Anda di halaman 1dari 6

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No.

3, Juni 2022
e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)
DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4232
Hal 629−634
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Penerapan Framework Information Technology Infrastructure Library


(ITIL) Versi 3 pada Domain Service Operation untuk menganalisa
Manajemen Layanan Teknologi Informasi
Afrijal Farhan Deyantoro1, Resad Setyadi2, Yudha Saintika3,*
Fakultas Informatika, Sistem Informasi, Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Banyumas, Indonesia
Email: 117103042@ittelkom-pwt.ac.id, 2,resad@ ittelkom-pwt.ac.id,3 yudha@ittelkom-pwt.ac.id
Email Penulis Korespondensi: yudha@ittelkom-pwt.ac.id
Submitted 10-06-2022; Accepted 22-06-2022; Published 30-06-2022
Abstrak
Teknologi Informasi (TI) di era revolusi Industri 4.0 semakin berkembang dan mengubah cara manusia dalam menyelesaikan semua
pekerjaan. Kemajuan teknologi menyebabkan otomatisasi/komputerisasi dalam pengelolaan bisnis menjadi cepat. Komputerisasi
membantu manusia meningkatkan kinerja dan menghemat sumber daya dalam proses pengerjaan. Pemanfaatan TI benar-benar
mendukung tujuan penyelenggaraan pemerintahan sehingga harus memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya dan pengelolaan
risiko. ATR/BPN Purbalingga sebagai salah satu instansi pemerintahan sudah menggunakan pemanfaatan layanan melalui penggunaan
website ATR/BPN Purbalingga. Peran website penting dalam organisasi termasuk ATR/BPN Purbalingga. ATR/BPN menunjukkan
beberapa permasalahan seperti tools dalam website kurang dan sering terjadi server down. Tujuan penelitian ini adalah analisis
manajemen layanan TI pada website kkp2.atrbpn.go.id mempergunakan Framework ITIL V.3 domain service operation. Metode
analisis data penelitian mempergunakan metode kuantitatif dengan mempergunakan alat ukur SPSS. Model ITIL V.3 sebagai media
analisis dari data kuesioner dan untuk mendapatkan hasil analisis tingkat kematangan manajemen layanan TI. Hasil nilai kematangan
pada website kkp2.atrbpn.go.id pada subdomain service operation domain service management as a practice dengan memperoleh rata-
rata 3,97. Service operation principles dengan rata-rata 3,27. Service operation processes memperoleh rata-rata 2,95. Common service
operation dengan rata-rata 4. Organizing service operation dengan rata-rata 4,12. Service operation technology consideration dengan
rata-rata 3,8. Implementing service operation dengan rata-rata 3,3. Rata-rata total yang diperoleh dari semua domain service operation
yaitu 3,1 berada pada level 3 (defined) yang berarti pentingnya untuk menjalankan proses-proses dasar dan melakukan dokumentasi
pada setiap proses serta standarisasi supaya bisa mencapai level yang telah diharapkan.
Kata Kunci: ATR/BPN Purbalingga; ITIL V.3; Tingkat Kematangan; Service Operation;.
Abstract
Information Technology (IT) in the era of the Industrial revolution 4.0 is increasingly developing and changing the way humans
complete all work. Advances in technology have caused automation/computerization in business management to be fast.
Computerization helps humans improve performance and save resources in the process of working on it. The use of IT really supports
the objectives of government administration so that it must pay attention to the efficiency of resource use and risk management. ATR/
BPN Purbalingga as one of the government agencies has used the use of services through the use of the ATR / BPN Purbalingga
website. The role of important websites in the organization includes ATR/BPN Purbalingga. ATR / BPN shows several problems such
as tools in the website are lacking and there are often server downs. The purpose of this study is the analysis of IT service management
on websites kkp2.atrbpn.go.id using the ITIL Framework V.3 domain service operation. The research data analysis method uses
quantitative methods by using SPSS measuring instruments. ITIL model V.3 as a medium of analysis of questionnaire data and to
obtain the results of the analysis of the level of maturity of IT service management. The results of this study are recommendations for
the maturity level of IT service management of the ATR / BPN website for the progress of improving website performance. The result
of the maturity value on the website kkp2.atrbpn.go.id on the subdomain service operation domain service management as a practice
by obtaining an average of 3.97. Service operation principles with an average of 3.27. Service operation processes earned an average
of 2.95. Common service operation with an average of 4. Organizing service operations with an average of 4.12. Service operation
technology consideration with an average of 3.8. Implementing service operations with an average of 3.3. The average total obtained
from all domain service operations is 3.1 at level 3 (defined) which means it is important to carry out basic processes and document
each process and standardize in order to reach the expected level.
Keywords: ATR/BPN Purbalingga; ITIL V.3; Maturity Level; Service Operation.

