1 BAB XII Keselamatan
1 BAB XII Keselamatan
A. Pendahuluan
Keselamatan lalu lintas menjadi tema sentral yang makin penting di tengah
masih banyaknya kejadian kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Sebagian besar
kecelakaan terjadi di daerah perkotaan karena volume lalu lintas yang tinggi, disiplin
pengemudi yang kurang, kondisi emosi pengemudi yang sedang tergesa – gesa untuk
mencapai tujuan, dan sebab – sebab lainnya. Kecelakaan mengakibatkan kerugian
tidak saja bagi korban, namun juga bagi keluarga korban, lebih – lebih jika korban
adalah satu – satunya penanggung ekonomi keluarga.
B. Pengertian Kecelakaan
Menurut Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1993 tentang prasarana dan lalu
lintas jalan mengartikan kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
disangka-sangka dan tidak sengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai
jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.
Hal lain yang perlu diketahui sehubungan dengan kecelakaan adalah kuantitas
dan kualitas kecelakaan. Kuantitas kecelakaan adalah tinjauan terhadap kecelakaan
yang hanya memperhatikan angka kejadian kecelakaan semata. Sedangkan yang
dimaksud kualitas kecelakaan adalah tinjauan kejadian kecelakaan yang tidak semata
melihat angka kejadian kecelakaan saja, namun meninjau produk kejadian kecelakaan
tersebut yaitu tingkat keparahan korban maupun kendaraan kecelakaan karena setiap
jenis jalan akan mempunyai tingkat keparahan yang berbeda.
C. Korban Kecelakaan
Korban kecelakaan dapat dibedakan menjadi 3 menurut PP No. 43 tahun 1993,
yaitu :
1. Korban mati
D. Penyebab Kecelakaan
Lalu lintas ditimbulkan oleh adanya pergerakan dari alat-alat angkut, karena ada
kebutuhan perpindahan manusia dan atau barang. Unsur-unsur sistem transportasi
adalah semua yang dapat berpengaruh terhadap lalu lintas. Di antara faktor-faktor
pokok penyebab kecelakaan menurut Wells (1993) yaitu : kerusakan kendaraan,
rancangan kendaraan, cacat pengemudi, permukaan jalan dan rancangan jalan.
Faktor-faktor penyebab kecelakaan dikelompokkan menjadi 3 meliputi (Hobbs, 1995) :
pemakai jalan, kendaraan dan lingkungan jalan raya.
1. Faktor manusia (pemakai jalan)
Pada umumnya semua faktor yang penyebab kecelakaan lalu lintas tidak
berdiri sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari berbagai penyebab.
Karakteristik pemakai jalan antara lain usia, jenis kelamin dan tingkat sosial
(Oglesby dan Hick, 1988). Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemakai jalan
sehingga terjadi kecelakaan lalu lintas adalah kecepatan yang berlebihan,
lengah, salah anggapan, sikap panik dari orang-orang yang tidak
berpengalaman (Hobbs, 1995).
2. Faktor kendaraan
Jumlah kendaraan yang ada pada saat ini mengalami peningkatan,
terbukti dengan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang di ruas-ruas jalan
khususnya daerah perkotaan. Kenaikan jumlah kendaraan yang melalui ruas
jalan akan menambah angka LHR (Lalu Lintas Harian Rata-Rata). Dengan
E. Klasifikasi Kecelakaan
Pignataro (1973) mengklasifikasi kecelakaan berdasarkan cara terjadinya yaitu :
1. Hilang kendali atau selip.
2. Tanpa tabrakan atau kecelakaan sendiri di jalan :
a) berjungkir balik di jalan,
b) kecelakaan lain.
3. Tabrakan di jalan dengan :
a) pejalan kaki,
b) kendaran motor lain yang sedang berjalan,
c) kendaraan yang di parkir,
d) kereta api,
e) pengendara sepeda,
f) binatang,
g) obyek tetap dan
F. Angka Kecelakaan
Analisis data kecelakaan merupakan salah satu cara pendekatan terhadap
kecelakaan. Dengan analisis, dapat dilihat kencenderungan kecelakaan yang terjadi
dan dapat diidentifikasi keberhasilan terhadap suatu perubahan dengan segera
pendekatan tersebut dapat dipahami bahwa perbaikan pada kenyataannya memang
disebabkan oleh suatu usaha bukan hanya fluktuasi belaka.
Metode-metode yang dapat digunakan dalam perhitungan angka kecelakaan
adalah (Pignataro, 1973) :
R = A / L …………………………………………………………. (12.1)
Dengan :
R = Angka kecelakaan/km/tahun
A = Jumlah kecelakaan selama periode pengamatan (kecelakaan/tahun)
L = Panjang jalan yang ditinjau (km)
4. Severity index
Severity index adalah indeks kefatalan atau keparahan kecelakaan,
menggambarkan tingkat kekerasan relatif yang didefinisikan sebagai jumlah kefatalan
tiap kecelakaan. Indeks keparahan dapat dinyatakan dalam persen, dirumuskan :
G. Laju Kecelakaan
Statistik kecelakaan yang berguna adalah laju kecelakaan yang berakibat luka-
luka, (PI = Personal Injuring), yang memungkinkan di bandingkan dengan frekuensi
kecelakaan di satu tempat dengan tempat lain (Wells,1993). Dapat dirumuskan :
TK = JK / (T x L) …………………….……………………………. (12.7)
Dengan :
TK = Tingkat kecelakaan (kecelakaan per-tahun/km)
JK = Jumlah kecelakaan selama i tahun (jumlah/tahun)
T = Waktu pengamatan (tahun)
L = Panjang ruas jalan yang ditinjau (km)
I. Penanganan
Hal-hal yang perlu dipahami dalam konsep keselamatan jalan yaitu istilah
mencegah kecelakaan dan mengurangi kecelakaan. Mencegah kecelakaan melibatkan