Anda di halaman 1dari 43

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


TEKNIK LINGKUNGAN

MK. DESAIN IPAM

VII. FLOKULASI
Arlini Dyah Radityaningrum

Gasal 2023/2024
FLOKULATOR
FLOKULASI (PENGADUKAN LAMBAT/PL)
Adalah proses pembentukan flok melalui pengadukan
lambat
Bangunan flokulasi ditempatkan setelah bangunan
koagulasi PENGADUKAN
MEKANIS

MEMPERHATIKAN
JENIS FLOKULASI
IMPELLER
MOTOR
CONTROLLER
MEKANIS REDUCER DEBIT, pH,
PNEUMATIS SISTEM TRANSMISI KUALITAS AIR
HIDROLIS
SHAFT
BEARING
RUMUS – RUMUS YANG DIGUNAKAN

G = (QρghL/µV)1/2 = (ρghL/µt)1/2 PL. HIDROLIS


G = (P /µV)1/2 PL. MEKANIS

Dimana :
G : Gradien Kecepatan (1/detik)
Ρ : Massa Jenis air (kg/m3)
hL : Headloss (m)
µ : Viskositas dinamis (kg/m.s)
t : Waktu Detensi (detik) = Q/V
Q : Debit (m3/detik)
P : Daya (Watt, kg.m2/detik3)
V : Volume (m3)
g : Konstanta Gravitasi (9,81 m/detik2)
PENENTU PROSES FLOKULASI :

JUMLAH TUMBUKAN Gtd

JENIS FLOKULASI G(1/detik) Gtd(x1000)


1. PENURUNAN WARNA + KEKERUHAN
2 - 100 20 - 150
(TANPA RESIRKULASI)
2. PENURUNAN WARNA + KEKERUHAN
(DENGAN RESIRKULASI) 75 - 175 125 - 200
3. PENURUNAN KESADAHAN 130 - 200 200 - 250

1. BAFFLE CHANNEL
FLOCCULATOR 1. AROUND AND
FLOKULATOR THE END
2. GRAVEL BED BAFFLE
HIDROLIS FLOCCULATOR CHANNEL/BC
3. HIDRAULIC JET 2. OVER AND
FLOCCULATOR UNDER BC
vL

Vb

DENAH AROUND AND THE END BC

3M
vL

Vb
POTONGAN OVER AND UNDER BC
Headloss pada around and the end BC dan
over and under BC di belokan > daripada
headloss lurus pada saluran

RUMUSAN HEADLOSS:
h = k (v2/2g)
Dimana :
h : Headloss (m)
v : Kecepatan aliran (m/detik)
g : Konstanta gravitasi (9,81 m/detik2)
k : Konstanta empiris (2,54 – 4)
Kecepatan pada BC ada 2 macam :
1.Kecepatan pada saluran (vL) disebut
sebagai kecepatan lurus
2.Kecepatan pada belokan (vb) disebut
sebagai kecepatan belokan

Pada BC juga terdapat sejumlah baffle atau


sekat yang jumlahnya dapat dihitung dengan
rumus sbb :
n = {[(2 µt)/ρ(1,44 +f)][(HLG)/Q]2}1/3 (AROUND THE END BC)
n = {[(2 µt)/ρ(1,44 +f)][(WLG)/Q]2}1/3 (OVER AND UNDERBC)
Dimana :
n : jumlah sekat
H : Kedalaman air (m)

L : Panjang bak (m)


G : Gradien kecepatan (1/detik)
Q : Debit (m3/detik)
t : Waktu (detik)
μ : viskositas dinamis (kg/m.detik)
ρ : densitas air (kg/m3)
f : koefisien friksi sekat
W : Lebar bak (m)
Kecepatan aliran dalam BC : 0,3 – 0,1 m/detik
Waktu detensi : 15 – 30 menit
Gradien kecepatan : 100 – 10 /detik