1. PENDAHULUAN
Perkembangan TI telah berkembang secara pesar termasuk institusi pemerintahan yang sedang meningkatkan
pemanfaatan dan investasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pemanfaatan TI benar-benar mendukung tujuan
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga harus memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya dan pengelolaan
risiko[1]. Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) merupakan instansi yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang agrarian/pertanahan dan tata ruang[1]. ATR/BPN Purbalingga sudah menggunakan
pemanfaatan layanan TI yang membantu pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya, terutama dalam penggunaan website
milik ATR/BPN Purbalingga. Peran website sangatlah penting dalam segala bidang organisasi termasuk ATR/BPN
Purbalingga[2]. KKP-Web atau kkp2.atrbpn.go.id ini merupakan merupakan aplikasi berbasis web pelayanan pertanahan
yang telah terkomputerisasi, sehingga data tentang bidang tanah maupun spesialnya dapat terintegrasi dengan baik[3].
Website kkp2.atrbpn.go.id dibangun untuk memudahkan administrator KKP-Web dalam pemeliharaan dan perawatan
aplikasi (Badan Pertanahan Nasional/BPN 2011)[3]. Aplikasi berbasis web ini menggunakan satu pusat server yang
mengelola input-processing dan output aplikasi layanan pertanahan di seluruh Kantor Pertanahan di lingkungan BPN[4].
Kegunaan website kkp2.atrbpn.go.id ini diantaranya untuk pemutakhiran data dan validasi data-data pertanahan,

Copyright © 2022 Afrijal Farhan Deyantoro, Page 629


JURIKOM is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022
e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)
DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4232
Hal 629−634
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

penerbitan peta bidang tanah, penerbitan gambar ukur, penerbitan nomor surat ukur, dan penerbitan nomor hak
sertifikat[1]. Pentingnya website kkp2.atrbpn.go.id bagi pegawai ATR/BPN Purbalingga adalah memudahkan
menyelesaikan pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien dalam menginput, output dan edit data berkas[1].
Berdasarkan latar belakang pada penjelasan sebelumnya dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu
mungukur tingkat kematangan manajemen layanan teknologi informasi pada website kkp2.atrbpn.go.id dengan
mempergunakan Framework Information Technology Infrastructure Library (ITIL) V.3 domain service operation.
Sebelum penelitian ini dibuat, penulis mempelajari beberapa penelitian terdahulu diantaranya yaitu, [5]Andra Bayu
Febriant, Yusi Tryroni Mursityo danAditya Rachmadi(2019) dengan judul Evaluasi Maturity Level Manajemen Layanan
Teknologi Informasi menggunakan Framework ITIL V3 Domain Service Operation pada 24Slides Corporation, hasil
pada penelitian tersebut yaitu mengukur tingkat kematangan pada 24Slides Corporation dengan menggunakan
