Djupri, Wahyono

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

PERSPEKTIF

Volume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei

DINAMIKA FUNGSI KEPOLISIAN DAN HUBUNGANNYA


DENGAN PROGRAM PERPOLISIAN MASYARAKAT
Wahyono
Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Surabaya
e-mail: wahyono_baskoro@yahoo.co.id
ABSTRAK
Sejak terpisahnya institusi Polri dengan TNI, banyak pembaharuan telah dilakukan, antara
lain membuat konsep pendekatan baru terhadap masyarakat dalam melaksanakan tugas penga-
yoman dan pembinaan terhadap masyarakat. Dengan program POLMAS diharapkan akan ter-
cipta sistem situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif, karena masyarakat akan menyadari
bahwa ketertiban dan keamanan itu tidak mungkin tercipta tanpa kerjasama yang sinergis antara
Polri dengan masyarakat. Dalam program ini diharapkan akan tercipta keikutsertaan masyarakat
dalam menanggulangi setiap ancaman, gangguan, hambatan, baik berupa pelanggaran maupun
kejahatan yang akan mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat.
Kata Kunci: dinamika, fungsi kepolisian, program perpolisian masyarakat.

ABSTRACT
Since being apart between institution of Indonesian Police (POLRI) with Indonesian National
Armed Forces (TNI), there are so many renewals have been done, such as: making new approach
concept prominently for sheltering and establishing society. By having this POLMAS program,
it is expected to create a conducive, peaceful and orderly situation system because society will
realize that safety and orderliness situation will be impossible without any synergy coopera-
tion between POLRI and society. It is also expected that this program will create the partici-
pation of society to cope every threat, attack, and obstacle, in the form of violation or criminal
which will disturb a peaceful and orderly system of society.
Keywords: dinamics, police function, society police program.

PENDAHULUAN namun gara-gara segelintir oknum tersebut yang


Salah satu tujuan Negara Indonesia yang ditetap- menyimpang, maka masyarakat menggeneralisir
kan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terhadap citra institusi Polri. Masyarakat dewasa
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan ini masih bersikap mendua, disatu sisi bila ada razia
seluruh tumpah darah Indonesia. Selanjutnya guna Polisi sebagian masyarakat menggerundel sembari
mewujudkan tujuan mulia tersebut Negara mem- berkata “Polisi lagi”, sebaliknya bila terjadi kema-
bentuk institusi khusus, diantaranya institusi Polri cetan lalu lintas mereka justru butuh polisi, lagi-lagi
sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ke- dengan kata gerundel “mana sih polisinya?”
tertiban masyarakat yang bertugas melindungi, meng- Polri dengan paradigma barunya bertekad memi-
ayomi dan melayani masyarakat serta menegakkan nimalis citra buruknya sehingga masyarakat akan
hukum yang lebih lanjut dipertegas dengan Undang- selalu mendambakan sosok polisi sesuai visi dan
Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia ber- misinya yaitu: Terwujudnya postur Polri yang pro-
tujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri fesional, bermoral dan modern sebagai Pelindung,
dengan tugas pokok (Pasal 4 dan 13 Undang-Undang Pengayom dan Pelayan masyarakat yang terper-
No. 2 Tahun 2002): a. Memelihara Keamanan dan caya dalam memelihara Keamanan dan Ketertiban
Ketertiban Masyarakat; b. Menegakkan hukum; c. Masyarakat dan Menegakkan hukum.
Memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan Paradigma baru Polri tidak terlepas dari kenyataan
kepada masyarakat. bahwa Polri perlu kembali pada doktrin awal yaitu
Diakui bahwa selama, ini citra Polri di mata “Tata Tentrem Kerta Raharja” yang dalam kiprahnya
masyarakat tidaklah terlalu baik, hal ini disebabkan terjadi pasang surut perjalanannya sebagaimana ter-
adanya tingkah laku dari segelintir dari oknum Polri gambar berikut: (Semeru 371, 2007) a. Kepolisian
yang semestinya bertindak sesuai tugas pokoknya Indonesia menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17

160
Wahyono, Dinamika Fungsi Kepolisian dan Hubungannya dengan ....

Agustus 1945 adalah Kepolisian dari pendudukan Menko Pertahanan dan Keamanan; k. Berdasarkan
tentara Jepang yang membagi 2 (dua) lingkungan Keppres Nomor 15 Tahun 1963 tanggal 30 Januari
Kepolisian yaitu: 1. Lingkungan Kepolisian Suma- 1963 mengubah sebutan Menteri Kepala Staf Ang-
tra, Jawa-Madura di bawah kendali Angkatan Darat katan Kepolisian menjadi Menteri/Panglima Angka-
Jepang yang berpusat di Jakarta, serta 2. Lingkungan tan Kepolisian (Men/Pangak) di bawah Koordinator
Kepolisian bagian Timur dan Kalimantan di bawah Menko Hankam; l. Berdasarkan Keppres Nomor:
kendali Angkatan Laut berpusat di Makasar. Pasca 290/Tahun 1964 tanggal 12 Nopember 1964 inte-
Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus grasi Angkatan Kepolisian secara penuh sebagai
1945, maka pada tanggal 1 Oktober 1945 berdasar- unsur ABRI di bawah koordinator Menko Hankam;
kan Maklumat Pemerintah diputuskan pembentukan m. Berdasarkan Keppres nomor: 132 Tahun 1967
Jawatan Kepolisian dengan memasukkan badan-badan tanggal 24 Agustus 1967 Menteri/Panglima Ang-
Kepolisian ke dalam lingkungan Departemen Dalam katan Kepolisian (Men/Pangak) menjadi Panglima
Negeri dan mengangkat RS. Sukanto Tjokrodiatmojo Angkatan Kepolisian (Pangak) di bawah koordina-
sebagai Kapolri; b. Berdasarkan Penetapan Pemerin- tor Menhankam/Pangab; n. Berdasarkan Keppres
tah Nomor: 11/80/1946 tanggal 1 Juli 1946 Polri men- Nomor: 52 Tahun 1969 tanggal 27 Juni 1969 terjadi
jadi Jawatan kepolisian Negara tersendiri di bawah perubahan sebutan dari Pangak kembali menjadi se-
Perdana Menteri; c. Berdasarkan Penetapan Dewan butan Kapolri dengan status sebagai unsur ABRI di
Pertahanan Negara nomor: 112/Tahun 1947 tanggal bawah struktur Menhankam/Pangab sekaligus pem-
1 Agustus 1947 Kepolisian Negara didemiliterisasi berlakuan doktrin perjuangan ABRI; o. Berdasarkan
dan penyesuian pangkat disamakan dengan Pangkat pasal 29 dan 30 Undang-Undang Nomor: 20 tahun
Ketentraman dan pemberlakuan tata tertib Peraturan 1982 tentang Hankam negara mengokohkan kedudu-
Militer dalam Undang-Undang Nomor: 40 tahun 1947 kan Kepolisian Negara RI sebagai bagian unsur ABRI
sedangkan Polisi yang menjalankan tugas pengusu- yang berkedudukan di bawah Menhankam/Pangab; p.
tan perkara di bawah pengawasan Jaksa Agung; d. Berdasarkan Kebijakan Pemerintah melalui Instruksi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 01/Tahun Presiden (Inpres) Nomor 2 tahun 1999 tanggal 1 April
1948 tanggal Februari 1948 Polri berstatus Jawatan 1999 tentang pemisahan Kepolisian RI dari TNI dan
Kepolisian Negara di bawah Presiden dan e. Berdasar- sementara berada di bawah Dephankam; q. Berdasar-
kan Penetapan Presiden Nomor: 01 Tahun 1949 tang- kan Tap MPR Nomor: VI/MPR/2000 dan Tap MPR
gal 15 Mei 1949 Polri berstatus Kepolisian Negara Nomor: VII/MPR/2000 tanggal 18 Agustus 2000
Pemerintahan Militer di bawah Kementerian Pertaha- tentang Pemisahan Peran TNI dan Polri, selanjut-
nan; f. Berdasarkan Penetapan Presiden RIS Nomor: nya menempatkan kedudukan Polri mandiri lang-
22 Tahun 1950 tanggal 16 Januari 1950 Polri ber- sung di bawah Presiden.
status Jawatan Kepolisian Negara di bawah Perdana Perkembangan sosial dan dalam masyarakat tran-
Menteri melalui Menteri Pertahanan; g. Berdasar- sisi saat ini sangat mempengaruhi kinerja polisi dalam
kan Penetapan Perdana Menteri Nomor: 03 PM/1950 rangka penegakan hukum sebagai proses yang akan
tanggal 27 Januari 1950 dengan kebijakan politik berlangsung terus-menerus. Disatu sisi bisa menjadi
polisionil dalam rangka pemusatan kepolisian dan pendukung pelaksanaan tugas polisi tetapi disisi lain
Angkatan Perang dalam satu tangan maka Polri ber- bisa menjadi ancaman, tantangan, hambatan dan gang-
status Kepolisian Negara di bawah Perdana Menteri guan yang justru baru dihadapi dan ditanggulangi
melalui Menteri Pertahanan; h. Berdasarkan Kep- oleh polisi dan oleh kekuatan rakyat yang mendu-
pres Nomor: 154/Tahun 1959 tanggal 15 Juli 1959 kung. Polisi dalam hal ini Kepolisian Negara Repub-
serta Surat Edaran Menteri Pertama nomor: 01/MP/ lik Indonesia (Polri) salah satu unsur criminal justice
1959 tanggal 26 Agustus 1959 status Polri setingkat system di Indonesia.
departemen menjadi Departemen Kepolisian yang Terkait dalam penegakan hukum (selain jaksa dan
dipimpin Menteri Muda Kepolisian; i. Berdasarkan hakim). Polri bertindak harus sesuai dan berdasarkan
Tap MPRS Nomor: H/NTRS/1960 serta Keppres peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip
Nomor 21 Tahun 1960 memperkuat status Kepoli- inilah yang sesungguhnya melekat pada tugas pene-
sian menjadi Departemen Kepolisian; j. Berdasarkan gakan hukum termasuk oleh Polri.
Keppres Nomor: 134 Tahun 1962 tanggal 12 April Dalam masyarakat sipil yang modern, setiap
1962 sebutan Kepolisian Negara menjadi Angkatan masyarakat dituntut untuk berproduksi dan ber-
Kepolisian RI yang dipimpin oleh Menteri/Kepala guna atau setidak-tidaknya dapat menghidupi diri-
Staf Angkatan Kepolisian di bawah Koordinator nya sendiri serta dapat saling menghidupi satu sama

