Anda di halaman 1dari 16

“HAK KEWAJIBAN DAN KASIH SAYANG SUAMI ISTRI, KRITERIA

MEMILIH PASANGAN HIDUP, HAK-HAK BERSAMA SUAMI ISTRI,


KEWAJIBAN SUAMI KEPADA ISTRI, KEWAJIBAN ISTRI KEPADA
SUAMI”

Makalah Ini Diajukan Dan Dipresentasikan Untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Akhlak

Dosen Pengampu : Dr. Saifullah, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 7

1. Ayu Wahyuni : 21420111296


2. Indah Rejeki : 21420111303
3. Ketiara Mahbengi : 21420111304

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TAKENGON
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Hiwabarakatuh,

Segala puji bagi Allah Swt, yang telah memberikan kami kesempatan dan
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang diutus sebagai
Rahmat bagi semesta alam, beserta keluarga dan para sahabatnya serta para
pengikutnya yang setia sampai hari kemudian.

Makalah Akhlak tentang “Hak Kewajiban Dan Kasih Sayang Suami Istri,
Kriteria Memilih Pasangan Hidup, Hak-Hak Bersama Suami Istri, Kewajiban
Suami Kepada Istri, Kewajiban Istri Kepada Suami”dan tidak lupa pula kami
ucapkan Terima kasih kepada Bapak Dr. Saifullah, M.Pd selaku Dosen
pengampu Mata kuliah Akhlak . Kami berharap penyusunan dalam bentuk
makalah ini akan memberi banyak manfaat dan memperluas ilmu pengetahuan
kita, khususnya tentang pembahasan materi tersebut.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Dan semoga makalah ini bisa memberikan manfaat positif bagi kita semua,
khususnya kami selaku penulis.

Wassalamu’alaikum warrahmatullah hiwabarakatuh

Takengon, 08 Maret 2023

Pemakalah

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Pengertian Hak Dan Kewajiban......................................................................2

B. Kriteria Memilih Pasangan Hidup...................................................................3

C. Hak Dan Kewajiban Bersama Antara Suami Dan Istri....................................5

D. Hak Dan Kewajiban Suami Kepada Istri.........................................................6

E. Hak Dan Kewajinan Istri Kepada Suami.........................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

A.Kesimpulan.....................................................................................................12

B. Saran..............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan dalam syariat Islam disebut dengan nikah, yaitu salah


satu azas hidup dalam masyarakat yang beradat dan sempurna. Pernikahan
merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-
Nya, baik pada manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Ia adalah salah
satu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluknya
untuk berkembang biak dan melestarikan hidupnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Apa pengertian hak dan kewajiban suami istri?
2. Bagaimana Kriteria Memilih Pasangan Hidup
3.Apa sajakah hak dan kewajiban bersama antara suami dan istri?
4. Apa sajakah hak dan kewajiban suami kepada istri?
5. Apa sajakah hak dan kewajiban istri kepada suami
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan memahami apa sajakah hak dan kewajiban Bersama antar
suami istri, bagaimana cara memilih kriteria pasangan hidup, apa sajakah
hak dan kewajiban suami kepada istri serta hak dan kewajiban istri kepada
suami. Yang akan di bahas pada makalah ini.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Dan Kewajiban

Yang dimaksud dengan hak adalah apa-apa yang diterima oleh seseorang
dari orang lain, sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah apa yang
harus dilakukan seseorang terhadap orang lain. Hak adalah kekuasaan seseorang
untuk melakukan sesuatu, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus
dikerjakan.

Peran dan fungsi antara suami dan istri ini dikonstruksikan dalam bentuk
hak dan kewajiban yang melekat pada diri kedua belah pihak. Hak adalah yang
sesuatu yang melekat dan mesti diterima atau dimiliki oleh seseorang, sedangkan
kewajiban adalah sesuatu yang harus diberikan dan dipenuhi oleh seseorang
kepada orang lain. Rumusan dari hak dan kewajiban inilah yang kemudian akan
dijadikan barometer untuk menilai apakah suami dan istri sudah menjalankan
fungsi dan perannya secara benar.1

Pernikahan dalam Islam pada dasarnya mempunyai tujuan untuk


membentuk keluarga yang harmonis (sakinah) yang dilandasi dengan perasaan
kasih dan sayang (mawaddah wa rahmah). Salah satu cara supaya keharmonisan
tersebut dapat terbangun dan tetap terjaga adalah dengan adanya hak dan
kewajiban diantara masing-masing anggota keluarga. Adanya hak dan kewajiban
dalam keluarga ini bertujuan supaya masing-masing anggota sadar akan
kewajibannya kepada yang lain, sehingga dengan pelaksanaan kewajiban tersebut
hak anggota keluarga yang lain pun dapat terpenuhi sebagaimana mestinya.
Dengan demikian, adanya hak dan kewajiban tersebut, pada dasarnya adalah
untuk menjaga keharmonisan hubungan antar anggota keluarga, karena masing-
masing anggota keluarga memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan demi untuk
1
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fikih
Munakahat,(Jakarta: Amzah, 2014), hlm. 36.