Framework ITIL domain service operation[5]. Gap penelitian ini terletak pada objek penelitian yang dilakukan di atrbpn
Purbalingga yang belum dilakukan oleh penelitian lain mempergunakan ITILVersi 3, sedangkan penelitian lainnya
dengan objek penelitian yang berbeda.
ITILVersi 3 adalah salah satu framework bersifat best practice dan perusahaan mempergunakan sebagai acuan
untuk menjalankan manajemen layanan secara optimal. ITIL Versi 3 membantu oraganisasi bisnis untuk mengembangkan
dan menyediakan proses Information Technology Service Management (ITSM)[6]. ITIL Versi 3 memberikan peningkatan
kepuasan pengguna dengan layanan TI[7]. Hal tersebut merujuk pada beberapa jurnal nasional dan internasional yang
menunjukkan implementasi ITIL di dalam perusahaan[5]. Fokus yang perlu adalah pembahasan tentang penelitian ITIL
Versi 3 secara umum mulai dari lingkup keseluruhan domain (5 domain ITIL Versi 3) hingga membahas secara spesifik
7 sub domain dari service operation yaitu service management As a practice, service operation principles, service
operation process, common service operation activities, organizing for service operation, technology consideration dan
implementation of service operation[5]. Berdasarkan hasil observasi awal penelitian ke ATR/BPN Purbalingga yaitu
belum ada penelitian membahas mengenai manajemen layanan TI pada website kkp2.atrbpn.go.id dan belum adanya
pengukuran pengguna terhadap layanan TI yang dimiliki ATR/BPN Purbalingga. Penyebaran kuesioner mengenai
website https://kkp2.atrbpn.go.id/ dari 22 responden dan wawancara via online terdapat beberapa masalah yaitu tools
dalam website kurang efektif yang dimana harus di click dua kali atau bahkan harus melakukan refresh page, tetapi
masalah yang sering terjadi yaitu server down dan kkp error yang di mana jika terjadi down semua fitur website itu sendiri
menjadi susah digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil analisis tingkat kematangan
manajemen layanan TI pada website kkp2.atrbpn.go.id. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti akan mencari
tahu mengenai tingkat kematangan pada website kkp2.atrbpn.go.id mempergunakan media analisis metode ITIL Versi 3
dengan domain service operation. Pemilihan metode Framework ITIL Versi 3 ini karena membantu ATR/BPN
Purbalingga dalam menentukan tingkat kematangan layanan TI saat pegawai menggunakan website
https://kkp2.atrbpn.go.id/[5]. Framework ITIL Versi 3 dapat meningkatkan kualitas layanan website dengan menganalisis
tingkat kematangan[8]. Pada metode ITIL fokus pada domain service operation dikarenakan mencakup pada kegiatan
operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI didalamnya[5]. Pada analisis gap terhadap kepala kantor BPN
Purbalingga yang diwakili oleh sekertarisnya yang mengharapkan bahwa dari nilai bisnis dan IT yang ada dapat selaras
dan memiliki kontrol pada proses kinerja menjadi lebih terkontrol.