161
PERSPEKTIF
Volume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei

lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka Kepolisian Negara Republik Indonesia saat
yang tidak berproduksi dianggap sebagai beban atau ini menerapkan dan mengembangkan perpolisian
benalu masyarakat. Dalam kenyataannya proses terse- community policing
masyarakat (community policing), sesuai Skep Kapolri
but tidak selalu berjalan dengan lancar namun juga No. Pol. Skep: Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober
terdapat gangguan-gangguan (dapat berupa tindak 2005 tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Model
kejahatan maupun kerusuhan sosial) yang dapat Perpolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas
menghentikan, merusak atau bahkan menghancur- Polisi sebagai alternatif pemolisian, yang berorientasi
kan produktivitas masyarakat. Agar dalam jalannya pada masyarakat dalam memelihara ketertiban. Dalam
produksi yang mensejahterahkan masyarakat tersebut hal ini polisi bersama-sama dengan masyarakat untuk
jangan sampai terganggu atau hancur, maka diper- mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah
lukan adanya aturan, norma atau hukum yang adil yang terjadi dalam masyarakat. Dalam pemolisiannya
dan beradab. polisi senantiasa berupaya mengurangi rasa ketaku-
Untuk menegakkan hukum dan aturan tersebut, tan masyarakat akan adanya gangguan krimi nalitas
mengajak masyarakat untuk mematuhi dan melak- (reduce fear of crime), serta lebih mengedepankan
sanakannya, serta untuk memelihara keteraturan pencegahan kejahatan (crime prevention), dan juga
sosial, diperlukan adanya institusi yang dapat bertin- berupaya ikut serta untuk meningatkan kualitas hidup
dak sebagai wasit yang dipercaya, adil, dan beradab. masyarakatnya (increase quality of live).
Institusi tersebut dapat berfungsi untuk menjaga atau Atas dasar dari uraian tersebut di atas, maka
melindungi jalannya produktivitas, serta dalam upaya dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai beri-
menjamin keberadaan manusia dan masyarakatnya. kut: a. Bagaimana eksistensi Perpolisian Masyara-
Salah satunya adalah institusi kepolisian. kat saat ini yang merupakan strategi baru di tubuh
Sebagai konsekuensi dari hal-hal yang diuraikan kepolisian?; b. Mampukah Perpolisian Masyarakat
di atas, maka orientasi polisi untuk menciptakan suatu menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat
kondisi keamanan dan ketertiban dalam masyarakat yang kondusif?
diperlukan kepolisian yang dapat dipercaya oleh
masyarakatnya. Dalam hal ini adalah polisi yang EKSISTENSI PERPOLISIAN MASYARAKAT
penerapannya mengacu pada acuan dasar demokrasi, YANG MERUPAKAN STRATEGI BARU DI
dan menyesuaikan dengan corak budaya masyarakat TUBUH KEPOLISIAN
maupun kebudayaannya. Hal tersebut dapat ditunjuk- Konsep Perpolisian Masyarakat
kan dengan adanya hubungan yang dinamis antara Konsep Perpolisian Masyarakat diluncurkan ter-
masyarakat dengan petugas kepolisian. Mereka dapat utama di negara-negara yang maju, penyelenggaraan
bekerjasama dalam menyelesaikan berbagai masalah tugas-tugas Kepolisian, baik dalam pemeliharaan
sosial yang terjadi di masyarakat khususnya masalah keamanan dan ketertiban maupun penegakan hukum
keamanan. Serta dalam menerapkan program pemoli- dilakukan secara konvensional. Polisi cenderung meli-
siannya juga berdasarkan pada supremasi hukum yang hat dirinya sebagai alat negara sehingga, pendekatan
berlaku, senantiasa dapat menjamin dan memberikan kekuasaan bahkan tindak represif seringkali mewarnai
perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM). Disamping pelaksanaan tugas dan wewenang kepolisian (Polda
itu perlu adanya transparansi atau keterbukaan seba- Jatim, 2006). Walaupun prinsip-prinsip “melayani
gai bentuk pertanggungjawaban publik, serta pem- dan melindungi (to to serve and to protect
protect)” ditekankan,
batasan dan pengawasan kewenangan pada polisi. pendekatan yang birokratis, sentralistik, serba sama
Dengan demikian maka prioritas pemolisian- atau seragam mewarnai layanan kepolisian. Gaya
nya adalah memberikan pelayanan yang berorien- perpolisian tersebut mendorong polisi untuk men-
tasi pada masyarakat yang dilayaninya, dan tidak dahulukan mandat dari pemerintah pusat dan menga-
hanya melihat dari sisi kepolisian saja melainkan baikan persetujuan masyarakat lokal yang dilayani.
juga melihat pemolisian tersebut, tidak lagi dilaku- Selain itu polisi cenderung menumbuhkan sikap yang
kan semata-mata membawa instruksi dari atas yang menampilkan dirinya sebagai sosok yang formal ber-
bersifat reaktif atau menunggu laporan pengaduan akibat pada memudarnya legitimasi kepolisian di mata
perintah (top down), melainkan dilakukan secara pro- publik pada satu sisi, serta semakin berkurangnya
aktif dan senantiasa menumbuh kembangkan kreati- dukungan publik bagi pelaksanaan tugas Kepolisian
vitas atau inovasi-inovasi baru dalam menyelesaikan maupun buruknya citra polisi pada sisi lain.
berbagai masalah sosial yang terjadi dalam masyara- Di Indonesia, lebih-lebih ketika Polri disajikan
kat (bottom up). sebagai bagian integral ABRI dan Polisi merupakan

