Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

SEL DAN FUNGSI ORGANEL SEL

DISUSUN OLEH :

MIFTAHUL JANNAH

NIM : 2320612004

BIOKIMIA DAN FISIOLOGI NUTRISI

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Maria Endo Mahata, MS

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2023
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2

2.1 PENGERTIAN SEL.....................................................................................3

2.2 STRUKTUR SEL.........................................................................................4

1. Membran Sel.........................................................................................5

2. Inti (Nukleus)......................................................................................13

3. Sitoplasma...........................................................................................17

2.2 ORGANEL SEL.........................................................................................19

1. Mitokondria.........................................................................................19

2. Badan Golgi........................................................................................23

3. Retikulum Endoplasma.......................................................................25

4. Ribosom...............................................................................................28

5. Liposom...............................................................................................30

6. Sentrosom (Sentriol)............................................................................32

7. Plastida.................................................................................................35

8. Vakuola................................................................................................36

BAB III..................................................................................................................39

KESIMPULAN......................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat
hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu
melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk
hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniselular, misalnya
bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan
manusia, merupakan organisme multiselular yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,
tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua
organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri
berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari
pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.

Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-
masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang
membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme
tersebut. Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan
aktivitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Seperti
halnya cabang ilmu biologi lain, fisiologi juga mempelajari proses kehidupan
yang mirip atau identik pada banyak organisme. Fisiologi sebenarnya merupakan
terapan dari fisika dan kimia modern untuk memahami tumbuhan dan hewan.
Karena itu, kemajuan fisiologi hampir seluruhnya bergantung pada kemajuan
dibidang fisika dan kimia. Kini teknologi ilmu fisika terapan menyumbangkan
peralatan untuk membantu penelitian dibidang fisiologi serta pengetahuan dasar.
Dalam mempelajari fisiologi yang paling mendasar perlu di pelajari adalah ilmu
tentang sel . Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari
berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya.

Sel tersusun atas senyawa organik dan anorganik. Senyawa organik terdiri
10-20% di dalam sel tersusun atas protein, karbohidrat, dan unsur mineral.
Senyawa-senyawa ini terlarut di dalam sitoplasma. Protein sangat diperlukan

1
dalam pembentukan DNA dan RNA sebagai materi genetik yang mewariskan sifat
induk kepada keturunannya. Senyawa anorganik terdiri atas air 75-85 %. Air yang
terdapat di dalam sel harus dalam keadaan isotonik atau seimbang. Jika kadar air
dalam sel terlalu rendah maka akan menyebabkan terjadinya krenasi (sel
mengkerut) dan plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), jika kadar
air di dalam sel terlalu tinggi hal ini dapat menyebabkan lisis (pecah).

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sel

Sel merupakan unit (satuan, zarah) terkecil dari makhluk hidup, yang dapat
melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak dapat
dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri.Secara
setruktural, tubuh makhluk hidup terrsusun atas sel-sel sehingga sel disebut satuan
struktural makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat
menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusun itu berfungsi. Karena itu sel
juga disebut satuan fungsional makhluk hidup.

Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk


hidup. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat di wariskan
kepada keturunan. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau
disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup
lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme
multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya

3
masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari
1013 sel. Namun, seluruh tubuh semua organisme berasal dari
hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel
bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel
telur induknya yang sudah dibuahi.

Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-
masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadijaringan, yang
membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme
tersebut. Contohnya, sel otot jantung membentuk jaringan otot jantung pada
organ jantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada
tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen
yang disebut organel.

2.2 Struktur Sel

A. Struktur Sel

Struktur sel secara umum

4
Secara umum struktur sel terbagi atas 3 bagian, yaitu sebagai berikut:

1. MEMBRAN SEL

Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane,


plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa
lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan
lingkungan di luar sel,[1] terutama untuk melindungi inti sel dan sistem
kelangsungan hidup yang bekerja di dalamsitoplasma.

Merupakan pemisah antara lingkungan luar sel dan dalam sel atau media
keluar-masuknya zat dari dalam dan ke dalam sel. Membran sel bersifat
semipermeabel dan selektifpermiabel karena hanya dapat dilalui zat-zat tertentu.

a. Struktur Membran Sel

Komponen penyusun membran sel antara lain


adalah fosfolipid, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.

 Bagian tengah bilayer atau ekor asam lemak membentuk membran


Hidrofobic (tidak suka air)
 Bagian kepala Fospolipid bilayer atau bagian kepala membentuk membran
Hidrofilik (suka air)

5
 Protein Integral/Intrinsik adalah protein yang menjulang atau menembus
membran sel dari lapisan atas hingga ke bawah.
 Protein Peripheral/Ektrinsik adalah protein yang berada di lapisan atas atau
bawah dari membran sel
 Fospolipid (lemak yang berikatan denga posfat)
 Glikolipid (Lemak yang berikatan dengan karbohidrat)
 Glikoprotein (Protein yang berikatan dengan karbohidrat)

1) Model mosaik fluida


Pada tahun 1972, Seymour Jonathan Singer dan Garth
Nicholson mengemukakan model mosaik fluida yang disusun berdasarkan
hukum-hukum termodinamika untuk menjelaskan struktur membran sel. Pada
model ini, protein penyusun membran dijabarkan sebagai
sekelompok molekul globular heterogenus yang tersusun dalam strukturamfipatik,
yaitu dengan gugus ionik dan polar menghadap ke fase akuatik, dan gugus non-
polar menghadap ke dalam interior membran yang disebut matriks fosfolipid dan
bersifat hidrofobik. Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam
sebagian ke dalam matriks fosfolipid tersebut. Struktur membran teratur
membentuk lapisan ganda fluida yang diskontinu, dan sebagian kecil dari matriks
fosfolipid berinteraksi dengan molekul globular tersebut sehinggal struktur
mosaik fluida merupakan analogi lipoproteinatau protein integral di dalam larutan
membran ganda fosfolipid.
2) Lapisan ganda fosfolipid
Umumnya, membran sel memiliki bagian kepala polar hidrofilik dengan
daya ikat gliserofosforilester yang terdiri dari gliserol, fosfat, dan gugus tambahan
seperti kolina, serina, dll; dengan dua rantai hidrofobik asam lemak yang
membentuk ikatan ester. Pada rantai primer, ditempati oleh asam lemak jenuh dan
pada rantai sekunder ditempati oleh asam lemak tak jenuh.[4] Bagian kepala dapat
berinteraksi dengan air maupun larutan fase akuatik, sedangkan bagian rantai akan
berhimpit membentuk matriks fosfolipid yang disebut fase internal.
Antara fase internal dan fase akuatik terjadi tegangan potensial antara 220-
280 mV yang disebut tegangan potensial dipol, atau potensial membran.