2. METODOLOGI PENELITIAN
Metode merupakan teknik atau cara yang disusun secara teratur yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
informasi dan data dalam melakukan penelitian yang disesuaikan dengan objek atau subjek yang diteliti[9].
2.1 Tahapan Penelitian
Tahapan ini terdapat beberapa tahapan yang dapat mengukur tingkat aktivitas penelitian dimana tahapan tersebut
didalamnya terdapat proses yang dilakukan secara runtut, baku, terstruktur, logis dan sitematis[10].

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Copyright © 2022 Afrijal Farhan Deyantoro, Page 630


JURIKOM is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022
e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)
DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4232
Hal 629−634
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Tahapan penelitian ini terdiri dari yang pertama yaitu identifikasi masalah yang akan diteliti, selanjutnya yaitu
studi literatur atau referensi untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian, pengumpulan data dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden, selanjutnya yaitu menyusun pernyataan kuesioner berdasarkan domain service
operation dengan metode framework ITIL V.3. Penyebaran kuisioner berdasarkan identifikasi masalah. Analisis dan
pengolahan data Analisis pernyataan kuesioner mempergunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas dari pernyataan. Media analisis data menggunakan framework ITIL V.3 sesuai
dengan domain service operation dengan pembagian domain diantaranya yaitu Service Management As aPractice,
Service Operation principles, Service Operation Process, Common Service Operation Activities, Organizing for Service
Operation, Technology consideration dan Implementation of Service Operation. Langkah selanjutnya menganalisis
tingkat maturity level dari manajemen layanan TI website kkp2.atrbpn.go.id. selanjutnya melakukan penyusunan hasil
dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis data. Tahap terakhir adalah kesimpulan dari penelitian.
2.2 Framework Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Versi 3
Secara umum Information Technology Infrastructure Library (ITIL) didefinisikan sebagai sebuah kerangka kerja yang
berisi pengetahuan praktis yang dapat digunakan dalam membantu organisasi bisnis untuk mengembangkan dan
menyediakan proses Information Technology Service Management (ITSM) (itSMF, 2007)[6]. Kerangka kerja ITIL
bertujuan secara meningkatkan efisiensi operasional TI dan kualitas layanan pelanggan[11]. Secara praktis ITIL
mendefinisikan bentuk dan fungsi pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana untuk penyimpanan, komunikasi atau
pemrosesan informasi[6]. Tujuan dari ITIL Versi 3 yaitu Mendukung keberhasilan sebuah organisasi dengan
mensinergikan layanan TI dengan kebutuhan bisnis yang ada saat ini untuk mempersiapkan kebutuhan dimasa yang akan
datang, Meningkatkan dan menjaga nilai kualitas layanan TI secara berkelanjutan dan ITIL dapat menekan dan
mengefisiensikan pengeluaran untuk penyediaan biaya teknologi informasi dalam lingkup jangka panjang[6]
2.3 Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-
layanan TI[6]. Service operation memiliki tujuan untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan aktivitas dan proses yang
dibutuhkan untuk memberikan dan mengelola persetujuan pelayanan bagi pengguna [8]. Domain Service operation juga
bertanggung jawab untuk mengelola aplikasi, teknologi dan infrastruktur untuk mendukung pengiriman layanan [8]. Di
dalam Service Operation terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta
menjamin tingkat kinerja yang telah dijanjikan dengan pelanggaran sebelumnya[12]. Panduan-panduan ini mencakup
bagaimana menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta
target kinerja layanan TI [12]. Proses-proses yang ada pada Service Operation sebagai berikut:
a. Event Management
b. Request Fulfillment
c. Acces Management
d. Problem Management
e. Incident Management
2.4 Maturity Level
Maturity level merupakan sebuah metode untuk mengukur tingkat kematangan terhadap pengelolaan manajemen layanan
dalam sebuah organisasi atau instansi perusahaan[8]. Pada tahap analisis maturity level ini cara memahami dan mengolah
data dari hasil kuesioner dan wawancara dengan melakukan validasi berdasarkan wawancara dan observasi[13]. Maturity
level dapat mengetahui tingkat kematangan.
a. Tingkat 0 (non-existent), Perusahaan tidak mengetahui sama sekali proses teknologi informasi di perusahaannya[14].
b. Tingkat 1 (initial) Pada level ini, organisasi pada umumnya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk
mengembangkan suatu produk baru. Pengembangan sistem sangat tergantung pada satu individu sebagai keahlian
perorangan dan belum sepenuhnya diakui sebagai kebutuhan perusahaan[14].
c. Tingkat 2 (repeatable) Pada level ini, kebijakan untuk mengatur pengembangan suatu proyek dan prosedur dalam
mengimplementasikan kebijakan tersebut telah ditetapkan[14].
d. Tingkat 3 (defined) Pada level ini, proses standar dalam pengembangan suatu produk baru didokumentasikan, proses
ini didasari pada proses pengembangan produk yang telah diintegrasikan[14].
e. Tingkat 4 (managed), Pada level ini, organisasi membuat suatu matrik untuk suatu produk, proses dan pengukuran
hasil. Proyek mempunyai kontrol terhadap produk dan proses untuk mengurangi variasi kinerja proses sehingga
terdapat batasan yang dapat diterima[14].
f. Tingkat 5 (optimised), Pada level ini, seluruh organisasi difokuskan pada proses peningkatan secara terus-menerus.
Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan
kualitas, efektifitas, serta kemampuan beradaptasi perusahaan[14].
Tabel 1. Jenis jenis database
Maturity Level Keterangan
0 Non Existent

Copyright © 2022 Afrijal Farhan Deyantoro, Page 631


JURIKOM is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022
e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)
DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4232
Hal 629−634
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