KRITERIA PERENCANAAN AROUND THE


END BC :
1. Jarak antar sekat harus > 45 cm
2. Jarak ujung baffle dengan dinding > 60 cm
3. Kedalaman air > 1,0 m
4. Bahan sekat sebaiknya dari kayu, jangan
menggunakan sekat dari bahan semen –
asbeskarena larut pada pH rendah
KRITERIA PERENCANAAN OVER AND
UNDER BC :
1. Jarak antar sekat harus > 45 cm
2. Kedalaman air 2 – 3 kali 45 cm
3. Jarak ujung bawah sekat dengan dasar bak
(ruang antara ujung sekat bagian atas
dengan muka air) = 1,5 x jarak antar sekat
4. Bahan sekat sebaiknya dari kayu, jangan
menggunakan sekat dari bahan semen –
asbeskarena larut pada pH rendah
5. Pada bagian bawah diberi lubang untuk
pengurasan
KRITERIA PERENCANAAN FLOKULATOR
1. Periode pengadukan : td (10 - 30) menit
2. Gradien kecepatan : G (60 – 75)/detik
3. G. td : 2 x 104 – 2 x 105

RUMUS – RUMUS YANG DIGUNAKAN


1. P = μ C G2

2. P = ρ g Q h

3. P = 1,44 X 10-4 CD ρ[(1 – k) n]3 b Σ (r4 – ro4)


4. MANNING :
v = 1/n R2/3 S1/2
Dimana :
v : Kecepatan aliran (m/detik)
n : Koefisien manning (0,015)
R : Jari 0 jari hidrolis = (Luas basah)/ (Keliling basah)
S : Kemiringan saluran

5. Kecepatan air di saluran


vL= (15 – 45) cm/detik
6. Kecepatan air di belokan :
vb = (2 – 3,5)vL
SOAL FLOKULATOR
Rencanakan sebuah flokulator dengan menggunakan
around the end BC untuk mengolah air sebesar 100
L/detik
Direncanakan menggunakan :
vh = 30 cm/detik (Kecepatan horizontal lurus)
td = 30 menit
N = 40 saluran
h = 50 cm (tinggi air)
GRAVEL BED
FLOCULATOR/GBF
INLET

MEDIA
KERIKIL

OUTLET
KATUP PENGURAS

DENAH GRAVEL BED FLOKULATOR


GBF :

Flokulator yang menggunakan kerikil


untuk sistem pengadukannya
GBF :
1.Lebih murah
2.Gradien kecepatannya merupakan
fungsi dari : ukuran media, debit, luas
penampang flokulator dan headloss
3.Aliran masuk ada dua macam yaitu :
upflow atau down flow
GBF ini dapat digunakan sebagai :
1. Pretreatment pada direct filtration karena
mempunyai kemampuan untuk mengendapkan
flok pada permukaan mediannya
2. Efluen GBF langsung dialirkan ke filter tanpa
melalui Unit Sedimentasi II

Kelemahan GBF :
1. Flok dapat menutupi pori pada bed flokulator
2. Bakteri dapat tumbuh dalam bed flokulator
3. Perlu pembersihan bed secara periodik
RUMUS – RUMUS YANG DIGUNAKAN :

G = [(HρgQ)/(μaV)]1/2 f = 150[(1 – a)/NRe] + 1,75


h = f/θ[(1 – a)/a3] L v2/dg NRe = ρvd/μ

Dimana :
G : Gradien kecepatan (1/detik) h : Headloss (m)
ρ : Spesifik gravity air (kg/m3) g ; Konstanta gravitasi (9,81
m/detik2)
Q : debit (m3/detik) μ ; Viskositas dinamis
(kg/m.detik)
a : Porositas (0,4) V : Volume (m3)
f : faktor friksi L : Kedalaman bed (m)
θ : Faktor bentuk (0,8) NRe : Bilangan Reynold
d : Diameter rata – rata media (m) v : Face velocity (m/detik)
KRITERIA PERENCANAAN :