2
menghormati dan memberikan kasih sayang kepada anggota keluarga yang
lainnya. Islam, melalui al-Qur‟an dan sunah, menyatakan bahwa dalam keluarga,
yaitu antara suami dan istri, masing-masing memiliki hak dan kewajibannya
tersendiri.

B. Kriteria Memilih Pasangan Hidup


Menikah adalah sesuatu hal yang disunahkan dalam Islam. Bahkan, bagi
setiap manusia, pernikahan adalah suatu yang diidam-idamkan.
Meskipun bukan suatu hal yang wajib, tetapi menikah adalah bentuk
ibadah. Sebab, dalam Islam tujuannya adalah untuk melanjutkan keturunan, dan
menghindari zina yang sangat ditentang oleh Allah SWT, sekaligus mengikuti
sunah Rasulullah SAW. Maka dari itu, setiap manusia dianjurkan untuk menikah.

"Menikah adalah sunahku, barangsiapa tidak mengamalkan sunahku


berarti bukan dari golonganku. Hendaklah kalian menikah, sungguh dengan
jumlah kalian aku akan berbanyak-banyakkan umat." (HR Ibnu Majah)2

Rasulullah SAW telah menyampaikan empat kriteria dalam memilih


pasangan hidup. Ini termaktub dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA, bahwa
Rasulullah SAW bersabda:

“Perempuan itu dinikahi karena empat hal yaitu (1) karena hartanya, (2)
keturunannya, (3) kecantikannya dan (4) agamanya. Maka pilihlah yang baik
agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
an-Nasai, dan Ibnu Majah).

2
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fikih
Munakahat,(Jakarta: Amzah, 2014), hlm. 38.

3
1. Kekayaan

Kekayaan berupa harta benda memang sangat menarik untuk dijadikan


alasan seseorang dalam memilih pasangan hidupnya. Meskipun harta bukan
segalanya, namun jika memiliki harta setidaknya semua kebutuhan dapat
terpenuhi.

Selain itu, memiliki kekayaan akan memberikan kebahagian bagi


seseorang di dunia. Memang, uang bukan segalannya, tetapi segalanya
membutuhkan uang. Meski demikian, harta bukanlah segalanya. Harta adalah
titipan dari Allah SWT yang kapan saja bisa diambil dengan mudah. Maka dari
itu, selagi kita memiliki harta yang cukup, berbagilah dengan mereka yang
membutuhkan, bersedekahlah, dan banyak bersyukur.3

2. Keturunan

Umat Islam dianjurkan memiliki keturunan yang baik dan memilih wanita
yang subur agar mendapatkan keturunan. Maka dari itu, penting untuk
memperhatikan keturunan atau nasabnya.

"Nikahilah wanita yang penyayang dan subur. Karena aku berbangga dengan
banyaknya umatku." (HR Abu Dawud)

3. Paras

Memilih pasangan berdasarkan paras, tidak ada salahnya. Sebab,


seseorang yang memiliki paras yang bagus, tentu akan memberikan ketenangan
dan senang untuk dipandang.

3
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fikih
Munakahat,(Jakarta: Amzah, 2014), hlm. 39.

4
Memang, memiliki paras yang cantik atau ganteng tidak akan berlangsung
lama, karena semua pasti akan mengalami perubahan seiring berjalannya usia.
Tapi, dengan memiliki paras yang enak dipandang akan meningkatkan
kepercayaan diri.

4. Agama

Ketika ketiga hal di atas tidak bisa kamu dapatkan, carilah pasangan yang
selalu memperhatikan agamanya. Sebab, harta, keturunan, paras, bukanlah
jaminan suatu kebahagiaan, tapi agama bisa menjadi pegangan yang kokoh untuk
menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 221 yang artinya:

"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.


Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga
dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-
perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran."

C. Hak Dan Kewajiban Bersama Antara Suami Dan Istri

Dalam pengurusan rumah tangga masing-masing suami istri mempunyai


hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut secara garis besar dapat dijelaska
n sebagai berikut:4
a. Suami istri wajib saling cinta (mencintai), hormat (menghormati), saling
setia dan saling memberikan bantuan lahir dan batin.

4
Humaidi Tatapangarsa, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Islam, ( Jakarta :
Klam Mulia 2003) Cet. Ke-4, hlm. 22.

5
b. Suami istri wajib memikul kewajiban yang luhur untuk membina dan
menegakan rumah tangga yang bahagia dan sejahtera lahir dan batin .
c. Suami istri mempunyai kewajiban mengasuh dan memelihara anak-anak
mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasan.
d. Suami istri wajib menjaga kehormatan masing-masing.
e. Suami istri dihalalkan saling bergaul menghalalkan hubungan seksual.
Perbuatanini merupakan kebutuhan suami istri yang dihalalkan secara timbal
balik.
jadi, bagi suami halal berbuat kepada istrinya, sebagaimana istri terhadap suami
Mengadakan hubungan seksual ini adalah hak bagi suami istri, dan tidak boleh
dilakukan kalau tidak secara bersamaan, sebagaimana tidak dapat dilakukan
sepihak saja.5

D. Hak Dan Kewajiban Suami Kepada Istri


Menurut kompilasi hukum islam dalam kewajiban dan hak suami istri
memikul kewajiban yang luhur untuk menegakan rumah tangga yang sakinah
mawaddah dan warahmah yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.
Selain itu, suami istri wajib mempunyai tempat kediaman yang tetap yang
ditentukan oleh bersama. Dalam pasal 80 ayat 1 suami adalah pembimbing
terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah
tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami istri Bersama.

Hak suami terhadap istri diantaranya :

a.Ditaati dalam hal-hal yang tidak maksiat.

b.istri menjaga dirinya sendiri dan harta suami.

c..Menjauhkan diri dari mencampuri sesuatu yang dapat menyusahkan suami.

d.Tidak bermuka masam di hadapan suami.


5
Humaidi Tatapangarsa, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Islam, ( Jakarta :
Klam Mulia 2003) Cet. Ke-4, hlm. 23.

6
e.Tidak menunjukan keadaan yang tidak disenangi suami

kewajiban taat kepada suami hanuyalah dalam hal-hal yang dibenarkan


agama, bukan dalam hal kemaksiatan kepada Allah. jika suami menyuruh istri
untuk berbuat maksiat maka si istri harus menolaknya. Di antara ketaatan istri
terhadap suami adalah tidak keluar rumah, kecuali dengan seijinya.

Adapun dalam Al-Qur’an Surat An-nisa ayat 34 dijelaskan bahwa istri


harus bisa menjaga dirinya, baik ketika berada di depan suami maupun
dibelakangnya, dan ini merupakan salah satu ciri istri yang shalihah.

Artinya : “sebab itu maka wanita yang sholehah ialah yang taat kepada
Allah SWT lagi memelihara diri di balik pembelakangan suaminya oleh karena
Allah telah memelihara (mereka) .....(QS.An-Nisa :34)

Maksud memelihara diri dibalik pembelakangan suaminya dalam ayat


tersebut adalah istri dalam menjaga dirinya ketika suaminya tidak ada dan tidak
berbuat khianat kepadanya, baik mengenai diri maupun harta bendanya. inilah
merupakan kewajiaban tertinggi bagi seorang istri terhadap suaminya.6

 Kewajiban Suami Terhadap istria.

Kewajiban yang bersifat materi yang disebut na'faqoh. Sesuai dengan


penghasilannya, suami menanggung:

a. Nafkah, kswah dan tempat kediaman bagi istri.


b. biaya rumah tangga, bia#y peralatan, dan biaya pengobatan baginya
istrinya dan anak-anaknya.
c. Dalam pasal 80 ayat 4 Biaya pendidikan bagi anak-anaknya.

6
Humaidi Tatapangarsa, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Islam, ( Jakarta :
Klam Mulia 2003) Cet. Ke-4, hlm. 24.

7
 Kewajiban yang tidak bersifat materi contohnya seperti :
a. Menggauli istrinya secara baik dan patut.
b. Menjaganya dari segala sesuatu yang mungkin melibatkannya pada
maksiat, perbuatan dosa atau ditimpa oleh sesuatu kesulitan dan mara
bahaya.
c. Suami wajib mewujudkan kehidupan perkawinan yang diharapkan Allah
terwujud yaitu sakinnah mawaddah, warahmah.
d. Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya dan memberi
kesempatan belajar pengetahuan yang bermanfaat dan berguna bagi
agama, nusa dan bangsa.

