Anda di halaman 1dari 79

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG Dalam kehidupan kesehariannya, manusia sebagai mahluk sosial

berinteraksi dengan orang lain, bersimpati pada kerabatnya, dan bersikap baik dengan menyesuaikan diri pada lingkungan sosial. Seseorang memiliki kecenderungan untuk berkumpul dengan teman atau kelompok yang memiliki kesamaan cara pandang, perilaku atau aspirasi. Kumpulan individu yang memiliki kesamaan minat, visi atau tujuan disebut dengan komunitas. Dewasa ini hampir semua bidang kehidupan sosial memiliki komunitas karena dipacu oleh semakin spesifiknya kebutuhan, minat, selera pelanggan dan didukung oleh kemajuan teknologi informasi atau internet. Komunitas-komunitas yang terbentuk di masyarakat ada yang berdasarkan hobi, agama, ataupun kecintaan terhadap suatu produk yang mana dijadikan referensi dalam kehidupan pribadinya. Komunitas-komunitas tersebut kini mulai berkembang mengikuti

perkembangan zaman,Selain para anggota komunitas tersebut bisa bertatap muka langsung, kini mereka bisa berinteraksi di dunia virtual atau dunia maya melalui media internet, dari situlah mulai muncul banyak komunitas-komunitas virtual, yang salah satunya adalah komunitas milis Blackberry. Milis adalah group diskusi di internet dimana setiap orang bisa berlangganan dan ikut serta didalamnya dengan menggunakan media e-mail sebagai alat komunikasi di dalamnya. Milis merupakan salah satu bentuk implementasi komunitas virtual yang tidak

tergantung pada letak geografis, melainkan berdasarkan hubungan antar manusia yang memiliki kesamaan dan menggunakan media internet sebagai penghubung satu dengan yang lain. Komunitas para pengguna Blackberry ini menarik untuk diperbincangkan karena Blackberry sudah masuk di pasar handphone Indonesia dari tahun 2005 dan mengalami pertumbuhan pada jumlah pengguna Blackberrry yang meningkat tajam dari tahun 2008-2010. Kenaikan jumlah pengguna ini sempat membuat para pesaingnya seperti Nokia dan Sony Ericcson sebagai market leader sempat tergeser, fenomena lain terjadi pula pada para produsen handphone keluaran China semacam Nexian, Mito, HT mereka membuat produk HP QWERTY yang bentukya mirip dengan produk Blackberry,dengan keypad QWERTY, layar lebar hingga menggunakan trackball sebagai alat navigasinya. Keunggulan dari produk Blackberry ini adalah mempunyai koneksi internet 24 jam nonstop, serta dilengkapi dengan fasilitas push email,dimana para pengguna Blackberry dapat menerima dan mengirim email dengan cepat semudah mengirim SMS, selain itu mereka dapat online melalui situs jejaring social seperti Facebook dan Twitter. Dengan sesama penguna Blackberry mereka dapat chatting menggunakan Blackberry Messenger. Tidak hanya itu, Blackberry sebagai suatu alat komunikasi dapat digunakan sebagai penunjuk arah dan peta online dengan menggunakan GPS ( General Positioning System) serta penggunaan aplikasi pendukung lainnya yang bisa didapatkan dengan mengunduh secara gratis atau berbayar. Untuk mendapatkan semua fasilitas tersebut para pengguna Blackberry harus berlangganan Blackberry Internet Service (BIS) yang

ditawarkan oleh para operator seluler yang ada di Indonesia. Tidak hanya dari segi software yang up to date saja Blackberry dikatakan menarik, aksesoris pendukungnya pun tidak kalah menarik, seperti pelindung silicon yang warnawarni dan dengan bentuk yang lucu serta unik menjadi daya tarik sendiri untuk perangkat gadget satu ini, begitu juga aksesoris lainnya semacam pelindung layar, batrei, tas HP dan sebagainya. Dari semua keunggulan produk Blackberry diatas, maka para pengguna Blackberry merasa perlu untuk membuat sebuah wadah untuk memperbincangkan berbagai macam aspek akan kebutuhan Blackberry tersebut, maka dibentuklah sebuah komunitas virtual merek Blackberry tersebut. Komunitas virtual merek merupakan implementasi dari konsep pemasaran holistik. Menurut Kotler dan Keller (2006, hal 17), konsep pemasaran holistik berdasarkan pada membangun, membuat, dan mengimplementasikan program, proses, dan aktivitas pemasaran yang semuanya penting dan berguna bagi pemasaran. Ada empat komponen dari pemasaran holistik, yaitu: relationship marketing, integrated marketing, internal marketing, dan social responsibility marketing. Salah satu komponen dari pemasaran holistik adalah relationship marketing. Solomon (2007,p 11) mendefinisikan relationship marketing sebagai interaksi dengan pelanggan dalam keseharian dan memberikan alasan pada mereka untuk empertahankan ikatan atau hubungan dengan perusahaan dari waktu ke waktu. Sedangkan Kotler dan Keller (2006:17-18) mengartikan relationship marketing dalam artian lebih luas yang memiliki tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan pihak-pihak inti pelanggan,

pemasok, distributor, dan rekan pemasaran lainnya guna mengembangkan dan mempertahankan bisnis. Komunitas virtual merek ini kini menjadi suatu aspek yang perlu diperhitungakan oleh pemasar, mengingat kemudahan akses internet, dewasa ini mendukung semakin banyaknya bermunculan komunitas virtual di Indonesia. Komunitas virtual ini bisa menjadi pasar yang potensial untuk mengembangkan sebuah bisnis didalamnya, karena di dalam komunitas tersebut akan terbentuk kepercayaan dan loyalitas pada sebuah produk dari konsumen. Kedua hal tersebut merupakan kunci sukses dari suatu relasi bisnis dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan produk tersebut, hal ini bisa dibentuk oleh seorang pemasar melalui partisipasi didalam komunitas virtual tersebut. Menurut Muniz dan O'Guinn (2001), komunitas merek adalah komunitas spesifik, tidak terbatas oleh batasan geografis, berdasarkan struktur hubungan sosial antar anggotanya yang menyukai merek tertentu. Suatu komunitas merek dilandasi oleh tiga elemen, yaitu shared consciousness (hubungan intrinsik yang dirasakan satu sama lain dan perasaan kolektivitas yang terbedakan dengan orangorang diluar komunitas), shared rituals and traditions (ritual atau tradisi yang mencerminkan proses sosial yang mana menghasilkan makna dari komunitas itu sendiri yang disebarkan kedalam maupun keluar komunitas), shared of moral responsibility (tanggung jawab terhadap komunitas secara keseluruhan dan kepada anggota didalamnya). Ketiga elemen dasar suatu komunitas merek diatas yang mana terjadi di lingkungan sosial kita, nampaknya juga dapat dianalogikan dengan komunitas

virtual. Menurut Memmi, (2006), komunitas virtual adalah komunitas yang termediasi dengan komputer atau internet. Anggota dari suatu komunitas virtual berbasis merek juga memiliki ketertarikan yang sama, perilaku yang cenderung sama terhadap suatu merek dan tanggung jawab terhadap komunitas atau anggota didalamnya. Didalam komunitas virtual tersebut tentunya partisipasi dan keikutsertaan para anggotanya mempunyai peran penting dalam perkembangan dan

kelangsungan komunitas tersebut,banyak sekali (Casalo, et al. 2007). Partisipasi tersebut merupakan salah satu bentuk keterlibatan mereka dalam komunitas merek tersebut, keterlibatan tinggi pada komunitas virtual dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian seseorang. Bentuk dari partisipasi ini pun beragam, bisa dengan posting ke dalam milis, mengikuti kegiatan gatehering dan juga hanya diam sekedar mengintai dan mengikuti postingan di milis. Hal ini dikarenakan pelanggan membutuhkan proses pencarian informasi yang intensif dan evaluasi yang hati-hati atau disebut juga dengan extended problem solving (Solomon, 2007:307). Hal ini didukung oleh Teo dan Yeong (2003) yang menyatakan bahwa dalam proses pencarian informasi, seorang pelanggan akan membandingkan antara perceived benefit dengan cost of the search (waktu dan uang). Perceived benefit dipengaruhi oleh product risk dan product involvement. Bila pelanggan percaya bahwa produk yang ia inginkan memiliki resiko yang tinggi, maka usaha untuk mencari informasi (cost of the search) akan lebih tinggi dan salah satu cara untuk mengurangi resiko tersebut adalah dengan terlibat dalam komunitas yang ahli pada produk tersebut.

Dari intensitas partisipasi dalam komunitas virtual tersebut nantinya akan membentuk suatu loyalitas terhadap merek tersebut. Adanya interaksi antar

member dengan memberikan solusi-solusi permasalahan yang dihadapi, lalu memberikan saran untuk memakai produk-produk lain dari merek tersebut, atapun produk-produk pendukung lainnya, dari situ mulai ada peningkatan intensitas bertemu dan berpartisipasi dalam komunitas tersebut, baik secara antar individu maupun individu dengan komunitasnya. Rasa kecintaan terhadap merek dan produk yang dibentuk dari partispasi aktif tersebut akan menimbullkan komitmen mereka akan merek tersebut, identifikikasi komunitas, ikatan emosional satu dengan lainnya untuk mengembangkan komunitas mereknya (Algeishmer et al. 2005), loyalitas memiliki berbagai macam pengertian seperti suatu kebiasaan dalam intensitas pembelian di masa yang akan dating (Andereassen, 1999). Disisi lain loyalitas ini dapat dikatakan sebagai intensitas yang tinggi di dalam word of mouth (Hallowel, 1996). Beberapa literature mengatakan loyalitas merupakan suatu komponen psikologis yang didasarkan oleh perasaan konsumen yang didukung oleh motivasi terhadap kecintaan terhadap suatu produk dan jasa dari suatu organisasi (Hallowel, 1996) Hasil dari adanya komunikasi dan partisipasi dalam komunitas virtual tersebut salah satunya adalah trust atau kepercayaan pada produsen Blackberry dan trust pada produk Blackberry . Di sisi lain trust dapat diasosiasikan dengan membuat kepercayaan terhadap suatu hal (Doney dan Cannon, 1997). Trust disini merupakan suatu bentuk komponen kognitif dari seseorang, komponen tersebut dapat dibagi menjadi tiga dimensi yaitu: kompetensi ,kejujuran, dan kebajikan.

Kompetensi didefinisikan sebagai suatu kemampuan dan pengetahuan untuk melengkapi dan memberikan kepuasan kepada pihak lain (Flavian dan Guinaliu, 2007). Kejujuran didefinisikan sebagai pemenuhan janji, menyimpan perkataan dan kesungguhan dari suatu pihak (Flavian dan Guinaliau, 2007). Kebajikan lebih diarahkan sebagai suatu keinginan baik untuk menunjukkan suatu pengorbanan demi suatu tujuan yang baik (Flavian dan Guinaliu, 2007). Kepercayaan ini merupakan faktor yang penting dalam membangun dan membina suatu hubungan (Doney dan Canon, 1997). Pertukaran informasi dari orang terpercaya dalam suatu konteks komunikasi nantinya juga akan membentuk suatu kepercayaan tersebut (Moorman et al, 1992). Dalam komunitas virtual ataupun hal yang berhubungan dengan komunikasi elektronik, kepercayaan disinyalir dapat menyajikan resiko pada konsumen (Grabner et all, 2003), dimana kepercayaan tersebut menjadi suatu hal yang penting didalam pembentukan suatu loyalitas konsumen disaat seseorang dihadapkan pada suatu hal yang memiliki resiko tinggi (Rechheld dan Scefter, 2000). Resiko tinggi itu salah satunya dikarenakan pihak yang ikut didalamnya adalah semu, sehingga pihak satu dan yang lainnya saling tidak mengetahui satu sama lain. Salah satu contoh komunitas merek tersebut adalah mailing list (milis) Primbonbb , salah satu milis para pengguna Blackberry di Indonesia yang

berfungsi sebagai wadah komunikasi para pengguna Blackberry. Milis yang beranggotakan sekitar 360 orang ini adalah milis yang high traffic, dimana ratarata 100 email yang masuk tiap harinya. Awal diadakannya milis ini adalah untuk menghubungkan antara para pengguna Blackberry untuk membahas tentang

device Blackberry itu sendiri untuk para pengguna di Surabaya saja, namun lambat laun menjadi suatu wadah untuk bertukar informasi mengenai berbagai macam hal, dari masalah seputar Blackberry, wisata kuliner, traffic report, hingga acara-acara yang diadakan oleh para anggotanya kini seudah tersebar diseluruh Indonesia. Penelitian ini ditujukan untuk dapat menjelaskan hubung antara partisipasi dengan kepercayaan dan loyalitas, serta hubungan antara kepercayaan dan loyalitas, anggota milis tersebut. Penelitian akan dilakukan pada Primbonbb Community dengan alamat primbonbb@yahoogroups.com

1.2.