1. Waktu detensi (td) : 3 – 5 menit


2. Kedalaman bak 1,5 – 3 m
3. Q = 270 m3/detik → G pada inlet = 1230/detik
dan G pada outlet = 35/detik
SOAL GRAVEL BED FLOKULATOR
INLET
Gravel bed flokulator digunakanuntuk
40 l/DTK
mengolah air sebesar 40 L/detik ,
LAPISAN I menggunakan media kerikil dengan
LAPISAN II gradasi butir sebagai berikut :
MEDIA
KERIKIL Lapisan I : Φ 20 – 30 mm
LAPISAN III
Lapisan II : Φ 30 – 40 mm
LAPISAN IV Lapisan III : Φ 40 – 50 mm
OUTLET Lapisan IV : Φ 50 – 60 mm
KATUP Nilai gradien kecepatan direncanakan
PENGURAS menurun berturut – turut dari 1000,
600, 300, 75/detik

Rencanakan gravel bed tersebut dan hitung headloss


yang terjadi dengan nilai G menurun seperti rencana
tersebut diatas?
HIDRAULIC JET
FLOCULATOR/HJF
SEKAT – SEKAT BERLUBANG

INLET OUTLET

NILAI G SEMAKIN MENURUN

POTONGAN HIDRAULIC JET FLOCCULATOR


HJF :
1. Jenis flokulator hidrolis sederhana dalam konstruksi,
operasi dan pemeliharaannya
2. Dioperasikan dengan gradien kecepatan menurun
sehingga proses flokulasi berjalan sempurna
3. Aliran masuk dapat dilakukan secara horizontal
ataupun vertikal (upflow atau downflow) untuk menjadi
proses pengadukan menjadi kompak
4. Kecepatan aliran inlet tipikal :
0,5 – 0,7 m/detik untuk kompartemen I
0,1 – 0,2 m/detik untuk kompartemen II
5. HJF dapat dioperasikan sebagai unit
pengaduk cepat yang diletakkan sebelum
unit pengaduk lambat

6. Nilai gradien kecepatan (G) pada masing –


masing kompartemen :
- Kompartemen I : 75/detik
- Kompartemen II : 50/detik
- Kompartemen III : 25/detik

7. Waktu detensi 5 – 10 menit


8. G = 500/detik dan td 1 menit , digunakan
sebagai rancangan satu kesatuan unit
pengaduk cepat dan lambat

9. Upflow/downflow dalam aliran vertikal HJF :


1. Kebutuhan lahan tidak terlalu besar
2. Perlu pompa untuk sistem pengalirannya
3. Butuh struktur yang lebih kokoh karena bak
lebih tinggi
RUMUS HJF :
G2 = (Qρgh)/ (μV)
Dimana :
G : Gradien kecepatan (1/detik)
Q : Debit aliran (cm3/detik)
μ : Viskositas absolut (0,8363 x 10-2
g/cm.detik pada temperatur 28o C
ρ : massa jenis air, 0,99626 g/cm
td : Waktu detensi (detik)
V : Volume kompartemen (cm3)
h : Kehilangan tekanan (cm)
g : Percepatan gravitasi (cm/detik2)
NILAI KECEPATAN ALIRAN MELALUI PERFORASI :

h = k (v2/2g)

Dimana :
k : Konstanta
v ; Kecepatan aliran (cm/detik)
SOAL HIDRAULIC JET FLOCULATOR

Rencanakan sebuah flokulator 3 kompartemen dengan


menggunakan HJF untuk mengolah air sebesar 100
L/detik, dan gradien kecepatan menurun berturut –
turut 75, 50 dan 25/detik serta