E. Hak Dan Kewajiban Istri Kepada Suami

Hak dari suami adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan dan
dipenuhi seorang istri. Sehingga selain menuntut haknya terpenuhi, kewajiban
yang melekat pada dirinya pun juga harus terlaksana. Ada beberapa hal yang harus
dilakukan seorang istri untuk suaminya yang akan dijabarkan dalam sub bab ini,
yaitu patuh dan memperlakukannya dengan baik, memberikan ketenteraman pada
suami, berkabung untuk suaminya yang meninggal, dan memahami posisi suami.7

 Hak istri yang wajib dilaksanakan suami. adalah:


a. Mahar
b. b.Adail dalam pergaulan.
c. Rohaniah.
d. Nafkah tempat tinggal, pakaian, dan makanan. akan tetapi ada
beberapa faktor yang bisa mengugurkan hak nafkah istri diantaranya
adalah:
 Akad nikah batal atau fasid atau rusak.
 istri nusyudz atau durhaka
7
Ummu Ibrahim Ilham Muhammad Ibrahim, Kiat Menjadi Istri Shalihah dan Ibu
Idaman, (Jakarta: PUSTAKA AZZAM, 2004), hlm. 31

8
 istri murtad
 istri melanggar laranga-larangan allah yang berhubungan dengan
kehidupan suami istrie.
 istri dalam keadaan sakit yang oleh karenanya tidak bersedia serumah
dengan suaminya
 Pada waktu akad niakh istri belum baligh dan ia masih belum serumah
dengan suaminya.
 Di antara beberapa kewajiban istri terhadap suami adalah sebagai berikut:
a. Mematuhi Suami. Diantara hak suami atas istrinya adalah ditaati selama tidak
mengarah pada perilaku maksiat. sebagaimana sabda Nabi :;

"Tidak ada kepatuhan terhadap makhluk yang maksiat kepada pencipta. (HR. Al-
Bukhari).8

a. Taat kepada Suami


Rasulullah telah menganjurkan kaum wanita agar patuh kepada suami
mereka, karena hal tersebut dapat membawa maslahat dan kebaikan.
Rasulullah telah menjadikan ridha suami sebagai penyebab masuk surga.
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Umi Salamah ra.
“ Bahwa Nabi bersabda : “Dimana wanita yang mati sedang suaminya
ridha dari padana, maka ia masuk surga. (HR. Ibnu Majah dan
AtTirmidzi).

b. Tidak Durhaka kepada Suami


Rasulullah telah memberi peringatan kepada kaum wanita yang menyalahi
kepada suaminya dalam sabdanya
“jika seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidurnya tetapi ia tidak
mau datang, suami semalaman murka atasnya, maka malaikat melaknat
kepadanya sampai pagi (HR. Muttafaq Alaih).
8
Ummu Ibrahim Ilham Muhammad Ibrahim, Kiat Menjadi Istri Shalihah dan Ibu
Idaman, (Jakarta: PUSTAKA AZZAM, 2004), hlm. 32

9
Rasulullah juga menjelaskan bahwa mayoritas sesuatu yang memasukan
wanita kedalam neraka adalah kedurhakaanya kepada suami dan
kekufuranya (tidak bersyukur) terhadap kebaikan suami.