162
Wahyono, Dinamika Fungsi Kepolisian dan Hubungannya dengan ....

prajurit ABRI yang dalam pelaksanaan tugasnya c) Membangun polisi berkarakter sipil, memper-
diwarnai sikap dan tindakan yang kaku bahkan militer- lakukan masyarakat sebagai orang sipil namun juga
istik yang tidak proporsional. Perpolisian semacam bagaimana polisi bertindak sebagai orang sipil; d)
ini juga ditandai antara lain oleh pelaksanaan tugas Budaya polisi sipil masih berada dalam tataran kon-
Kepolisian, utamanya penegakan hukum yang bersi- septual saja dan perlu dijabarkan lebih lanjut dalam
fat otoriter, kaku, keras dan kurang peka terhadap tataran operasional seperti: pembenahan tata nilai,
kebutuhan rasa aman masyarakat. Disisi lain pelak- penataan kembali budaya organisasi, peningkatan
sanaan tugas kepolisian sehari-hari, lebih mengede- profesionalisme mencakup peningkatan knowledge,
pankan penegakan hukum utamanya untuk menang skill, dan moral and ethical values; e) Tindakan-tin-
menanggulangi tindak kriminal. Polri dibebani tugas dakan pembenahan di tingkat nasional meliputi: pola
melakukan pembinaan kamtibmas yang diperankan rekrutmen anggota Polri; pemenuhan dana operasi;
oleh Babinkamtibmas sebagai ujung tombak terde- peningkatan gaji bintara sampai perwira peningka-
pan. Pendekatan demikian memposisikan masyara- tan sarana atau prasarana; peningkatan fungsi penga-
kat seakan ujung tombak terdepan. Pendekatan wasan; f) Struktur tetap berada langsung di bawah
demikian memposisikan masyarakat seakan-akan Presiden, dengan mengedepankan fungsi pengawasan
hanya sebagai objek dan polisi sebagai subjek yang melalui Komisi Kepolisian Nasional.
serba lebih sehingga dianggap figur yang mampu Dalam kehidupan bermasyarakat nilai-nilai yang
dan menyelesaikan segenap permasalahan yang di- terkandung dalam konsep Community Policing pada
hadapi masyarakat. hakekatnya bukan hal yang asing. Kebijakan Siskam-
Sejalan pergeseran peradaban umat manusia swakarsa diangkat dari nilai sosiokultural masyara-
secara universal terutama di negara maju, masyara- kat Indonesia, yang lebih menjunjung nilai sosial
kat cenderung semakin jenuh dengan cara lembaga daripada individu. Pelaksanaan pengamanan ling-
pemerintah yang birokratis, resmi, formal, general kungan secara swakarsa pernah atau masih efek-
dan lain-lain dalam, menyajikan layanan publik. Ter- tif berjalan. Pada bagian-bagian wilayah desa atau
dapat kecenderungan bahwa masyarakat lebih meng- kelurahan tertentu nilai-nilai kultural masih efek-
inginkan pendekatan-pendekatan yang personal dan tif (bisa diefektifkan) dalam penyelesaian masalah
menekankan pemecahan masalah daripada terpaku sosial pada tingkat lokal. Nilai saling memaafkan
pada masalah formalitas hukum yang kaku. Dalam dijunjung tinggi dalam masyarakat Indonesia yang
bidang pembinaan hukum terutama yang menyang- pada umumnya religius.
kut pertikaian antarwarga, penyelesaian dengan
mekanisme informal dipandang lebih aktif daripada Pengertian Polmas
proses peradilan pidana formal yang acapkali kurang Konsep Polmas mengandung 2 (dua) unsur, Per-
memberikan peranan yang berarti bagi korban dalam polisian dan Masyarakat. Secara harafiah perpoli-
pengambilan keputusan. sian yang merupakan terjemahan dari kata ““Policing”
Kondisi di atas mendorong diluncurkannya pro- berarti segala hal ihwal tentang penyelenggaraan
gram baru dalam penyelenggaraan tugas kepolisian fungsi kepolisian. Dalam konteks ini perpolisian tidak
yaitu Community Policing tidak lagi hanya meru- hanya menyangkut hal-hal yang bersifat operasional
pakan suatu program dan/atau strategi melainkan (taktik/teknik) tetapi juga pengelolaan fungsi kepoli-
suatu falsafah yang menggeser paradigma konven- sian secara menyeluruh mulai dari tataran manajemen
sional menjadi suatu model perpolisian baru dalam puncak sampai manajemen lapis bawah.
masyarakat madani. Model ini pada dasarnya me- Masyarakat yang merupakan terjemahan dari
nempatkan masyarakat bukan semata-mata sebagai kata “Communist” (komunitas) dalam konteks
objek tetapi mitra kepolisian dan pemecahan masalah Polmas berarti kepada siapa fungsi kepolisian disa-
(pelanggaran hukum) lebih merupakan kepentingan jikan ((Public Service) dan dipertanggung jawabkan
dari pada sekedar proses penanganan yang formal ((Public Accountability) mengandung pengertian yang
atau prosedural. Paradigma yang ideal bagi Polri luas (society) yang mencakup setiap orang tanpa mem-
yaitu: a) Polri sebagai polisi sipil yang profesional, persoalkan status kewarganegaraan dan kependudu-
modern dan bermoral; b) Budaya polisi sipil adalah kannya. Secara khusus masyarakat dapat diartikan
suatu orientasi berfikir dan bertindak polisi yang ter- berdasarkan dua sudut pandang, yaitu: a) Wilayah
diri dari nilai perspektif dan ideologi tentang sikap (Community of Geography). Warga masyarakat atau
dan tingkah laku polisi yang sejalan dengan orien- komunitas yang berada di dalam suatu wilayah kecil
tasi bersikap dan bertindak masyarakat Indonesia; yang jelas batas-batasnya ((geographic-community).

163
PERSPEKTIF
Volume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei

Batas wilayah komunitas ini harus dilakukan dengan jalan keluar pemecahan masalah-masalah gangguan
memperhatikan keunikan karakteristik geografis dan keamanan dan ketertiban termasuk pertikaian antar
sosial dari suatu lingkungan dan terutama keefekti- warga serta penyakit masyarakat dan masalah sosial
fan pemberian layanan kepada warga masyarakat. lain yang bersumber dari dalam kehidupan mereka
Wilayah tersebut dapat berbentuk RT, RW, Kelura- sendiri bagi terwujudnya suasana kehidupan bersa-
han ataupun berupa Pasar/Pusat Perbelanjaan/Mall, ma yang damai dan tenteram.
Kawasan Industri, pusat/kompleks Olah Raga, Sta- Operasionalisasi konsep Polmas pada tataran lokal
siun kereta Api, Terminal Angkutan, dan lain-lain, memungkinkan masyarakat setempat untuk meme-
Community of Interest
dan b) Kepentingan (Community Interest). Dalam lihara dan menumbuhkembangkan sendiri pengelo-
pengertian yang diperluas masyarakat dalam pendeka- laan keamanan dan ketertiban yang didasarkan atas
tan Polmas diterapkan juga bisa meliputi sekelom- norma-norma sosial dan atau kesepakatan-kesepaka-
pok orang yang hidup dalam suatu wilayah yang tan lokal dengan mengindahkan peraturan-peraturan
lebih luas seperti kecamatan bahkan kabupaten atau hukum yang bersifat nasional dan menjunjung tinggi
kota, sepanjang mereka memiliki kesamaan kepen- prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia dan kebebasan
tingan. Sebagai contoh berdasar profesi, hobi, etnis individu yang bertanggung jawab dalam kehidupan
atau suku, agama, dan lain sebagainya. masyarakat yang demokratis. Mengacu pada uraian
Polisi Masyarakat adalah model penyelengga- di atas, Polmas pada hakekatnya mengandung dua
raan fungsi kepolisian yang menekankan pendekatan unsur utama yaitu: a) Membangun kemitraan antara
kemanusiaan (humanistic approach) sebagai perwu- Polisi dan Masyarakat; dan b) Menyelesaikan berba-
judan dari kepolisian sipil dan yang menempatkan gai masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat.
masyarakat sebagai mitra kerja yang setara dalam b. Perwujudan Polmas
upaya penegakan hukum dan pembinaan keamanan Sebagai strategi perwujudan Polmas dapat meng
dan ketertiban masyarakat. ambil bentuk berupa model wilayah dan kawasan.
a. Polmas sebagai Falsafah dan Strategi Disebut wilayah bila satu atau gabungan beberapa
Sebagai suatu falsafah Polmas mengandung suatu area atau kawasan pemukiman (RT/RW/Kelurahan/
makna model perpolisian yang menekankan hubungan Desa). Pembentukan Polmas model ini harus lebih
yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosial atau kema- didasari pada kehendak warga/tokoh masyarakat itu
nusiaan dan menampilkan sikap santun dan saling sendiri, walaupun dalam prosesnya bisa saja atas pra-
menghargai antara polisi dan warga dalam rangka karsa dan dorongan polisi.
menciptakan kondisi yang menunjang kelancaran Sebagai kawasan bila satu kesatuan area kegi-
penyelenggaraan fungsi kepolisian dan peningkatan atan bisnis dengan pembatasan yang jelas, seperti
kualitas hidup masyarakat. mall/pusat perdagangan, pertokoan, perkantoran
mall
Sebagai suatu Strategi, Polmas berarti model per- dan kawasan industri. Pembentukan Polmas model
polisian yang menekankan kemitraan yang sejajar ini dapat diprakarsai oleh dan atas inisiatif bersama
antara petugas polmas dengan masyarakat lokal dalam antara polisi dan tokoh masyarakat setempat.
menyelesaikan dan mengatasi setiap permasalahan c. Prasyarat Pembentukan Polmas
sosial yang mengancam keamanan dan ketertiban Perangkat yang merupakan prasyarat dalam pem-
masyarakat serta ketentraman kehidupan masyarakat bentukan Polmas, meliputi pertama, Adanya seorang
setempat dengan tujuan untuk mengurangi kejahatan petugas Polmas yang ditugaskan secara tetap untuk
dan rasa ketakutan akan kejahatan seta meningkat- model kewilayahan dan sejumlah petugas yang
kan kualitas hidup warga setempat. ditugaskan secara tetap untuk model kawasan; kedua,
Dalam pengertian ini, masyarakat diberdayakan Model kawasan mempersyaratkan adanya “Pos” atau
sehingga tidak lagi semata-mata sebagai objek dalam “Balai” sebagai pusat pelayanan kepolisian, sedang-
penyelenggaraan fungsi kepolisian melainkan sebagai kan model wilayah dapat memanfaatkan fasilitas yang
subjek yang menentukan dalam mengelola sendiri tersedia pada kantor kelurahan atau desa atau tempat
upaya penciptaan lingkungan yang aman dan tertib tinggal petugas Polmas; ketiga, Adanya suatu forum
bagi ketentraman dan keselamatan kehidupan ber- kemitraan yang keanggotaannya mencerminkan ke-
sama mereka yang difasilitasi oleh petugas kepoli- terwakilan semua unsur dalam masyarakat termasuk
sian yang berperan sebagai petugas Polmas dalam petugas Polmas dan pemerintah setempat.
suatu kemitraan. Dalam pengertian pengelolaan ter- Dalam pembentukan polmas harus dilakukan
kandung makna bahwa masyarakat berusaha mene- bersama-sama oleh tiga pilar utama Polmas, dianta-
mukan, mengidentifikasi, menganalisis dan mencari ranya unsur masyarakat yang dalam pembentukannya