SEKAT – SEKAT BERLUBANG

INLET OUTLET

KOMP. I KOMP. II KOMP. III ZONA OUTLET


ZONA INLET

NILAI G SEMAKIN MENURUN


FLOKULATOR MEKANIS
MOTOR
MOTOR OUTLET

SLUDGE

SLUDGE

BLANKET

PADDLE
BLANKET

INLET

FLOKULATOR MEKANIS BERSATU


DENGAN SEDIMENTASI
PENGADUK
CEPAT
KOMPARTEMEN I KOMPARTEMEN II KOMPARTEMEN III

PENGADUK LAMBAT

FLOKULATOR MEKANIS TERPISAH DENGAN SEDIMENTASI


FLOKULATOR MEKANIS :
1. Flokulator yang memerlukan tenaga motor
untuk menggerakkan poros, yang dilengkapi
dengan paddle, propeller, turbin dsbnya.
2. Paddle terdiri atas blade yang dipasang
secara vertikal atau horizontal dengan
kecepatan rotasi 2 – 15 rpm
3. Arus yang terbentuk akibat pengadukan dapat
berbentuk arus radial ataupun tangensial
4. Turbin terdiri dari blade rata atau melengkung
dengan kecepatan rotasi 10 – 150 rpm,
dipasang secara vertikal atau horizontal
5. FM dapat digabung dengan sistem pemisahan
flok seperti upflow sedimentation dalam satu
kesatuan reaktor atau terpisah dengan bak
pengaduk lambat

RUMUS – RUMUS FLOKULATOR MEKANIS


1. DAYA YANG DIPERLUKAN MEMUTAR POROS

P = 0,5 CD ρ A v 3
Dimana :
P : Pasokan daya , ft –lb/sec atau hp = ft – lb/sec x 550 atau kw =
0,75 hp
CD : 1,8 untuk blade datar A : Luas blade
Ρ : massa jenis air (0,99626 g/cm3) v : Kecepatan relatif
P = 5,74 x 10-4 CD ρ [(1 – k) n] 3 r3 A
Dimana :
k : Perbandingan kecepatan fluida terhadap kecepatan
impeler
n : Banyaknya putaran per menit
r : Radius efektif tangan blade

Apabila blade mempunyai ketebalan atau ketinggian


sebesar b, maka rumus yang digunakan menjadi :

P = 1,44 x 10-4 CD ρ [(1- k) n]3 b Σ(r4 – ro4)

Dimana :
ro : Radius poros ke tepi awal blade
r : Radius poros ke tepi akhir blade
Soal Flokulator Mekanis
Sebuah flokulator direncanakan dengan panjang 100 ft, lebar 40 ft
dan kedalaman 15 ft digunakan untuk mengolah air sebesar 20
mgd. Flokulator dilengkapi dengan paddle 12 inchi, dengan 4
poros sepanjang 40 ft dan dengan putaran 2,5 rpm. Garis tengah
paddle ke poros adalah 6 ft dan dua paddle melekat pada poros.
Kecepatan rata – rata air diinginkan sebesar 0,25 dari kecepatan
paddle dan CD sebesar 1,8
Hitung :
1. Perbedaan kecepatan paddle dengan air
2. Pasokan daya yang harus disediakan
3. Waktu detensi
4. Gradien kecepatan dan Gtd
5. Beban flokulator
FLOKULATOR PNEUMATIS
INLET OUTLET

UDARA

PLAT BERLUBANG ATAU DIFUSER KOMPRESOR

FLOKULATOR PNEUMATIS
FLOKULATOR PNEUMATIS :
1. MEMANFAATKAN ENERSI DARI PROSES AERASI
MELALUI
DIFUSER ATAU PLAT BERLUBANG
2. ALIRAN AIR UPFLOW

RUMUS – RUMUS PADA FP


P = 81,5 Qa log [(h + 34)/34]
Dimana :
P : daya (ft – lb/detik)
Qa : Debit udara (ft/menit)
h : Kedalaman air (m)
Atau
Q/A = 1/td = √[P/(μV]/Gtd

Dimana :
Q : Debit air
V : Volume bak/tangki
td : Waktu detensi
μ : Viskositas absolut, (0,8746 x 10-2
g/cm.detik pada temperatur 26o C)
SOAL FLOKULATOR PNEUMATIS
Direncanakan flokulator pneumatis dengan
plat berlubang untuk mengolah air sebesar
60 L/detik, dengan menggunakan tenaga
motor yang tersedia sebesar 100 ft –
lb/detik. Apabila temperaturnya 28o C, hitung
Oksigen yang dibutuhkan dan rencana unit
tersebut ?
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai