242 448 1 SM
242 448 1 SM
ABSTRAK
Era globalisasi saat ini memiliki beragam masalah yang semkin berkembang. Individu menghadapi
permasalahan dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungannya. Berkembangnya berbagai
macam masalah diikuti pula solusi atau cara penyelesaian permasalahan tersebut, salah satunya dengan
Neuro-Linguistic Programming (NLP). NLP merupakan program latihan yang memanfaatkan diri sendiri
untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan melihat proses munculnya permasalahan tersebut. Hal
ini sebagaimana fungsi konseling itu sendiri, yaitu memberikan perlakuan agar dapat berpikir rasional dan
memiliki perasaan yang sesuai sehingga dapat merencanakan serta melaksanakan suatu tindakan yang
produktif dan nomatif. Oleh karena itu, dengan proses NLP dalam konseling dapat memudahkan individu
dalam berpikir rasional dan memiliki perasaan yang tepat.
402
Widyatmoko, Putra, Hermawan, Neuro-Linguistic Programming... 403
menentukan dengan jelas tujuan yang ingin membuat kerangka berpikir atau mengatur
dicapai dalam kehidupan. Layaknya situasi baru untuk menghasilkan makna baru
seorang yang berkendara ke suatu tempat yang diinginkan.
dan ia seharusnya telah paham akan tempat 2. Anchoring (tombol)
yang ingin dituju tersebut apakah itu Vaknin (2010) menuliskan anchoring
rumah, kantor, sekolah, dan sebagainya. adalah bagaimana memperoleh kondisi yang
Karena masing-masing tempat tepat untuk hasil yang diinginkan dengan cara
membutuhkan perencanaan atau persiapan menghubungkan dengan sebuah simbol.
yang berbeda-beda. Teknik ini juga yang menghubungkan antara
4. Fleksibilitas (flexibility) dalam NLP apa yang dilihat, dengar, rasakan serta kondisi
berkaitan dengan prilaku (Ready & Burton, emosional seseorang (Lashkarian & Sayadian,
2010). Fleksibilitas dalam perilaku ialah 2015). Sederhananya anchor adalah pemicu
melakukan sesuatu yang berbeda ketika dari kondisi seseorang secara internal maupun
peristiwa yang terjadi tidak sesuai dengan eksternal. Dalam istilah psikologi anchor
yang direncakan atau diharapkan. Jika dikenal dengan stimulus. Teknik ini
telah dirumuskan dengan baik namun menerapkan struktur pikiran atau emosi
tujuan tersebut tidak tercapai, maka cara tertentu termasuk kondisi relaks, dan bahagia
mencapai tujuan tersebut yang akan (Albalawi, 2014). Pada umumnya melibatkan
menentukan tecapai atau tidak tujuan yang sentuhan, gerakan atau kata-kata sebagai
diharapkan (Teddi Prasetya Yuliawan, anchor.
2014) 3. Building rapport (keakraban)
Teknik dalam NLP Sebagaimana diketahui dalam proses
Berikut beberapa teknik dalam NLP yang konseling building rapport (keakraban)
dapat diterapkan sebagai berikut: adalah bagian terpenting. Hal ini bertujuan
1. Reframing (membingkai) agar konseli dapat terbuka, nyaman, dan
O’Connor (2001) menyatakan framing percaya terhadap konselor sehingga dapat
atau kerangka berpikir merupakan pemaknaan mengukapkan permasalahan yang dihadapi.
yang disebabkan oleh suatu peristiwa dalam O’connor (2001) menyatakan rapport
suatu konteks. Pintos & López (2010) merupakan kualitas hubungan yang saling
menambahakan makna dari suatu peristiwa mempengaruhi dan peduli diantara setiap
atau situasi tergantung dari sudut pandang orang. Sementara itu dalam NLP terdapat
setiap individu. Teknik reframing dengan salah satu teknik dalam building rapport,
406 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 402-407
yaitu mirror and matching (meniru dan karena itu, dengan proses NLP dalam
menyesuiakan) suara, kata-kata, dan gerakan konseling dapat memudahkan individu dalam
anggota tubuh orang lain (O’Connor, 2001). berpikir rasional dan memiliki perasaan yang
Hubungan antara Konselor dan Konseli tepat. Keberhasilan kolaborasi pendekatan
Dalam proses konseling yang dengan NLP banyak ditentukan oleh
berdasarkan pada NLP, konselor bertujuan penguasaan konselor terhadap prosedur dan
memahami secara mendalam dunia konseli. teknik NLP serta keterampilan memberikan
Sebagaimana yang diungkapakan oleh layanan konseling pada umumnya. Berikut
Grinder & Bandler dalam Palmer (2000) beberapa teknik dalam NLP yang dapat
adalah sebuah seni membangun keakaraban diterapkan dalam layanan konseling
secara mendalam dengan klien (konseli) diantaranya reframing, anchoring, dan
dalam memasuki atau memahami dunia building rapport.
mereka. Selanjutnya Palmer menambahkan Saran
dalam proses bantuan kepada klien Berdasarkan hasil pembahasan dan
memerlukan sebuah tujuan yang jelas, kesimpulan yang diberikan, tentunya masih
keakraban diantara konselor dan klien serta banyak kekurangan dan kelemahannya.
teknik yang digunakan dalam proses bantuan Selanjutnya penulis mengharapkan kepada
yang diberikan. pembaca, terutama praktisi konseling dalam
PENUTUP hal ini guru Bimbingan dan Konseling atau
Kesimpulan konselor intervensi berupa NLP dapat
Bedasarkan paparan atau penjelasan di menjadi salah satu alternatif terapi yang dapat
atas, dapat dikatakan Neuro-Linguistic diterapkan dalam membantu penyelesaian
Programming (NLP) merupakan program masalah psikologis siswa. Penulis juga
latihan yang memanfaatkan diri sendiri untuk mengharapkan adanya penelitiian lebih lanjut
menyelesaikan suatu permasalahan dengan mengenai efektifitas teknik konseling yang
melihat proses munculnya permasalahan berbasis NLP dalam dunia pendidikan pada
tersebut. Hal ini sebagaimana fungsi umumnya serta Bimbingan dan Konseling
konseling itu sendiri, yaitu memberikan khususnya. Sehingga teknik terapi dalam NLP
perlakuan agar dapat berpikir rasional dan dapat berkembang, baik secara teoritis
memiliki perasaan yang sesuai sehingga dapat maupun praktis.
merencanakan serta melaksanakan suatu DAFTAR RUJUKAN
tindakan yang produktif dan nomatif. Oleh Abdivarmazan, M. & Sylabkhori, Z. (2016).
Effectiveness of training of Neuro-
Widyatmoko, Putra, Hermawan, Neuro-Linguistic Programming... 407