164
Wahyono, Dinamika Fungsi Kepolisian dan Hubungannya dengan ....

diwakili oleh tokoh-tokoh dan dalam operasionali- bertanggungjawab untuk mengusahakan dan menye-
sasinya oleh Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat diakan sumber daya dan dukungan yang diperlukan
(FKPM); Unsur Polri yang dalam pembentukannya untuk pemecahan masalah; 4) Kerjasama dan duku-
diwakili oleh Kapolsek/staf dalam operasionalisasinya ngan Pemerintah Daerah/DPRD termasuk pemerintah
oleh Petugas Polmas yang ditunjuk dan dari Unsur desa serta komponen terkait yaitu instansi pemerintah
Pemerintah daerah yang dalam pembentukannya beserta pengusaha. Lembaga-lembaga sosial kema-
diwakili oleh Camat/staf bersama Lurah/Kepala syarakatan (termasuk LSM) dan media massa (media
Desa/Badan Perwakilan Kelurahan/Desa dan dalam cetak dan elektronik).
operasionalisasinya oleh Lurah/Kepala Desa. Kerjasama serta dukungan sebagaimana di atas
d. Prinsip-prinsip Operasionalisasi Polmas menyangkut peran dan hal-hal sebagai berikut: a.
Prinsip-prinsip yang harus diwujudkan dalam ope- Unsur Polri, meliputi: 1) Menyiagakan petugas
rasionalisasi Polmas, meliputi: 1) Transparansi dan Polmas terutama dengan memberdayakan Babin-
Akuntabilitas. Operasionalisasi Polmas oleh petugas kamtibmas (lama) yang sudah dilatih dan diangkat
polmas dan Forum Kemitraan Polisi dan Masyara- secara khusus untuk jabatan tersebut; 2) Menyiap-
kat harus dilakukan secara terbuka dan dapat diper- kan peralatan perlengkapan petugas Polmas termasuk
tanggungjawabkan kepada masyarakat; 2) Partisipasi barang-barang bekal untuk keperluan administrasi; 3)
dan Kesetaraan. Operasionalisasi Polmas oleh petu- Mengusahakan dukungan anggaran serta dari instansi
gas dan Forum Kemitraan Polisi Masyarakat harus pemerintah lain seperti Bapenas, Depkeu dan Dep-
dibangun atas dasar kemitraan yang setara dan saling dagri; 4) Menyediakan/menyalurkan dukungan ang-
membutuhkan, saling mendukung dengan menjamin garan petugas Polmas untuk tunjangan khusus atau
keikutsertaan warga dalam proses pengambilan kepu- fungsional dan biaya operasionalisasi; dan 5) Meng-
tusan serta saling menghargai perbedaan pendapat; awasi dan mengarahkan operasionalisasi Polmas: b.
3) Personalisasi. Petugas Polmas dituntut mencip- Unsur masyarakat, meliputi: 1) Merangsang dan
takan hubungan yang dekat dan saling kenal serta mendorong tumbuhnya minat dan kesadaran warga
memberikan layanan kepada setiap warga dengan masyarakat untuk bekerja bersama membangun kemi-
lebih menekankan pendekatan pribadi dan pada traan dengan Polri dan Pemerintah Daerah/Desa/Kelu-
hubungan formal; 4) Penugasan Permanen. Penem- rahan dalam memecahkan berbagai masalah sosial
patan anggota Polri sebagai petugas Polmas meru- khususnya aspek ketertiban umum; 2) Mengusahakan/
pakan penugasan permanen untuk jangka waktu yang ketersediaan lahan untuk lokasi pembangunan fasi-
cukup lama, sehingga memiliki kesempatan untuk litas pusat kegiatan Polmas sebagai Balai Kemitraan
membangun kemitraan dengan warga masyarakat di Polisi Masyarakat (BKPM); dan 3) Menjadi mitra aktif
Kelurahan atau Desa; 5) Desentralisasi dan Otono- serta penyedia sumber daya manusia dan material,
misasi. Pemberian kewenangan dan tanggung jawab termasuk sukarelawan, tokoh adat, tokoh masyara-
kepada petugas Polmas dan Forum Kemitraan Polisi kat tokoh agama untuk menangani berbagai masalah
Masyarakat (FKPM) harus bersifat mandiri (otonom) sosial dan kejahatan sehingga menjamin penyelesa-
dan independen dalam mengambil langkah-langkah ian pertikaian antar warga pada tataran kehidupan
pemecahan masalah dan penyelesaian tindak pidana masyarakat lokal dan timbulnya daya cegah jangka
ringan atau konflik antar warga maupun antara warga, panjang; c. Unsur Pemerintah Daerah/Desa, meli-
polisi, dan pejabat setempat. puti: 1) Camat/staf bersama Pemerintah Desa Kelu-
e. Prasyarat Keberhasilan rahan dan Lembaga Perwakilan Desa atau Kelurahan
Keberhasilan operasionalisasi Polmas ditentukan diharapkan: mengambil langkah-langkah persiapan
oleh hal-hal sebagai berikut: 1) Perubahan persepsi di dalam pembentukan Polmas bersama Kapolsek atau
kalangan segenap anggota kepolisian setempat bahwa staf; Memantau operasionalisasi Polmas dan meng-
masyarakat adalah pemilik (Stakeholder) bukan saja koordinasikan dengan unsur Polri dalam hal mengan-
kepada siapa polisi memberikan layanan tetapi juga tisipasi adanya kendala yang dihadapi; Memberikan
kepada siapa mereka bertanggungjawab; 2) Pelaksa- atau mengusahakan adanya dukungan dana, tenaga
naan tugas anggota satuan fungsi operasional Polri dan pemikiran untuk pemecahan berbagai masalah
harus dijiwai dengan semangat “Melayani dan Melin- yang dikoordinasikan oleh FKPM dalam hal peng-
dungi” suatu kewajiban profesi polisi.; 3) Perubahan galangan dukungan Pemerintah; 2) Kepala Desa atau
pendekatan manajerial yang meliputi: a) Kapolsek ber- Lurah diharapkan menghadiri rapat-rapat FKPM dan
tanggungjawab untuk menunjang keberhasilan pelak- ikut memberikan masukan jika diperlukan; dan 3)
sanaan tugas Polmas; b) Kapolres bersama staf terkait Pemerintah Daerah bersama Dewan Perwakilan

165
PERSPEKTIF
Volume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei

Rakyat Daerah diharapkan: Menyediakan atau meliputi mekanisme kemitraan yang mencakup kese-
mengusahakan dukungan dana untuk biaya opera- luruhan proses manajemen mulai dari perencanaan
sional (Rapat/Aktifitas) FKPM; Mengusahakan sampai pengawasan/pengendalian dan analisis atau
adanya dukungan alokasi anggaran untuk kegiatan evaluasi atas pelaksanaannya. Karena itu strategi suatu
atau proyek serta pemecahan berbagai permasala- tujuan kerja sama tersebut merupakan proses yang
han yang direkomendasikan oleh FKPM; d. Unsur terus menerus tanpa akhir.
Pelaku Bisnis. Pelaku bisnis (Pengusaha) merupakan b. Sasaran Penerapan Polmas
salah satu komponen yang dapat mendukung perse- Untuk memungkinkan terbangunnya kerjasama
diaan dana yang sifatnya tidak mengikat serta dapat yang menjadi tujuan penerapan Polmas maka sasa-
menyediakan sumber daya manusia dalam bentuk ran yang harus dicapai adalah membangun Polri yang
tenaga sekuriti dan pengamanan swakarsa; e. Lem- dapat dipercaya oleh warga setempat dan memba-
baga-lembaga lain. Lembaga-lembaga lain seperti: ngun komunitas yang siap bekerjasama dengan Polri
Perguruan Tinggi, Sekolah, Rumah Sakit, Penyedia dalam meniadakan gangguan terhadap keamanan dan
Jasa Sosial, Pusat Kesehatan Mental dan Lembaga ketertiban serta menciptakan ketentraman warga
Swadaya Masyarakat, dapat menjadi penyedia ber- setempat.
bagai jasa pendukung bagi kelancaran dan keber- Polri yang dapat dipercaya tercermin dari sikap dan
hasilan Polmas, serta f. Media. Media merupakan perilaku segenap personel Polri, baik dalam kehidu-
komponen yang tidak kalah penting yang dapat mem- pan pribadi sebagai bagian dari komunitas maupun
bantu mendidik masyarakat agar menjadi mitra aktif dalam pelaksanaan tugas mereka, yang menyadari
polisi. Media juga penting dalam mendorong pem- bahwa warga komunitas adalah stakeholder kepada
bentukan opini masyarakat dan mengekspos peran- siapa mereka dituntut untuk menyajikan layanan
serta masyarakat dalam FKPM. kepolisian sebagaimana mestinya.
Komunitas yang siap bekerja sama adalah kesa-
Arah dan Kebijakan Polmas tuan kehidupan bersama warga yang walaupun dengan
a. Tujuan Penerapan Polmas latar belakang kepentingan yang berbeda memahami
Tujuan penerapan Polmas adalah terwujudnya dan menyadari bahwa kepentingan penciptaan situ-
kerjasama Polisi dan masyarakat lokal (komunitas) asi keamanan dan ketertiban umum merupakan tang-
untuk menanggulangi kejahatan serta ketidaktertiban gung jawab.
sosial dalam rangka menciptakan ketentraman umum c. Kebijakan Penerapan Polmas
dalam kehidupan masyarakat setempat. Sebagaimana diutarakan sebelumnya, Polisi
Selain itu juga menanggulangi kejahatan dan keti- Masyarakat bukan hanya semacam program dalam
daktertiban sosial mengandung makna bukan hanya penyelenggaraan fungsi kepolisian tetapi merupakan
mencegah tumbuhnya tetapi juga mencari jalan keluar suatu metafora yang menuntut perubahan yang men-
pemecahan permasalahan yang dapat menimbulkan dasar ke arah personalisasi penyajian layanan kepoli-
gangguan terhadap keamanan dan ketertiban yang sian. Perubahan demikian sudah barang tentu akan
bersumber dari dalam komunitas itu sendiri serta membawa konsekuensi dalam pelaksanaan tugas Polri
dalam batas-batas tertentu mengambil tindakan per- sebagai aparat penegak hukum dalam suatu masyara-
tama jika terjadi kejahatan atau bahkan menyelesaikan kat demokratis yang menjunjung tinggi supremasi
pertikaian antar warga sehingga tidak memerlukan hukum. Kebijakan dasar yang diletakkan dalam pene-
penanganan melalui proses formal dalam sistem pe- rapan Polmas hanya direalisasikan pada level lokal
radilan pidana. terutama lingkungan komunitas yang mencerminkan
Ketiga adalah menciptakan ketentraman umum kehidupan bersama yang komunitarian.
mengandung makna bahwa yang dituju oleh Polmas Penerapan Polmas secara lokal tidak berarti
bukan hanya sekedar ketiadaan gangguan faktual ter- bahwa prosesnya hanya dilakukan terbatas pada tata-
hadap keamanan dan ketertiban tetapi juga perasaan ran operasional tetapi berlandaskan pada kebijakan
takut warga dalam kehidupan bersama dalam komu- yang komprehensif mulai tatanan konseptual pada
nitas mereka. level manajemen puncak. Pendekatan yang bersifat
Selain ketiga hal tersebut di atas, tujuan pene- komprehensif maka kebijakan penerapan Polmas
rapan Polmas juga sebagai kerjasama polisi dan menyangkut bidang organisasi, manajemen sumber
masyarakat mengandung makna bukan sekedar daya manusia, manajemen logistik, dan manajemen
bekerja bersama dalam operasionalisasi penanggu- anggaran atau keuangan serta manajemen opera-
langan kejahatan dan ketidaktertiban sosial tetapi juga sional kepolisian.

