologi Pancasila haruslah tetap dilestarikan karena ideologi ini merupakan ideologi
yang mencerminkan kepribadian bangsa ini.

2.3 Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi


Pentingnya Pancasila sebagai ideologi Negara adalah untuk memperlihatkan peran
ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga
ancaman-ancaman yang datang untuk negeri ini dapat dicegah dengan cepat. Sebab
Pancasila merupakakan Ideologi yang terbuka bagi seluruh perkembangan zaman. Sehigga

5
apapun yang terjadi dalam perkembangan zaman harus sesuai dengan kaedah-kaedah
yang berlaku atas dasar Pancasila.

Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno,


ideologi Pancasila mengalami pasang surut karena dicampur dengan ideologi komunisme dalam
konsep Nasakom. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto,
ideologi Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan
organisasi masyarakat (Ormas). Pada masa era reformasi, Pancasila sebagai ideologi negara
mengalami pasang surut dengan ditandai beberapa hal, seperti: enggannya para
penyelenggara negara mewacanakan tentang Pancasila, bahkan berujung pada hilangnya
Pancasila dari kurikulum nasional, meskipun pada akhirnya timbul kesadaran penyelenggara
negara tentang pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.
Di tengah perubahan zaman, persoalan yang perlu diwaspadai adalah ketika masyarakat,
khususnya generasi muda, tidak lagi memandang Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.
Dan pada era globalisasi tantangan pancasila sebagai ideologi negara adalah banyaknya ideologi
alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti
radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami
penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik
pembelajaran Pancasila. Kemudian tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial yang
terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi
identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA. Bonus demografi
yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk
menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi, unsur-unsur
yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara meliputi faktor
eksternal dan internal.
Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut:
1. Pertarungan ideologis antara negara-negara super powerantara Amerika Serikat dan
Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet
sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara super power.
2. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai
ideologiasing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi.
3. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan
teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara masif.
Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan,seperti banjir, kebakaran hutan.

6
Selanjutnya, ada beberapa faktor internal sebagai berikut:
1. Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi
pada kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasilasering terabaikan.
2. Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap ideologi
menurun drastis.
Dengan tantangan pancasila yang semakin berat, generasi bangsa diharapakan mampu
menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagi ideologi negara. Generasi bangsa dapat
mempertahankan ideologi Pancasila dengan cara konsisten mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat diwujudkan dengan
toleransi terhadap orang lain yang memiliki keyakinan yang berbeda. Kemanusiaan yang adil
dan beradab dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku saling menghargai martabat sesama
manusia dan tidak melakukan diskriminasi. Sila Persatuan Indonesia tercermin dalam sikap
gotong royong dan usaha untuk menciptakan kerukunan. Sedangkan sila Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dapat Anda amalkan
misalnya dengan menyelesaikan masalah melalui musyawarah. Sementara itu, sila Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku menghargai hak
orang lain serta melaksanakan kewajiban

2.4 Tujuan Pancasila Sebagai Ideologi


Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea keempat menyatakan: ”…kemudian
daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”.
Pernyataan tersebut adalah cita-cita Bangsa Indonesia yang juga termuat dalam nilainilai
Pancasila. Secara garis besar, tujuan Pancasila adalah:
1. Menanamkan dan menjunjung tinggi rasa saling menghargai dan menghormati Hak
Asasi Manusia.
2. Menciptakan bangsa yang nasionalis dan menanamkan rasa cinta tanah air kepada
seluruh rakyat Indonesia.
3. Menciptakan bangsa yang demokratis, yaitu dengan mendahulukan kepentingan umum
untuk kesejahteraan bersama.

7
4. Menciptakan bangsa yang adil secara sosial dan ekonomi sehingga seluruh rakyat
memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri.