6
Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis gugus
tambahan yang dimilikinya, antara lain terdapat
sebutan fosfokolina (pc), fosfoetanolamina (pe), fosfoserina (ps) dan
fosfoinositol (pi); dan masing-masing nama senyawa fosfolipid terkait yang
terbentuk pada membran sel adalah fosfatidil kolina, fosfatidil
etanolamina,fosfatidil serina, dan fosfatidil inositol. Membran juga dapat
terbentuk dari senyawa lipid seperti sfingomielin, sardiolipin, atau ikatan dengan
senyawa kolesterol, dan glikolipida.
3) Protein integral membran
Protein integral memiliki domain membentang di luar sel dan di sitoplasma.
Protein intregral juga berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih
besar.
4) Protein transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid /
transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik,
menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya
merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula
dimodifikasi di badan golgi.
5) Kerangka membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam
jenis yaitu mikrotubulus, mikrofilamen,dan filamen intermediet.

b. Fungsi Membran Sel


 Sebagai sekat pembatas antara isi sel dan lingkungan luar sel.
 Sebagai reseptor
 Sebagai tempat terjadinya reaksi kimia, misalnya respirasi sel.
 Sebagai pengontrol transportasi zat dari dalam keluar sel, maupun dari luar
ke dalam sel
 Sebagai pelindung sel
 Menjaga kestabilan pH, menjaga konsentrasi ion, dan membuang sisa
metabolisme yang bersifat racun.
 Mempertahankan Struktur Sel

7
1) Pembungkus
Membran sel berfungsi sebagai pembungkus dan menentukan bentuk sel itu
sendiri. Dengan adanya membran sel, sel dapat mempertahankan bentuk fisiknya,
khususnya pada sel hewan yang pada umumnya tidak memiliki dinding sel.
Dengan adanya membran sel khususnya pada sel hewan, mampu
mempertahanakan organel dan sitoplasma sel terhadap pengaruh lingkungannya.
Oleh karena itu, salah satu fungsi membran sel bila ditinjau dari strukturnya
adalah memisahkan sel dengan lingkungannya dengan kemampuan atau sifatnya
yaitu selektif permeabel.
2) Sitoskeleton
Pada banyak kasus, membran sel berfungsi menyokong sitoskeleton yang
berada dalam sel (sitoplasma) tetap pada posisinya. Hal ini dapat terjadi dengan
adanya bantuan protein yang melekat diantara membran sel yang melekat pada
beberapa sitoskeleton sehingga mampu mempertahankan bentuk sel.
3) Matriks Ekstraselular
Dengan adanya matriks ekstraselular yang ada pada membran sel mampu
membuat terjadinya interaksi antara sel sel yang berdekatan khususnya pada
jaringan.
4) Pertahanan
Membran sel dapat melindungi sel dari bahaya kimia serta mempertahankan
molekul macro yang penting sehingga tidak keluar dari sel.

 Fungsi Membran Sel sebagai Fasilitas Selektif Permeabel


Membran sel yang membungkus sel memiliki sifat “pilih kasih” dalam
memilih zat zat yang dapat masuk atau keluar sel. Hal ini disebut selektif
permeabel.Struktur yang dimiliki oleh membran sel membuatnya mampu
melakukan hal tersebut (Baca tentang Membran Sel). Selain dari strukturnya
fosfolipid bilayer, “pilih kasih” ini pula didukung oleh adanya mekanisme
transport aktif dan protein transport.
 Fungsi Membran Sel sebagai Transportasi Aktif Sel
Membran sel dapat melakukan transport aktif atau pemindahan zat zat /
molekul dari dalam atau dari luar sel walaupun terjadi perbedaan gradien

8
konsentrasi. Dengan kata lain, transport aktif ini berlawanan dengan proses
osmosis dan difusi. Dengan adanya transport aktif, bahan bahan tidak dibutuhkan
atau sangat dibutuhkan oleh sel mampu diatur. Energi seperti ATP dibutuhkan
dalam kerja transport aktif membran
 Fungsi membran sel untuk transportasi makromolekul
Hal ini dilakukan oleh membran sel dengan dua cara yaitu eksositosis dan
endositosis. Kedua cara ini menggunakan vesikel yang nantinya akan keluar atau
masuk melalui membran sel. Eksositosis adalah proses mengeluarkan isi dari
vesikel keluar dari sel melalui membran sel. Endositosis adalah proses
memasukkan molekul besar melalui membran sel dengan membentuk vesikel.
 Fungsi Membran Sel sebagai Penanda (Marker) dan Signalling
Membran sel mampu ditandai oleh penanda protein tertentu yang membuat
komunikasi antar sel dapat terjadi. Pada membran sel juga terdapat beberapa titik
reseptor untuk hormon, neurotransmitter dan protein imunitas. Dengan cara ini,
sel mampu tanggap terhadap respon lingkungan diluar sel melalui adanya
membran sel
 Fungsi Membran dalam Aktivitas Metabolisme
Membran plasma pada beberapa bagian dari strukturnya seperti protein
ataupun enzim ikut terlibat dalam proses metabolisme dalam sel.

c. Membran Sel Eukariota

9
Pada sel eukariota, membran sel yang membungkus organel-organel di
dalamnya, terbentuk dari dua macam senyawa yaitu lipid dan protein, umumnya
berjenis fosfolipid seperti senyawa antara fosfatidil
etanolamina dan kolesterol, yang membentuk struktur dengan dua
lapisan dengan permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui
membran sel, namun di sela-sela molekul fosfolipid tersebut,
terdapat transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya zat-zat yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.