RUMUSAN MASALAH Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan diangkat

penulis adalah: 1. Apakah ada pengaruh antara partisipasi didalam milis terhadap kepercayaan pada produsen Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb ? 2. Apakah ada pengaruh antara partisipasi terhadap kepercayaan pada produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb ? 3. Apakah ada pengaruh antara kepercayaan pada produsen Blackberry dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb ?

4. Apakah ada pengaruh antara kepercayaan pada produk Blackberry dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb ? 5. Apakah ada pengaruh antara partisipasi didalam milis dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb ?

1.3.

TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara partisipasi didalam milis terhadap kepercayaan pada produsen Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara partisipasi terhadap kepercayaan pada produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kepercayaan pada produsen Blackberry dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb. 4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kepercayaan pada produk Blackberry dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb. 5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara partisipasi didalam milis dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb.

10

1.4.

MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan gambaran, informasi dan saran yang berguna bagi para pelaku bisnis akan pentingnya sebuah komunitas virtual dengan tujuan sebagai alternatif alat pemasaran dan juga sebagai tempat untuk membangun kepercayaan dan loyalitas pada para pelanggan. 2. Dapat memberikan kontribusi potensial kepada para pembaca mengenai ilmu pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan keterlibatan pelanggan produk dalam komunitas virtual dan dapat dijadikan gambaran bagi penelitian lebih lanjut.

1.5.

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, dimana antara bab yang satu

dengan yang lainnya terdapat keterkaitan yang erat. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bagian ini berisi latar belakang yang secara garis besar memuat hal-hal yang mengantarkan pada pokok permasalahan, rumusan masalah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian, tujuan yang hendak dicapai dan manfaat yang diharapkan serta sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN Bagian ini berisi tentang konsep-konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan yaitu tentang

11

komunitas virtual, partisipasi dalam komunitas virtual dan loyalitas merek dalam komunitas virtual, kepercayaan merek dalam komunitasi virtual, pada komunitas virtual Primbonbb. Uraian tentang konsep dan teori ini diperoleh melalui studi kepustakaan dari literatur, buku dan jurnal. BAB III : METODE PENELITIAN Bagian ini akan menguraikan tentang pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis, batasan pengertian, ruang lingkup analisis, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data dan teknis analisis yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini berisi tentang gambaran umum mengenai obyek dan setting penelitian, kemudian paparan mengenai hasil quisioner yang dilakukan serta deskripsi dari analisis output quisioner komunitas online tersebut. Hasil tersebut kemudian dihubungkan dengan teori dan proposisi yang terkait yang ada dalam bab II. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bagian ini memuat simpulan peneliti yang dibuat dari hasil penelitian yang menjawab proposisi penelitian serta memuat saran-saran yang berkaitan dengan obyek penelitian.

12

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1.

LANDASAN TEORI

2.1.1. Manajemen Pemasaran Kotler dan Keller (2006:6) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai pengetahuan dan seni dalam memilih target pasar dan mendapatkan, menjaga, dan mengembangkan konsumen melalui penciptaan, pengantaran, dan

mengkomunikasikan nilai superior konsumen. Selain itu Kotler dan Keller (2006:6) juga menjelaskan pemasaran sebagai proses perencanaan dan penentuan konsep, penetapan harga, promosi, dan rencana distribusi, produk, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi. Lebih lanjut Kotler dan Keller (2006:15) menjelaskan perbedaan antara konsep penjualan dengan pemasaran. Konsep penjualan memiliki tujuan yang lebih mengarah kepada menjual produk atau jasa yang telah dibuat daripada membuat apa yang diinginkan pasar. Sedangkan konsep pemasaran lebih mengarah kepada menemukan produk yang tepat untuk pelanggan. Dikutip dari Levitt pada Kotler dan Keller (2006:16) yang menggaris bawahi perbedaan antara konsep penjualan dan pemasaran bahwa konsep penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, yaitu untuk merubah produk menjadi tunai, sedangkan fokus konsep pemasaran pada kebutuhan pembeli, yaitu memuaskan kebutuhan pelangggan dengan sarana produk dan seluruh hal yang diasosiasikan dengan menciptakan, menyampaikan dan pada akhirnya mengonsumsinya.

13

Saat ini fokus kepada kebutuhan pelanggan benar-benar menjadi perhatian utama dalam meningkatkan kinerja dan kompetensi perusahaan. Dipandang dari sudut yang menyeluruh (holistic), pelanggan bukanlah satu-satunya yang utama bagi perusahaan melainkan juga manajemen internal perusahaan dan lingkungan sekitar yang perlu diperhatikan. Menurut Kotler dan Keller (2006:17) konsep pemasaran holistik berdasarkan pada membangun, membuat, dan

mengimplementasikan program, proses, dan aktivitas pemasaran yang semuanya penting dan berguna bagi pemasaran. Ada empat komponen dari pemasaran holistik, yaitu: relationship marketing, integrated marketing, internal marketing, dan social responsibility marketing.

2.1.2. Pemasaran Relasional Salah satu komponen dari pemasaran holistik adalah pemasaran relasional (relationship marketing). Solomon (2007:11) mendefinisikan pemasaran

relasional sebagai interaksi dengan pelanggan dalam keseharian dan memberikan alasan pada mereka untuk mempertahankan ikatan atau hubungan dengan perusahaan dari waktu ke waktu. Sedangkan Kotler dan Keller (2006:17-18) mengartikan pemasaran relasional dalam artian lebih luas yang memiliki tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan pihakpihak inti pelanggan, pemasok, distributor, dan rekan pemasaran lainnya guna mengembangkan dan mempertahankan bisnis. Tujuan dari pemasaran relasional adalah menciptakan hubungan yang kuat dan bertahan lama dengan sekelompok pelanggan inti (Schiffman dan Kanuk,

14

2004:578). Penekanannya adalah pada membangun ikatan jangka panjang dengan pelanggan, dengan membuat mereka merasa bahwa perusahaan berinteraksi dengan mereka dengan baik dan dengan memberikan pelanggan hubungan personal terhadap perusahaan (Schiffman dan Kanuk, 2004:578). Hal ini didukung oleh Christopher, (2002:5) yang menyatakan bahwa memaksimalkan lifetime value pelanggan adalah tujuan fundamental dari relationship marketing. Varey (2002:47) juga menjelaskan tujuan dari pemasaran relasional ialah untuk mengakumulasikan kepuasan dari transaksi dan jasa yang didapat pelanggan, yang mengarah pada parti sipasi aktif berdasarkan pada pengungkapan mutual dan kepercayaan. Bagi perusahaan mempertahankan pelanggan yang sudah ada tidak kalah pentingnya dengan menarik pelanggan baru. Mempertahankan pelanggan yang sudah ada jauh lebih mudah dan lebih menguntungkan dibanding menarik pelanggan baru karena kemungkinan pelanggan lama untuk melakukan pembelian kedua kali jauh lebih besar. Kesuksesan suatu bisnis bukan hanya ditentukan oleh kemampuannya memuaskan pelanggan, namun juga dalam memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggannya. Menurut Davidow dikutip pada Christopher, et al (2002:47) mengatakan bahwa masa depan suatu bisnis bergantung pada kedatangan pelanggan yang sama secara terus-menerus.

2.1.3. Komunitas Virtual Merek Kumpulan pelanggan, atau biasa disebut komunitas, dapat dijadikan sarana bagi perusahaan guna mengaktualisasikan program pemasaran relasional. Di

15

dalam komunitas pelanggan terjadi aktivitas saling bertukar pikiran, saran, ataupun pendapat mengenai suatu produk atau jasa yang mereka gemari. Komunitas pelanggan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam memahami karakteristik pelanggannya. Muniz dan OGuinn (2001) mendefinisikan komunitas dalam konteks yang lebih luas daripada sebuah tempat. Hal ini didukung oleh pernyataan Bender (1978:145) dikutip dari Muniz dan OGuinn (2001) yang mendefinisikan komunitas sebagai hubungan jaringan sosial yang ditandai oleh ikatan yang berdasarkan emosional dan saling menguntungkan. Kedua definisi komunitas diatas menekankan bahwa komunitas tidak hanya terbentuk berdasarkan geografis mengingat munculnya alat komunikasi yang terjangkau dan mudah diakses, sehingga memudahkan individu-individu dengan kesamaan minat untuk bergabung. Muniz dan OGuinn (2001) menyatakan bahwa komunitas merek adalah bentuk legitimasi dari komunitas, namun hanya pada aliran (stripe) tertentu dan pada waktu tertentu. Komunitas merek mencerminkan bentuk kumpulan manusia dalam konteks konsumsi, dalam hal ini komunitas merek hanya terbentuk seputar satu produk atau jasa. Menurut Muniz dan OGuinn (2001) komunitas merek secara eksplisit merupakan kumpulan sosial komersial yang tergabung seputar satu merek dan tidak berhubungan dengan pihak komersial (pemasar atau perusahaan). Komunitas merek dapat terbentuk pada merek apapun namun cenderung terbentuk pada merek dengan citra yang kuat, kaya akan sejarah, merek yang berkompetisi ketat, dan dikonsumsi dihadapan publik.

16

Muniz dan OGuinn (2001) menyatakan bahwa anggota komunitas merek memiliki tingkat komitmen yang tinggi atau bahkan ekstrim terhadap komunitasnya. Disisi lain Amstrong dan Hagel (1996) berpendapat bahwa bisnis yang memfasilitasi pelanggannya untuk berinteraksi dengan pelanggan lainnya dan perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan komersial dan sosial akan mencapai kesuksesan dalam mempromosikan bisnisnya. Maka dari itu komunitas merek dapat dijadikan strategi perusahaan untuk berubah dari hubungan tradisional (konsumen-merek) menjadi hubungan timbal balik (konsumen-merek-konsumen) (Muniz dan OGuinn, 2001), sehingga dapat membangun loyalitas pelanggan yang tinggi dan menghasilkan profit yang berkesinambungan. Modernitas dan komersialisme telah merubah dunia, termasuk bentuk komunitas. Munculnya internet memudahkan komunitas untuk memperluas jaringan dan frekuensi interaksi melalui komunitas virtual. Komunitas virtual didefinisikan oleh Memmi (2006) sebagai komunitas yang termediasi oleh komputer. Menurut Carter (2002) dikutip pada Hersberger, et al (2007) hubungan dalam komunitas virtual bukanlah sesuatu yang unik lagi karena pengaruh internet yang secara cepat menjadi satu dengan kehidupan sehari-hari. Graham dan Hazzel (2004); Hersberger, et al (2007) menggaris bawahi peranan keanggotaan dalam komunitas virtual adalah faktor penting yang menentukan tingkat pengetahuan atas merek bagi anggotanya. Memmi (2006) mengungkapkan karakteristik komunitas sosial berikut dapat dijadikan gambaran awal dalam mengenali komunitas virtual: Partisipasi sering kali bersifat okasional, atau hanya sesekali kemunculan,

17

Partisipan sering kali anonim atau menggunakan nama samaran, Kelompok yang besar, dengan ratusan atau ribuan partisipan, Terdapat partisipan aktif dan pembaca pasif, Keanggotaan sering kali bersifat temporer, Group awareness yang rendah, Struktur kelompok yang sangat fleksibel, Kontribusi sering kali tidak ditujukan pada siapapun, Banyak kontribusi yang tidak diperhatikan, Terdapat sedikit hubungan personal, dan hubungan tersebut tidak stabil, Gaya berdiskusi biasanya dingin atau tidak melibatkan emosional, Interaksi bukan antar manusia, melainkan seputar objek, tujuan, atau tugas . Interaksi berkontribusi terhadap terbentuknya workspace, Kontribusi berorientasi pada tujuan tertentu.

Muniz dan OGuinn (2001) menyatakan tiga manfaat yang didapat anggota komunitas merek, termasuk didalamnya manfaat komunitas virtual merek, yaitu: (1) komunitas merek sebagai agensi pelanggan dan didukung oleh media internet, sehingga anggotanya memiliki kemudahan dalam menyuarakan pendapatnya dan lebih diperhatikan; (2) komunitas merek berperan sebagai sumber informasi baik bagi anggota komunitas maupun pelanggan; dan (3) komunitas merek sebagai interaksi kolektif sehingga memberikan anggotanya keuntungan sosial dan afektif. Selain ketiga manfaat komunitas tersebut, Amstrong dan Hagel (1996) memaparkan empat jenis komunitas virtual yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, yaitu (1) communities of transaction, (2) community of interest, (3) community of fantasy, dan (4) community of relationship. Bagian ini hanya akan membahas mengenai community of interest. Community of interest atau interaksi pada topik spesifik, adalah komunitas dengan topik yang spesifik terlibat dalam

18

komunikasi interpersonal yang lebih dalam dibanding komunitas transaksi. Salah satu contoh dari community of interest adalah komunitas virtual merek.

