Anda di halaman 1dari 8

Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Barang Bekas Untuk Meningkatkan Kreatifitas dan

Motivasi Belajar

Beri Agung Wahyudi, Eryanti, Heru Kuswanto


Magister Pendidikan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri yogyakarta
Wahyudi.beri@gmail.com

Abstrak
Pembelajaran Fisika tidak lepas dari media pembelajaran, beberapa sekolah yang berada di daerah
pelosok masih ada yang belum memiliki alat praktikum sebagai media pembelajaran. Kurangnya
media pembelajaran menyebabkan kurangnya minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran
Fisika. Model pembelajaran berbasis proyek sangat sesuai untuk menanggulangi masalah tersebut
dengan memanfaatkan barang bekas yang ada di lingkungan sekitar untuk dijadikan sebagai media
pembelajaran. Tulisan ini bertujuan untuk membuktikan Penggunaan barang bekas dalam model
pembelajaran berbasis proyek mampu meningkatkan kreativitas dan motivasi belajar peserta didik.
Penulis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari tulisan ini mendeskripsikan
bahwa media pembelajaran fisika menggunakan barang bekas dalam model pembelajaran berbasis
projek dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi belajar peserta didik.
Kata Kunci : Media Pembelajaran, Barang Bekas, Pembelajaran Berbasis Proyek, Krativitas dan
Motivasi

Physics Learning Media Using Used Goods to Increase Creativity and Learning Motivation

Abstract
Physics learning cannot be separated from learning media, some schools in remote areas still do not
have practicum tools as learning media. The lack of learning media causes a lack of interest and
motivation of learners in learning Physics. The project-based learning model is very suitable to
overcome these problems by utilizing used goods in the surrounding environment to be used as
learning media. This paper aims to prove that the use of used goods in project-based learning models
can increase the creativity and motivation of learning students. Author This study is a qualitative
descriptive research. The results of this paper describe that physics learning media using used goods
in project-based learning models can increase students' creativity and learning motivation.
Keywords : Learning Media, Used Goods, Project-Based Learning, Creativity, Motivation