Nilai permeabilitas air pada membran ganda dari berbagai komposisi lipid
berkisar antara 2 hingga 1.000 × 10−5 cm2/dt. Angka tertinggi ditemukan pada
membran plasma pada sel epitelial ginjal, beberapa sel glia dan beberapa sel yang
dipengaruhi oleh protein membran dari jenis akuaporin. Akuaporin-2
memungkinkan adanya transporter air yang peka terhadap vasopresin, sedang
ekspresi akuaporin-4 ditemukan sangat tinggi pada beberapa sel glia
dan ependimal.

d. Sisten Transpor Membran

Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu


lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran
sel antara lain ialah molekul hidrofobik(CO2, O2), dan molekul polar yang sangat
kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan
ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme
khusus agar dapat masuk ke dalam sel.

Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan


terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua
cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui
membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang
membutuhkan mekanisme khusus. Lalu lintas membran akan membuat perbedaan
konsentrasi ion sebagai akibat dari dua proses yang berbeda
yaitu difusi dan transpor aktif, yang dikenal sebagai gradien ion. Lebih lanjut,
gradien ion tersebut membuat sel memiliki tegangan listrik seluler. Dalam

10
keadaan istirahat, sitoplasma sel memiliki tegangan antara 30 hingga 100 mV
lebih rendah daripadainterstitium.

1) Transpor pasif

Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien


konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak
termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan
campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang
mengonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran
selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut
total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke
dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien
konsentrasinya.

Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa.
Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi
transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.

2) Transpor aktif

11
Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai
sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area
yang mempunyaipotensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan
potensial yang lebih tinggi. Proses tersebut dikatakan, memerlukan
asupan energi dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi dapat digunakan
demi menjalankan proses perpindahan substansi.
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang
terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein,
serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang menginduksi transpor ion
melalui membran sel maupun membran buatan.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps,
dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal
dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang
mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer
kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu
siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel
bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin.

Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil


inositol-3 kinase dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan
bantuan integrin alfavbeta3. Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih
lanjut akan memicu transkripsi genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP sintase,
dll, beserta penyisipan ATP sintase tersebut pada membran plasma, berikut
regulasi dan modulasi aktivitasnya.

e. Interaksi Fosfolipid

Pembentukan dwilapis lipid adalah proses yang menguras banyak energi


ketika gliserofosfolipid yang dijelaskan di atas berada di dalam lingkungan
basah. Di dalam sistem basah, gugus polar lipid berjejer menuju polar, lingkungan
basah, sedangkan ekor hidrofobik memperkecil hubungannya dengan air dan

12
cenderung menggerombol bersama-sama, membentuk vesikel; bergantung
pada konsentrasi lipid, interaksi biofisika ini dapat berujung pada
pembentukan misel, liposom, atau dwilapis lipid. Penggerombolan lainnya juga
diamati dan membentuk bagian dari polimorfisma
perilaku amfifila (lipid). Polimorfisme lipid adalah cabang pengkajian di
dalam biofisika dan merupakan mata pelajaran penelitian akademik saat
ini. Bentuk dwilapis dan misel di dalam medium polar oleh proses yang dikenal
sebagai efek hidrofobik. Ketika memecah zat lipofilik atau amfifilik di dalam
lingkungan polar, molekul polar (yaitu, air di dalam larutan air) menjadi lebih
teratur di sekitar zat lipofilik yang pecah, karena molekul polar tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen ke wilayah lipofilik daru amfifila. Jadi, di dalam
lingkungan basah, molekul air membentuk kurungan "senyawa klatrat" tersusun di
sekitar molekul lipofilik yang terpecah.

Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam


bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di
sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan
yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur
yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat
bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen komponen muchus
membran sel semipermanen di lapisan membran

Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk struktur misel (struktur


menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis
maka komponen fosfolipid di membran dapat melakukan pergerakan dan
perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah pergerakan secara
lateral (Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer membran)
dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer).

2. INTI (NUKLEUS)

Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
Organel ini mengandung sebagian besar materi genetiksel dengan bentuk
molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan

13
beragam jenis protein. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang
membentuk genom inti sel.

Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga
berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi
mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana
ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.

a. Sejarah

Nukleus adalah organel pertama yg ditemukan, yang pertama kali


dideskripsikan oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci oleh
ahli botani Skotlandia, Robert Brown, pada tahun 1831. Pada satu sel umumnya
ditemukan hanya satu nukleus. Namun, beberapa jaringan tertentu, atau
beberapa spesies tertentu memiliki lebih daripada satu nukleus. Inti-inti dalam sel
multinuklei ini dapat memiliki peran yang saling mengganti atau saling
mengkhususkan diri. Pada Paramecium, terdapat dua inti sel: makronukleus (inti
besar) dan mikronukleus (inti kecil). Makronukleus menjamin keberlangsungan
hidup, sedangkan mikronukleus bertanggung jawab terhadap reproduksi.

b. Struktur Inti Sel

Elemen struktural utama nukleus adalah membran inti, suatu membran


ganda fosfolipid yang membungkus keseluruhan organel dan memisahkan bagian
inti dengan sitoplasmasel, serta lamina inti, suatu struktur dalam nukleus yang
memberi dukungan mekanis seperti sitoskeleton yang menyokong sel secara
keseluruhan.

14
Berdasarkan jumlah nukleus, sel dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Sel mononukleat

Sesuai dengan namanya, sel mononukleat memiliki satu inti sel dalam setiap
selnya. Umumnya sel eukariotik hanya memiliki satu nukleus. Sel hewan dan sel
tumbuhan umumnya memiliki satu inti sel.