2.1.4. Partisipasi Partisipasi dalam kegiatan yang dilakukan dalam komunitas virtual merupakan salah satu yang faktor penting untuk pengembangan dan keberlanjutan komunitas virtual tersebut. Lebih khusus, tingkat partisipasi yang lebih besar dalam membantu komunitas virtual untuk berbagi pengetahuan, menyebarkan ideide dengan cepat dan memberikan dukungan emosional di antara anggota (Koh dan Kim, 2004). Di samping itu, partisipasi para anggota dalam komunitas virtual adalah sebuah elemen penting menjamin kelangsungan hidup masyarakat dalam jangka panjang (Koh dan Kim, 2004). Jika ditilik lebih jauh lagi, bagi para pengembang, kontribusi dan partisipasi dari anggota sebuah komunitas virtual dapat menjadi pertimbangan yang penting bagi suatu riset pengembangan (Bagozzi dan Dholakia, 2006). Melihat pentingnya partisipasi, maka partisipasi di dalam komunitas virtual dapat didefinisikan sebagai interaksi masyarakat yang dimediasikan komputer termasuk berbagi berita dan informasi (seperti, misalnya "apa yang baru?, pengumuman acara), pemecahan masalah (seperti, misalnya FAQ (Frequently Ask Question), diskusi, serta komunikasi rutin melalui email dan chat (Koh dan Kim, 2001). Menurut Flavian dan Guinaliu (2007), terdapat empat alasan berpartisipasi dalam komunitas virtual, yaitu (1) memiliki motivasi untuk ikut berperan secara aktif, (2) ingin merangsang kegiatan yang ada dalam komunitas, (3) ingin

19

memberikan informasi yang berguna kepada anggota komunitas yang lain, (4) ingin memposting dan merespon postingan anggota komunitas yang lain. Jenis partisipasi dalam komunitas virtual beragam, ada yang berupa partisipasi online maupun offline. Dalam sebuah milis, partisipasi online ditunjukkan dengan

mengirim pesan (posting) ke forum. Untuk memudahkan posting dan para pembacanya dalam memahami isi pesannya, pada umumnya tiap postingan pada subjeknya dilengkapi dengan menggunakan prefix atau menggunakan singkatan awal sebagai berikut : WTI (Want To Inform), yaitu pesan yang berisi memberikan informasi baru. WTA (Want To Ask), yaitu pesan yang ingin menanyakan mengenai suatu hal. WTS (Want To Sale), yaitu pesan jika ingin menjual suatu barang. WTB (Want To Buy), yaitu pesan jika ingin membeli sutu barang. OOT (Out Of Topic), yaitu pesan jika ingin melakukan suatu pembahasan diluar konteks permasalahan. Sebagai contoh postingan adalah sebagai berikut : Name : Ricky Antonio Subject : WTI : Launching Blackberry Onyx 9700 Messege : Akan segera diluncurkan Blackberry tipe terbaru Blackberry Onyx 9700, di Surabaya akan diluncurkan bersamaan oleh 3 operator, yaitu Indosat, Telkomsel, dan XL pada 3 Mei 2010. Dari postingan tersebut, member lain dapat memberikan respon yang baik dengan membalas postingan tersebut (Koh dan Kim, 2004). Ataupun jika dirasakan postingan tersebut kurang relevan dengan kebutuhan, malas membalas, ingin sekedar mengetahui informasi saja tanpa berinteraksi didalamnya, ataupun kurangnya rasa memiliki pada komunitas tersbut bisa saja member tersebut hanya diam dan mengamati, hal teresebut juga termasuk dalam partisipasi online (Rafaeli et al., 2004).

20

Partisipasi offline biasanya ditunjukkan dengan ajang tatap muka antar anggota milis, dengan melakukan berbagai macam kegiatan seperti gathering akbar dengan mempertemukan semua anggota milis dalam suatu acara besar; mini gathering dengan berkumpul beberapa anggota untuk sakedar saling ngobrol, bertukar ilmu dan informasi baru mengenai Blackberry; membuat workshop dan tutorial seputar cara mengoptimalisasikan dan menggunakan Blackberry dengan dukungan para sponsor; melakukan kegiatan sosial seperti donor darah dan membantu korban bencana alam.

2.1.5. Kepercayaan (Trust) Morgan dan Hunt (1994) menyatakan bahwa kepercayaan merupakan variabel kunci bagi kesuksesan pemasaran relasional. Variabel ini memiliki dampak yang kuat pada keefektifan dan keefisienan pemasaran relasional. Kepercayaan adalah suatu keadaan yang terjadi ketika seorang mitra percaya atas keandalan serta kejujuran mitranya. Sheth (2004) menguatkan hal ini dengan mendefinisikan kepercayaan sebagai berikut: Trust is a willingness to rely on the ability, integrity and motivaton of the other party to act and serve the needs and interest as agreed upon implicitly or explicitly. memiliki beberapa hal penting yang dapat dicatat yaiu : Konsumen yang memiliki kepercayaan akan bersedia untuk bergantung pada penyedia jasa dan juga bersedia untuk melakukan tindakan untuk penyedia jasa. Pengertian tersebut

21

Kepercayaan memiliki tiga aspek dari karakteristik penyedia jasa yaitu ability, integrity, motivation. Pertama, konsumen akan menilai apakah provider cukup kompeten untuk menjalankan kewajibanya dan melayani konsumen. Kedua, konsumen akan menilai apakah perusahaan memiliki integritas, dimana konsumen dapat percaya pada pekerjaan perusahaan. Terakhir, konsumen mempercayai bahwa penyedia jasa memiliki motivasi untuk tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan harapan konsumen. Pihak yang dipercaya akan menjaga pihak yang lain, memperhatikan kebutuhan dan harapan pihak lain tersebutbukan hanya memperhaikan kebutuhan dan harapannya sendiri. Perilaku kedua pihak akan memenuhi harapan bersama baik yang terlihat secara eksplisit, maupun yang implisit. Kedua pihak akan menghormati perjanjian yang telah dibuat bersama dan bahka melakukan lebih dari apa yang ada, misanya dalam kontrak, untuk kebaikan partnernya. Kepercayaan merupakan kunci dari pemasaran relasional karena mendorong pemasar untuk bekerja dengan lebih menekankan investasi pada menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan mitra mereka, menolak alternatif jangka pendek yang menarik dan lebih menekankan pada manfaat jangka panjang, dan melihat kegiatan yang beresiko tinggi dengn lebih bijaksana karena percaya bahwa mitranya tidak akan bertindak secara oportunis (Anderson dan Narus, 1990).

22

Menurut Flavian dan Giunaliu (2007), kepercayaan terbentuk dari tiga hal, yaitu kejujuran (honesty), kebajikan (benevolence), dan kompetensi

(competence). Kejujuran adalah percaya pada kata-kata orang lain, percaya bahwa mereka akan menepati janjinya dan bersikap tulus pada kita. Kebajikan adalah tindakan yang mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Kompetensi adalah persepsi atas pengetahuan, kemampuan untuk menyelesaikan masalah, dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pihak lain yang dimiliki oleh suatu pihak.

2.1.6. Loyalitas Loyalitas konsumen merupakan sebuah hal yang sangat diperlukan bagi seorang pemasar, demi mempertahankan hubungannya dengan konsumen. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat keuntungan perusahaan. Menarik konsumen baru diyakini membutuhkan dana yang lebih besar daripada mempertahankan konsumen lama. Keuntungan untuk mendapatkan loyalitas konsumen ini disebutkan Ballester (2001) sebagai berikut: (1) a substantial entry barrier to competitors; (2) an increase in the firms ability to respond to competitive threats; (3) greater sales and revenue; and (4) a customer base less sensitive to arketing efforts competitors. Arnould, Price dan Zinkhan (2001) memberikan definisi loyalitas sebagai suatu komitmen mendalam untuk membeli dan mendukung kembali suatu produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang dengan tidak mengindahkan pegaruh-pengaruh situasional dan usaha-

23

usaha pemasaran yang secara potensial menyebabkan perilaku penggantian (switching behavior). Flavian dan Giunaliu (2007) menyatakan bahwa loyalitas dapat dilihat dari sudut pandang perilaku, dan diukur dari tiga hal, yaitu (1) keinginan untuk terus menggunakan suatu produk di masa mendatang, (2) keinginan untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai produk tersebut dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, dann (3) keinginan untuk membeli produk itu lagi.

2.2.

HUBUNGAN ANTAR VARIABEL PENELITIAN

2.2.1. Hubungan Partisipasi Dengan Company Trust Partisipasi berupa postingan mengenai informasi seputar perusahaan, memberikan gosip serta isu mengenai perusahaan produsen Blackberry menjadi sebuah pengetahuan bagi member milis akan perusahaan tersebut. Info yang dirilis di website resmi Blackberry yaitu www.blackberry.com dan diinformasikan kedalam milis nantinya akan menimbulkan banyak tanggapan, dari tanggapantanggapan yang muncul itu kemudian banyak saran yang muncul serta anggapananggapan mengenai perusahaan produsen Blackberry. Menurut Andersen (2005), komunitas virtual merek akan membantu untuk mengembangkan produk lebih lanjut yang berasal dari komentar dan sugesti yang terjadi dalam komunitas virtual. Dari seringnya diskusi mengenai perusahaan nantinya akan lahir sebuah hubungan antara konsumen dengan merek tersebut. Menurut Flavian dan Guinaliu (2007), dengan adanya partisipasi berupa diskusi mengenai perusahaan produsen produk, nantinya akan mempengaruhi suatu keputusan mengenai merek

24

perusahaan tersebut dan juga akan mempengaruhi kedekatan hubungan antara merek dengan konsumen.

2.2.2. Hubungan Partisipasi Dengan Product Trust Kegiatan yang dilakukan dalam komunitas vitual merek, anggota dapat meningkatkan pengetahuan mereka mengenai merek dan produk sebagai konsekuensi dari interaksi dengan anggota masyarakat lainnya. Jadi, konsumen yang lebih aktif berpartisipasi dalam komunitas merek virtual ini akan lebih familiar dengan produk merek dan karena itu, mereka akan dapat memecahkan berbagai masalah yang terkait dengan penggunaan produk ini. Selain itu, konsumen dapat menemukan dukungan dalam penggunaan yang tepat produk merek (Flavian dan Guinaliu, 2005) sebagai hasil dari tanggung jawab moral yang ada di antara anggota komunitas virtual (Muniz dan O'Guinn, 2001). Oleh karena itu, ketidakpastian menggunakan produk-produk akan berkurang. Dengan cara yang sama, komunitas virtual dapat membantu untuk mengembangkan produk dan layanan berkat komentar dan saran yang dibuat oleh anggota masyarakat (Andersen, 2005). Bahkan, sangat biasa untuk menemukan produk mungkin anggota membahas modifikasi dalam komunitas merek virtual. Jadi, kemungkinan masa depan merek mempengaruhi keputusan dapat mendukung pengembangan hubungan antara merek dan konsumen, karena mereka akan melihat bahwa merek sangat emperhatikan masalah kebutuhan dan keinginan mereka.

25

2.2.3. Hubungan Company Trust dengan Loyalitas Trust telah menjadi perhatian banyak penelitian dan tlah terbukti menjadi salah satu faktor kunci untuk Loyalitas seperti yang dikatakan Bove (2000) Marketing researchers are increasingly measuring trust as it has been shown to be a key determinant of customer loyalty. Seperti juga yang dikatakan Berry (1993) yang menekankan bahwa kepercayaan (trust) merupakan dasar dari Loyalitas pelanggan. Dan Morgam dan Hunt (1994) yang menyatakan bahwa trust harus dilihat sebagai central construct of any long term relationship. Stone (2000) menyatakan apabila konsumen memiliki kepercayaan yang lebih besar pada sebuah perusahaan dibandingkan kepercayaan pada pesaing, maka konsumen akan loyal pada perusahaan tersebut dan konsumen akan melakukan perilaku loyal. Perilaku loyal ini antara lain adalah pembelian yang berkelanjutan, embelian dengan volume yang lebih besar, merekomendasikan penyedia jasa pada kerabatnya dan lain-lain. Sirdeshmukh (2002) menyatakan bahwa kepercayaan memang memiliki efek efek yang jelas pada Loyalitas konsumen dan masing-masing sisi dari kepercayaan memiliki efek yang berbeda pada Loyalitas. Kepercayaan kepada orang-orang yang terlibat dalam suatu komunitas akan mempengaruhi pertimbangan konsumen akan penggunaan ulang karena adanya keyakinan untuk dilayani oleh orang-orang yang dipercaya, sedangkan kepercayaan pada perusahaan akan mempengaruhi pertimbangan konsumen.

26

2.2.4. Hubungan Product Trust dengan Loyalitas Diskusi mengenai semua hal tentang produk baik masalah teknis maupun pengembangan produk merupakan hal inti didalam suatu komunitas virtual merek. Dari diskusi tersebut akan timbul berbagai masalah seputar produk beserta jawaban dan solusi akan permasalahan-permasalahan yang timbul. Kepercayaan akan kompetensi produk yang handal akan menjawab ketidak pastian akan suatu produk. Kepercayaan tersebut akan berdampak pada ketidakpastian dalam menentukan keputusan pembelian untuk tingkat yang lebih lanjut, hal ini didukung oleh Mitchell (1999), menurut dia bahwa tingkat ketidakpastian yang lebih rendah menyebabkan niat pembelian yang lebih tinggi karena fakta bahwa konsumen mencoba untuk meminimalkan risiko yang dianggap penting ini ketika akan membeli sebuah produk. Dari kepercayaan terhadap suatu produk tersebut nantinya akan mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas (Sidersmukh et al.,2002)

2.2.5. Hubungan Partisipasi dengan Loyalitas Muniz dan OGuinn (2001), adanya partisipasi berupa penggunaan produk dari suatu merek tersebut terus menerus akan meningkatkan Loyalitas konsumen, dimana konsumen tersebut akan lebih sadar akan merek tersebut ditempat penggunaannya dikembangkan. Para anggota sebuah komunitas nantinya akan mendapatkan informasi tambahan seputar produk yang sudah dibeli,baik dari pembahasan masalah hingga pembahasan mengenai optimalisasi produk dengan produk-produk pendukungnya. Jika seseorang tersebut sudah mengetahui

27

kemampuan optimalisasi dari suatu produk dan resiko penggunaannya, tidak menutup kemungkinan seseorang tersebut akan menggunakannya lagi di masa yang akan datang (Algeisheimer et al., 2005). Lebih lanjut lagi, Algeisheimer et al. (2005) menyatakan bahwa Once consumer participate actively in a brand community, their

commitment,identification and emotional ties with the brand around which th virtual community is centred may increase, partisipasi aktif dalam suatu komunitas virtual dapat menimbulkan suatu ikatan emosional baik dengan merek yang digunakan maupun dengan orang-orang yang berada di dalamnya, dari adanya berbagai interaksi antar orang tersebut, berbagai macam topik akan muncul dalam diskusinya, mulai dari pembahasan soal produk dan

perlengkapannya hingga masalah personal satu dengan lainnya. Hal ini nantinya akan meningkatkan tingkatan Loyalitas konsumen terhadap merek yang digunakan ditempat komunitas virtual produk tersebut dikembangkan (Koh dan Kim, 2004)

2.3.

PENELITIAN SEBELUMNYA Terdapat banyak penelitian menegenai komunitas virtual merek, misalnya

skripsi dari Adiel Paradiella (2004) mengenai Motivasi Terbentuknya dan Komitmen Anggota Pada Komunitas Virtual Macintosh Club Indonesia, terdapat juga penelitian mengenai partisipasi di komunitas virtual oleh Koh dan Kim (2004) , serta penelitian mengenai hubungan antara trust dan Loyalitas misalnya penelitian oleh Sidersmugh, Singh dan Sabor (2002).

28

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Luis Casalo, Carlos Flavian dan Miguel Guinaliu yang berjudul The Impact Of Participation In Brand Communities On Custumer Trust And Loyalty. Penelitian yang dilakukan Casalo, Flavian dan Guinalu mengambil objek di suatu website komunitas free software, dimana website tersebut merupakan sebuah wadah para pencinta software gratisan yang bermarkaskan di Spanyol. Mereka melakukan kegiatan operasional interaksi antar anggotanya melalui sebuah situs web. Penelitian tersebut meneliti mengenai hubungan antara partisipasi dengan Loyalitas pelanggan, lalu partisipasi dengan trust, serta hubungan antara trust dengan Loyalitas. Persamaan dari penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah keduanya meneliti mengenai pemasasran relasional dan komunitas virtual merek, serta metode statistik yang digunakan menggunakan path analysis. Sedangkan perbedaannya akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Tabel Perbedaan Penelitian Dengan Penelitian Sebelumnya Penelitian Flavian dan NO Perbedaan Penelitian ini Guinaliu, 2007 1. Objek Penelitian Komunitas virtual Menggunakan e-mail dengan media website (surat elektronik) sebagai (halaman web) sebagai media komunikasi para media berkomunikasi anggotanya. para anggotanya 2 Keanggotaan Menggunakan nama Menggunakan nama KomunitasVirtual anonymous (nama asli sesuai KTP. samaran) Para anggotanya Para anggotanya warga negara warga negara Spanyol Indonesia

29

Tabel 2.1 Tabel Perbedaan Penelitian Dengan Penelitian Sebelumnya Penelitian Flavian dan NO Perbedaan Penelitian ini Guinaliu, 2007 3 Variabel Trust Menggunakan variabel Variabel trust dibagi Trust saja sebagai menjadi 2 yaitu variabel intervening Company Trust dan dan cenderung ke Product Trust company trust saja . 4 Komponen Menggunakan dimensi Pada Company Trust Variabel Trust Honesty, Benevolence menggunakan dimensi dan Competence dan Honesty, Benevolence berbentuk reflektif dan Competence dan berbentuk formatif Pada Product Trust digunakan dimensi kompetensi produk untuk mengukurnya. 2.4. HIPOTESIS DAN MODEL ANALISIS

2.4.1. Hipotesis H1 : Terdapat pengaruh antara partisipasi didalam milis terhadap kepercayaan pada produsen Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb. H2 : Terdapat pengaruh antara partisipasi terhadap kepercayaan pada produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb. H3 : Terdapat pengaruh antara kepercayaan pada produsen Blackberry dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb . H4 : Terdapat pengaruh antara kepercayaan pada produk Blackberry dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb.

30

H5 : Terdapat pengaruh antara partisipasi didalam milis dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb.

2.4.2. Model Analisis


Company Trust : Honesty Benevolence Competence

H1

H3

Partisipasi : Part 1 Part 2 Part 3

H5

Loyalitas : Loy 1 Loy 2 Loy 3

H2

H4

Product Trust : Product Competence

Gambar 2.1 Model Analisis Penelitian

Sumber: Adaptasi dari Casalo L, Flavian C. dan Miguel G. 2007. The Impact Of Partisipation In Virtual Brand Communities Onn Consumer Trust And Loyality The Case Of Free Software. Online Information Review, 31 (6), Pp: 775 792.

31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan ini dipilih karna penelitian ini dilakukan untuk melakukan pembuktian hipotesis yang telah disusun peneliti pada awal penelitian. Pada penelitian kuantitatif akan dipergunakan alat ukur statistik untuk menguji data yang terdiri dari angka-angka numerik. Tujuan penggunaan pendekatan ini adalah agar konsep yang melandasi penelitian lebih mudah dipahami secara statistik, menjelaskan fenomena secara lebih terukur, memperoleh hasil yang dapat digeneralisasikan, serta berbagai pembuktian.

3.2.

IDENTIFIKASI VARIABEL Penelitian ini memiliki beberapa variabel yang menjadi bahan kajian.

Variabel-variabel tersbut adalah : 3.2.1. Variabel bebas (independent variable) Variabel bebas (independent variable) atau exogenous variable yaitu variabel yang mempengaruhi variasi perubahan nilai variabel terikat. Dalam penelitian ini, sebagai variabel bebas adalah Partisipasi (X)

32

3.2.2. Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat (dependent variable) atau endogenous variable yaitu variabel yang nilainya tergantung dari variasi perubanan nilai variabel lainya. Variabel terikat dari penelitian ini adalah Loyalitas (Y).

3.2.3. Variabel intervening Variabel intervening adalah variabel yang dipergunakan untuk melihat pengaruh tidak langsung antara satu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah Company Trust (Z1) dan Product Trust (Z2).

3.3. DEFINISI OPERASIONAL Pada penelitian ini setiap variabel akan diukur dengan indikator-indikator tertentu yang sesuai dengan variabel yang bersangkutan. Agar tidak terjadi kesalah-pahaman atau perbedaan pandangan dalam mendefinisikan variabelvariabel yang dianalisis. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

3.3.1. Variabel Bebas (X) : Partisipasi Partisipasi yaitu kegiatan saling bertukar pengalaman dan informasi dalam komunitas serta adanya interaksi emosional di dalamnya (Koh dan Kim, 2004). Berikut adalah indikatornya : 1. Secara umum, saya sangat termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam komunitas milis primbonbb.

33

2. Secara umum, dapat dikatakan saya berpartisipasi dalam rangka untuk merangsang komunitas virtual tersebut. 3. Saya biasanya memberikan informasi yang berguna bagi para anggota milis lainnya melalui milis. 4. Saya sering kali mengawali postingan dimilis ini dengan senang hati. 5. Saya sering kali membalas postingan orang lain atau memberikan tanggapan dalam milis ini dengan senang hati Variabel ini diukur dengan tingkat kesetujuan responden atas pernyataan yang ditemukan. Tingkat pengukuran setuju dan tidak setuju diukur menggunakan skala likert 1 sampai 5, semakin ke arah angka 1 menunjukakan sangat tidak setuju dan jika ke arah 5 menunjukkan sangat setuju. Jika hasil dari pengukuran secara komprehensif condong ke arah angka 5 menunjukkan partisipasi yang tinggi didalam komunitas, jika condong kearah 1 maka terjadi partisipasi didalam komunitas yang rendah.

3.3.2. Variabel intervening (Z) 3.3.2.1.Company Trust ( Z1 ) Company Trust dalam hal ini yang dimaksud adalah rasa percaya kepada perusahaan produsen Blackberry. Company Trust memiliki 3 dimensi yaitu honesty (keujuran), benevolence (kebajikan) dan compentence (kompetensi) (Flavian dan Guinaliu, 2007). Indikatornya adalah :

34

3.3.2.1.1.Honesty (kejujuran) Merupakan kepecayaan terhadap pihak lain dan memenuhi janji-janjinya serta bersikap tulus. Indikator untuk mengukur variabel kejujuran, meliputi : 1. Saya beranggapan produsen Blackberry memiliki komitmen yang kuat terhadap produk yang dihasilkannya. 2. Saya beranggapan pada produsen Blackberry menyampikan

informasi-informasi mengenai produknyanya secara jujur. 3. Saya percaya sepenuhnya terhadap informasi yang diberikan oleh produsen Blackberry 4. Secara umum, produsen Blackberry tidak membuat pernyataan palsu.

3.3.2.1.2.Benevolence (kebajikan) Merupakan suatu tindakan dimana kepentingan umum lebih ditinggikan daripada kepentingan pribadi, dalam hal ini sikap murah hati. Indikator dari variabel kebajikan, meliputi : 1. Saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memberikan manfaat bagi banyak orang. 2. Saya beranggapan bahwa produsen Blackberrry dapat memenuhi semua kebutuhan dan keinginan para konsumennya.

35

3. Saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memperhitungkan semua dampak dari tindakan yang mereka lakukan terhadap para konsumennya. 4. Saya beranggapan bahwa produsen Blackberry tidak akan dengan sengaja melakukan tindakan yang dapat membahayakan pengguna Blackberry.

3.3.2.1.3.Competence (kompetensi) Merupakan presepsi seseorang terhadap pengetahuan dan kemampuan menyelesaikan masalah pihak lain, serta kemampuan untuk memuaskan

kebutuhan pihak lain. Indikator untuk mengukur variabel kompetensi, meliputi : 1. Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki kemampuan yang baik untuk mengembangkan Blackberry 2. Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki pengalaman yang lebih, dalam mengembangkan produk tersebut. 3. Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki sumber daya yang berkualitas dalam melaksanakan kegiatannya. 4. Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry mengetahui kebutuhan pengguna lainnya.

36

Variabel ini diukur dengan tingkat kesetujuan responden atas pernyataan yang ditemukan. Tingkat Pengukuran setuju dan tidak setuju dikukur menggunakan skala likert 1 sampai 5, semakin ke arah angka 1 menunjukakan sangat tidak setuju dan jika ke arah 5 menunjukkan sangat setuju. Jika hasil dari pengukuran secara komprehensif condong ke arah angka 5 menunjukkan tingkat trust yang tinggi terhadap produsen Blackberry tersebut, jika condong kearah 1 maka adanya trust terhadap produsen Blackberry yang rendah.

