Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Tahapan Penelitian


3.1.1 Tahapan Pre Treatment Inokulum
Berikut adalah tahapan yang harus di lakukan saat melakukan Pre
Treatment inokulum secara fisik melalui pemanasan pada suhu 100 oC
selama 1 jam, proses ini digambarkan pada Gambar 3.1

Menyiapkan Inokulum

Memasukan 75 mL inokulum kedalam gelas beaker 200 mL

Menutup gelas beaker 200 mL dengan alumunium foil,


pastikan tidak terjadi kebocoran pada gelas beaker

Mengatur suhu oven sebesar 100 oC, yalakan oven selama 15


menit untuk pemanasan

Masukan gelas beaker berisi inokukulum ke dalam oven, lalu


panaskan pada suhu 100 oC selama 1 jam

Inokulum siap di gunakan

Gambar 3. 1 Tahap Pre Treatment Inokulum

3.1.2 Tahapan Pembentukan Hidrogen

Berikut ini merupakan tahapan - tahapan yang harus dilakukan dalam


proses pembentukan hidrogen dengan melalui proses fermentasi yang
digambarkan pada Gambar 3.2 berikut.
Menyiapkan POME

Memasukan POME Kekedalam Gelas Beaker 500ml

Mencampurkan 425 ml POME dan 75 ml inokulum kedalam gelas beaker 500ml

Memasukan NaOH 5N kedalam gelas beaker hingga


mencapai pH kontrol (3.9), 6, dan 7

Menghomogenkan hingga pH Stabil

Menjepit selang pada erlenmeyer yang telah di modifikasimodifiksi


500ml

Memasukan substrat kedalam erlenmeyer yang telah


dimodifiksi 500 ml untuk difermentasi

Menyiapkan wadah yang berisikan air garam jenuh (3 liter)

Menyiapkan Botol berisi NaOH

Menghubungkan erlenmeyer yang telah dimodifikasi dengan selang


pastikan tidak ada udara yang masuk dan keluar pada erlenmeyer

Menyambungkan selang ke botol berisi NaOH pastikan tidak ada


udara yang masuk dan keluar pada botol

X
X

Menenggelamkan botol kaca kedalam wadah air garam jenuh hingga


penuh yang sudah diberi tanda sebagai pengukur volume hidrogen

Menggantungkan bagian bawah gelas ukur yang berisi air garam jenuh
pada klem secara vertikal dimana bagian atas gelas ukur terendam air
garam jenuh pada wadah

Memasukan selang kedalam botol kaca

Fermentasi sampel hingga volume hidrogen berhenti

Mengamati dan mencatat volume gas yang terbentuk


setiap 1 hari sekali

Gambar 3. 2 Diagram Alir Pembentukan Biogas

3.2 Alat dan Bahan

a. Alat

Dibawah ini merupakan alat yang digunakan dalam penelitian


terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Alat

No Nama Alat Kegunaan


Menampung NaOH dan parameter
1. Botol Kaca
volume gas
Erlenmeyer yang telah
2. Reactor Fermentasi
dimodifikasi
3. Selang Mengalirkan gas
4. Statif dan Klem Penyangga Botol
5. Wadah Menampung air garam
6 pH meter Mengukur pH cairan
Rangkaian alat analisa
7. Analisa VFA
VFA
8. COD meter & reaktor Analisa COD

b. Bahan

Dibawah ini merupakan bahan yang digunakan dalam penelitian


terlihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Bahan

No Nama Bahan Kegunaan


1. Inokulum Pendegradasi limbah, diperoleh dari took online
Mengatur pH, Titran, Menangkap CO2, diperoleh dari
2. NaOH
toko kimia di Cilegon
3. POME Substrat yang akan di olah, diperoleh dari PTPN VIII
4. H2SO4 50% Analisa VFA, diperoleh dari toko kimia di Serang
5. Indikator MO Analisa VFA, diperoleh dari toko online
6. Indikator PP Analisa VFA, diperoleh dari toko online

3.3 Variabel Penelitian


Adapun variabel dalam penelitian ini seperti Tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3 Variabel Penelitian

No Perlakuan pH Awal Volume POME Inokulum


1. Kontrol (3.9)
2. AD 6
3. 7 425 mL 75 mL
4. Kontrol (3.9)
5. MEC AD 6
6. 7
3.4 Prosedur Percobaan

3.4.1 Tahap Pre Treatment Inokulum

Pre treatment pada inokulum di awali dengan menakar sebanyak 75 mL


inokulum menggunakan gelas ukur, kemudian memasukkan 75 mL inokulum
tersebut ke dalam gelas beaker 200 mL, tutup gelas beaker berisi inokulum
tersebut, pastikan tidak ada celah kebocoran agar tidak ada udara yang masuk.
Setelah itu colokkan kabel oven ke sumber listrik, atur suhu sebesar 100 0C lalu
lakukan pemanasan oven tanpa inokulum selama 15 menit, setelah itu masukan
inokulum ke dalam oven dan lakukan pemanasan selama 1 jam. Inokulum pre
treatment siap di gunakan.