1 Initial
2 Repeatable
3 Defined
4 Managed
5 Optimizing
2.4 Metode Analisis
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang berfungsi untuk melihat pada suatu instrumen tersebut valid atau tidak valid,
instrumen yang dimaksud yaitu pernyataan-pernyataan yang tersedia didalam kuesioner[15].
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas pada instrumen penelitian merupakan sebuah uji yang digunakan pada instrumen pernyataan untuk
mengetahui bahwa pernyataan yang ada pada kuesioner tersebut reliabel atau tidaknya, pengujian ini menggunakan
anlisis Alpha Cronbach[15].
c. Proportionate and Disproportionate Startified Random Sampling
Proportionate and Disproportionate Startified Random Sampling pengambilan sampel dengan menentukan populasi
dari setiap divisi, seksi atau subbagian, menentukan total populasi dan menentukan presentasi sampling[16].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam penyebaran kuesioner berdasarkan buku Research Methods for Business dengan menggunakan cara Proportionate
and Disproportionate Startified Random Sampling membahas mengenai pengambilan sampel dengan menentukan
populasi dari setiap divisi, seksi atau subbagian, menentukan total populasi dan menentukan presentasi sampling[16].
Jumlah subjek dari setiap seksi atau subbagian akan diubah, sambil menjaga ukuran sampel tidak berubah. Dalam
pengambilan sampel akan mengambil 20% anggota dari setiap subbagian[16].
3.1 Analisis dan Pengolahan Data
Penyebaran kuesioner menggunakan metode Proportionate and Disproportionate Startified Random Sampling, yang
dimana pernyataan kuesioner terdiri dari 24 pernyataan dari 7 sub domain pada service operation yang ada pada
framework Information Technology Infrastructure Library (ITIL) versi 3. Berikut merupakan tabel hasil kuesioner yang
telah diperoleh untuk menghitung maturity level dan di olah untuk dapat mengetahui nilai kematangan dari website
kkp2.atrbpn.go.id. Tabel dibawahdiperoleh dari hasil pembagian kuesioner di ATR/BPN Purbalingga dengan pada setiap
domainnya memiliki nilai hasil yang berbeda.
Tabel 2. Hasil kuesioner
Jumlah skor untuk setiap Skala Likert
No Sub Domain Total Nilai
1 2 3 4 5
1 Service management as a practice 2 16 12 136 120 286
2 Service operation principles 1 42 42 116 35 236
3 Service operation processes 5 74 39 108 40 266
4 Common service operation 0 8 36 132 115 291
5 Organizing service operation 0 14 18 120 145 297
6 Service operation technology 2 22 15 124 115 278
7 Implementing service operation 1 34 24 80 40 179
3.1.1 Analisis Maturity Level
Berdasarkan hasil kuesioner, analisis pada maturity level didapatkan dari perhitungan data yang memiliki masing-
masing nilai indeks pada setiap subdomainnya. Pengukuran tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut [17]:
Σ(Total Nilai Jawaban)
Indeks = (1)
Σ(Jumlah soal x Jumlah Responden)

Dari ketujuh subdomain penilaian yang telah dilakukan penilaian, maka masing-masing subdomain memiliki
level kematangan yang sudah dibulatkan kebawah seperti tabel dibawah.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Maturity Level.
No Sub Domain Nilai Level Kematangan
1 Service management as a practice 3 3 Defined
2 Service operation principles 3 3 Defined
3 Service operation processes 2 2 Repeatable
4 Common service operation 4 4 Managed

Copyright © 2022 Afrijal Farhan Deyantoro, Page 632


JURIKOM is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022
e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)
DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4232
Hal 629−634
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