3.3.2.2.Product Trust (Z2) Product Trust dalam hal ini adalah rasa percaya akan kompetensi dan kemampuan produk Blackberry dalam memenuhi kebutuan para pelanggannya. Indikatornya adalah : 1. Secara umum, produk Blackberry mempunyai kualitas yang baik 2. Secara umum, produk Blackberry dapat memenuhi semua

kebutuhan komunikasi saya. 3. Secara umum, produk Blackberry mempunyai keunggulan yang lebih baik dibandingkan produk handphone lainnya. 4. Dengan menggunakan Blackberry saya mendapatkan informasi lebih cepat. Variabel ini diukur dengan tingkat kesetujuan responden atas pernyataan yang ditemukan. Tingkat Pengukuran setuju dan tidak setuju dikukur

37

menggunakan skala likert 1 sampai 5, semakin ke arah angka 1 menunjukakan sangat tidak setuju dan jika ke arah 5 menunjukkan sangat setuju. Jika hasil dari pengukuran secara komprehensif condong ke arah angka 5 menunjukkan tingkat trust yang tinggi terhadap produk tersebut, jika condong kearah 1 maka adanya trust terhadap produk yang rendah.

3.3.3. Loyalitas (Y) Loyalitas yaitu suatu komitmen mendalam untuk membeli dan mendukung kembali suatu produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang dengan tidak mengindahkan pegaruh-pengaruh situasional dan usaha-usaha pemasaran yang secara potensial menyebabkan perilaku penggantian (switching behavior) (Arnould, Price dan Zinkhan, 2001).Dalamhal ini yang dimaksud adalah loyalitas kepada produk Blackberry. Indikator untuk mengukur variabel loyalitas , meliputi : 1. Saya akan terus menggunakan produk-produk Blackberry di masa depan. 2. Secara umum, saya ingin tahu mengetahui produk Blackberry lebih lanjut dengan tujuan memenuhi kebutuhan saya. 3. Secara umum, saya akan memakai atau membeli lagi produk Blackberry ini dalam jumlah lebih banyak. Variabel ini diukur dengan tingkat kesetujuan responden atas pernyataan yang ditemukan. Tingkat Pengukuran setuju dan tidak setuju diukur menggunakan

38

skala likert 1 sampai 5, semakin ke arah angka 1 menunjukakan sangat tidak setuju dan jika ke arah 5 menunjukkan sangat setuju. Jika hasil dari pengukuran secara komprehensif condong ke arah angka 5 menunjukkan tingkat loyalitas yang tinggi terhadap produk tersebut, jika condong kearah 1 maka adanya loyalitas terhadap produk yang rendah. Pengolahan hasil kuisioner yang telah diisi oleh responden akan diberi nilai sesuai jawaban masing-masing responden kemudian dimasukkan dalam kategori. Pengolahan data meggunakan program Smart PLS.

3.4.

JENIS DAN SUMBER DATA Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner pada partisipan yang dituju dengan memberikan penjelasan mengenai penelitian ini sebelumnya.

3.5.

POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian ini adalah semua member milis Primbonbb yang

berjumlah 360 orang, sampel yang diambil adalah dari semua anggota milis secaraacak. Sampel diambil denngan menggunakan tehnik probability sampling dengan jenis simple random sampling dimana memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel, dilakukan secara acak karena populasi bersifat homogen. Jumlah sampel yang

39

akan diteliti berjumlah 100 orang demi kepentingan validitas alat ukur analisis jalur.

3.6.

PROSEDUR PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan cara studi

lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner kepada

responden yang telah dipilih secara acak melalui jalur umum, kemudian responden tersebut diberikan link yang berisikan halaman web yang berisikan kuisioner, kemudian para responden mengisikan jawabannya melalui halaman tersebut menggunakan perangkat Blackberry atau komputer pribadinya. Langkahlangkah dalam proses pengambilan data ini adalah sebagai berikut: 1. Partisipan diberi penjelasan mengenai penelitian yang sedang dilakukan dan teknis pengisian kuisioner.
2. Setelah partisipan memahami tujuan penelitian dan teknis

pengisian kuisioner, partisipan mengisi kuesioner yang telah disediakan secara online dengan alamat URL

www.primbonbb.com/kuisioner.

3.7.

TEKNIK ANALISIS

3.7.1. Partial Least Square (PLS) Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi

40

teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi (Ghozali, 2006 : 18). Terdapat dua macam indikator dalam pendekatan PLS. Indikator pertama adalah indikator refleksif atau reflective indicator. Reflective indicator adalah indikator yang dianggap dipengaruhi oleh konstruk laten, atau indikator yang dianggap merefleksikan/merepresentasikan konstruk laten. Reflective indicator mengamati akibat yang ditimbulkan oleh variabel laten. Indikator kedua adalah indikator formatif atau formative indicator. Formative indicator adalah indicator yang dianggap mempengaruhi variabel laten. Formative indicator mengamati faktor penyebab dari variabel laten.

3.7.2. Alasan Menggunakan PLS Terdapat beberapa alasan untuk menggunakan alat analisis PLS, antara lain: 1. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala nominal sampai ratio dapat digunakan pada model yang sama) 2. Dapat digunakan pada sample kecil. Menurut Ghozali (2006: 6) besar sample pada PLS tidak terlalu besar. Minimal direkomendasikan sample > 30 telah dapat digunakan. 3. PLS selain digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat jugadigunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten.

41

4.

PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan indicator refleksif dan formatif.

5.

PLS mampu mengestimasi model yang besar dan komplek dengan ratusan variabel laten dan ribuan indikator (Falk and Miller, 1992) dalam (Ghozali, 2006: 5).

3.7.3. Langkah- langkah PLS Langkah-langkah PLS adalah sebagai berikut : 1. Merancang model struktural atau inner model. Inner model merupakan model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten atau bisa juga dikatakan inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan substantive theory (Ghozali, 2006 : 22). Dalam penelitian ini terdapat tiga inner model, yaitu a. b. c. Company trust dipengaruhi oleh partisipasi. Product trust dipengaruhi oleh partisipasi. Loyalitas dipengaruhi oleh partisipasi, company trust dan

product trust 2. Merancang model pengukuran atau outer model. Outer model merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator indikatornya atau bisa dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya (Ghazali, 2006 : 22). 3. Mengkontruksi diagram jalur dari tiapvariabelnya.

4. Mengkonversi diagram jalur ke persamaan.

42

5. Melakukan

estimasi

atau

pendugaan

parameter.

Pendugaan parameter dilakukan untuk menghitung data variabel laten. 6. Goodness of Fit. Dalam hal ini dibagi menjadi dua yaitu outer model dan inner model. a. Outer model terbagi menjadi dua yaitu reflektif dan formatif. Dalam penelitian formatif. ini indikator model

menggunakan

indikator

Outer

formatif dievaluasi berdasarkan substantive content yaitu dengan melihat tingkat signifikansi dari weight. b. Inner model diukur dengan menggunakan beberapa kriteria yaitu: i. R2 untuk variabel laten endogen. Hasil R2 sebesar 0,67, 0,33 dan 0,19 mengindikasikan bahwa model baik, moderat, dan lemah ii. Estimasi koefisien jalur. Hal ini merupakan nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural yang diperoleh dengan prosedur

bootstrapping dengan nilai yang harus signifikan. iii. f2 untuk effect size. Nilai f2 sebesar 0,02, 0,15 serta 0,35 dapat diintrepretasikan apakah prediktor variabel laten memiliki pengaruh yang lemah, sedang atau besar.

43

iv. Relevansi prediksi (Q2). Apabila diperoleh nilai Q2 lebih dari nol hal tersebut memberikan bukti bahwa model memiliki predictive relevance namun apabila diperoleh nilai Q2 dibawah nol maka terbukti bahwa model tidak memiliki predictive relevance.

Adapun asumsi yang digunakan dalam PLS adalah sebagai berikut : 1. Hubungan antar variabel laten dalam inner model adalah linier dan aditif. 2. Model struktural bersifat rekursif.

44

BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1.

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1.1. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Milis Primbonbb Sejarah munculnya milis ini, awalnya banyak pengguna Blackberry menemui kesulitan untuk mendapatkan aplikasi-aplikasi untuk mengembangkan perangkat Blackberry mereka. Kemudian sang founder yang terdiri dari Rakhmat Firdiansyah, Reza Aditya dan Yan Sirfa membuat website dengan alamat www.primbonbb.com pada tanggal 26 Mei 2009. Dinamakan Primbonbb karena memiliki makna Buku Sakti Blackberry, yang bisa juga memiliki arti sebagai kitab sucinya pengguna Blackberry, didalam web tersebut berisikan semua aplikasi lengkap,tema, game, tips dan trik seputar Blackberry, ataupun info terbaru seputar Blackberry. Seiring pesatnya perkembangan Blackberry baik dari sisi pengguna dan juga teknologi, mulai muncul banyak pertanyaan seputar aplikasi dan kontenkonten Blackberry lainnya, akhirnya para founder memutuskan untuk membuat milis dengan tujuan untuk membahas semua tentang Blackberry.

45

Milis Primbonbb ini didirikan pada tanggal 1 Oktober 2009, milis ini merupakan sebuah wadah atau komunitas para pengguna Blackberry yang para anggotanya tersebar diseluruh Indonesia. Para anggota yang tergabung didalamnya terdiri dari berbagai macam kalangan dan profesi, mulai dari mahasiswa, programmer IT, polisi, pengacara, dokter, musisi dan lain sebagainya. 4.1.2 Visi dan Misi Milis Primbonbb Visi Milis Primbonbb Menjadi Wadah Diskusi dan Pengembangan Blackberry Di Indonesia

Misi Milis Primbonbb Mengembangkan aplikasi dan system operasi Blackberry 1. Mengembangkan tema (themes) Blackberry 2. Tempat menambah teman dan saudara 3. Tempat jual beli aplikasi premium Blackberry yang terpercaya 4. Tempat untuk memberikan info seputar gadget dan lifestyle

4.1.3 Struktur Organisasi dan Moderator Milis Gambar 4.1 Struktur Organisasi dan Moderator Milis Primbonbb

46

Owner

Sales and Marketing

Admin Web

Moderator Milis

Moderator Milis

Moderator Milis

Moderator Milis

Moderator Milis

Sumber : Primbonbb@yahoogroups.com

47

4.2.

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

4.2.1. Deskripsi Profil Responden Berikut ini akan digambarkan propfil responden yang menjadi responden dalam penelitian sejumlah 100 orang anggota milis Primbonbb : Jenis Kelamin Tabel 4.1 Jenis Kelamin Jumlah 80 20 100

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Sumber: Lampiran

Prosentase 80.0 20.0 100.0

Berdasarkan tabel diketahui untuk jenis kelamin anggota milis Primbonbb diketahui bahwa anggota laki-laki sebanyak 80 orang atau 80%, sementara perempuan sebanyak 20 orang atau 20%.

Usia Tabel 4.2 Usia Responden Jumlah 58 42 100

Usia >20 - <30 tahun >30 - <50 tahun Total Sumber: Lampiran

Prosentase 58 42 100

Berdasarkan tabel diketahui untuk kategori usia diketahui bahwa anggota yang berusia >20 - <30 tahun sebanyak 58 orang atau 58%, sedangkan >30 - < 50 tahun sebanyak 42 orang atau 42%.

48

Pendidikan Tabel 4.3 Pendidikan Responden Pendidikan Jumlah D3 3 S1 61 S2 6 SMA atau sederajat 30 Total 100 Sumber: Lampiran

Prosentase 3.0 61.0 6.0 30.0 100.0

Berdasarkan tabel diketahui untuk pendidikan terakhir sebagian besar anggota milis dari Primbonbb adalah lulusan S1 yaitu sebanyak 61 orang atau 61%. Sementara itu anggota lulusan SMU atau sederajat sebanyak 30 orang atau 30%, D3 sebanyak 3 orang atau 3% dan S2 sebanyak 6 orang atau 6%. Lama Keanggotaan Tabel 4.4 Pendidikan Responden Jumlah 30 68 2 100

Lama 1-5 bulan 6-12 bulan > 1 tahun Total Sumber: Lampiran

Prosentase 30.0 68.0 2.0 100.0

Berdasarkan diagram tabel diketahui untuk lama keanggotaan pada milis sebagian besar telah menjadi anggota selama 6-12 bulan yaitu sebanyak 68 orang atau 68%. Sementara itu yang telah menjadi anggota selama 1-5 bulan sebanyak 30 orang orang atau 30% dan > 1 tahun sebanyak 2 orang atau 2%.