166
Wahyono, Dinamika Fungsi Kepolisian dan Hubungannya dengan ....

Tugas dan Kemampuan Petugas Polmas ketertiban jika diperhatikan sebagai tindak lanjut ke-
Tugas Pokok daripada petugas Polmas yaitu sepakatan FKPM dalam memelihara keamanan ling-
melaksanakan tugas dan fungsi-fungsi operasional kungan.
kepolisian yang berkaitan dengan operasionalisasi
Polmas serta mendorong berfungsinya pranata Polmas EFEKTIFITAS KONSEP POLMAS DALAM
dalam rangka menyelesaikan setiap permasalahan atau MENCIPTAKAN KAMTIBMAS YANG KON-
gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dan/ DUSIF
atau bersumber dari dalam lingkungan masyarakat Pembentukan FKPM
setempat. Sebagai tindak lanjut dari program Perpolisian
Dari tugas pokok tersebut dapat dijabarkan tugas- Masyarakat tersebut yang telah diuraikan di atas
nya meliputi: a. Mengidentifikasi dan mendokumen- maka perlu dibentuklah suatu wadah atau orga-
tasi data sosial kemasyarakatan yang berkaitan dengan nisasi guna operasionalisasi Perpolisian Masyara-
kondisi kamtibmas setempat; b. Membuat; mem- kat tersebut. Wadah tersebut dapat berupa, FKPM
pelajari dan menguasai instrumen atau perangkat (Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat). FKPM
Kamtibmas meliputi Peta Kamtibmas (melukiskan adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang bersi-
kondisi konkrit dari Kelurahan/Desa seperti Jumlah fat independen, mandiri dan dalam kegiatannya bebas
Penduduk, sekolah, tempat ibadah, kegiatan rutin, dari campur tangan pihak manapun. FKPM terse-
masyarakat); Peta Topografi (melukiskan tanda-tanda but dapat disebut dengan nama dan istilah lain atau
berupa bangunan jalan, gunung, sungai, dan lain-lain); dengan bahasa daerah tertentu atas dasar kesepaka-
Peta Kriminalitas (melukiskan jumlah kejahatan yang tan masyarakat setempat. FKPM dibangun atas dasar
terjadi dalam 1 sampai 5 tahun serta daerah rawan ter- kesepakatan bersama antara Kapolsek, Camat/Kepala,
jadi kejahatan termasuk juga tempat tinggal pelaku); Desa/Lurah dan tokoh masyarakat setempat.
Peta Lalu Lintas (melukiskan lokasi rawan kemace- FKPM mempunyai tugas pokok yaitu melak-
tan, pelanggaran dan kecelakaan Ialu lintas); Peta sanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
Rute Patroli (melukiskan jalur yang dilalui untuk kegi- operasionalisasi Perpolisian Masyarakat dan men-
atan Patroli Kepolisian); 3) Melaksanakan fungsi bim- dorong berfungsinya pranata Perpolisian Masyara-
bingan dan penyuluhan masyarakat yang meliputi: kat dalam rangka menyelesaikan setiap permasalahan
penyebarluasan informasi tentang kebijakan Pimpinan gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dan
Polri dan misi Polri sehingga terbentuk opini publik atau bersumber dari dalam kehidupan masyarakat
yang positif, memberikan penyuluhan kepada warga setempat. Dari uraian tugas pokok tersebut dapat
agar timbul kesadaran terhadap hukum dan keter- dijabarkan pelaksanaan tugasnya meliputi menam-
tiban; meyakinkan dan menghimbau warga untuk pung keluhan atau pengaduan masyarakat yang
tidak melibatkan diri dalam kegiatan massa atau akti- berkaitan dengan masalah kejahatan atau pelang-
vitas yang bersifat anarkis dan melanggar hukum; garan dan permasalahan kepolisian pada umum-
4) Melaksanakan tugas-tugas kepolisian umum se- nya serta membahasnya (bila perlu memberdayakan
perti: patroli secara rutin pada wilayah penugasan- warga yang berkompeten atau konsultan) perma-
nya, mengambil langkah-langkah pengaturan atau salahan sosial aspek kamtibmas dalam wilayah atau
pengamanan kegiatan masyarakat untuk menjamin bersumber dari wilayahnya dan menemukan akar
ketertiban lalu lintas; melaksanakan kunjungan ke permasalahan serta menentukan jalan keluar peme-
masyarakat untuk mendengarkan informasi ataupun cahannya.
keluhan warga masyarakat tentang pelayanan kepoli- Di samping tugas pokok tersebut di atas, FKPM
sian dan membedakan pemahaman dan jalan keluar juga mempunyai wewenang yaitu membuat kesepak-
penyelesaian bila diperlukan, dan lain-lain. Wewenang atan tentang hal-hal yang perlu dilakukan atau tidak
petugas polmas meliputi mengambil tindakan kepoli- dilakukan oleh warga sehingga merupakan suatu
sian secara proporsional dalam hal terjadi perbuatan peraturan total dalam lingkungannya; secara kelom-
melawan hukum yang dipandang perlu, berkoordinasi pok atau perorangan mengambil tindakan kepoli-
dengan petugas kepolisian yang berkepentingan atau sian (upaya paksa) dalam hal terjadi kejahatan atau
berwenang mengambil alih penanganannya. tindak pidana dengan tertangkap tangan, memberi-
Selain itu juga menyelesaikan perkara ringan atau kan pendapat dan saran kepada Kapolsek baik tertulis
pertikaian antar warga berdasarkan kesepakatan ber- ataupun lisan mengenai pengelolaan atau peningka-
sama antar pihak yang berperkara dan bila diperlukan tan kualitas keamanan atau ketertiban lingkungan;
bersama FKPM; serta mengambil langkah-langkah menegakkan peratuan lokal dan turut serta menye-