2. Sel multinukleat.

Sel multi nukleat adalah sel yang memiliki nukleus lebih dari satu. Sel yang
memiliki dua inti sel disebut sel binukleat misalnya paramecium. Sel yang
memiliki inti sel lebih dari dua disebut sel polinukleat misalnya sel osteoblas, sel
otot lurik, jamur lendir, dan lain sebagainya.

c. Struktur Inti Sel


Secara garis besar, inti sel terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Membran nukleus
2. Nukleolus
3. Nukleoplasma

Bagian-bagian inti sel (nukleus)


a) Membran Nukleus
Membran nukleus adalah selaput terluar dari inti sel yang
membungkus inti. Setiap membran terdiri dari dua lapis selaput. Sama

15
halnya dengan membran sel, membran inti juga berfungsi untuk
melindungi inti sel dari bagian luar. Selaput ini berperan penting dalam
pertukaran zat antara sitoplasma dengan nukleoplasma.
b) Nukleolus

Nukleolus atau anak inti merupakan bagian dari inti sel yang terletak
di dalam. Anak inti terdiri atas DNA, posfoprotein, ortoposfat, dan
berbagai jenis enzim. Sama seperti nukleus, anak inti juga dilindungi oleh
membran atau selaput yang disebut membran nukleolus atau membran
anak inti. Nukleoulus berperan penting dalam sintesis RNA.

c) Nukleoplasma

Jika cairan sel disebut sitoplasma, maka cairan nukleus disebut


nukleoplasma. Cairan ini bersifat kental dan transparan. Nukleoplasma
mengandung kromatin, senyawa kompleks, granula, dan protein inti.

d. Fungsi Inti Sel (Nukleus)


Selain mengendalikan seluruh kegiatan sel, inti sel juga memiliki beberapa
fungsi lainnya, yaitu :
1. Sebagai tempat penyimpanan materi herediter, kromatin.
2. Sebagai tempat penyimpanan protein dan RNA.
3. Berperan penting dalam proses transkripsi dalam sintesis protein.
4. Mengatur pertukaran molekul antara inti dan bagian sel lainnya.
5. Sebagai penghasil protein pada nukleoulus.
6. Transportasi selektif melalui pori-pori inti.

Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian besar molekul
membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak melintasi
membran. Pori nukleus bagaikan terowongan yang terletak pada membran
nukleus yang berfungsi menghubungkan nukleoplasma dengan sitosol.

Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul
antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA,
digunakan untuk sintesis protein.

16
Pori nukleus tersusun atas 4 subunit yaitu :

1. Subunit kolom berfungsi dalam pembentukan dinding pori nukleus.


2. subunit anular berguna untuk membentuk spoke yang mengarah menuju
tengah dari pori nukleus.
3. subunit lumenal mengandung protein transmembran yang menempelkan
kompleks pori nukleus pada membran nukleus.
4. subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitosolik (berhadapan
dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari
kompleks pori nukleus.

Meskipun bagian dalam nukleus tidak mengandung badan yang dibatasi


oleh membran, isi nukleus tidak seragam dan memiliki beberapa badan
subnukleus yang terbentuk dari protein-protein unik, molekul RNA, serta
gugus DNA. Contoh utama dari badan subnukleus adalah nukleolus, yang
terutama terlibat dalam pembentukan ribosom. Setelah diproduksi
oleh nukleolus, ribosom diekspor ke sitoplasma untuk menjalankan fungsi
translasi mRNA.

3. SITOPLASMA

Sitoplasma adalah bagian sel yang meliputi semua materi yang berada di
antara membran sel dan inti sel (nukleus). Sitoplasma merupakan salah satu
bagian utama dalam sel yang memiliki peran dalam biosintesis dam biogenetika.
Oleh karena itu, sitoplasma merupakan bagian sel yang sangat penting.
Sitoplasma merupakan massa protoplasma yang terletak di bagian dalam sel di
antara membran sel dan nukleus. Sitoplasma terdiri dari dua bagian yaitu bagian
luar (ektoplasma) dan bagian dalam (endoplasma).

17
Sitoplasma dapat berbentuk cair atau gel dan berperan penting dalam
transportasizat makanan. Di dalam sitoplasma terdapat organel-orgnael sel yang
memiliki fungsi-fungsi tertentu. Selain itu, di dalam sitoplasma juga terdapat
beberapa macam zat yang terlarut seperti protein, lemak, karbohidrat dan garam-
garam mineral. Sitoplasma tediri dari matriks dan inklusio sitoplasma.
a. Struktur Sitoplasma
Secara garis besar, sitoplasma terdiri atas tiga bagian utama yaitu :
1. Matriks Sitoplasma
Matriks sitoplasma merupakan cairan homogen penyusun sel yang bersifat
koloid. Matriks sel dapat berbentuk sol atau gel (dapat berubah dari fase sol
menjadi gel atau sebaliknya). Matriks sitoplasma memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1) Dapat berubah fase
2) Mampu memantulkan cahaya berbentuk kerucut. Peristiwa pantulan
cahaya berupa kerucut disebut efek Tyndall.
3) Partikel penyusun larutan koloid matriks dapat bergerak secara zig-zag
mengikuti gerak Brown.
4) Mampu bergerak seperti arus atau bergerak secara siklosis.
5) Berperan sebagai larutan penyangga.
6) Sensitif terhadap rangsangan
7) Bersifat konduktif yaitu mampu meneruskan rangsangan
2. Organel Sitoplasma

18
Organel sitoplasma juga dikenal sebagai organel sel. Organel merupakan
bagian-bagian sel yang terstruktur dan memiliki fungsi tertentu. Organel
sitoplasma antara lain :
1) Retikulum endoplasma
2) Ribosom
3) Mitokondria
4) Badan golgi
5) Lisosom
6) Sentriol
7) Plastida
8) Vakuola
9) Mikrotubulus
10) Mikrofilamen

3. Inklusio Sitoplasma
Inklusio sitoplasma merupakan bagian sitoplasma yang tidak hidup. Inklusio
juga dikenal dengan sebutan dentoplasma atau paraplasma. Inklusio dapat berupa
butiran minyak, lemak, granula skretorius, glikogen, dan lain sebagainya yang
terdapat dalam sitoplasma.
b. Fungsi Sitoplasma
Secara umum sitoplasma memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Sebagai tempat untuk organel-organel sel.
2. Berperan penting dalam biosintesis dan biogenetik seperti sintesis asam
lemak, sintesis protein, sintesis asam amino dan lain sebagainya.
3. Melindungi organel dari benturan.
4. Sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting untuk
kegiatan metabolisme
5. Menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme berjalan
dengan baik.
6. Menjaga bentuk dan konsistensi sel
7. Sebagai perantara transfer bahan atau zat dari luar sel ke organel atau inti
sel
8. Mengisi ruang sel yang tidak ditempati oleh organel dan vesikula

19
9. Pelarut protein dan senyawa lain dalam sel
10. Membantu pergerakan unsur atau zat dari satu bagian sel ke bagian sel
yang lain.

B. ORGANEL SEL
1. MITOKONDRIA (PEMBANGKIT TENAGA)

Mitokondria, kondriosom (bahasa Inggris: chondriosome, mitochondrion,


plural :mitochondria) yaitu organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel
makhluk hidup, selain fungsi selular lain, seperti metabolisme asam lemak,
biosintesispirimidina, homeostasis kalsium, transduksi sinyal selular dan
penghasil energi berupa adenosina trifosfat pada lintasankatabolisme.

Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar


dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-
lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam mitokondria terdapat
'ruangan' yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat ditemukan. Sel
yang mempunyai banyak mitokondria dapat dijumpai dijantung, hati, dan otot.

Terdapat hipotesis bahwa mitokondria merupakan organel


hasil evolusi dari sel α-proteobacteria prokariota yang ber-endosimbiosis dengan
sel eukariota. Hipotesis ini didukung oleh beberapa fakta antara lain

1) Adanya DNA di dalam mitokondria menunjukkan bahwa dahulu


mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya,
2) Beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri, baik ukuran maupun
cara reproduksi dengan membelah diri, juga struktur DNA yang
berbentuk lingkaran.

Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda
dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip
dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel
eukariota.

Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur
yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.

a. Struktur Mitokondria

20
Struktur umum suatu mitokondrion

Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme


tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot
jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel.
Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm.
Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar,
membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam
membran.

Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama
serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat
permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam
hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-
negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam
biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks
untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-KoA.

Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri


dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama
pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan
banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista. Stuktur krista
ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan
kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein
yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi

21
membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur
keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.

Ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan membran
dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel,
seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam
lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal
dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta
ion-ion seperti magnesium, kalsium, dan kalium.

b. Fungsi Mitokondria

Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang


menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir
di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2 menjadi CO2 dan
air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP
yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam
proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi
atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis
yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam
mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron
dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH
dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q –
sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan
bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT).

c. Siklus Hidup Mitokondira

Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating)


seperti sel bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini menjadi terlalu besar
sehingga melakukan pemecahan (fission). Pada awalnya sebelum mitokondria
bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan replikasi DNA mitokondria. Proses ini
dimulai dari pembelahan pada bagian dalam yang kemudian diikuti pembelahan
pada bagian luar. Proses ini melibatkan pengkerutan bagian dalam dan kemudian
bagian luar membran seperti ada yang menjepit mitokondria. Kemudian akan
terjadi pemisahan dua bagian mitokondria.[6]

22
d. DNA Mitokondria

Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal


sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial DNA). MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan
tidak terlindungi membran (prokariotik). Karena memiliki ciri seperti
DNA bakteri, berkembang teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa
mitokondria dulunya merupakan makhluk hidup independen yang kemudian
bersimbiosis dengan organisme eukariotik. Teori ini dikenal dengan teori
endosimbion. Pada makhluk tingkat tinggi, DNA mitokondria yang diturunkan
kepada anaknya hanya berasal dari betinanya saja (mitokondria sel telur).
Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke dalam sel telur karena letaknya yang
berada di ekor sperma. Ekor sperma tidak ikut masuk ke dalam sel telur sehingga
DNA mitokondria jantan tidak diturunkan.

2. BADAN GOLGI

Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir
di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang
melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10
hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan
Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom. Badan Golgi

23
ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang
bernama Camillo Golgi.

a. Struktur

Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang


bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena
hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan
dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel.
Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.

Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga
vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan
yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.

Badan Golgi merupakan bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum
Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis ruangan yang
juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian, yaitu
bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle] yang
pada umumnya berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan
diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi dan isi dari vesikel tersebut
akan diproses sedemikian rupa untuk penyempurnaan dan lain sebagainya.
Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari bagian cis menuju bagian trans. Di
bagian inilah ruangan-ruangan tersebut akan memecahkan dirinya dan membentuk
vesikel, dan siap untuk disalurkan ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel.

b. Fungsi Badan Golgi

Skema transpor di dalam badan Golgi:

24
1. Vesikel retikulum endoplasma,
2. Vesikel eksositosis,
3. Sisterna,
4. Membran sel,
5. Vesikel sekresi.
Fungsi badan golgi:
1) Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-
sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2) Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti
membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
3) Membentuk dinding sel tumbuhan
4) Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi
enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5) Tempat untuk memodifikasi protein
6) Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7) Untuk membentuk lisosom
8) Membentuk Akrosom pada spermatozoa
Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain:
Clathrin-coated adalah yang pertama ditemukan dan diteliti. tersusun dari
clathrin dan adaptin. interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin membentuk
formasi tunas. jika tunas clathrin sudah tumbuh, protein yang larut dalam
sitoplasma termasuk dynamin akan membentuk cincin di setiap leher tunas dan
memutusnya.
COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae.
beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang bermiripan dengan
adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan.
COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma.
terdapat 2 protein dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju T-snare
dan akan bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target sedangkan V-snare
adalah vesikel snare. V-snare akan mencari T-snare dan kemudian akan berfusi
menjadi satu. Protein Rab termasuk ke dalam golongan GTP-ase. protein Rab

25
memudahkan dan mengatur kecepatan pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare
dan t-snare yang diperlukan pada penggabungan membran.