2.5 Studi Kasus


2.5.1 Pembubaran Organisasi Masyarakat Front Pembela Islam (FPI) Dalam Prepektif
Ideologi Pancasila
Organisasi kemasyarakatan atau disebut Ormas merupakan organisasi yang dibentuk
oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,
kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya
tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya
terdapat sumber daya manusia yang memiliki kesamaan keinginanan juga gagasan, berinteraksi
satu dengan yang lainnya dalam kesamaan pandangan. Pengaturan atau Substansi Hukum
mengenai Organisasi Masyarakat baru diatur pada masa Orde Baru adalah pada UndangUndang
No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Masyarakat. Setelah itu sudah banyak pasal yang tidak
relevan dengan pengaturan Organisasi Masyarakat yang ada dalam Undang- Undang tersebut
dan digantikan dengan Undang-Undang No.17 Tahun 2013 yang berfungsi mewujudkan tata
kelola Organisasi Masyarakat, terutama yang terkait dengan akutanbilitas atau tindakan
pertanggungjawaban atas hasil yang diperoleh setelah melakukan aktivitas tertentu.
Salah satu organisasi kemasyarakatan yang ada di Indonesia adalah Front Pembela
Islam atau yang disingkat (FPI). Front Pembela Islam (FPI) adalah organisasi masyarakat
Indonesia yang mengusung pandangan Islamisme. Pandangan tersebut dikedepankan dalam
proses berdirinya pada 17 Agustus 1998 oleh Muhammad Rizieq Shihab dengan dukungan dari
tokoh militer dan politik pada saat itu. Front Pembela Islam (FPI) merupakan organisasi masa
keagamaan Islam yang peran dan kiprahnya dapat dirasakan oleh sebagian masyarakat muslim
di Indonesia. Front Pembela Islam (FPI) memegang prinsip ‘amar ma’ruf nahi munkar yang
linear dalam kiprahnya dalam menegakkan perintah Allah SWT untuk pemberantasan maksiat
di Indonesia. Asas organisasi Front Pembela Islam (FPI) berasaskan Islam yang diturunkan
dalam visi dan misi organisasinya, yaitu penerapan syariat Islam secara kaffah di bawah
naungan khalifah Islamiyah menurut manhaj nubuwah, melalui pelaksanaan dak’wah,
penegakkan hisbah danpengamalan jihad. Front Pembela Islam (FPI) awalnya didirikan
sebagai suatu kelompok sipil yang memposisikan diri sebagai sebuah kekuatan pengawas
moral Islam melawan kemungkaran.

8
Dalam perkembangannya, ada perbedaan pola respons Front Pembela Islam (FPI)
terhadap permasalahan kemungkaran yang terjadi seperti penekanan respons, strategi, dan aksi
yang berbeda-beda. Secara umum, strategi Front Pembela Islam (FPI) dalam merespons
kemungkaran terutama yang berkaitan dengan masalah sosial masyarakat sangat bergantung
pada kondisi lokasi terjadinya kemungkaran tersebut. Kelompok Front Pembela Islam (FPI)
sering muncul di berbagai media massa dalam berbagai pemberitaan. Hal ini berhubungan erat
dengan kegiatan utama mereka, yaitu melakukan aksi-aksi penertiban (sweeping) terhadap
kegiatan-kegiatan maksiat seperti prostitusi, perjudian, premanisme dan lain-lain. Perjalannya
Organisasi Masyarakat Front Pembela Islam (FPI) telah mengalami beberapa dinamika
permasalahan yang datang dalam lingkup kemasyarakatan. Dinamika yang terdapat pada Front
Pembela Islam (FPI) dititikberatkan pada konsep dan gerakan Front Pembela Islam (FPI) yang
dilihat dalam negara hukum. Berbagai pandangan pun berdatangan dari masyarakat, pandangan
tersebut dilihat segi positif contohnya membantu khalayak yang terkena musibah, maupun segi
negatif contohnya dengan beberapa aksi-aksi yang dijalani oleh Front Pembela Islam (FPI) ini
terbilang keras. Aksi Front Pembela Islam (FPI) sering juga berujung konflik dengan
masyarakat, karena masyarakart menganggap bahwa tidak ada surat izin yang dikeluarkan oleh
pihak kepolisian terhadap aksi-aksi seperti sweeping yang dilakukan oleh Front Pembela Islam
(FPI). Front Pembela Islam (FPI) telah melewati batas kewenangannya sebagai Organisasi
Masyarakat yang seharusnya menjadi fungsi dari penegak hukum yaitu Kepolisian menurut
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI.
Selain itu, pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 juga melarang setiap Organisasi
Masyarakat untuk melakukan kegiatan yang menjadi tugas dan wewenang penegak hukum
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Undang-Undang tersebut juga
melarang setiap Organisasi Masyarakatuntuk melakukan tindakan kekerasan, menganggu
ketentraman dan ketertiban umum, atau merusak fasilitas umum dan fasilitas sosial. Karena
aksi-aksi kekerasan itu meresahkan masyarakat, termasuk dari golongan Islam sendiri, beberapa
Organisasi Masyarakat menuntut agar Front Pembela Islam (FPI) dibubarkan. Meskipun Front
Pembela Islam (FPI) memiliki tujuan yang baik dalam organisasinya, tetapi pada kenyataannya
dalam melakukan gerakan sesuai dengan tujuannya tersebut Front Pembela Islam (FPI) selalu
menggunakan kekerasan di tengah masyarakat dan tidak memberikan langkah-langkah damai
pada setiap aksinya bahkan banyak menabrak hukum positif yang berlaku di Indonesia.
Ketentuan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2017 memberikan kewenangan kepada
pemerintah untuk memberikan sanksi tegas kepada organisasi kemasyarakatan. Hukuman yang

9
paling berat diterima oleh organisasi kemasyarakatan yang bermasalah adalah pencabutan
legalisasi dari negara yang secara otomatis organisasi kemasyarakatan bubar dengan sendirinya.
Pemerintah dapat membubarkan Organisasi Masyarakat yang dianggap bertentangan dengan
Pancasila tanpa melakukan langkah persuasif, seperti memberikan peringatan tertulis dan
meminta persetujuan pengadilan terlebih dahulu. Hal tersebut terdapat pada ketentuan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2013. Melalui Surat Keputusan Bersama Nomor 220-4780 Tahun
2020, Nomor M.HH-14.HH.05.05 Tahun 2020, Nomor 690 Tahun
2020, Nomor 264 Tahun 2020, Nomor KB/3/XII/2020, Nomor 320 Tahun 2020 yaitu Enam
Menteri dan Kepala Lembaga yang diumumkan pada Rabu, 30 Desember 2020. Enam menteri
yang menandatangani SKB tersebut antara lain Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia yaitu
Tito Karnavian, Menteri Hukum dan HAM yaitu Yasonna Laoly, Menteri Komunikasi dan
Informasi yaitu Johnny G Plate, Jaksa Agung yaitu Burhanuddin, Kepala Kepolisian Republik
Indonesia Jenderal Polisi yaitu Idham Aziz, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme yaitu Boy Rafly Amor. Dengan begitu, Front Pembela Islam (FPI) dilarang
berkegiatan serta menggunakan simbol atau atribut organisasi.
Adapun alasan yang mendasari pembubaran organisasi tersebut yaitu dilandaskan pada
ketentuan ideologi pancasila. Front Pembela Islam adalahorganisasi yang ingin mendirikan
negara Khilafah dan menegakkan Syariat Islam di Indonesia yang mana itu menjadi alasan
pemerintah membubarkan Organisasi Masyarakat ini karena tidak sesuai dengan ideologi
pancasila. Front Pembela Islam juga sangat bertentangan dengan sila keempat mengenai
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.
FPI sering mengklaim juga bahwa Pancasila khususnya Sila keempat bertentangan dengan
pandangan Islam, dan mereka lebih mengutamakan prinsip-prinsip Islam sebagai ideologi
karena hal itulah pandangan ini telah menjadi subjek kontroversi di Indonesia. Dalam proses
pembubaran ini resmi dibubarkan pada tanggal 30 Desember 2020 dengan struktur hukum yang
berwenang yaitu Kementrian Hukum dan HAM dengan mencabut status badan hukum yang
sudah dimiliki kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No
2 Tahun 2017 sebagai tindak lanjut pembubaran Front Pembela Islam.