167
PERSPEKTIF
Volume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei

lesaikan perkara ringan atau pertikaian antar warga sikap mental dan dedikasi tinggi dalam pelaksa-
yang dilakukan petugas Polmas. naan tugas sebagai contoh bagi anggota yang lain,
untuk mengarah pada polisi profesional dan menarik
Keefektifan Konsep Polmas rasa simpati masyarakat sehingga tergerak ikut ber-
Konsep Perpolisian Masyarakat melalui Surat peran dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban
Keputusan Kapolri No. Pol: Skep/737/X/2005 tang- masyarakat secara swakarsa.
gal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan dan Strategi Kegiatan awal yang telah dilakukan diantaranya
Penerapan Model Perpolisian Masyarakat dalam pen- memberikan sosialisasi pelatihan kepada seluruh ang-
yelenggaraan tugas Polri dan turunannya berupa Surat gota atau internal Polres Surabaya Selatan maupun
Keputusan Kapolri No. Pol: Skep/433/VII/2006 tang- yang berada di Polsek jajaran. Selain itu juga dilak-
gal 01 Juli 2006 tentang Panduan Pembentukan dan sanakan pula sosialisasi atau penyuluhan ke ekster-
Operasionalisasi Perpolisian Masyarakat; secara siste- nal dengan sasaran seluruh publik yang bertempat
matik akan menjadi angan-angan kosong belaka jika tinggal, bekerja menuntut pendidikan formal maupun
tidak disertai komitmen dan kerja keras untuk mere- nonformal, instansi di suatu kawasan, dan lain-lain.
alisasikannya. Karena itu diharapkan seluruh ang- Mereka diajak untuk dapat sebagai polisi bagi diri-
gota Polres Surabaya Selatan mulai tingkat bawah nya sendiri. Tidak sebagai korban apalagi sebagai
sampai pucuk pimpinan bisa menerapkannya dalam pelaku kejahatan dan tanggapan masyarakat terha-
pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari, walau- dap program Perpolisian Masyarakat mendapat suatu
pun tidak segampang membalikkan telapak tangan di apresiasi yang cukup baik. Ini terlihat dengan sudah
Polres Surabaya Selatan sendiri penerapan Perpolisian dibentuknya FKPM sejumlah 229 di jajaran PoIres
Masyarakat dapat bersifat internal dan eksternal. Surabaya Selatan dengan rincian 1 FKPM Kecamatan,
Internal arah penerapan kebijakan Perpolisian 45 FKPM Kelurahan, 172 FKPM RW, 2 FKPM RT,
Masyarakat adalah ke dalam dengan sasaran selu- dan 9 FKPM Kawasan yang diawaki oleh 57 petugas
ruh jajaran kepolisian di wilayah hukum Polres Polmas yang membawahi 57 kelurahan, yang tersebar
Surabaya Selatan, sesuai tingkat jurisdiksinya dengan di 11 Polsek jajaran Polres Surabaya Selatan FKPM
maksud membangun pemahaman tentang Perpolisian tingkat kawasan tersebut di antaranya kawasan mall
Masyarakat secara baik dan benar. Guna menarik sim- Tunjungan, kawasan mall Pakuwon Trade Centre,
pati masyarakat dalam memberikan perlindungan, pe- kawasan Malam Karah, kawasan PKL Kedung Doro,
ngamanan dan pelayanan kepada masyarakat, anggota kawasan Terminal Joyoboyo, dan lain-lain.
Polri harus menunjukkan perilaku terpuji dan meng- Dari jumlah tersebut di atas 152 diantaranya
hindari perbuatan yang tercela serta menjaga performa sudah dikukuhkan baik oleh Kapolwiltabes Surabaya
secara fisik, kesatuan juga dituntut untuk menampil- maupun oleh Kapolres Surabaya Selatan. Keanggo-
kan kinerja kepolisian secara totalitas. Khusus internal taan FKPM itu sendiri dapat dari semua gabungan
anggota Polres Surabaya Selatan perlu dikembangkan elemen yang ada di masyarakat seperti tokoh agama,
sikap mawas ke dalam untuk membangun kemitraan, tokoh masyarakat tokoh pemuda, tokoh adat, Karang
meliputi: a. Penyamaan visi, persepsi dan interprestasi Taruna, LSM, Ibu PKK serta warga masyarakat lain-
tentang perlunya kemitraan Polri dengan masyara- nya yang mempunyai pengaruh besar di satu tempat
kat; b. Memiliki cara berpikir yang positif (mis- yang bersangkutan. Keanggotaan tersebut tidak mem-
sion oriented
oriented, bukan provit oriented
oriented); c. Keyakinan bedakan golongan, pekerjaan, suku, agama dan ras
dengan semangat kemitraan upaya pembinaan kam- satu sama lainnya. Mereka duduk bersama dalam satu
tibmas akan lebih efektif dan efisien; d. Pemahaman meja untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan
bahwa instansi dan masyarakat adalah mitra sejajar membantu menyelesaikan permasalahan termasuk
Polri dan tidak dipandang sebagai sumber potensial konflik yang timbul dalam suatu masyarakatnya.
kriminalitas; e. Setiap anggota Polri harus mampu FKPM tersebut juga mempunyai hak dan kewa-
menampilkan cara bergaul yang dapat menarik sim- jiban diantaranya berhak mendapatkan fasilitas baik
pati melalui 3S (senyum, sapa, dan salam), 3P (per- materiil maupun non materill sesuai yang ditetapkan
hatian, pujian, dan penghargaan) dan 3PB (menjadi atas disepakati forum khusus, aparat desa dan duku-
pendengar yang baik, penyela yang baik, pembicara ngan warga. Serta juga berhak mendapat dukungan
yang baik); f. Memupuk jiwa kejujuran sikap keter- anggaran dari pemerintah sepanjang tercantum dalam
bukaan dan perilaku menghargai orang lain dalam program kerja untuk pemecahan masalah-masalah
kehidupan sehari-hari; g. Setiap kesatuan dibentuk sosial dalam rangka pembinaan Kamtibmas dan pen-
unit-unit anggota Polri yang punya keterampilan, ingkatan kualitas hidup masyarakat. Kewajiban ang-

168
Wahyono, Dinamika Fungsi Kepolisian dan Hubungannya dengan ....

gota FKPM dapat berupa menjunjung tinggi hak asasi peserta dari MPM Polres jajaran tingkat Polwilta-
manusia dan menghormati norma-norma agama, adat bes Surabaya setiap dua minggu sekali pada sabtu
atau kebiasaan dan kesusilaan masyarakat setempat; sore sampai minggu pagi. Inti dari kegiatan Out Ward
bersikap jujur dalam menjalankan tugas; tidak dis- Bound tersebut peserta yang ikut dihadapkan pada
kriminatif menyajikan layanan kepolisian dan tidak suatu permasalahan mulai dari orang-orang yang
berpihak dalam menangani perselisihan atau per- berada di sekelilingnya untuk saling mengenal satu
tikaian; mengutamakan kepentingan umum serta sama lain. Setelah adanya pengenalan dari kegiatan
tugas di atas kepentingan pribadi; bersikap santun akan timbul suatu kepercayaan pada mereka, satu per-
dan menghargai setiap orang serta bersikap dan ber- sepsi satu sama lain serta kompak. Selanjutnya bila
perilaku yang dapat menjadi contoh dan tauladan timbul suatu permasalahan mereka diharapkan untuk
masyarakat. dapat mencari akar permasalahannya, serta mencari
Hal-hal yang dilarang dilakukan oleh anggota jalan keluar dari permasalahan tersebut.
FKPM adalah diantaranya membentuk suatu satuan Perkara ringan atau pertikaian antar warga yang
tugas atau Satgas; menggunakan atribut dan emblem dimaksud di antaranya: a. Pelanggaran sebagaimana
(lambang simbol) Polri dalam organisasi forum; tanpa diatur dalam buku ketiga KUHP; b. Tindak pidana
bersama petugas Polmas, menangani sendiri penyele- ringan yang diancam dengan pidana penjara atau
saian kasus kejahatan dan pelanggaran; dan melaku- hukuman paling lama 3 (tiga) bulan atau denda
kan tindakan kepolisian (upaya paksa) terhadap kasus sebanyak-banyaknya Rp. 7.500,- (tujuh ribu lima
kejahatan, kecuali dalam keadaan tertangkap tangan ratus rupiah); c. Kejahatan ringan sebagaimana diatur
serta mengatasnamakan atau mengkait-kaitkan hubu- dalam KUHP diantaranya; pasal 302 tentang peng-
ngan Polmas atau FKPM dalam melakukan kegiatan aniayaan ringan terhadap hewan; pasal 352 tentang
politik praktis. penganiayaan ringan terhadap manusia; pasal 364
Dalam mengadakan kegiatan pertemuan rutin tentang pencurian ringan; pasal 373 tentang peng-
atau mengidentifikasi dan memecahkan persoa- gelapan ringan; pasal 379 tentang penipuan ringan;
lan yang timbul dapat dilakukan di suatu tempat/ pasal 482 tentang penadahan ringan; dan pasal 315
balai yang dinamakan Balai Kemitraan Polisi dan tentang penghinaan ringan; d. Pertikaian antar warga
Masyarakat, kegiatan tersebut tidak harus diadakan yang terjadi antara individu dengan individu, indi-
dengan mewah yang harus ada makan dan minumnya vidu dengan kelompok ataupun kelompok dengan
akan tetapi cukup dengan duduk bersama satu meja kelompok yang hanya termasuk dalam kasus tindak
(secara equal atau setara, tidak ada saling merasa lebih pidana ringan dan pelanggaran. Apabila tidak segera
berkuasa) antara pihak yang bertikai dengan semua dan cepat ditangani dengan baik maka dapat meng-
anggota FKPM, mengidentifikasi akar permasalah- akibatkan pertikaian menjadi berkembang besar,
annya serta mencari jalan keluar terbaik bagi semua bahkan dapat terjadi konflik sosial yang melibatkan
warga masyarakat. Hasil jalan keluar tersebut dituang- kelompok masyarakat yang mencakup suku, agama,
kan pada surat kesepakatan bersama dengan disaksi- ras dan antar golongan.
kan anggota FKPM, petugas Polmas dan saksi-saksi. Tabel 1
Hasil dari kesepakatan tersebut selanjutnya dilaporkan Permasalahan yang berhasil dipecahkan di jajaran Polres
secara berjenjang ke satuan atas mulai dari Kapolsek, Surabaya Selatan pada bulan Maret s/d Agustus 2010
sehingga operasionalisasi FKPM tersebut mendapat Permasalahan
pengawasan langsung dari Pimpinan Polri mulai dari No Waktu yang Berhasil Ket.
tataran bawah sampai atas serta tidak keluar dari kori- Dipecahkan
dor hukum yang sudah ditetapkan melatui Surat kepu- 1. Minggu I 22
tusan Kapolri No. Pol: Skep/737/X/2005 tanggal 13 (29 Maret s/d 05 April 2010)
Oktober 2005 tentang Kebijakan dan strategi pene- 2. Minggu II 31
(06 April s/d 12 April 2010)
rapan model perpolisian masyarakat dalam penye-
lenggaraan tugas Polri dan turunannya. 3. Minggu III 21
(13 Mei s/d 19 Mei 2010)
Di samping telah dilaksanakan sosialisasi atau
4. Minggu IV 16
penyuluhan mengenai Polmas dan pembentukan (20 Mei s/d 05 Agustus 2010)
FKPM, pada anggota masyarakat yang tergabung
dalam FKPM juga telah diadakan kegiatan Out FKPM yang berada di wilayah jajaran Polsek
Ward Bound. Kegiatan Out Ward Bound tersebut Surabaya Selatan hampir setiap minggunya telah ber-
dilaksanakan oleh Polwiltabes Surabaya dengan hasil mengidentifikasi dan mencarikan jalan keluar