3. RETIKULUM ENDOPLASMA

Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang


dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.

Sistem endomembran sel.

Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem


membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang
disebut sitosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan
kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer,
10−9 meter). Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus
atau nuclear envelope.

Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat


ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses
pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum
Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan daripada
Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein
tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak

26
diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel.
Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.

Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh


ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic
Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan steroid. Sel-sel
yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di
beberapa organ seperti hati.

Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung


berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma
bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan
labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti
separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik
berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang
berarti “jaringan”).

Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang


saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di
dalam sitoplsma.

Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi


dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
a. Jenis-jenis RE
RE kasar
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.
Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah
sebagai tempat sintesis protein.
RE halus
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di
permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu
sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi
obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel.

27
RE sarkoplasmik
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini
ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari
RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara
RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik
berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
b. Fungsi RE
Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar
bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran
pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-
titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA. Partikel-
partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut
(Time Life, 1984).
Jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan
genetic antara inti sel dengan sitoplasma dan berfungsi sebagai alat transportasi
zat-zat di dalam sel itu sendiri.
1) Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium
akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol
2) Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke
kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel. (RE kasar)
3) Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar dan RE
halus)
4) Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel
hati.
5) Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang
lain (RE kasar dan RE halus)

4. RIBOSOM

28
Ribosom adalah salah satu organel yang berukuran kecil dan padat
dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter
sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein
ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini
menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein)
menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di
dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum
endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam
amino. Salah satu prinsip utama biologi, sering disebut sebagai “dogma sentral,”
adalah DNA yang digunakan untuk membuat RNA, yang, pada gilirannya,
digunakan untuk membuat protein. Urutan DNA gen disalin ke RNA mRNA.
Ribosom kemudian membaca informasi dalam RNA dan menggunakannya untuk
membuat protein. Proses ini dikenal sebagai translasi; yaitu, ribosom
“menerjemahkan” informasi genetik dari RNA menjadi protein.
Ribosom melakukan hal ini dengan mengikat sebuah mRNA dan
menggunakannya sebagai template untuk urutan yang benar asam amino pada
protein tertentu. Asam amino yang melekat pada RNA transfer tRNA molekul,
yang masuk salah satu bagian dari ribosom dan mengikat ke urutan messenger
RNA. Asam amino terlampir yang kemudian bergabung bersama oleh bagian lain
dari ribosom.
Ribosom bergerak sepanjang mRNA, “membaca” urutan dan menghasilkan
rantai asam amino. Ribosom terbuat dari kompleks dari RNA dan protein.

29
Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain.
Mengikat subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih
besar kepada tRNA dan asam amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom,
kedua subunit terpecah. Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim, karena
RNA ribosomal tampaknya paling penting bagi aktivitas transferase peptidil yang
menghubungkan asam amino bersama. Ribosom dari bakteri, archaea dan
eukariota tiga domain kehidupan di Bumi, memiliki struktur secara signifikan
berbeda dan urutan RNA. Perbedaan-perbedaan dalam struktur memungkinkan
beberapa antibiotik untuk membunuh bakteri oleh ribosom menghambat mereka,
sementara meninggalkan ribosom manusia tidak terpengaruh. Ribosom dalam
mitokondria sel eukariotik mirip pada bakteri, yang mencerminkan asal usul
evolusi kemungkinan organel ini berasal dari kata ribosom asam ribonukleat.
Ribosom tidak memiliki membran (selaput). Hal ini disebabkan antara lain:
1. Ribosom merupakan organel terkecil.
2. Untuk membuat membran (selaput) harus terdiri dari lipid (lemak) dan
protein, sedangkan pada ribosom hanya terdapat protein.
5. LISOSOM

Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang


berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler
pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de
Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini
memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase,

30
lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada
pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain untuk
mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang dihasilkan
tanaman.
a. Komposisi Lisosom
Untuk menyediakan pH asam bagi enzim hidrolitik, membran lisosom
mempunyai pompa H+ yang menggunakan energi dari hidrolisis ATP. Membrane
lisosom juga sangat terglikosilasi yang dikenal dengan lysosomal-associated
membrane proteins (LAMP). Sampai saat ini sudah terdeteksi LAMP-1, LAMP-2,
dan CD63/LAMP-3. LAMP berguna sebagai reseptor penerimaan kantong vesikel
pada lisosom.

a) Enzim hidrolitik
Enzim hidrolitik dibuat pada retikulum endoplasma, yang mengalami
pemaketan di badan Golgi dan kemudian ke endosom lanjut yang nantinya akan
menjadi lisosom. Untuk prosesnya ini, enzim ini mempunyai molekul penanda
unik, yaitu manosa 6-fosfat (M6P) yang berikatan dengan oligosakarida terikat-N.
Seluruh glikoprotein yang ditransfer oleh retikulum endoplasma
ke cis Golgi memiliki rantai oligosakarida terikat-N yang identik,
dengan manosa di ujung terminalnya. Untuk membentuk manosa 6-
fosfat, cis Golgi membutuhkan situs pengenalan, yang disebut signal patch, yang
memiliki situs H3N+–COO−
Pembentukan M6P ini memerlukan dua buah enzim, yaitu GlcNac
fosfotransferase yang berfungsi untuk mengikat enzim hidrolitik secara spesifik
dan menambah GlcNac-fosfat ke enzim. Kemudian terdapat enzim kedua yang
memotong GlcNac sehingga membentuk M6P. Satu enzim hidrolitik mengandung
banyak oligosakarida sehingga dapat mengandung banyak residu M6P. Setelah
itu, dari cis Golgi, enzim hidrolitik ini akan ditransfer ke trans Golgi.
M6P yang terikat pada enzim hidrolitik akan berikatan pada reseptor
protein M6P yang berada pada jaringan trans Golgi. Reseptor ini terikat pada
membran dan berguna untuk pemaketan enzim hidrolitik dengan memasukkan
enzim tersebut ke vesikel clathrin coats, dan nantinya vesikel tersebut dikirim ke