49

4.2.2 Analisa Deskriptif Untuk mengetahui tanggpan dari responden atas item pertanyaan yang diajukan ditentukan dengan mencari nilai rata rata jawaban responden terhadap masing-masing item pertanyaan pada setiap variabel dengan criteria penilaian berdasarkan kategori yang disusun sebagai berikut: Interval kelas = Nilai Tertinggi Nilai Terendah = Jumlah kelas 5-1 5 = 0.8

Dengan interval kelas 0.8 kemudian disusun kriteria penilaian rata-rata jawaban responden yang disajikan pada Tabel di bawah ini: Tabel 4.12 Kategori Mean Dari Skor Interval Interval Kategori 4.20 < a =< 5.00 3.40 < a =< 4.20 2.60 < a =< 3.40 1.80 < a =< 2.60 1.00 < a =< 1.80 Sumber : Lampiran Sangat Setuju Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju

4.2.2.1.Partisipasi (X) Tanggapan responden atas variabel partisipasi para anggota milis Primbonbb dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.12 Penilaian Responden Terhadap Variabel Partisipasi
Indikator Secara umum, saya sangat termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam komunitas milis Primbonbb Secara umum, dapat dikatakan saya berpartisipasi dalam rangka untuk merangsang komunitas virtual tersebut. Frekuensi Skor jawaban 1 0 2 3 3 20 4 40 5 37 Mean Kategori

4.11

Setuju

18

48

26

3.89

Setuju

50

Tabel 4.12 Penilaian Responden Terhadap Variabel Partisipasi


Indikator Saya biasanya memberikan informasi yang berguna bagi para anggota milis lainnya melalui milis. Saya sering kali mengawali postingan dimilis ini dengan senang hati. Saya sering kali membalas postingan orang lain atau memberikan tanggapan dalam milis ini dengan senang hati Frekuensi Skor jawaban 1 5 2 7 3 32 4 32 5 24 Mean Kategori

3.63

Setuju

11

37

38

3.93

Setuju

18

42

30

3.88

Setuju

Sumber : Lampiran Hasil penelitian dari indikator X menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 40 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 37 orang, netral 20 orang dan tidak setuju 3 orang dengan nilai rata rata yang diperoleh sebesar 4.11 dan termasuk kategori setuju. Hal Ini berarti para anggota milis sangat termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam komunitas milis Primbonbb. Hasil penelitian dari indikator X2 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 48 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 26 orang, netral 18 orang, tidak setuju 5 orang dan sangat tidak setuju 3 orang dengan nilai rata-rata sebesar 3.89 dan termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota milis ikut berpartisipasi dalam milis Primbonbb untuk merangsang komunitas virtual tersebut. Hasil penelitian dari indikator X3 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju dan netral yaitu masing-masing 32 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 24 orang, tidak setuju 7 orang dan sangat tidak setuju 5

51

orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 3.63 yang termasuk kategori setuju. Ini berarti para anggota milis biasanya memberikan informasi yang berguna bagi para anggota milis lainnya melalui milis Primbonbb. Hasil penelitian dari indikator X4 menunjukkan sebagian besar responden menjawab sangat setuju yaitu 38 orang, sedangkan yang menyatakan setuju 37 orang, netral 11 orang, tidak setuju 8 orang dan sangat tidak setuju 6 orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 3.93 yang termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota milis sering kali mengawali postingan dimilis ini dengan senang hati. Hasil penelitian dari indikator X5 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 42 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 30 orang, metral 18 orang, tidak setuju 6 orang dan sangat tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 3.88 yang termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota milis sering membalas postingan orang lain dan memberikan tanggapan dalam milis tersebut.

4.2.2.2.Company Trust (Z1) 4.2.2.2.1.Honesty (A1) Tanggapan responden atas variabel honesty (kejujuran) terhadap perusahaan produsen Blackberry oleh anggota milis Primbonbb dapat dilihat dari tabel berikut:

52

Tabel 4.13 Penilaian Responden Terhadap Variabel Honesty


Indikator Saya beranggapan produsen Blackberry memiliki komitmen yang kuat terhadap produk yang dihasilkannya. Saya beranggapan bahwa produsen Blackberry menyampaikan informasiinformasi mengenai produknya secara jujur. Saya percaya sepenuhnya terhadap informasi yang diberikan oleh produsen Blackberry Secara umum, produsen Blackberry tidak membuat pernyataan palsu Frekuensi Skor jawaban 1 0 2 4 3 13 4 48 5 35 Mean Kategori

4.14

Setuju

21

51

24

3.95

Setuju

10

21

48

21

3.80

Setuju

20

52

22

3.88

Setuju

Sumber : Lampiran Hasil penelitian dari indikator A1.1 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 48 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 35 orang, netral 13 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai rata rata sebesar 4.14 dan termasuk kategori setuju. Hal ini berarti menilai produsen Blackberry memiliki komitmen yang kuat terhadap produk yang dihasilkannya. Hasil penelitian dari indikator A1.2 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 51 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 24 orang, netral 21 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 3.95 dan termasuk kategori setuju. Hal ini para anggota milis beranggapan bahwa produsen Blackberry menyampaikan informasi-informasi mengenai produknyanya secara jujur. Hasil penelitian dari indikator A1.3 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 48 orang, sedangkan yang menyatakan sangat

53

setuju 21 orang, netral 21 orang dan tidak setuju 10 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 3.80 yang termasuk kategori setuju. Ini berarti para anggota milis percaya sepenuhnya terhadap informasi yang diberikan oleh produsen Blackberry. Hasil penelitian dari indikator A1.4 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 52 orang, sedangkan yang menyatakan setuju 22 orang, netral 20 orang, tidak setuju 4 orang dan sangat tidak setuju 2 orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 3.88 yang termasuk kategori setuju. Hal ini para anggota milis menilai produsen Blackberry tidak membuat pernyataan palsu.

4.2.2.2.2.Benevolence (A2) Tanggapan responden atas variabel benevolence (kebajikan) perusahaan produsen Blackberry oleh para anggota milis Primbonbb dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.14 Penilaian Responden Terhadap Variabel Benevolence
Frekuensi Skor jawaban Indikator Saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memberikan manfaat bagi banyak orang. Saya beranggapan bahwa produsen Blackberrry dapat memenuhi semua kebutuhan dan keinginan para konsumennya. Saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memperhitungkan semua dampak dari tindakan yang mereka lakukan terhadap para konsumennya. 1 0 2 4 3 14 4 35 5 47 Mean Kategori Sangat Setuju

4.25

11

15

53

21

3.84

Setuju

32

40

21

3.74

Setuju

54

Tabel 4.14 Penilaian Responden Terhadap Variabel Benevolence


Frekuensi Skor jawaban Indikator Saya beranggapan bahwa produsen Blackberry tidak akan dengan sengaja melakukan tindakan yang dapat membahayakan pengguna Blackberry. 1 2 3 4 5 Mean Kategori

22

41

35

4.09

Setuju

Sumber : Lampiran

Hasil penelitian dari indikator

A2.1 menunjukkan sebagian besar

responden menjawab sangat setuju yaitu 47 orang, sedangkan yang menyatakan setuju 35 orang, netral 14 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai rata rata diperoleh sebesar 4.25 dan termasuk kategori sangat setuju. Hal Ini berarti para nggota milis beranggapan bahwa produsen Blackberry benar-benar memberikan manfaat bagi banyak orang. Hasil penelitian dari indikator A2.2 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 53 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 21 orang, netral 15 orang dan tidak setuju 11 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 3.84 dan termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota milis beranggapan bahwa produsen Blackberrry dapat memenuhi semua kebutuhan dan keinginan para konsumennya. Hasil penelitian dari indikator A2.3 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 40 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 21 orang, netral 32 orang, tidak setuju 6 orang dan sangat tidak setuju 1 orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 3.74 yang termasuk kategori setuju. Ini berarti para anggota milis beranggapan bahwa produsen Blackberry

55

memperhitungkan semua dampak dari tindakan yang mereka lakukan terhadap para konsumennya. Hasil penelitian dari indikator A2.4 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 41 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 35 orang, netral 22 orang dan tidak setuju 2 orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 4.09 yang termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota milis beranggapan bahwa produsen Blackberry tidak akan dengan sengaja melakukan tindakan yang dapat membahayakan pengguna Blackberry.

4.2.2.2.3.Kompetensi Perusahaan (A3) Tanggapan responden atas variabel kompetensi pada perusahaan para anggota milis Primbonbb dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.15 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kompetensi Perusahaan
Frekuensi Skor jawaban Indikator Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki kemampuan yang baik untuk mengembangkan Blackberry Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki pengalaman yang lebih dalam mengembangkan produk tersebut. Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki sumber daya yang berkualitas dalam melaksanakan kegiatannya. 1 0 2 2 3 12 4 42 5 44 Mean Kategori

4.28

Sangat Setuju

18

37

43

4.21

Sangat Setuju

13

45

38

4.17

Setuju

Tabel 4.15

56

Penilaian Responden Terhadap Variabel Kompetensi Perusahaan


Frekuensi Skor jawaban Indikator Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry mengetahui kebutuhan pengguna lainnya. 1 0 2 7 3 19 4 44 5 30 Mean Kategori

3.97

Setuju

Sumber : Lampiran

Hasil penelitian dari indikator

A3.1 menunjukkan sebagian besar

responden menjawab sangat setuju dan setuju yaitu dengan jumlah 86 orang, sedangkan yang menyatakan netral 12 orang dan tidak setuju 2 orang dengan hasil nilai rata rata sebesar 4.28 dan termasuk kategori sangat setuju. Hal Ini para anggota milis beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki kemampuan yang baik untuk mengembangkan Blackberry. Hasil penelitian dari indikator A3.2 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejumlah 80 orang, sedangkan yang menyatakan netral 18 orang dan tidak setuju 2 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 4.21 dan termasuk kategori sangat setuju. Hal ini para anggota milis beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki pengalaman yang lebih dalam mengembangkan produk tersebut. Hasil penelitian dari indikator A3.3 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejumlah 83 orang, sedangkan yang menyatakan netral 13 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 4.17 yang termasuk kategori setuju. Ini berarti para anggota milis beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki sumber daya yang berkualitas dalam melaksanakan kegiatannya.

57

Hasil penelitian dari indikator A3.4 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejmlah 74 orang, sedangkan yang menyatakan netral 19 orang dan tidak setuju 7 orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 3.97 yang termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota beranggapan bahwa produsen Blackberry mengetahui kebutuhan pengguna lainnya.

4.2.2.3. Product Trust (Z2) Tanggapan responden atas variabel kompetensi pada produk Blackberry oleh para anggota milis Primbonbb dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.16 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kompetensi Produk
Frekuensi Skor jawaban Indikator Secara umum, produk Blackberry mempunyai kualitas yang baik Secara umum, produk Blackberry dapat memenuhi semua kebutuhan komunikasi saya. Secara umum, produk Blackberry mempunyai keunggulan yang lebih baik dibandingkan produk handphone lainnya Dengan menggunakan Blackberry saya mendapatkan informasi lebih cepat 1 0 2 2 3 27 4 42 5 29 Mean 3.98 Kategori Setuju Sangat Setuju

14

38

44

4.22

16

36

44

4.20

Sangat Setuju Sangat Setuju

28

64

4.54

Sumber : Lampiran Hasil penelitian dari indikator Z2.1 menunjukkan sebagian besar

responden menjawab sangat setuju dan setuju yaitu dengan jumlah 71 orang, sedangkan yang menyatakan netral 27 orang dan tidak setuju 2 orang dengan hasil nilai rata rata sebesar 3.98 dan termasuk kategori setuju. Hal Ini para anggota

58

milis beranggapan bahwa produk Blackberry produk Blackberry mempunyai kualitas yang baik. Hasil penelitian dari indikator Z2.2 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejumlah 82 orang, sedangkan yang menyatakan netral 14 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 4.22 dan termasuk kategori sangat setuju. Hal ini para anggota milis beranggapan bahwa produk Blackberry dapat memenuhi semua kebutuhan komunikasi mereka. Hasil penelitian dari indikator Z2.3 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejumlah 80 orang, sedangkan yang menyatakan netral 16 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 4.20 yang termasuk kategori sangat setuju. Ini berarti para anggota milis beranggapan bahwa produk Blackberry mempunyai keunggulan yang lebih baik dibandingkan produk handphone lainnya. Hasil penelitian dari indikator Z2.4 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejmlah 92 orang, sedangkan yang menyatakan netral 6 orang dan tidak setuju 2 orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 5.45 yang termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota beranggapan bahwa dengan menggunakan Blackberry mereka mendapatkan informasi lebih cepat .