c. Memelihara kehormatan Dan Harta Suami


Di antara hak suami atas istri adalah tidak memasukkan seseorang
kedalam rumahnya melainkan dengan izinnya, kesenangannya mengikuti
kesenangan suami, jika suami membenci seseorang karena kebenaran atau
karena perintah syara’ maka sang istri wajib tidak menginjakkan diri ke
tempat tidurnya. Dalam hadis Rasulullah: ;
maka adapun hak kalianatas istriistri kalian, sungguh mereka jangan
menginjakkan tempat tidur kalian orang yang membenci kalian dan tidak
mengi&inkan dirumah kalian orang yang engkau benci” maka adapun hak
kalian atas istri-istri kalian, sungguh mereka jangan menginjakkan tempat
tidur kalian orang yang membenci kalian dan tidak mengizinkan dirumah
kalian orang yang engkau benci”.9
d. Berhias untuk Suami
Di antara hak suami atas istri adalah berdandan karenanya dengan
berbagai perhiasan yang menarik. Setiap perhiasannya yang terlihat
semakin indah akan membuat suami senang dan merasa cukup. Sesuatu
yang tidak diragukan lagi bahwa kecantikan bentuk wanita akan
menambah kecintaan suami, sedangkan melihat sesuatu apapun yang
menimbulkan kebencian akan mengurangi rasa cintanya. oleh karena itu,
selalu dianjurkan agar suami tidak melihat istrinya dalam bentuk
membencikannya sekiranya suami meminta izin istrinya sebelum
berhubungan. ibnu juraij berkata: Aku bertanya kepada Atha: “Apakah
laki-laki perlu meminta izin kepada istrinya; ia menjawab: tidak perlu, ini
dimaksudkan tidak ada kewajiban untuk meminta izin, yang utama
9
Ummu Ibrahim Ilham Muhammad Ibrahim, Kiat Menjadi Istri Shalihah dan Ibu
Idaman, (Jakarta: PUSTAKA AZZAM, 2004), hlm. 33

10
memberitahukan istri ketika hendak berhubungan. dan tidak
mengejutkannya, karena ada kemungkinan dapat membentuk tingkah yang
tidak disukai suami.10
e. Menjadi Partner Suami.
Allah telah mewajibkan suami bertempat tinggal bersama istri secara syari’
di tempat yang layak bagi sesamanya dan sesuai kondisi ekonomi suami,
dan istri wajib menyertainya,di tempat tinggal tersebut. istri tidak boleh
keluar dari rumah tanpa seizin suaminya, kecuali jika ia keluar rumah
untuk berziara atau menjenguk kedua orang tuanya yang sedang sakit,atau
keluarga lainnya ketika ia merasa aman dan tidak menimbulkan fitnah
karena hal tersebut termasuk silaturrahim dan menjaga hubungan
silaturrahim itu wajib, suami tidak boleh mencegah kewajiban tersebut.
Akan tetapi, alangkah baiknya jika semua itu dengan ridha suami.istri
wajib menyertai suami untuk musafir selama terdapat maslahat umum dan
suami akan membuktikanya di daerah atau negeri yang dituju sebagaimana
di negeri sendiri. jalanya pun aman, baik terhadap jiwa, harta dan
kehormatan, kecuali jika istri mempersyaratkan pada saat akad agar suami
tidak membawa pindah atau musa'ir.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

10
Ummu Ibrahim Ilham Muhammad Ibrahim, Kiat Menjadi Istri Shalihah dan Ibu
Idaman, (Jakarta: PUSTAKA AZZAM, 2004), hlm. 34

11
Hak adalah apa-apa yang diterima oleh seseorang dari orang lain,
sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah apa yang harus
dilakukan seseorang terhadap orang lain. Hak adalah kekuasaan seseorang
untuk melakukan sesuatu, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus
dikerjakan.
Menurut kompilasi hukum islam dalam kewajiban dan hak suami
istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakan rumah tangga yang
sakinah mawaddah dan warahmah yang menjadi sendi dasar dari susunan
masyarakat. Selain itu, suami istri wajib mempunyai tempat kediaman
yang tetap yang ditentukan oleh bersama. Dalam pasal 80 ayat 1 suami
adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi
mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan
oleh suami istri Bersama.

Hak dari suami adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan dan
dipenuhi seorang istri. Sehingga selain menuntut haknya terpenuhi,
kewajiban yang melekat pada dirinya pun juga harus terlaksana. Ada
beberapa hal yang harus dilakukan seorang istri untuk suaminya yang akan
dijabarkan dalam sub bab ini, yaitu patuh dan memperlakukannya dengan
baik, memberikan ketenteraman pada suami, berkabung untuk suaminya
yang meninggal, dan memahami posisi suami.

B. Saran

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangan. Kami tetap berharap makalah ini memberikan manfaat bagi
pembaca. Namun, saran dan kritik yang sifatnya membangun, dengan
tangan terbuka kami terima demi kesempurnaan makalah dimasa yang
akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fikih
Munakahat,(Jakarta: Amzah, 2014).

12
Humaidi Tatapangarsa, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Islam, ( Jakarta :
Klam Mulia 2003) Cet. Ke-4.

Ummu Ibrahim Ilham Muhammad Ibrahim, Kiat Menjadi Istri Shalihah dan Ibu
Idaman, (Jakarta: PUSTAKA AZZAM, 2004).

13

Anda mungkin juga menyukai