Pendahuluan
Pembelajaran Fisika mewujudkan berbagai proyek, eksperimen, demonstrasi, dan keterampilan
penyelidikan ilmiah [1]. Salah satu cara bagi seseorang untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya adalah melalui kegiatan praktikum [2]. Alat praktikum menjadi media
pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk memahami materi dalam pembelajaran Fisika.
Peranan Media dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar peserta didik dalam
pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapainya.
Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada
kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada peserta didik menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media [3].
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari perubahan perilaku dan hasil belajar peserta didik.
Kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan lancar apabila peserta didik memiliki motivasi belajar
[4].
Media pembelajaran yang dimanfaatkan secara tepat dalam proses pembelajaran akan menjadi
lebih efektif dan Alat pendukung yang efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu media
pembelajaran juga akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik [5], hal ini sejalan dengan
pernyataan yang diungkapkan Sanaky (2009) bahwa manfaat media pembelajaran antara lain: (a)
Dengan menggunakan media pembelajaran, proses pembelajaran akan lebih banyak menarik,
sehingga dapat memotivasi pembelajaran peserta didik; (b) Dapat memperjelas materi pembelajaran,
sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi dan memungkinkan peserta didik
untuk menguasai tujuan pembelajaran; (c) Dengan menggunakan media pembelajaran, proses
pembelajaran menjadi lebih bervariasi. Bahannya tidak hanya disampaikan secara lisan, sehingga
peserta didik tidak cepat bosan dan lebih efektif dan efisien; dan (d) Peserta didik mendengarkan
materi yang disampaikan oleh guru, lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti: mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain [6]. Media dapat digunakan untuk mengungkapkan
kebutuhan dan menstimulus pertanyaan peserta didik. Dengan demikian minat peserta didik dapat
dibangkitkan, dipelihara, dan distimulus untuk mempromosikan kemampuan imajinatif mereka [7]
Saat ini banyak pemanfaatan barang bekas yang menghasilkan barang baru yang sangat
memiliki nilai, karena barang-barang bekas tersebut bisa dimanfaatkan untuk media pembelajaran
[8]. Pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran sangat membantu peserta didik untuk
mengembangkan kreatifitas dalam proses pembelajaran, bahan bekas yang ada di sekitar lingkungan
bisa diubah menjadi bahan ajar, penggunaan barang bekas ini juga dapat mengurangi sampah menjadi
produk yang lebih bermanfaat. Lingkungan kita menyediakan begitu banyak sumber belajar yang
bisa dimanfaatkan tergantung kreatifitas kita yang mengembangkan menjadi suatu media yang
menarik, kreatif dan mempermudah proses [9]. Media pembelajaran tidak harus menggunakan
alat-alat yang mahal dan sulit didapat sehingga proses pembelajaran akan berlangsung dengan
efektif dan menyenangkan peserta didik.
Pengelolaan barang bekas dari lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran
yang dapat memicu krativitas peserta didik dalam kegiatan belajar dan pembelajaran.
Pembelajaran Fisika menuntut peserta didik untuk dapat berfikir kreatif dan inovatif dalam
memanfaatkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Konsep kreatif dan inovatif ini
sebaiknya tampak dalam kegiatan yang dilakukan di kelas maupun di luar kelas [10].
Proses pembelajaran bergantung metode pembelajaran yang digunakan karena metode
pembelajaran berdampak pada tujuan pembelajaran 11]. Pembelajaran berbasis proyek menjadi salah
satu wadah pembelajaran yang bisa memanfaatkan barang bekas menjadi media pembelajaran.
Pembelajaran berbasis proyek dapat melatih peserta didik menjadi kreatif dengan mengembangkan
barang bekas yang ada untuk dijadikan media pembelajaran, peserta didik mengembangkan
kreatifitasnya dalam memahami materi yang sulit dengan mengembangkan media pembelajaran yang
sesuai. PjBL menantang peserta didik untuk secara aktif dan kreatif merancang dan menyelesaikan
pertanyaan atau masalah (penyelidikan ilmiah) melalui proyek dunia nyata yang realistis yang
menarik dan memprovokasi pemikiran [12,13,14].
Kreativitas merupakan salah satu keterampilan dibutuhkan oleh peserta didik mempersiapkan
karir masa depan mereka. Ada indikasi bahwa peserta didik memiliki keterampilan yang kurang,
terutama dalam kreativitas. Padahal, kurikulum yang dikembangkan lebih ditekankan pada aspek
kreativitas [15]. Kreativitas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dipupuk oleh
peserta didik [16]. Kreativitas mengacu pada penciptaan respons, produk, atau solusi baru dan tepat
untuk tugas terbuka [17]. Jika kreativitas berhubungan dengan pembelajaran dan teknologi maka akan
menghasilkan kualitas kerja yang tinggi. Dalam studi terbaru menunjukkan bahwa teknologi
memungkinkan peserta didik untuk membangun beberapa media yang dapat membantu mereka untuk
menghasilkan kualitas kerja yang tinggi dalam konteks kreativitas [18}. Pembelajaran berbasis proyek
memiliki peluang untuk memberikan dampak positif dalam kreativitas dan motivasi belajar karena
peserta didik akan mengembangkan ide mereka sendiri untuk menciptakan produk.
Motivasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik (keadaan keadaan
yang berasal dari dalam diri peserta didik sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar) dan motivasi ekstrinsik (keadaan yang datang dari luar individu peserta didik yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar). Ada tidaknya motivasi belajar sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik. Keberhasilan belajar akan tercapai apabila pada diri
adanya kemauan dan dorongan untuk belajar [19]
Berkembangnya teknologi membuat banyak guru memanfaatkan teknologi tersebut untuk
mempermudah dalam proses pembelajaran, tetapi kemajuan teknologi yang belum merata
menyebabkan terjadinya kesenjangan dalam proses pembelajaran daerah perkotaan dan daerah yang
berada di pelosok desa yang masih jauh dari teknologi. Mengatasi masalah tersebut Sebagian besar
guru membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan barang bekas yang ada disekitar
lingkungan untuk dijadikan media pembelajaran, untuk menambah daya tarik proses pembelajaran
pemilihan model pembelajaran berbasis proyek menjadi solusi untuk menstimulus kemampuan
berpikir kritis dan motivasi belajar peserta didik, karena peserta didik dapat berkreasi dengan
mengembangkan imajinasinya sesuai dengan materi yang akan mereka pahami. Tulisan ini bertujuan
untuk membuka kembali potensi barang bekas yang ada disekitar lingkungan agar dapat dimanfaatkan
menjadi media pembelajaran untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar peserta
didik.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek yang diteliti adalah peserta didik
dengan objek penelitian berupa kegiatan pemaanfaatan barang bekas. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik keabsahan yang
digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data yang dilakukan
menggunakan analisis isi. Teknik analisis isi sifatnya sangat umum. menyebutkan teknik analisis isi
sebagai proses analisis yang merubah hasil wawancara, catatan lapangan, dan macam-macam
keterangan data,menjadi informasi yang sistematis.Teknik analisis ini memaparkan tiga hal yaitu
objektivitas, sistematis, dan generalisasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan subjek yang
diteliti secara sistematis dan kemudian menggeneralisasikannya berdasarkan kejadian yang diperoleh
dilapangan (Ulfatin, 2015:242)

Gambar 1. Diagram Pembuatan Media Pembelajaran dari barang bekas


(Nindha, Nur dan Oktaffi, 2019)

Hasil Penelitian dan Diskusi

a. Bagaimana mengembangkan Media Pembelajaran Pada Pembelajaran Berbasis Proyek


Bahan ajar merupakan sumber tambahan dan media pembelajaran yang memberikan
informasi dan wawasan untuk guru dan peserta didik. Pembelajaran Berbasis proyek diharapkan
mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang sering terjadi selama proses
pembelajaran untuk mengeksplorasi dan menumbuhkan pemikiran kreatif [21] dan memecahkan
masalah yang sering terjadi dalam kehidupan nyata agar peserta didik memiliki life skill dan
dapat berinovasi [22]. Pendekatan proyek diyakini dapat memotivasi dan meningkatkan peserta
didik sensitivitas dalam memecahkan masalah [23] dan memutuskan sesuatu yang interdisipliner
[24].
Pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengejar
minat dan pertanyaan mereka sendiri, membuat keputusan tentang bagaimana mereka akan
menemukan jawaban, dan memecahkan masalah. Di kelas, pembelajaran berbasis proyek
memberikan banyak kesempatan unik bagi guru untuk membangun hubungan dengan peserta
didik. Bagikan pekerjaan peserta didik-yang mencakup dokumentasi proses pembelajaran serta
tugas akhir peserta didik dengan guru lain, orang tua, mentor, dan komunitas bisnis yang
semuanya memiliki kepentingan dalam pendidikan peserta didik [25].
Dalam merancang proyek, bagian-bagian penting berikut perlu diperhatikan: (1) Deskripsi
kegiatan atau proyek yang akan dilaksanakan secara umum, (2) Target pembelajaran hasil untuk
mata pelajaran yang ingin dicapai, (3) Daftar sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
kegiatan, (4) Menentukan peringkat dan rubrik [26].
Implementasi pengembangan media pembelajaran pada model PjBL pada proses
pembelajaran dengan mengikuti sintaks, dapat menciptakan interaksi antara guru, peserta didik
dan media pembelajaran. Sintaksis model PjBL dapat dilihat pada Gambar 1 [27].

Gambar 2. Sintaks PjBl

Pembelajaran berbasis proyek, dengan menggunakan barang bekas untuk mengembangkan


media pembelajaran selain melatih kreatifitas peserta didik dampak lainnya yang diharapkan
adalah menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan dengan cara mengurangi, menggunakan
kembali barang yang bisa dipakai, mendaur ulang, mengganti barang sekali pakai dengan barang
yang bisa dipakai berulang-ulang dan menghormati orang lain dengan membuang sampah pada
tempatnya. Pembelajaran berbasis proyek secara tidak langsung akan mengembangkan media
pembelajaran karena peserta didik akan membuat media pembelajaran sesuai dengan kreatifitas
masing-masing dengan tetap mengikuti sintaks yang telah ditentukan.
b. Media Pembelajaran Dari Barang Bekas Meningkatkan Kreativitas Berfikir Peserta Didik
Dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik tidak lepas dari kebiasaan mengonsumsi
makanan dan minuman dari produk kemasan yang biasanya dibungkus dengan bahan plastik.
Peserta didik mengkonsumsi makanan dan minuman di sekolah yang menggunakan kemasan
plastik yang membawa risiko bagi kesehatan dan lingkungan, karena ada alternatif lain seperti
menggunakan mangkuk, piring, gelas yang lebih aman untuk makanan. Mereka tidak menyadari
bahwa kebiasaan mengonsumsi minuman dan makanan yang biasanya dikemas dengan plastik
berkontribusi pada sejumlah sampah plastik yang sulit terurai secara alami dan membahayakan
lingkungan. Dalam hal ini Guru berperan aktif sebagai fasilitator dalam mendidik peserta didik
untuk memahami makna kebersihan di lingkungan sekitar, menanamkan sikap empati terhadap
segala bentuk kehidupan dan mengantisipasi akibat yang tidak terduga [28].
Masalah selanjutnya, peserta didik masih belum membiasakan diri untuk memilah sampah
sebelum membuangnya ke tempat sampah sehingga sampah sulit dikelola dengan tepat.
Kurangnya kesadaran peserta didik dapat disebabkan oleh permasalahan yang berkaitan dengan
permasalahan lingkungan terutama mengenai permasalahan sampah plastik yang jarang
terintegrasi dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran dengan menggunakan media
pemelajaran dari barang bekas yang dibimbing oleh guru akan meningkatkan kreativitas peserta
didik karena peserta didik akan mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan media dan
imajinasi peserta didik.
Kreativitas peserta didik membutuhkan perhatian khusus, kreativitas tidak dapat diperoleh
hanya karena proses pembelajaran melainkan perlu pembinaan dan budidaya. Pembelajaran
berbasis proyek seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan proses pendidikan; untuk
memfasilitasi pembelajaran, keterampilan, dan kemampuan yang lebih baik; dan untuk
merangsang motivasi pendidikan dan pertumbuhan budaya secara umum.
Tahapan rancangan proyek individu peserta didik adalah sebagai berikut :
1. Tahap organisasi dan persiapan: Pada tahap kegiatan proyek ini, tugas utama guru adalah
untuk mempromosikan minat, pertama-tama, pada teknologi pelatihan desain sebagai
inovatif. Selama tahap ini, ada kerja kolaboratif seorang guru dengan masing-masing peserta
didik. Peserta didik harus merancang pelajaran dengan elemen kreatif dan menyiapkan semua
alat peraga yang diperlukan.
2. Perencanaan kegiatan proyek masa depan: Tahap ini praktis dan menanggapi pertanyaan-
pertanyaan seperti "Apa yang harus dilakukan?", "Alasan melakukannya?", "Bagaimana
melakukannya?", "Berapa biayanya?" dan "Apa istilahnya?". Setiap peserta didik di bawah
bimbingan guru mulai menentukan karakter karya yang akan datang, yang mencakup definisi
jenis pelajaran, metodologi, handout, dan pembagian organisasi/waktu pelajaran; syarat dan
jadwal kerja; pengembangan isi tahapan; dan memilih materi tentang topik proyek.
3. Pengembangan proyek: Tahap ini ditandai dengan pelaksanaan tugas individu secara
independen sesuai dengan rencana dan jadwal pelajaran. Pekerjaan tersebut dilakukan seperti
menyiapkan bahan untuk presentasi, persiapan bahan ilustrasi, persiapan presentasi video,
persiapan handout, pengembangan permainan yang ditargetkan untuk tema proyek, dll.
4. Tahap akhir (presentasi pertahanan proyek ) dan evaluasi hasil: Tahap penting dari kegiatan
proyek peserta didik ini diadakan secara terbuka dalam bentuk pelajaran praktis masing-
masing peserta didik. Peserta didik mampu mengimplementasikan, mendemonsasikan dan
mempresentasikan proyek mereka [29].
Melimpahnya barang-barang bekas yang ada di sekitar lingkungan dapat dimanfaatkan
peserta didik untuk meningkatkan kreativias peserta didik, dengan berkreasi membuat media
pembelajaan seperti :
Gambar 4. Media Pembelajaran Derek Hidrolik Gambar 5. Media Pembelajaran
Dongkrak Hidrolik

Gambar 6. Media Pembelajaran Kincir Air

c. Media Pembelajaran Dari Barang Bekas Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Motivasi tidak datang dengan sendirinya, namun motivasi perlu dibangun dalam diri
seseorang. Banyak faktor yang menyebabkan peserta didik tidak memiliki motivasi belajar,
diantaranya adalah lingkungan masyarakat, dukungan orang tua, sarana prasarana, guru belum
maksimal dalam menggabungkan model dan media pembelajaran, guru mengajar satu arah yaitu
model ceramah jadi peserta didik mengalami kebosanan dalam proses pembelajaran dan pada
akhirnya tidak tercapai tujuan pembelajaran [30].
Media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran, media pembelajaran yang
terbatas bisa menyebabkan peserta didik kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran,
sebaliknya media pembelajaran yang menarik akan membuat peserta didik lebih fokus dan lebih
memperhatikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh
guru untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, salah satunya adalah dengan
memanfaatkan barang bekas yang dapat dijadikan sebagai alat media pembelajaran.
Pengggunaan barang bekas untuk dijadikan media pembelajaran yang dipadukan dengan
model pembelajaran berbasis proyek sangat membantu peserta didik untuk mengembangkan
motivasi belajar, karena peserta didik mempu membuat media pembelajaran secara mandiri
sesuai dengan kreativitas masing-masing peserta didik.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menghasilkan hal
baru seperti keinginan dan minat peserta didik, menghasilkan motivasi dan stimulasi kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis pada peserta didik. Barang bekas yang
bersumber dari lingkungan sekitar peserta didik yang dekat dengan dunia nyata sehingga ketika
digunakan sebagai media pembelajaran, peserta didik akan lebih mudah menanamkan konsep
pada pembelajaran sehingga memudahkan bagi peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Sejalan dengan penelitian Puspitarini, Y.D., & Hanif, (2019) juga memberikan konfirmasi
bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan perilaku dan motivasi belajar peserta didik.
Motivasi untuk menghafal ada ketika para peserta didik terlibat secara sengaja dalam tindakan
dengan mengadopsi tujuan-tujuannya dan mencoba untuk mempelajari konsep-konsep atau
menguasai keterampilan yang dikembangkannya.
Penelitian Motivasi dari Gaol, R. L., & Sitepu, A. (2020). The Influence of Used Good-
Based Learning Media on the Value of Chracter Education and Student's Motivation to Study
menunjukkan hasil asesmen yang baik dalam penggunaan barang bekas dan motivasi belajar
dalam proses pembelajaran.

Kesimpulan
Media pembelajaran sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan barang bekas
dapat membantu kesenjangan media pembelajaran untuk sekolah yang berada didaerah pedalaman
dengan mengimplementasikannya dalam model pembelajaran berbasis proyek. Dalam model
pembelajaran berbasis projek peserta didik dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi belajar sesuai
dengan minat peserta didik. Selama proses pembelajaran berbasis proyek dengan memanfaatkan
barang bekas kreativitas dan motivasi belajar peserta didik berkembang dengan memanfaatkan barang
bekas untuk dijadikan sebagai media pembelajaran yang sesuai dengan karakter, kreativitas, imajinasi
dan motivasi peserta didik sehinga lebih mudah memahami konsep dan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

Referensi
1. Todd C, Danhui Z, and Drew N 2011 Journal of Science Education and Technology 20 pp 258-
269
2. Misbah, et al., "Development of 5M-based basic physics practicum instructions for training
science process skills and wasaka characters," FLUX Physics Journal, vol. 15 (1), pp. 26-30,
2018.
3. Haryono, S. E., Anggraini, H., & Muntominah, S. (2017). Pengembangan media pembelajaran
untuk anak usia dini dari bahan bekas. In Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas
Kanjuruhan Malang (Vol. 5, No. 1, pp. 470-472).
4. Puspitarini, Y. D., & Hanif, M. (2019). Using Learning Media to Increase Learning Motivation
in Elementary School. Anatolian Journal of Education, 4(2), 53-60.
5. Sanaky, H. A. (2009). Learning media. Yogyakarta: Safiria Insania Press.
6. Emda, A. (2018). Kedudukan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran. Lantanida
journal, 5(2), 172-182.
7. Oktiani, I. (2017). Kreativitas guru dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Jurnal
kependidikan, 5(2), 216-232.
8. Laila, A., & Sahari, S. (2016). Peningkatan kreativitas mahapeserta didik dalam pemanfaatan
barang-barang bekas pada mata kuliah media pembelajaran. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara,
1(2).
9. Siarni, S., Pasaribu, M., & Rede, A. (2015). Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta didik Kelas IV SDN 07 Salule
Mamuju Utara. Jurnal Kreatif Online, 3(2).
10. Desimarlina, Y., Juniati, N., Ajizah, E., & Jamaluddin, J. (2021). Pemanfaatan barang bekas
sebagai media pembelajaran IPA Biologi pada materi virus di SMA Muhammadiyah Mataram.
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(2).
11. Muhlisin, A., Susilo, H., Amin, M., & Rohman, F. (2016, June). Improving critical thinking
skills of college students through RMS model for learning basic concepts in science. In Asia-
Pacific Forum on Science Learning and Teaching (Vol. 17, No. 1, pp. 1-24). The Education
University of Hong Kong, Department of Science and Environmental Studies.
12. David, J. (2008). Project Based Learning. Educational Leadership, 65 (5) 80-82
13. Epstein, A. S. (2008). An Early Start on Thinking. Educational Leadership, 65 (5) 38-42
14. homas, J. W. (2000). A review of research on project-based learning
15. Hanif, S., Wijaya, A. F. C., & Winarno, N. (2019). Enhancing Students' Creativity through
STEM Project-Based Learning. Journal of science Learning, 2(2), 50-57.
16. Dawes, L., & Wegerif, R. (2004). Thinking and learning with ICT: Raising achievement in
primary classrooms. London: Routledge Falmer.
17. Amabile, T. M. (2012). Componential Theory of Creativity. Harvard Business School, 1–10
18. Loveless, A. M. (2002). Literature Review in Creativity. England.
19. Berlianti, N. A., Manasikana, O. A., & Hayati, N. (2019). Improving Students Creativity in
Producing Instructional Aids for Physics Lesson from Waste and Garbage. Momentum: Physics
Education Journal, 86-94.
20. Berlianti, N. A., Manasikana, O. A., & Hayati, N. (2019). Improving Students Creativity in
Producing Instructional Aids for Physics Lesson from Waste and Garbage. Momentum: Physics
Education Journal, 86-94.
21. Mergendoller, J. R., & Thomas, J. W. (2001). Managing Project-Based Learning: Principles from
the Field. Buck Institute for Education.
22. Bilgin, I., Karakuyu, Y., & Ay, Y. (2015). The effects of project based learning on undergraduate
students' achievement and self-efficacy beliefs towards science teaching. Eurasia Journal of
Mathematics Science and Technology Education, 11(3).
23. Turgut, H. (2008). Prospective Science Teachers' Conceptualizations about Project Based
Learning. Online Submission, 1(1), 61-79.
24. Vogler, J. S., Thompson, P., Davis, D. W., Mayfield, B. E., Finley, P. M., & Yasseri, D. (2018).
The hard work of soft skills: augmenting the project-based learning experience with
interdisciplinary teamwork. Instructional Science, 46, 457-488.
25. Özdamli, F. (2011). The experiences of teacher candidates in developing instructional
multimedia materials in project based learning. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 15,
3810-3820.
26. Roessingh, H., & Chambers, W. (2011). Project-based Learning and Pedagogy in Teacher
Preparation: Staking Out The Theoretical Mid-Ground. International Journal of Teaching and
Learning in Higher Education, 23(1), 60–71
27. Jalinus, N., Nabawi, R. A., & Mardin, A. (2017, September). The seven steps of project based
learning model to enhance productive competences of vocational students. In International
Conference on Technology and Vocational Teachers (ICTVT 2017) (pp. 251-256). Atlantis
Press.
28. Sintawati, E., Zahro, S., & Purwaningsih, N. E. (2019, January). Fashion Recycle as Learning
Method to Enhance Students’ Creativity in Indonesia. In 2nd International Conference on
Vocational Education and Training (ICOVET 2018) (pp. 64-66). Atlantis Press.
29. Isabekov, A., & Sadyrova, G. (2018). Project-based learning to develop creative abilities in
students. Vocational Teacher Education in Central Asia: Developing Skills and Facilitating
Success, 43-49.
30. Gaol, R. L., & Sitepu, A. (2020). The Influence of Used Good-Based Learning Media on the
Value of Chracter Education and Student's Motivation to Study. Budapest International Research
and Critics in Linguistics and Education (BirLE) Journal, 3(4), 1696-1703.

Anda mungkin juga menyukai