4.2.2.4Loyalitas (Y)

59

Tanggapan responden atas variabel loyalitas para anggota milis Primbonbb dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.17 Penilaian Responden Terhadap Variabel Loyalitas
Frekuensi Skor jawaban Indikator Saya akan terus menggunakan produk-produk Blackberry di masa depan Secara umum, saya ingin mengetahui produk Blackberry lebih lanjut dengan tujuan memenuhi kebutuhan saya. Secara umum, saya akan memakai atau membeli lagi produk Blackberry ini dalam jumlah lebih banyak. 1 1 2 6 3 16 4 48 5 29 Mean 3.98 Kategori Setuju

14

37

44

4.19

Setuju

13

35

28

20

3.47

Setuju

Sumber : Lampiran Hasil penelitian dari indikator Y menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 48 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 29 orang dengan hasil nilai rata rata diperoleh sebesar 3.98 dan termasuk kategori setuju. Hal ini para anggota milis akan terus menggunakan produk-produk Blackberry di masa depan. Hasil penelitian dari indikator Y2 menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejumlah 81 orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 4.19 dan termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota milis ingin tahu mengetahui produk Blackberry lebih lanjut dengan tujuan memenuhi kebutuhannya. Hasil penelitian dari indikator Y3 menunjukkan sebagian besar responden menjawab netral yaitu 35 orang, sedangkan yang menyatakan setuju 28 orang, sangat setuju 20 orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 3.47 yang termasuk

60

kategori setuju. Ini berarti para anggota milis memiliki keinginan akan memakai atau membeli lagi produk Blackberry dalam jumlah lebih banyak.

4.3.

PARTIAL LEAST SQUARE

4.3.1. Pengujian Model Measurement (Outer Model ) Outer model merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara variable laten dengan indikator-indikatornya atau bisa dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variable latennya (Ghazali, 2008 : 22). Berikut dibawah ini adalah output berupa nilai Outer Loading dari tiap variabel :

4.3.1.1.Nilai Konvergennya (Convergent Validity) Tabel 4.18 Nilai Outer Loading Variabel Partisipasi
original sample estimate mean of subsamples Standard deviation T-Statistic

Part 1 0.761 Part 2 0.864 Part 3 0.807 Part 4 0.881 Part 5 0.860 Sumber : Lampiran

0.757 0.854 0.786 0.869 0.846

0.102 0.067 0.090 0.058 0.075

7.429 12.808 8.981 15.241 11.418

Berdasarkan outer loading untuk variabel partisipasi, diketahui bahwa 5 indikator semua memiliki outer loading yang lebih besar dari 0,5, sehingga indikator-indikator tersebut memenuhi validitas konvergen (convergent validity) artinya baik dalam mengukur variabel partisipasi.

61

Tabel 4.19 Nilai Outer Loading Variabel Trust Pada Perusahaan


Original sample estimate mean of subsamples Standard deviation TStatistic

Honesty 0.897 Benevolenc 0.846 e Kompetensi 0.908 Perusahaan Sumber : Lampiran

0.853 0.803 0.867

0.114 0.137 0.122

7.881 6.177 7.468

Berdasarkan outer loading untuk variabel trust pada perusahaan, diketahui bahwa semua indikator memiliki outer loading yang lebih besar dari 0,5, sehingga indikator-indikator tersebut memenuhi validitas konvergen (convergent validity) artinya baik dalam mengukur variabel trust pada perusahaan.

Tabel 4.20 Nilai Outer Loading Variabel Trust Pada Produk


original sample estimate mean of subsamples Standard deviation TStatistic

Produk 1 0.776 Produk 2 0.846 Produk 3 0.697 Produk 4 0.875 Sumber : Lampiran

0.777 0.841 0.650 0.852

0.090 0.086 0.190 0.121

8.602 9.820 3.670 7.240

Berdasarkan outer loading untuk variabel trust pada produk, diketahui bahwa semua indikator memiliki outer loading yang lebih besar dari 0,5, sehingga indikator-indikator tersebut memenuhi validitas konvergen (convergent validity) artinya baik dalam mengukur variabel trust pada produk.

62

Tabel 4.21 Nilai Outer Loading Variabel Loyalitas


original sample estimate mean of subsamples Standard deviation T-Statistic

Loyal 1 0.908 Loyal 2 0.894 Loyal 3 0.777 Sumber : Lampiran

0.898 0.896 0.766

0.044 0.034 0.077

20.765 25.944 10.117

Berdasarkan outer loading untuk variabel loyalitas, diketahui bahwa semua indikator memiliki outer loading yang lebih besar dari 0,5, sehingga indikatorindikator tersebut memenuhi validitas konvergen (convergent validity) artinya baik dalam mengukur variabel loyalitas.

4.3.1.2.Nilai Diskriminannya ( Discriminant Validity ) Selanjutnya akan dilakukan pengujian discriminant validity dengan melihat nilai akar average variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk dan membandingkannya dengan korelasi antar konstruk. Tabel 4.22 Average variance extracted (AVE) Average variance extracted (AVE) Partisipasi 0.698 Company Trust 0.796 Product trust 0.642 loyalitas 0.743 Sumber : Lampiran

Akar AVE 0.835 0.892 0.801 0.862

63

Partisipasi

Tabel 4.23 Korelasi Konstruk Company Partisipasi Product trust Trust 1.000 1.000 0.698 0.566 1.000 0.541

Loyalitas

Company Trust 0.470 Product trust 0.326 Loyalitas 0.650 Sumber : Lampiran

1.000

Model memiliki discriminant validity yang baik, jika akar AVE untuk setiap konstruk dalam model lebih tinggi dari korelasi antara konstruk tersebut dengan konstruk lainnya. Diketahui dari perhitungan akar AVE untuk semua variabel adalah lebih besar daripada korelasi yang diperoleh, akar AVE partisipasi 0.835 lebih besar dari korelasi antara partisipasi dengan trust pada perusahaan dan produk serta loyalitas (0.470, 0.326 dan 0.650), akar AVE product trust 0.801 lebih besar dibandingkan korelasi antara product trust dengan partisipasi, company trust dan loyalitas yaitu (0.326, 0.650 dan 0.541) dan yang terakhir akar AVE loyalitas (0.862) lebih besar dari korelasi antara loyalitas dengan partisipasi, Company Trust dan product trust (0.650, 0.566 dan 0.541). Dengan demikian dapat disimpulkan model dalam penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik.

4.3.1.3.Composite Reliability Bagian ketiga pada outer model adalah menguji composite reliability. Composite reliability menguji nilai reliabilitas antara blok indicator dari konstruk yang membentuknya.

64

Berikut adaah tabel hasil output composite reliability dari PLS: Tabel 4.24 Composite Reliability Konstruk Composite Reliability Partisipasi 0.920 Company Trust 0.921 Product trust 0.877 Loyalitas 0.896 Sumber : Lampiran Composite reliability adalah baik jika nilainya diatas 0,70. Berdasarkan tabel di atas tampak terlihat 0.920, product trust sebesar 0.877 dan loyalitas sebesar 0.896, dimana ketiga nilai tersebut semuanya lebih besar dari 0,70. Dengan demikian model dalam penelitian ini telah memenuhi composite reliability.

4.3.2. Pengukuran Inner Model Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, dihasilkan nilai koefisien determinasi (R-square) sebagai berikut: Tabel 4.25 Nilai R-square Model
Konstruk R-Square

Company Trust Product trust Loyalitas Sumber : Lampiran

0.221 0.106 0.552

Berdasarkan tabel diketahui bahwa R-square untuk variabel Company Trust adalah sebesar 0.221, yang berarti Company Trust dipengaruhi oleh partisipasi sebesar 22.1%. Sementara untuk nilai R-square variabel product trust adalah

65

sebesar 0.106, yang berarti product trust dipengaruhi oleh partisipasi sebesar 10.6% Goodness of fit pada PLS dapat diketahui dari nilai Q2. Nilai Q2 memiliki arti yang sama dengan koefisien determinasi (R-square / R2) dalam analisis regresi. Semakin tinggi R2, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data. Dari tabel di atas, dapat diketahui nilai Q2 sebagai berikut: Nilai Q2 loyalitas = 1 ((1- 0.221)x(1-0.106)x(1-0.552)) = 0.688 = 68.8% Pada model penelitian ini nilai R-square yang dihasilkan pada persamaan loyalitas adalah sebesar 68.8%, artinya besarnya pengaruh partisipasi, Company Trust dan product trust terhadap loyalitas adalah sebesar 68.8%, sedangkan 31.2% sisanya dipengaruhi factor lain yang juga berpengaruh terhadap loyalitas.

4.3.3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dan hubungan antar variabel dapat dilihat dari hasil Inner Weight pada model, berikut adalah hasil koefisien path pada inner model: Tabel 4.26 Hasil Inner Weight
original sample estimate Partisipasi Company Trust Partisipasi Product trust Company Trust Loyalitas Product trust Loyalitas Partisipasi Loyalitas mean of subsamples Standard deviation TStatistic Keterangan

0.470 0.326 0.133 0.287 0.494

0.502 0.351 0.154 0.313 0.457

0.123 0.183 0.165 0.143 0.155

3.817 1.784 0.811 2.004 3.195

Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan

66

HIPOTESIS 1 Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung partisipasi terhadap Company Trust menunjukkan nilai t-statistics sebesar 3.817, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%, hal ini menunjukkan pengaruh langsung partisipasi para anggota milis terhadap Company Trust adalah signifikan. Pengaruh yang dihasilkan adalah positif yang berarti apabila partisipasi yang diberikan para anggota milis semakin bagus maka Company Trust yang mereka miliki juga akan meningkat.

HIPOTESIS 2 Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung partisipasi terhadap product trust menunjukkan nilai t-statistics sebesar 1.784, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%, hal ini menunjukkan pengaruh langsung partisipasi para anggota milis terhadap product trust adalah signifikan. Pengaruh yang dihasilkan adalah positif yang berarti apabila partisipasi yang diberikan para anggota milis semakin bagus maka product trust yang mereka miliki juga akan meningkat.

HIPOTESIS 3 Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung Company Trust terhadap loyalitas menunjukkan nilai t-statistics sebesar 0.811, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%, hal ini menunjukkan

67

pengaruh langsung Company Trust terhadap loyalitas adalah tidak signifikan. Pengaruh yang dihasilkan adalah positif yang berarti apabila Company Trust yang dimiliki para pengguna atau anggota milis semakin bagus maka loyalitas yang mereka miliki juga akan meningkat.

HIPOTESIS 4 Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung product trust terhadap loyalitas menunjukkan nilai t-statistics sebesar 2.004, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%, hal ini menunjukkan pengaruh langsung product trust terhadap loyalitas adalah signifikan. Pengaruh yang dihasilkan adalah positif yang berarti apabila product trust yang dimiliki para pengguna atau anggota milis semakin bagus maka loyalitas yang mereka miliki juga akan meningkat.

HIPOTESIS 5 Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung partisipasi terhadap loyalitas menunjukkan nilai t-statistics sebesar 3.195, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%, hal ini menunjukkan pengaruh langsung partisipasi terhadap loyalitas adalah signifikan. Pengaruh yang dihasilkan adalah positif yang berarti apabila partisipasi yang dimiliki para pengguna atau anggota milis semakin bagus maka loyalitas yang mereka miliki juga akan meningkat.

68

Untuk mengetahui besar pengaruh tidak langsung partisipasi terhadap loyalitas yang melalui Company trust dan product trust adalah dengan cara mengalikan besar pengruh pada 2 jalur (0.470 x 0.133) = 0.063 dan (0.326 x 0.287) = 0.094, hal ini menunjukkan pengaruh tidak langsung partisipasi terhadap loyalitas (0.497) lebih besar jika dibandingkan pengaruh tidak langsung partisipasi terhadap loyalitas yang melalui Company trust (0.063) ataupun product trust (0.094). Ini berarti trust company dan product trust pada produk Blackberry kurang dapat meningkatkan loyalitas para pengguna. Hal di atas dapat diperjelas dengan gambar 4.1. Gambar 4.1 Gambar Diagram Path

Sumber : Hasil Penelitian (Lampiran ???)

69

4.4.