31
endosom lanjut. Pemaketan ini terjadi pada pH 6,5–6,7, dan dikeluarkan pada pH
6.
Pada endosom, enzim hidrolitik akan terlepas dari reseptor M6P karena
adanya penurunan pH (menjadi 5). Setelah terlepas, reseptor M6P akan dibawa
oleh vesikel transpor dari endosom kembali ke membran trans Golgi untuk
digunakan kembali. Transpor, baik menuju endosom atau kebalikannya,
membutuhkan peptida penanda (signal peptide) yang terdapat pada ekor
sitoplasmik dari reseptor M6P. Namun, tidak semua molekul dengan M6P dikirim
ke lisosom; ada yang 'lolos' dari pengepakan dan ditransfer ke luar sel. Reseptor
M6P juga terdapat di membran plasma, yang berguna untuk menangkap enzim
hidrolitik yang lolos tersebut dan membawanya kembali ke endosom.

b. Fungsi Lisosom

Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel


melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke
vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi
tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang
tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu
pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6.
Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan
membentuk lisosom.

a) Autofagi
Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel
sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari
retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom.
Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada
sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.

b) Fagositosis
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan
membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian,

32
fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang
menjadi lisosom (endosom lanjut).

6. SENTROSOM DAN SENTRIOL


a. Sentrosom
Sentrosom terletak di sitoplasma biasanya dekat dengan inti. Sentrosom
terdiri dari dua sentriol – berorientasi tegak lurus satu sama lain yang tertanam
dalam massa bahan amorf yang mengandung lebih dari 100 protein yang berbeda.
Kejadian ini digandakan ketika berlangsung dari siklus sel. Tepat sebelum
mitosis, dua sentrosom bergerak terpisah sampai mereka berada di sisi berlawanan
dari inti. Sebagai hasil mitosis, mikrotubulus tumbuh dari setiap Sentrosom
dengan ditambah mereka berakhir berkembang ke arah pelat metafase. Kelompok
mikrotubulus ini disebut serat gelondong

Sentrosom serat gelendong memiliki tiga tujuan:


1) Beberapa melampirkan satu kinetokor dari angka dua dengan yang
tumbuh dari sentrosom berlawanan mengikat kinetokor lain angka dua
itu.
2) Beberapa mengikat lengan kromosom.
3) Yang lain terus tumbuh dari dua sentrosom sampai mereka
memperpanjang antara satu sama lain di wilayah tumpang tindih.
Pembuatan serat serabut sentrosom adalah sebagai berikut , perakitan
kromosom pada pelat metafase pada metafase. Mikrotubulus melekat pada sisi
berlawanan dari angka dua mengecilkan atau tumbuh sampai mereka dengan
panjang yang sama. Motor mikrotubulus melekat pada kinetochores

33
memindahkan mereka menjelang akhir minus menyusut mikrotubulus (dynein)
dan menuju ditambah akhir perpanjangan mikrotubulus (kinesin). Lengan
kromosom menggunakan kinesin yang berbeda untuk pindah ke pelat metafase.
pemisahan kromosom pada anafase. Bagian kinetochores terpisah dan, membawa
kromatid mereka terpasang, bergerak sepanjang mikrotubulus yang dengan cara
ini kromatid berakhir di kutub yang berlawanan.
Fungsi sentrosom adalah sebagai berikut:
1) Sentrosom berperan dalam pembentukan serat serabut
2) Pada sel hewan pada pembentukan jaringan mikrotubulus yang
berpartisipasi dalam membuat sitoskeleton, Memisahkan molekul mRNA
sehingga mereka masuk ke hanya salah satu dari dua sel anak yang
dihasilkan oleh mitosis. Dengan cara ini, dua sel anak bisa masuk jalur
yang berbeda diferensiasi meskipun mereka mengandung genom identik.
Dan Posisi Sentrosom dapat menetapkan titik di mana akson akan tumbuh
pada perkembangan neron.
b. Sentriol
Sentriol merupakan satu dari sepuluh organel sel, yang mana oragnel-
organel sel tersebut adalah sentriol, mitokondria, ribosom, lisosom, retikulum
endoplasma, badan golgi, sitoskeleton, badan mikro, plastida dan vakuola.
Sentriol merpakan organel sel yang berperan dalam proses pembelahan sel yang
mengatur arah gerak kromosom. Struknya meliputi sekelompok mikrotubulus
yang terdiri dari sembilan tripet yang membentuk satu kesatuan yang disebut
sentrosom.

Sentriol

34
Setiap Sentrosom berisi sepasang sentriol. Sentriol dibangun dari 9
mikrotubulus yang berbentuk silinder , yang masing-masing telah melekat
padanya 2 mikrotubulus parsial. Foto di bawah ini adalah mikrograf elektron yang
menunjukkan penampang dari sebuah sentriol dengan sembilan triplet
mikrotubulus. Pembesaran fotnya adalah sekitar 305.000 kali. Ketika sel
memasuki siklus sel , masing-masing sentriol diduplikasi. Sebuah anak sentriol
tumbuh dari sisi setiap induk sentriol. Jadi sentriol replikasi – sama dengan seperti
replikasi DNA yang terjadi pada waktu yang sama secara semikonservatif.
Mikrotubulus Fungsional tumbuh hanya dari sebuah induk. Ketika sel-sel
induk membagi, satu sel anak tetap menjadi sel induk; yang lain terus untuk
membedakan. Dalam dua sistem hewan yang telah diperiksa , sel yang menerima
lama sentriol tetap menjadi sel induk sementara salah satu yang menerima apa
yang telah asli anak sentriol melanjutkan untuk membedakan.

Fungsi sentriol adalah sebagai beikut:


1) Sentriol diperlukan untuk mengatur Sentrosom.
2) Dalam membelah sel, yang sentriol induk dapat melampirkan ke bagian
dalam membran plasma membentuk tubuh basal.
3) Di hampir semua jenis sel, tubuh basal membentuk silia primer
nonmotile.
4) Dalam sel-sel dengan flagela, mis sperma, flagela berkembang dari tubuh
basal tunggal
5) Sementara sel sperma memiliki tubuh basal; telur tidak memilikinya. Jadi
tubuh basal sperma sangat penting bagi pembentukan Sentrosom yang
akan membentuk poros yang memungkinkan pembagian pertama zigot
berlangsung.