169
PERSPEKTIF
Volume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei

permasalahan. Dari jumlah di atas, maka rata-rata per- salah di lingkungannya memiliki efek yang signifikan
masalahan yang berhasil dipecahkan yaitu: (Minggu terhadap efektifitas upaya-upaya tersebut dengan kata
I + Minggu II + Minggu III + Minggu IV) : 4 = (22 lain, kesuksesan pencegahan kejahatan tergantung
+ 31 + 21 + 16) : 2 = 22,5 pada polisi dengan masyarakat yang bekerja ber-
Jadi rata-rata sejumlah 22 (dua puluh dua) per- sama-sama.
masalahan yang berhasil diselesaikan setiap ming- Keuntungan-keuntungan tersebut akan meyakinkan
gunya. Dengan adanya penyelesaian tersebut di masyarakat bahwa mereka memiliki peran penting
tingkat masyarakat FKPM, maka tidak perlu lagi sebagai mitra polisi dalam mencegah dan menyele-
diselesaikan ke tingkat yang lebih tinggi. Secara saikan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.
tidak langsung kejahatan atau pelanggaran yang ter- Keuntungan bagi polisi dengan adanya program Per-
jadi di masyarakat akan berkurang karena masyarakat polisian Masyarakat diantaranya: a. Makin banyaknya
karena meningkatnya kesadaran hukum masyarakat informasi akan semakin dapat membantu dalam inves-
sehingga keamanan dan ketertiban masyarakat setem- tigasi, penyelesaian kasus, penangkapan orang yang
pat akan kondusif. Diharapkan dengan adanya Per- dicurigai; b. Bantuan dalam tugas-tugas operasional
polisian Masyarakat ini masyarakat ini akan dapat (pengawasan lingkungan) dan usaha-usaha pencega-
menjadi polisi bagi dirinya sendiri. Di samping itu han kejahatan; c. Memberikan panduan terhadap suatu
masyarakat untuk tidak menjadi korban apalagi seba- masalah dan kejadian ketidaktertiban di masyarakat
gai pelaku kejahatan. dari sudut pandang “akar rumput”, guna meningkatkan
Agar tetap sesuai dengan koridor hukum serta pelayanan polisi; d. Membantu memecahkan masalah
mudah dalam pengawasannya, maka Polres Surabaya yang terjadi di masyarakat melalui Forum Kemitraan
Selatan melakukan kegiatan analisa dan evaluasi ter- Polisi Masyarakat; e. Berbagi tanggung jawab terha-
hadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh dap pencegahan kejahatan dan keamanan publik; dan
petugas Polmas dan FKPM yang menjadi binaannya. 6. Melalui Forum Kemitraan Polisi Masyarakat dapat
Kegiatan tersebut dilaksanakan satu minggu sekali membangun kemitraan dan kepercayaan masyarakat
yaitu pada hari Selasa bertempat di Ruang Eksekutif untuk meningkatkan citra polisi.
Polres Surabaya Selatan. Pada forum tersebut dijadi-
kan sebagai ajang saling tukar pendapat saling berba- Kesalahpahaman dan Indikator Keberhasilan
gi informasi baik dari pimpinan ke bawahan maupun Polmas
sebaliknya serta dari Kelurahan satu dengan Kelu- Dari sekian banyak keuntungan yang didapatkan
rahan lainnya. dari Perpolisian Masyarakat baik bagi masyarakat
Keuntungan yang dapat diharapkan dengan adanya maupun polisi itu sendiri, di kacamata umum maupun
Perpolisian Masyarakat bagi Masyarakat diantaranya: internal polisi sendiri kadang-kadang masih adanya
1) Komitmen terhadap pencegahan kejahatan Polmas kesalahpahaman mengenai Perpolisian Masyarakat.
berupaya untuk mempertegas misi dasar kepolisian Perpolisian Masyarakat bukanlah: “Suatu bagian atau
dalam mencegah kejahatan dan ketidaktertiban; 2) divisi yang terpisah dalam Institusi Kepolisian, dan
Pengetahuan masyarakat tentang operasi-operasi juga bukan merupakan tanggung jawab seorang ang-
yang dilakukan polisi karena masyarakat akan dili- gota polisi saja”. Terjadinya pemisahan divisi dari
batkan dalam tugas polisi secara terbatas, mereka Polmas dapat menimbulkan kesalahpahaman yaitu
akan menemui “apa”, “mengapa” dan “bagaimana” Polmas hanyalah dianggap sebagai tugas polisi divisi
Polisi bekerja. Keterlibatan tersebut sangat penting tersebut semisal Binamitra saja sehingga staf divisi
untuk mendorong adanya masukan-masukan dan dis- tersebut sajalah yang melaksanakannya. Oleh karena
kusi kritis tentang kemampuan merespon dan efisiensi itu harus ditekankan bahwa Polmas tetap merupakan
operasi kepolisian dalam menangani masalah-ma- tanggung jawab dan setiap anggota polisi. Mulai dari
salah masyarakat; 3) Tanggungjawab ke Publik: yang berada di bagian admistrasi dan jajaran paling
dalam Polmas, polisi juga mempertanggungjawabkan bawah sehingga pucuk pimpinan Polri merupakan
kegiatannya kepada masyarakat yang telah menjadi mata rantai yang penting dalam Polmas. “Polmas
mitra; 4) Pelayanan polisi yang disesuaikan: karena bukanlah sebuah Teknik” yang dapat begitu saja
petugas polisi berasal dari daerah setempat maka diterapkan untuk memecahkan satu kejahatan atau
petugas dituntut untuk meningkatkan kemampuan ketidaktertiban tertentu dalam masyarakat. Polmas
merespon masalah-masalah di lingkungannya; 5) adalah satu cara berfikir dan bertindak yang baru
Organisasi masyarakat: tingkat keterlibatan masyara- dari kepolisian. Polmas adalah satu “strategi ope-
kat dan upaya-upaya polisi menangani masalah-ma- rasional” untuk keseluruhan organisasi kepoli-