3.4.2 Tahap Fermentasi dan Pembentukan hidrogen

Percobaan ini diawali dengan persiapan alat dan bahan, kemudian


Memasukkan POME pada gelas beaker 500ml lalu menyiapkan dan memasukan
425 ml POME dan 75 ml inokulum pre treatment, homogenkan didalam gelas
beaker 500ml, kemudian memasukan substrat ke dalam Erlenmeyer yang telah di
modifikasi 500 ml untuk dilakukan fermentasi, lalu merangkai selang pada
erlenmeyer, kemudian menyambungkan selang kebotol yang berisi NaOH,
pastikan tidak ada udara yang masuk maupun keluar pada Erlenmeyer dan botol,
selanjutnya menyiapkan wadah berisikan air garam jenuh, lalu menenggelamkan
botol kedalam wadah air garam jenuh hingga penuh, kemudian menggantungkan
botol yang berisi air garam secara terbalik, masukan selang ke dalam botol.
Fermentasi dilakukan sampai volume hidrogen berhenti, pengukuran volume
dilakukan setiap hari, sedangkan pengambilan sampel cair dilakukan setiap 2 hari
sekali.
3.4.3.1 Factor Recovery Alat Distilasi

Memasukkan asam asetat 0,7 N sebanyak 2 mL, aquades sebanyak 50 mL


dan 3 tetes indicator PP kedalam Erlenmeyer 250 mL. kemudian di titrasi dengan
NaOH 0,05 N hingga diperoleh warna merah muda, catat volume titran
(Normalitas asam asetat pada larutan standar)

Lakukan pengenceran terhadap 2 mL asam asetat 0,7 N di dalam labu


takar hingga volumenya 100 mL, homogenkan. Sampel pengenceran tersebut
kemudian di masukan kedalam Erlenmeyer 500 mL dan di tambahkan 100 mL
aquades dan 5 mL H2SO4 50%. Letakkan Erlenmeyer di atas hot plate pada skala
600 watt dalam rangkaian unit distilasi hingga diperoleh distilat sebanyak 150
mL. tambahkan 2-3 tetes indicator PP kemudian titrasi dengan titran berupa
NaOH 0,05 N hingga timbul warna merah muda. Catat volume titran (Normalitas
asam asetat pada destilat).

Normalitas asam asetat pada destilat


Factor Recovery alat =
Normalitas asam asetat pada larutan standar
………………(3.1)

3.4.3.2 Analisa VFA Sampel

Analisa VFA di awali dengan memasukkan 200 mL aquades, 2 mL sampel


dan 5 mL H2SO4 50% ke dalam erlen meyer 500 mL lalu homogenkan, kemudian
letakkan erlen meyer 500 mL di atas hot plate pada rangkaian analisa VFA, pada
rangkain VFA, sampel dilakukan distilasi. Kemudian tampung distilat sebanyak
100 mL ke dalam erlen meyer 250 mL. masukkan 3 tetes indikator PP lalu
lakukan titrasi menggunakan titran berupa NaOH 0.03 N hingga mencapai titik
ekivalen, kemudian hitung volume titran NaOH 0.03 N yang di gunakan.
Masukan data yang di peroleh ke dalam persamaan VFA berikut untuk
memperoleh kadar VFA nya.
VFA (mg .
asetat
)=
( mL NaOH ×
Normalitas NaOH
mL sampel ) X bm as . asetat x 1000
(mg/ L)
L Faktor recovery alat
..…..(3.2)

3.4.4 SCOD (Soluble Chemical Oxygen Demand)

Analisa SCOD dilakukan secara closed refluks dan spektofotometri


menggunakan SCOD reactor dan SCOD spektofotometer. Sebelum di lakukan
analisa dilakukan pengenceran terlebih dahulu yakni sebesar 25 kali pengenceran
pada sampel hari akhir dan sebanyak 125 kali pengenceran pada inokulum.
Setelah dilakukan pengenceran masukkan sampel sebanyak 2 mL ke dalam SCOD
reagen, homogenkan. Buat 1 larutan sampel blanko dengan memasukkan aquades
sebanyak 2 mL ke dalam SCOD reagen. Sampel siap di panaskan.

Nyalakan SCOD reactor, atur pemanasan pada suhu 150 0C selama 2 jam,
tekan tombol start untuk penyesuaian suhu agar SCOD reactor yang semula
bersuhu ruangan, naik menjadi 150 0C, ketika SCOD reactor mencapai suhu yang
di inginkan maka akan terdengar bunyi alarm, lalu masukkan sampel yang ada
pada tabung digestion ke dalam SCOD reactor, kemudian tekan tombol start untuk
memulai pemanasan selama 2 jam. Setelah 2 jam dinginkan sampel di tempat
terbuka. sampel siap di analisa.

Nyalakan alat SCOD spektrofotometer, kemudian atur menuju mode High


Range (HR). masukkan sampel blanko lalu tekan tombol zero, kemudian
masukkan sampel yang akan di analisa SCOD nya, lalu tekan Read untuk
mendapatkan nilai SCOD

3.5 Analisa Kinetika

3.5.1 Model Gompertz Termodifikasi


Model ini dapat digunakan untuk mereplika tumbuhnya mikrooganisme
yang terbentuk sigmoid curve serta dapat memprediksi produksi biogas. Adapun
persamaan yang digunakan pada model ini dapat dilihat pada persamaan 3.6
(Syaichurrozi, 2022).

μm E
(−e ¿ ¿( ( λ−t ) +1))¿
yt= A e A ……………………………………………………...(3.6)

Penempatan konstanta pada kinetika model Gompertz termodifikasi pada


sigmoid curve dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. 1 Sigmoid Curve (Syaichurrozi, 2022)


Dimana;
Yt : Produksi biogas pada satuan waktu (mL/g COD)
A : Produksi biogas maksimum (mL/g COD)
μm : Laju produksi biogas maksimum (mL/ (g COD.hari))
λ : Waktu adabtasi (hari)
E : Konstanta (2,718)
t : Waktu tingal pada digester (hari)

Anda mungkin juga menyukai