Kisi Kisi Uas Aik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

1. Apa pengertian manusia dalam perspektif Islam ?

Menurut pandangan Islam, manusia adalah makhluk yang memiliki keunikan dan potensi yang luar biasa, terutama karena Allah SWT telah memberikan
manusia akal, fitrah, dan kebebasan berpikir serta bertindak.

Dalam pandangan Islam, manusia didefinisikan sebagai makhluk, mukalaf, mukaram, mukhaiyar, dan mujizat. Manusia adalah makhluk pilihan yang
dimuliakan oleh Allah dari makhluk ciptaanNya yang lainnya, dengan segala keistimewaan yang ada pada manusia, seperti akal manusia yang mampu
membedakan antara yang baik dan yang buruk, kemudian memilihnya.

2. Tuliskan ayat Al-Quran yang mengatakan manusia sebagai makhluk paling sempurna !

Al -Qur'an memberikan pujian kepada manusia, seperti pernyataan Allah dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS: At-Tin: 4). ‫ َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَساَن ِفْٓي َاْح َس ِن َتْقِوْيٍۖم‬-

3. Apakah pengertian dari sifat dan hakekat manusia ?

Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dengan hewan meskipun antara manusia dan
hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya. Kesamaan secara biologis ini misalnya adanya kesamaan bentuk (misalnya kera), bertulang
belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan dan menyusui anak, pemakan segalanya, dan adanya persamaan
metabolisme dengan manusia.

Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang
positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

4. Sebutkan lima (5) sifat manuasia yang ada dalam Al-Quran !


 Sidiq (jujur)
 Tabligh( meenyampaikan)
 Amanah (dapat dipercaya)
 Fathonah (cerdas)
 Tawadhu( rendah hati)
a. manusia itu lemah. (Q.S. Annisa; 28)
b. manusia itu gampang terperdaya (Q.S Al-Infithar : 6)
c. Ketiga, manusia itu lalai. (Q.S At-takaatsur 1)
d. manusia itu penakut.(Q.S Al-Baqarah 155)
e. manusia itu bersedih hati. (Q.S Al Baqarah: 62)
f. manusia itu tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11)
g. manusia itu suka membantah (Q.S. an-Nahl 4)
h. manusia itu suka berlebih-lebihan (Q.S Yunus : 12)
i. manusia itu pelupa. (Q.S Az-Zumar : 8 )
j. manusia itu suka berkeluh-kesah (Q.S Al Ma’arij : 20
5. Apa pengertian iman menurut bahasa dan istilah ?

Menurut bahasa Arab, kata iman berakar pada kata amana – yu;minu – imana yang secara harfiah atau etimologis dapat diartikan sebagai percaya dan
yakin. Secara bahasa, iman dapat diartikan sebagai tashdiq atau membenarkan yang maknanya hampir sama secara istilah

6. Bagaimanakah konsep iman menurut Al-Quran ?

Menurut Al-qur'an, iman bukan semata-mata suatu keyakinan akan benarnya ajaran yang diberikan, melainkan iman itu sebenarnya menerima suatu ajaran
sebagai landasan untuk melakukan perbuatan

7. Sebutkan lima (5) tanda-tanda orang beriman yang ada dalam Al-Quran !
a. Punya Rasa Takut Terhadap Allah Swt.
b. Khusyuk saat Melaksanakan Salat
c. Menjauhkan Diri dari Kegiatan yang Sia-sia
d. Senang Mendengar Bacaan Ayat Al-Qur'an
e. Menunaikan Zakat
f. Meneladani Rasul
g. Tawakal dan sabar
h. Punya akhlak yang baik
i. Selalu bersyukur
8. Sebutkan syarat-syarat menjadi imam dalam Sholat ?
a. beragama islam
b. berakal sehat
c. baligh
d. laki-laki
e. suci dari hadas kecil dan besar
f. fasih membaca alquran dan paham rukun shalat
g. imam tidak sedang jadi makmum lainnya
h. diutamakan orang yang lebih tua
i. bukan musafir
9. Mengapa seorang imam sebelum sholat berjama’ahnya dimulai harus melihat ke arah ma’mum ?

Sebelum mengucapkan takbir dalam sholat, imam menghadap makmum untuk meluruskan dan merapatkan shaf.

10. Mengapa seorang imam dalam sholat berjama’ah harus mentahfifkan atau meringankan

Sholatnya ?

Sebab, imam harus mengerti dan memahami kondisi dan keadaan setiap makmum yang beraneka ragam. Meski ada anjuran untuk meringankan,
imam tetap tidak dibolehkan untuk melewatkan salat dengan sikap tumakninah (berhenti sejenak). Hal itu juga berlaku untuk memperpanjang rukuk dan
tasyahud akhir dengan maksud berjaga-jaga agar ada jemaah masbuk yang masih ingin mendapatkan rakaat atau jemaah yang hendak meraih keutamaan salat
berjamaah.

Anda mungkin juga menyukai