5 Organizing service operation 4 4 Managed


6 Service operation technology 3 3 Defined
7 Implementing service operation 3 3 Defined
Average 3,1
Dapat disimpulkan berdasarkan hasil kuesioner penilaian tingkat kematangan dapat diketahui bahwa subdomain
service operation pada service operation management as a practice berada pada level 3, lalu service operation principles
berada pada level 3, service operation processes berada pada level 2, common service operation berada pada level 4,
organizing service operation berada pada level 4, service operation technology consideration berada pada level 3 dan
implementing service operation berada pada level 3. Rata-rata dari tingkat kematangan website kkp2.atrbpn.go.id pada
level 3 yaitu defined dimana nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 3,1.
3.1.2 Rekomendasi
Berikut ini merupakan hasil rekomendasi yang akan diberikan untuk subdomain service operation yang tidak sesuai
dengan harapan, kepada kantor ATR/BPN Purbalingga berdasarkan framework Information Technology Information
Library (ITIL) Versi 3 domain service operation, sebagai berikut:
a. Service Management as a Practice
Dari hasil pengukuran maturity level pada subdomain service management as a practice nilai yang didapat sudah
dibulatkan menjadi 3, nilai tersebut berada pada level 3 (defined). Untuk mencapai nilai yang diharapkan yaitu level
4 (managed) disarankan untuk melakukan peningkatan pada pengelolaan pelayanan yang belum berjalan dengan baik
dan membuat dokumentasi untuk prosedur dalam layanan TI didalamnya.
b. Service operation principles
Dari hasil pengukuran maturity level pada subdomain service operation principles nilai yang didapat sudah dibulatkan
menjadi 3, nilai tersebut berada pada level 3 (defined). Untuk mencapai nilai yang diharapkan yaitu level 4 (managed)
disarankan unttuk menyusun kebijakan mengenai monitoring IT secara berkala dan membentuk tim TI sendiri dengan
diharapkan dapat secara sigap jika terjadi masalah.
c. Service operation processes
Dari hasil pengukuran maturity level pada subdomain service operation processes nilai yang didapat sudah dibulatkan
menjadi 2, nilai tersebut berada pada level 2 (repeatble). Untuk mencapai nilai yang diharapkan yaitu level 4
(managed) disarankan untuk melakukan peningkatan terhadap proses-proses yang ada pada service operation
processes, sebagai berikut:
1. Event Management : melakukan monitoring secara berkala dan terjadwal terhadap event yang terjadi.
2. Problem Management: dilakukannya pembuatan dokumen penjamin mutu terhadap pemeliharaan data asset.
3. Access Management : melakukan pemberian hak bagi pengguna dalam membatasi akses dari pengguna
yang tidak memiliki hak.
4. Incident Management : dilakukannya pencatatan solusi terhadap pemecahan setiap incident sebagai laporan.
5. Request Fulfillment : dilakukannya backup data, pemeliharaan jaringan dan server sebagai permintaan layanan
upaya menangani resiko.
d. Technology Consideration
Dari hasil pengukuran maturity level pada subdomain technology consideration nilai yang didapat sudah dibulatkan
menjadi 3, nilai tersebut berada pada level 3 (defined). Untuk mencapai nilai yang diharapkan yaitu level 4 (managed)
disarankan perlu adanya integrasi dan menjelaskan keterhubungan antar teknologi layanan TI.
e. Implementing Service Operation
Dari hasil pengukuran maturity level pada subdomain technology consideration nilai yang didapat sudah dibulatkan
menjadi 3, nilai tersebut berada pada level 3 (defined). Untuk mencapai nilai yang diharapkan yaitu level 4 (managed)
disarankan untuk adanya pembuatan website atau aplikasi untuk backup jika website kkp jika terjadi masalah yang
mengganggu pekerjaan.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini menggunakan metode Information Technology Infrastructure
Library (ITIL) Versi 3 domain service operation yang bertujuan untuk menganalisis pada kegiatan operasional harian
pengelolaan layanan-layanan TI didalamnya yang menggunakan website kkp2.atrbpn.go.id. Framework ITIL Versi 3
dapat meningkatkan kualitas layanan website dan menganalisis tingkat kematangan yaitu dengan menggunakan maturity
level. Hasil nilai kematangan pada website kkp2.atrbpn.go.id pada subdomain service operation domain service
management as a practice dengan memperoleh rata-rata 3,97. Service operation principles dengan rata-rata 3,27. Service
operation processes memperoleh rata-rata 2,95. Common service operation dengan rata-rata 4. Organizing service
operation dengan rata-rata 4,12. Service operation technology consideration dengan rata-rata 3,8. Implementing service
operation dengan rata-rata 3,3. Rata-rata total yang diperoleh dari semua domain service operation yaitu 3,1 berada pada
level 3 (defined) yang berarti pentingnya untuk menjalankan proses-proses dasar dan melakukan dokumentasi pada setiap
proses serta standarisasi supaya bisa mencapai level yang telah diharapkan.