7. PLASTIDA

35
Plastid adalah salah satu organel pada sel-sel (tumbuhan dan alga). Organel
ini paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum,kloroplas, sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis. organ plastida merupakan organ yang hanya dimiliki
tumbuhan saja. merupakan organel dengan membran ganda, sehingga ada
membran luar dan membran dalam.Plastid dalam sel dikenal dalam berbagai
bentuk, yaitu

1) proplastid, bentuk belum "dewasa" atau bentuk plastid yang belum


membentuk pigmen
2) leukoplas, bentuk dewasa tanpa mengandung pigmen, ditemukan terutama
di akar
3) kloroplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen klorofil, ditemukan
pada daun, bunga, dan bagian-bagian berwarna hijau lainnya
4) kromoplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen karotena, ditemukan
terutama pada bunga dan bagian lain berwarna jingga
5) amiloplas, bentuk semi-aktif yang mengandung butir-butir tepung,
ditemukan pada bagian tumbuhan yang menyimpan cadangan energi
dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan batang (umbi) serta biji.

36
6) elaioplas, bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak
pada beberapa jaringan penyimpan minyak, seperti endospermium (pada
biji)
7) etioplas, bentuk semi-aktif yang merupakan bentuk adaptasi kloroplas
terhadap lingkungan kurang cahaya; etioplas dapat segera aktif dengan
membentuk klorofil hanya dalam beberapa jam, begitu mendapat cukup
pencahayaan.

Plastid adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai


tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-hari
sel.

Secara evolusi plastid dianggap sebagai prokariota yang bersimbiosis ke


dalam sel eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya.
Teori endosimbiosis ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun
introduksi plastid dianggap terjadi lebih kemudian.

8. Vakuola

Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell


sap dalam bahasa Inggris)yang berupa rongga yang diselaputi membran
(tonoplas). Cairan ini adalah air dan di dalamnya terlarut zat seperti enzim, lipid,
alkaloid, garam mineral, asam, dan basa. Selain itu, Vakuola juga berisi asam
organik, asam amino, glukosa, dan gas. Vakuola ditemukan pada semua
sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada
hewan uniseluler tingkat rendah.

37
Vakuola terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan Vakuola
nonkontraktil (vakuola makanan). Vakuola kontraktil berufngsi sebagai
osmoregulator yaitu pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi. Vakuola
nonkontraktil berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan hasil
makanan.

Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel
sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karenasitosol terdesak ke
bagian tepi dari sel.

a. Fungsi Vakuola:
b. Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan glukosa
c. Tempat menyimpan pigmen (daun, bunga dan buah)
d. Tempat penyimpanan minyak atsirik (golongan minyak yang memberikan
bau khas seperti minyak kayu putih)
e. Mengatur tirgiditas sel (tekanan osmotik sel)
f. Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolik sekunder seperti getah
karet, alkaloid, tanin, dan kalsium oksabit

Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena


mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga
konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena
vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel. Dalam vakuola terkumpul pula
sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena

38
tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa
vakuola, proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi
biokimia.

BAB III
KESIMPULAN

39
a. Umumnya membran mempunyai ketebalan anatara 7,5 nm sampai 10,0 nm.
Senyawa utama penyusun membran adalah protein dan lipida. Membran sel
berfungsi sebagai interase antara mesin-mesin di bagian dalam sel dan fluida
cair yang membasahi semua sel.
b. Organel-organel sel tumbuhan terdiri atas kloroplas, nucleus, ribosom,
mitokondria, badan golgi, retikulum endoplasma, vakuola, peroksisom,
sitoplasma. Setiap organel-organel sel tumbuhan memiliki fungsi tertentu,
tanpa adanya sel tidak dapat beroperasi dengan baik.
c. Senyawa penyusun sel terdiri dari senyawa organik dan an organik. Senyawa
organic terdiri dari air dan gas. Sedangkan senyawa an organic terdiri atas,
karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat.
d. Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi
ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya
sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis.
e. Osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara differensial
dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
f. Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang
hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya
yang menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air.
g. Plasmolisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran
plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan
hipertonik.

h.

40
DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Biologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo


Persada : Jakarta.
Kimbal, J.W. 1992. Biologi Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi. Ganeca Exact : Jakarta.
Salisbury, F.B. & C.W. Ross. 1991. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.
Lone, Irham. (2012). Difusi dan plasmolisis.
http://www.irhamlone.com/ laporan-fisiologi-tumbuhan-difusi-dan-
plasmolisis. html. 5 Desember 2023.
Latif, nazarudin. (2012). Plasmolisis. http://NazarudinLatifBlog’s.com/Laporan-
Fisiologi-Tumbuhan-PLASMOLISIS.html.5 Desember 2023.
Sridianti. (2013). Organel sel Tumbuhan dan Fungsinya.
http://www.sridianti.com/organel-sel-tumbuhan-dan-fungsinya.html.5
Desember 2023.
Fatihatul, Diana. (2013). Osmosis, Difusi dan Imbibisi. http://osmosis-difusi-dan-
imbibisi.html. 5 Desember 2023.
Itsuki, Minami. (2011).Tumbuhan (Difusi, Osmosis,Imbibisi).
http://PRAKTIKUM-FISIOLOGI-
TUMBUHAN(DIFUSI,OSMOSIS,IMBIBISI)belajarituindah.html.
5 Desember 2023.
Sugeng. (2014). Senyawa-senyawa Penyusun Sel. http://senyawa-penyusn-
sel.html. 5 Desember 2023.
Sridianti. (2014). Struktur Fungsi Membran Sel. http://struktur-fungsi-membran-
sel.html. 5 Desember 2023.

41

Anda mungkin juga menyukai