10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan ideologi
negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan
dengan kehidupan negara.Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi berdirinya
negara Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran mengenai wujud masyarakat
tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus diperjuangkan untuk
mewujudkannya. Pancasila membawakan nilai-nilai tertentu yang digali dari realitas sodio
budaya bangsa Indonesia.
Ideologi membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan ideologi lainnya.
Kehasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa,yang membawa konsekuensi
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan ideologi Pancasila
dilihat dari dimensi realitas membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas sosiobudaya
bangsa Indonesia, dari segi idealitas mamidpu memberikan keyakian akan terwujudnya
masyarakat yang dicitacitakan, dan dari dimensi Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada didalamnya
dapat dijabarkan secara konstektual agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan dinamika dan
perkembangan masyarakat.

3.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat kami tawarkan agar tidak munculnya kelompok
seperti Front Pembela Islam dimasa mendatang diantaranya, yaitu:
a. Meningkatkan pendidikan dan pemahaman tentang nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan
hak asasi manusia diseluruh masyarakat Indonesia,
b. Meningkatkan penegak hukum terhadap kelompok ekstremis dan individu yang
merencanakan atau melakukan tindakan kekerasan,
c. Mendorong partisipasi masyarakat dalam berkontribusi mengatasi isu-isu yang mendorog
radikalisme,
d. Memperketat pengawasan dan regulasi terhadap organisasi yang mencurigakan atau
berpotensi ekstremis dan menentang ideologi pancasila
e. Pendekatan Media Sosial dan memberikan alternatif yang kuat dan positif pada organisasi
yang rentan terhadap radikalisme dan mengedukasi secara online pentingnya ideologi
pancasila bagi bangsa dengan keberagaman tradisi agama yang berbeda.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Yulianto Dwi S. (2016). Hubungan pemahan tentang ideologi Pancasila dengan sikap
nasionalisme. Diakses melalui:
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/263700/MjYzNzAw
2. Kesbangpol PEMKAB MAGELANG. (2021). Pengertian Pancasila. Diakses melalui :
https://kesbangpol.magelangkab.go.id/home/detail/pengertian-pancasila/381#
3. Yorick Marvin Yanggah. (2020). Pancasila sebagai ideologi negara. Diakses Melalui :
https://binus.ac.id/character-building/2020/10/pancasila-sebagai-ideologi-negara/

4. Kompasiana.com (2020). Tantangan Pancasila sebagai ideologi negara. Diakses


melalui : https://binus.ac.id/character-building/2020/10/pancasila-sebagai-
ideologinegara/
5. Wikipedia. Terakhir di sunting oleh Symphonium264. 22 Agustus 2023. Pancasila.
Diakses melalui : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Istimewa:History/Pancasila
6. Kumparan.com (2020). Ideologi PancasilaPancasila; Sejarah, Tujuan dan Fungsinya.
Diakses melalui : https://kumparan.com/berita-hari-ini/ideologi-pancasila-
sejarahtujuan-dan-fungsinya-1ugow0UGbnk
7. Jurnal Studi Jurnalistik, Vol 4. (1), 2022, 53-66. Fiiki Ridho Rabinna dan Ali Irfani
Membincang Pembubaran Front Pembela Islam dalam Framing Pemberitaan
Republika.co.id. Diakses melalui
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://re
pository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/65753/1/Revisi%2520R5_ok-
FIIKI_ALI_%2520Membincang%2520Pembubaran%2520Front%2520Pembela%252
0Islam.pdf&ved=2ahUKEwip58-
fgK6CAxV7xDgGHe_eCj0QFnoECAcQAQ&usg=AOvVaw1bZ6iyEInu5MAoKMR
T812u
8. Persepsi Masyarakat Palembang Terhadap Pembubaran FPI, 2022. Diakses melalui :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=http://jur
nal.radenfatah.ac.id/index.php/Ampera/article/download/12105/5030&ved=2ahUKE
wip58fgK6CAxV7xDgGHe_eCj0QFnoECAoQAQ&usg=AOvVaw0PKMVUE4k3fp
mOjX
2XBlqt

12

Anda mungkin juga menyukai