170
Wahyono, Dinamika Fungsi Kepolisian dan Hubungannya dengan ....

sian. Oleh sebab itu Polmas menuntut sikap dan dengan fokus pada kejahatan dan ketidaktertiban yang
pendekatan baru peran polisi anggota Polmas sang- terjadi di tingkat bawah (tingkat “akar rumput”).
gup melaksanakan tugas-tugas Polmas dan tidak meli- Dari uraian yang telah dijelaskan tersebut di atas,
hat kejahatan semata-mata sebagai insiden yang tidak ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan atau indi-
saling terkait. Seluruh anggota kepolisian harus men- kator bahwa keberadaan Polmas di Polres Surabaya
genal filosofi dan prinsip-prinsip Polmas. “Polmas Selatan sangat dirasa tepat kehadirannya, berhasil dan
bukanlah hubungan masyarakat (humas) atau sebuah efektif dalam penyelenggaraannya sebagai berikut:
program yang dirancang khusus untuk memperbaiki a. Intensitas kegiatan forum terbaik pengurus atau-
citra polisi”. Hubungan yang baik dengan masyarakat pun keikutsertaan warganya; b. Kemampuan forum
dan perbaikan “citra” polisi hanyalah “efek samping” untuk menemukan dan mengidentifikasi akar per-
dan bukan tujuan utama. Strategi perpolisianlah yang masalahan; c. Kemampuan petugas Polmas bersama
membuat masyarakat menjadi “mitra” dalam mem- forum menyelesaikan permasalahan termasuk kon-
berantas kejahatan dan bekerja sama untuk mencegah flik atau pertikaian antar warga; d. Kemampuan men-
masalah yang terkait dengan ketidaktertiban dalam gakomodasi keluhan masyarakat; e. Intensitas dan
masyarakat dan kejahatan. Polmas tidak bersifat ekstensitas kunjungan warga oleh petugas Polmas;
“lunak” terhadap kejahatan. Dengan adanya infor- f. Berkurangnya tingkat kejahatan secara menyelu-
masi dari masyarakat seorang polisi dalam sebuah ruh; g. Kejahatan selama ini jarang dilaporkan, se-
sistem Polmas akan menangkap orang lebih banyak. perti pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga
Polmas memungkinkan polisi menangani persoalan dan pelecehan terhadap anak-anak. Apabila laporan
masyarakat yang lebih banyak sebagai tambahan jenis kejahatan ini meningkat dalam daftar laporan
dalam hal penegakan hukum, dan bukannya sebagai polisi, hal ini merupakan salah satu indikator mening-
pengganti penegak hukum. Polmas dapat juga dise- katnya kepercayaan masyarakat terhadap polisi. Hal
but sebagai perpolisian yang “lebih pintar” karena ini terbukti dengan adanya penyelesaian permasalahan
anggota polisi memahami menahan seseorang hanya salah satunya kekerasan dalam rumah tangga yang
merupakan salah satu solusi dari banyak cara peme- telah diselesaikan Polmas di jajaran Polres Surabaya
cahan kejahatan dan ketidaktertiban dalam masyara- Selatan selama bulan Desember 2007 kurang lebih
kat. Anggota polisi dalam Polmas juga berkonsentrasi sekitar 13 permasalahan di samping permasalahan
pada akar penyebab kejahatan dan ketidaktertiban yang lainnya; h. Masyarakat memiliki persepsi yang
untuk mencari jalan keluar yang permanen. Polmas lebih baik tentang Polisi; i. Berkurangnya keadaan
bukan merupakan “pelayan sosial”, tapi merupakan yang memicu terjadinya kejahatan; j. Adanya komu-
pekerjaan polisi “yang sesungguhnya”. Memberantas nikasi yang lebih baik antara Polisi dengan masyara-
kejahatan secara efektif tergantung dalam pola penge- kat; k. Masyarakat turut bertanggungjawab terhadap
nalan bentuk akar permasalahannya. Dengan demikian terjadinya kejahatan; l. Adanya pelayanan polisi yang
Polmas berupaya untuk mengidentifikasi sebab-sebab lebih baik dan profesional kepada masyarakat; m.
tersebut dalam masyarakat. Oleh sebab itu, Polmas Kebersamaan dan kepuasaan masyarakat atas pene-
mendorong anggota polisi bersama masyarakat untuk rapan pranata Polmas.
fokus pada pemecahan masalah dan ketidaktertiban
yang terjadi di dalam masyarakat. Demi mencapai PENUTUP
tujuan tersebut, polisi dan masyarakat harus bersa- Kesimpulan
ma-sama mengidentifikasi akar penyebab kejahatan Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya,
dan ketidaktertiban yang terjadi di dalam masyara- dapat disimpulkan sebagai berikut:
kat. Perluasan peran semacam ini sesuai dengan apa a. Eksistensi Perpolisian Masyarakat yang meru-
yang sudah lama dipahami anggota polisi, bahwa pakan strategi baru di tubuh kepolisian: (1) Pada
menangkap dan memenjarakan penjahat saja tidak hakekatnya bukan merupakan hal yang asing
akan menghentikan perilaku kejahatan. “Polmas karena kebijakan Siskamswakarsa, yang diang-
bukan suatu obat mujarab”. Tidak dapat dipung- kat dari nilai-nilai sosiokultural pada masyarakat
kiri memberantas akar penyebab kejahatan tidaklah Indonesia sudah ada sebelumnya. (2) Perpoli-
mudah. Kita tidak boleh menganggap Polmas sebagai sian Masyarakat harus dipahami sebagai persa-
satu obat mujarab yang dapat segera menyelesaikan tuan sekaligus kesatuan dari 2 (dua) bagian yang
semua masalah dalam masyarakat. Sebagai seorang berbeda tetapi tidak terpisahkan, yaitu polisi dan
anggota polisi, kita harus memiliki satu pendekatan publik (anggota masyarakat yang bukan polisi).
yang canggih, logis, tersamar, halus, dan fleksibel (3) Komponen utama, dan Perpolisian Masyara-

171
PERSPEKTIF
Volume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei

kat terdiri dari 2 hal adalah pertama; Kemitraan e. Membentuk jaringan koordinasi dan kerjasama
yang sejajar antara Polisi dan Masyarakat ((Equal antara Forum Kemitraan Polisi Masyarakat
Partnership); kedua; adalah Menyelesaikan berba- dengan kesatuan Polri dalam hal ini Polres ter-
gai masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat masuk memantau, mengawasi atau mengenda-
Problem Solving
lokal ((Problem Solving).
). (4) Masyarakat diharap- likan, memberikan bimbingan teknis dan arahan
kan dapat menjadi polisi bagi dirinya sendiri; serta melakukan penilaian atas keefektifan pro-
tidak menjadi korban apalagi pelaku kejahatan. gram Perpolisian Masyarakat.
(5) Forum Kemitraan Polisi Masyarakat sebagai
salah satu pembentukan Perpolisian sebagai “jan- DAFTAR PUSTAKA
tung” “motor penggerak” “ujung tombak” Per- Buku:
polisian Masyarakat; dimana dinamika demokrasi Bachtiar, Harsya W., 1994, llmu Kepolisian, Jakarta:
yang berkenaan dengan perpolisian berlangsung. Penerbit Grasindo.
Posisi FKPM berada di tengah masyarakat dalam Chumaisa, Sri, 2006, Perpolisian Masyarakat,
penyelenggaran Perpolisian Masyarakat. Surabaya: Semeru Polda Jatim.
b. Perpolisian Masyarakat mampu menciptakan Kapolda, Kebijakan dan Strategi Penerapan Model
kamtibmas yang kondusif, indikatornya adalah Perpolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan
kemampuan forum untuk menemukan dan meng Tugas Polri, Surat Keputusan, Oktober 2005.
identifikasi akar permasalahan, kemampuan petu- Kapolri, Panduan Pelaksanaan Fungsi Intelkam,
gas Polmas bersama forum menyelesaikan per- Reskrim, Samapta, Lalu Lintas, PolAir, Brimob
masalahan termasuk konflik atau pertikaian antar dengan Pendekatan Perpolisian Masyarakat, Surat
warga, berkurangnya tingkat kejahatan atau secara Keputusan, Juli 2006.
menyeluruh serta meningkatnya laporan terhadap Kapolri, Panduan Pembentukan dan Operasiona-
kejahatan yang selama ini jarang dilaporkan se- lisasi Perpolisian Masyarakat, Surat Keputu-
perti kekerasan dalam rumah tangga. san, Juli 2006.
Kapolri, Pedoman Pembinaan Personel Pengemban
Rekomendasi Fungsi Perpolisian Masyarakat, Surat Keputu-
Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan se- san, Juli 2006.
bagai berikut: Mabes Polri, 1999, Reformasi Menuju Polri yang
a. Mengingat strategi baru, jadi masih banyak dari Profesional, Jakarta: Mabes Polri.
internal polisi maupun masyarakat yang belum Meliala, Adrianus, 2004, Community Policing,
paham atau kesimpangsiuran tentang Perpolisian Surabaya: Semeru Polda Jatim.
Masyarakat; maka dari itu sosialisasi serta pelati- Pokja Polri-IOM, Perpolisian Masyarakat, Mabes
han-pelatihan kepada internal polisi serta sosiali- Polri-Jakarta, 2006.
sasi dan penyuluhan kepada masyarakat dilakukan Sparingga, Daniel, 2006, Merubah Diri dari Militeris-
agar terdapat kesatuan persepsi. tik menjadi Civil Police, Surabaya: Semeru Polda
b. Disarankan untuk mendapat dukungan dari semua Jatim.
pihak, baik polisi itu sendiri, masyarakat maupun
dari instansi lain seperti dari Lembaga Swadaya Peraturan Perundang-undangan:
Masyarakat (LSM), media massa, dan lain-lain Pembukaan Undang-Undang Dasar RI 1945.
agar Perpolisian Masyarakat dapat berjalan dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun
berhasil dengan baik sesuai dengan yang diharap- 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indo-
kan. nesia.
c. Setiap anggota Polri dalam tampilan di tempat
umum menunjukkan sikap dan perilaku yang baik Media Massa:
serta dalam kehidupan di lingkungan kerja senan- Majalah Semeru No. 338 Edisi Nopember 2004.
tiasa berupaya membangun hubungan yang har- Majalah Semeru No. 352 Edisi Januari 2006.
monis dalam rangka menumbuhkan kepercayaan Majalah Semeru No. 358 Edisi Juli 2006.
masyarakat terhadap Polri. Majalah Semeru No. 359 Edisi Agustus 2006.
d. Membentuk Forum Kemitraan Polisi Masyara-
kat sebagai wadah kerjasama antara polisi dengan
masyarakat yang mengoperasionalkan Polmas
dalam lingkungannya.

172

Anda mungkin juga menyukai