Copyright © 2022 Afrijal Farhan Deyantoro, Page 633


JURIKOM is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022
e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)
DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4232
Hal 629−634
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

REFERENCES
[1] O. P. Sihombing, “Analisis Layanan Teknologi Informasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (Ptsl) Menggunakan Itil V3,”
2018.
[2] N. P. L. Santiari and I. G. S. Rahayuda, “Analisis User Interface Dan User Experience (Studi Kasus: Website E-Learning Stikom
Bali),” Semin. Nas. Inov. …, pp. 2012–2019, 2019, [Online]. Available:
https://eproceeding.undwi.ac.id/index.php/inobali/article/view/119.
[3] A. Munawaruzaman, “Implementation of Digital Transformation of the Ministry of Agraria To Improve Public Services,” Pros.
Senantias 2020, vol. 1, no. 1, pp. 589–598, 2020.
[4] F. C. Mustofa, “Evaluation of Land Information System Development in the Ministry of ATR/BPN,” Bhumi J. Agrar. dan
Pertanah., vol. 6, no. 2, pp. 158–172, 2020.
[5] A. B. Febriant, Y. T. Mursityo, and A. Rachmadi, “Evaluasi Maturity Level Manajemen Layanan Teknologi Informasi
Menggunakan Framework Itil V3 Domain Service Operation Pada 24Slides Corporation,” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu
Komput., vol. 3, no. 6, pp. 5608–5615, 2019.
[6] N. T. Hariyanti, J. D. C. Sihombing, and A. Wirapraja, “Pemanfaatan Proses Pada Kerangka ITIL V3 Dalam Menyediakan
Manajemen Layanan Teknologi Informasi,” J. Eksek., vol. 15, no. 2, pp. 388–403, 2018.
[7] S. Hanief and I. W. Jepriana, “Analisis Maturity Level Dalam Blended Learning Pada Domain Service Operation Framework Itil
V3,” J. Teknol. Inf. dan Komput., vol. 5, no. 1, pp. 68–75, 2019, doi: 10.36002/jutik.v5i1.639.
[8] M. K. Anam, N. Lizarti, and A. N. Ulfah, “Analisa Tingkat Kematangan Sistem Informasi Akademik STMIK Amik Riau
Menggunakan ITIL V3 Domain Service Operation,” vol. 4, no. 1, 2019.
[9] L. A. Abdillah, “Bahan dan Metode Artikel Ilmiah,” vol. 4, pp. 77–88, 2020, [Online]. Available:
http://eprints.binadarma.ac.id/id/eprint/4215.
[10] Harys, “Tahapan Penelitian.” https://www.jopglass.com/tahapan-penelitian/.
[11] E. Novilia, W. Cholil, and T. B. Kurniawan, “Analisa Tingkat Pelayanan IT Service Management pada Penerapan Sistem Ujian
Nasional berbasis Komputer dengan menggunakan Kerangka Kerja ITIL v3,” Sains, Apl. Komputasi dan Teknol. Inf., vol. 2, no.
1, p. 24, 2020, doi: 10.30872/jsakti.v2i1.2570.
[12] S. Hanief and I. W. Jefriana, “Framework Itil V3 Domain Service Operation Dalam Analisis Pengelolaan Teknologi Blended
Learning,” J. Teknol. Inf. dan Komput., vol. 4, no. 1, pp. 59–65, 2018, doi: 10.36002/jutik.v4i1.395.
[13] B. Uddin, “Evaluasi Penerapan Manajemen Layanan Ti Menggunakan Kerangka Kerja It Infrastructure Library ( Itil ) Sub
Domain Service Desk , Incident Management , Dan Problem Management,” vol. 8, pp. 171–177, 2014, [Online]. Available:
http://ejournal.poltektedc.ac.id/index.php/tedc/article/view/281.
[14] S. Hastini, S. Hastini, and W. Cholil, “Analisa Komponen ITSM Pada E-learning Perguruan Tinggi Di Kota Palembang
Menggunakan ITIL V . 3,” vol. 15, no. 1, pp. 79–91.
[15] N. M. Janna, “Konsep Uji Validitas dan Reliabilitas dengan Menggunakan SPSS,” Artik. Sekol. Tinggi Agama Islam Darul
Dakwah Wal-Irsyad Kota Makassar, no. 18210047, pp. 1–13, 2020.
[16] V. F. Dr. Vladimir, Resarch Methods for Business, vol. 1, no. 69. 1967.
[17] L. N. Hidayah et al., “Audit Infrastruktur Teknologi Informasi Berbasis Itil V.3 Domain Service Design I Pada Sipmas Di Lppm
It Telkom Purwokerto,” Indones. J. Bus. Intell., vol. 1, no. 1, p. 39, 2019, doi: 10.21927/ijubi.v1i1.896.

Copyright © 2022 Afrijal Farhan Deyantoro, Page 634


JURIKOM is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

Anda mungkin juga menyukai