PEMBAHASAN Pengujian yang dilakukan selanjutnya untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Hasil pengujian hipotesis antar variabel dapat dilihat dari model dan Tabel dibawah ini: Tabel 4.27 Tabel Hubungan antar Variabel Partisipasi, Trust Perusahaan, Product trust dan Loyalitas
Hipotesis Partisipasi Company Trust Partisipasi Product trust Company Trust Loyalitas Product trust Loyalitas Partisipasi Loyalitas original sample estimate mean of subsamples Standard deviation TStatistic Keterangan

0.470 0.326 0.133 0.287 0.494

0.502 0.351 0.154 0.313 0.457

0.123 0.183 0.165 0.143 0.155

3.817 1.784 0.811 2.004 3.195

Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan

4.4.1. Pengaruh Partisipasi Terhadap Company Trust Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa Partisipasi ( X ) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Company trust (Z1) .Meskipun tidak ada campur tangan secara langsung dari pihak produsen Blackberry, yaitu perusahaan Research In Motion (RIM) di dalam milis Primbonbb, para anggota milis sering kali membicarakan mengenai perusahaan tersebut. Biasanya pembicaraan mengenai perusahaan tersebut akan meluncurkan produk Blackberry varian baru, fitur-fitur baru yang akan diusung dalam peluncuran produk barunya. Sumber-sumber informasi yang mereka sampaikan berasal dari banyak sumber, beberapa sumber terpercaya seperti www.blackberry.com yang

merupakan situs resmi dari produsen Blackberry memberikan informasi seputar

70

resource produk, informasi produk, tehnical support, hingga beasiswa dan komisi untuk para pengembang Blackberry. Info lain biasanya mereka dapatkan dari www.crackberry.com, website yang didirikan oleh Kevin Michelanuk warga negara Amerika Serikat ini dianggap menjadi salah satu rujukan terpercaya karena website tersebut selalu memberikan review terhadap produk-produk yang belum di release oleh pihak RIM, di website ini Kevin Michelanuk adalah orang yang dipercaya oleh RIM sebagai Beta Tester produk Blackberry. Tidak hanya sumber dari luar negeri tersebut saja, para jajaran moderator Primbonbb juga mempunyai jalur eksklusife ke RIM sebagai beta tester dari produk dan software RIM. Dari sumber-sumber itulah para member milis mendapatkan informasi mengenai perusahaan Blackberry dan mendiskusikannya di dalam milis. Menurut Andersen (2005), komunitas virtual merek akan membantu untuk mengembangkan produk lebih lanjut yang berasal dari komentar dan sugesti yang terjadi dalam komunitas virtual. Dari seringnya diskusi mengenai perusahaan nantinya akan lahir sebuah hubungan antara konsumen dengan merek tersebut. Menurut Flavian (2007), dengan adanya partisipasi berupa diskusi mengenai perusahaan produsen produk, nantinya akan mempengaruhi suatu keputusan mengenai merek perusahaan tersebut dan juga akan mempengaruhi kedekatan hubungan antara merek dengan konsumen.

4.4.2. Pengaruh Partisipasi Terhadap Product Trust Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa Partisipasi ( X ) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Product trust (Z2). Hal ini didukung oleh visi

71

dan misi dari milis Primbonbb yaitu sebagai tempat diskusi santai semua tentang Blackberry. Partisipasi aktif berupa pembahasan mengenai optimalisasi produk Blackberry baik dari aplikasi-aplikasi pendukungnya, aksesoris pelengkapnya, pemecahan masalah-masalah seputar teknis, hingga diskusi santai seputar pengembangan produk Blackberry, membuat para pengguna Blackberry semakin percaya bahwa produk Blackberry ini adalah produk yang handal dan dapat memenuhi kebutuhan mereka dalam berkomunikasi. Hal ini didukung oleh pernyataan Coulter dan Coulter (2002), suatu produk dikatakan berkompetensi apabila banyak pihak yang memiliki pengetahuan dan kemampuan terhadap produk tersebut dengan tujuan untuk melengkapi suatu hubungan tertentu dan memberikan suatu kepuasan akan pemenuhan kebutuhan seseorang. Dari pembahasan-pembahasan diskusi milis mengenai produk Blackberry, tentunya akan muncul beberapa istilah-istilah baru seputar produk ini, baik dari perangkat Blackberry itu sendiri, aplikasi pendukungnya dan juga layanan penyedia koneksi Blackberry Internet Service (BIS). Dalam hal ini, kita bisa mencatat bahwa berkat kegiatan yang dilakukan dalam komunitas virtual merek, anggota dapat meningkatkan pengetahuan mereka mengenai merek dan produk sebagai konsekuensi dari interaksi dengan anggota masyarakat lainnya. Jadi, konsumen yang lebih aktif berpartisipasi dalam komunitas merek virtual ini akan lebih familiar dengan produk tersebut dan juga mereka akan dapat memecahkan berbagai masalah yang terkait dengan penggunaan produk ini. Selain konsumen dapat menemukan dukungan dalam penggunaan yang tepat produk merek (Flavian dan Guinaliu, 2005)

72

4.4.3. Pengaruh Company Trust Terhadap Loyalitas Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa Company trust (Z1), tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (Y). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Flavian dan Guinaliu (2007), variabel Company trust mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas. Hal ini menjadi sesuatu yang berbeda karena pada penelitian Flavian dan Guinaliu (2007) dimensi dari variabel Trust yang dibentuk oleh Honesty, Benevolence dan Competece berupa model reflektif, padahal ketiga dimensi tersebut merupakan suatu tingkatan yang berbeda dan seharusnya menjadi model formatif. Pada penelitian kali ini model tersebut telah dikoreksi menjadi model formatif dan nampak hasil yang berbeda untuk melihat hubungan antara Company trust kepada loyalitas, faktor pendukung lainnya adalah pada penelitian kali ini variabel Trust pada yang semula dititik beratkan pada Company trust, kini ditinjau dari aspek yang berbeda pula yaitu Product trust . Banyak penelitian lain mengatakan bahwa Trust mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap loyalitas (Chaudri dan Holdbrook, 2001) namun pada konteks komunitas virtual merek non organik atau yang independent dan murni dibuat oleh sekumpulan konsumen tanpa ada campur tangan langsung dari perusahaan produsen, pembahasan yang ada didalamnya didominasi oleh pemecahan masalah mengenai suatu produk dari merek tersebut dan kurang adanya intensitas mengenai pembahasan mengenai citra perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan kepercayaan pada perusahaan produsen Blackberry tidak

73

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumennya berdasarkan responden di milis Primbonbb.

4.4.4. Pengaruh Product Trust Terhadap Loyalitas Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa Product trust (Z2),

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (Y). Hal ini didukung diantaranya di dalam milis Primbonbb pembahasan setiap harinya pembahasan didominasi megenai pemecahan masalah mengenai produk Blackberry itu sendiri, seputar upgrade Operating System Blackberry, aplikasi-aplikasi yang dapat mendukung kinerja Blackberrynya, sehingga orang-orang itu percaya bahwa produk Blackberry itu handal, mempunyai keunggulan yang lebih dibandingkan produk handphone lain serta bisa memenuhi kebutuhan komunikasi mereka saat ini. Kepercayaan tersebut akan berdampak pada ketidakpastian dalam menentukan keputusan pembelian untuk tingkat yang lebih lanjut, hal ini didukung oleh Mitchell (1999), menurut dia bahwa tingkat ketidakpastian yang lebih rendah menyebabkan niat pembelian yang lebih tinggi karena fakta bahwa konsumen mencoba untuk meminimalkan risiko yang dianggap penting ini ketika akan membeli sebuah produk. Dari kepercayaan terhadap suatu produk tersebut nantinya akan mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas (Sidersmukh et al.,2002)

74

4.4.5 Pengaruh Partisipasi terhadap Loyalitas Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa Partisipasi (X), mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (Y). Partisipasi melalu diskusi yang aktif dalam komunitas virtual milis Primbonbb menambah wawasan para

anggotanya kan produk Blackberry, semakin mereka turut serta dan berpartisipasi aktif di dalam milis, semakin mereka mengerti Blackberry tidak hanya sebagai alat komunikasi yang bisa digunakan untuk telepon, sms dan email saja, namun banyak sekali kegunaan lain yang bisa dikembangkan lebih lanjut dalam pemanfaatan Blackberry mereka. Jika mereka sudah mengerti lebih jauh mengenai Blackberry, mereka akan mencoba melengkapi produk-produk Blackberrynya, misalkan dengan membeli aplikasi-aplikasi pendukungnya, membeli aksesoris untuk melengkapi Blackberrynya dengan tujuan untuk optimalisi, dengan begitu nantinya orang-orang yang mengoptimalkan Blackberrynya akan menjadi loyal terhadap produk dan merek Blackberry. Hal ini didukung oleh pernyataan Algeisheimer et al. (2005), jika seseorang tersebut sudah mengetahui kemampuan optimalisasi dari suatu produk dan resiko penggunaannya, tidak menutup kemungkinan seseorang tersebut akan menggunakannya lagi di masa yang akan datang. Lebih jauh lagi dijelaskan bahwa jika sesorang seringkali posting dan aktif dalam kegiatan milis Primbonbb, akan ada keterikatan secara emosional antara orang tersebut dengan Blackberrynya dan juga hubungan dengan sesama anggota di dalam milis, fenomena yang muncul dikalangan pengguna Blackberry, orang yang ketergantungan terhadap Blackberrynya mempunyai sebutan autisberry,

75

keterikatan emosi tersebut dijelaskan oleh Algeisheimer et al (2005) bahwa Once consumer participate actively in a brand community, their

commitment,identification and emotional ties with the brand around which th virtual community is centred may increase, yang artinya partisipasi aktif dalam suatu komunitas virtual dapat menimbulkan suatu ikatan emosional baik dengan merek yang digunakan maupun dengan orang-orang yang berada di dalamnya, dari adanya berbagai interaksi antar orang tersebut, berbagai macam topik akan muncul dalam diskusinya, mulai dari pembahasan soal produk dan

perlengkapannya hingga masalah personal satu dengan lainnya.

76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1.

SIMPULAN Berdasarkan analasisi tentang Dampak Partisipasi Di Dalam Komunitas

Virtual Merek Terhadap Kepercayaan Dan Loyalitas Pada Produk Blackberry Studi Kasus Di Komunitas Virtual Milis Primbonbb, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Partisipasi (X) di dalam milis Primbonbb mempunyai pengaruh ynag signifikan terhadap Company trust (Z1) pada perusahaan produsen Blackberry. Dimana hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung partisipasi terhadap Company Trust menunjukkan nilai t-statistics sebesar 3.817, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%. 2. Partisipasi (X) di dalam milis Primbonbb mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Product trust (Z2) pada produk Blackberry. Dimana hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung partisipasi terhadap product trust menunjukkan nilai t-statistics sebesar 1.784, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%. 3. Company trust (Z1) pada perusahaan produsen Blackberry, tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (Y) produk Blackberry. Dimana hasil estimasi inner weight pada pengaruh

77

langsung Company Trust

terhadap loyalitas menunjukkan nilai t-

statistics sebesar 0.811, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%. 4. Product trust (Z2) pada produk Blackberry , mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (Y) produk Blackberry. Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung product trust terhadap loyalitas menunjukkan nilai t-statistics sebesar 2.004, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%. 5. Partisipasi (X) di dalam milis Primbonbb, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (Y) produk Blackberry. Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung partisipasi terhadap loyalitas menunjukkan nilai t-statistics sebesar 3.195, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%.

5.2.

SARAN 1. Dari hasil analisa penelitian dapat dilihat pengaruh partisipasi didalam milis mempunyai pengaruh terhadap ketiga variabel baik company trust, product trust dan loyalitas kepada produk, hal ini sudah baik namun akan lebih baik jika partisipasi dalam milis lebih ditingkatkan, perlu adanya stimulus agar para anggota milis lebih aktif dalam posting di milis ataupun kegiatan -kegiatan lainnya seperti kopi darat ataupun kegiatan-kegiatan gathering yang melibatkan para

78

anggota milis Primbonbb. Hal ini tentunya tidak lepas dari peranan para moderator untuk memberikan ide-ide segar guna

mengembangkan milis dan meningkatkan daya guna produk Blackberry tersebut lebih lanjut. 2. Melihat hasil dari hubungan company trust yang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pada produk Blackberry, ada baiknya jika pembahasan mengenai perusahaan produsen Blackberry lebih ditingkatkan di dalam milis, informasi yang lebih update dan akurat bisa dimasukkan di tiap postingannya. Ada baiknya jika mengundang pihak produsen Blackberry dalam hal ini adalah pihak Research In Motion (RIM) selaku perusahaan produsen

Blackberry untuk ikut andil dalam penyampain informasi di milis Primbonbb ataupun melakukan kegiatan-kegiatan yang banyak melibatkan masyarakat pada khususnya anggota dari milis Primbonbb. 3. Saran untuk penelitian selanjutnya, peneliti bisa lebih melihat aspek trust lebih dalam lagi, misalnya pengaruh kepercayaan terhadap para member yang ada di dalam suatu komunitas virtual, atau meneliti mengenai peranan-peranan penting para moderator untuk membentuk trust dalam suatu komunitas virtual yang pengaruhnya terahadap kepercayaan atau loyalitas produk dan merek. Bisa juga meneliti mengenai aspek bagaimana seseorang agar loyal menjadi suat anggota komunitas virtual dan pentingnya mengobrol bebas dalam suatu komunitas virtual merek . Penelitian dari berbagai unsur dalam suatu

79

komunitas virtual menarik untuk dibahas karena trend komunitas virtual kini mulai merambah Indonesia dan menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia untuk mencari berbagai macam informasi terkini dan terpercaya, serta didukung dengan adanya kemudahan akses internet yang sudah terjangkau harganya dan dapat diakses darimana saja.

Anda mungkin juga menyukai