Anda di halaman 1dari 4

Journal Reading Blok Family Medicine

kelompok 1B
Male out-migration and the health of left-behind wives in India: The roles of
remittances, household responsibilities, and autonomy

KELOMPOK TUTORIAL 1

1. Ricetyantri Rizki Saputri J500200053


2. Anita Dwi Srirahayu J500200061
3. Meylia Arinda C.D J500200095
4. Kiki Faizatul Mahsunah J500200121
5. Mieke Rahma Widyani J500200136

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2023
TUGAS REVIEW JURNAL

A. MAKSUD/ TUJUAN DARI PENULISAN ARTIKEL JURNAL TERSEBUT


- Untuk menilai dampak keseluruhan migrasi keluar suami terhadap kesehatan
istri yang ditinggalkan
- Mengeksplorasi dampak tidak langsung melalui beberapa mekanisme
penyeimbang
B. PERTANYAAN RISET / PERTANYAAN YANG HENDAK DIJAWAB DARI
PENULISAN ARTIKEL
1. Apakah adanya remitansi dari suami yang bekerja di luar negeri memiliki
dampak signifikan terhadap kesehatan istri yang ditinggalkan ?
2. Bagaimana jumlah remitansi berkorelasi dengan berbagai aspek kesehatan,
seperti kesehatan fisik dan mental, akses ke layanan kesehatan, dan nutrisi?
3. Sejauh mana perubahan dalam tanggung jawab rumah tangga dari istri yang
ditinggalkan mempengaruhi kesehatannya?
4. Bagaimana redistribusi tanggung jawab rumah tangga diantara anggota
keluarga yang tersisa terkait dengan status kesehatan istri?
5. Apakah tingkat otonomi perempuan yang ditinggalkan mempengaruhi akses
mereka terhadap layanan kesehatan dan pengambilan keputusan terkait
kesehatan?
6. Bagaimana faktor-faktor budaya dan sosial dapat mempengaruhi tingkat
otonomi dan dampaknya terhadap kesehatan ?
7. Bagaimana dinamika keluarga,termasuk hubungan dengan anggota keluarga
lainnya, memainkan peran dalam kesehatan perempuan yang ditinggalkan?
8. Apakah adanya suami yang bekerja di luar negeri mempengaruhi interaksi
dan dukungan keluarga untuk perempuan yang ditinggalkan?
9. Apakah terdapat faktor-faktor resiliensi yang dapat melindungi kesehatan
perempuan yang ditinggalkan dalam situasi migrasi suami?
10. Bagaimana kebijakan dan program pemerintah dapat meningkatkan resiliensi
dan kesejahteraan perempuan yang ditinggalkan?
11. Bagaimana kesehatan perempuan yang ditinggalkan berhubungan dengan
kesejahteraan anak-anak dalam keluarga?
12. Apakah adanya suami yang bekerja di luar negeri mempengaruhi kesehatan
anak-anak dan akses mereka terhadap layanan kesehatan?
C. METODE YANG DIGUNAKAN
Penelitian ini menggunakan dua data dari Indian Human Development Survey
(IHDS) yaitu tahun 2004-2005 dan 2011-2012. IHDS mengumpulkan informasi
mengenai ekonomi rumah tangga, aktivitas sosial, standar hidup, migrasi dan
pengiriman uang, pemanfaatan layanan kesehatan, karakteristik demografi,
pendidikan, status pekerjaan, pendapatan, dan kondisi kesehatan setiap anggota
rumah tangga. Dalam analisis ini, difokuskan pada wanita usia 15-49 tahun di
pedesaan dan perkotaan India yang memenuhi syarat dalam IHDS-1 dan IHDS-2,
sampel diambil sebanyak 19.737 perempuan.
kesehatan fisik diukur dengan skala 1 (sangat buruk) hingga 5 (sangat baik).
Status migrasi suami didata berdasarkan tempat tinggal suami saat wawancara
IHDS-2. Faktor yang dapat mempengaruhi migrasi terhadap kesehatan perempuan :
(1) penerimaan dan kuantitas kiriman uang; (2) tanggung jawab perempuan; dan (3)
otonomi perempuan. Untuk mengetahui dampak ekonomi dari migrasi keluar
laki-laki, kami mengukur pengiriman uang yang diterima oleh istri-istri yang
ditinggalkan pada tahun sebelum IHDS-2. Untuk data tanggung jawab perempuan
didapatkan dari status pekerjaan dan tanggung jawab perempuan dalam memenuhi
kebutuhan dalam rumah tangga. Status pekerjaan diukur menggunakan variabel
kategori, yang membedakan perempuan yang tidak bekerja (<240 jam per tahun),
bekerja paruh waktu (240–2000 jam per tahun), dan bekerja penuh waktu (lebih dari
2000 jam per tahun). ukuran otonomi mencakup perlunya izin keluar, makan
terpisah, hak dalam mengambil keputusan, dan mengendalikan ekonomi dalam
rumah tangga. Ukuran pengiriman uang, tanggung jawab, dan otonomi semuanya
diambil dari IHDS-2.
Dalam analisis ini dikontrol karakteristik individu dan keadaan rumah
tangganya. Dibedakan antara perempuan yang tinggal dalam keluarga inti tanpa
saudara dewasa yang sudah menikah dan tinggal serumah dengan perempuan yang
tinggal perempuan yang tinggal dengan keluarga besar, termasuk mertua atau
saudara dewasa yang sudah menikah. Status sosial ekonomi rumah tangga diukur
berdasarkan kasta dan kelompok agama, kekayaan rumah tangga, kepemilikan
tanah, kepemilikan usaha, dan kepemilikan hewan.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan model regresi logistik ordinal
dengan variabel dependen tertinggal (LDV) untuk membandingkan penilaian
kesehatan perempuan yang suaminya tidak hadir karena migrasi dan perempuan
yang suaminya hadir di rumah, dengan mengendalikan berbagai karakteristik
individu dan keluarga serta status kesehatan perempuan sebelumnya diukur dalam
IHDS-1. Migrasi laki-laki dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, beberapa di
antaranya mungkin tidak diperhatikan dan sekaligus mempengaruhi kesehatan istri.
Melalui analisis mediasi, peneliti memisahkan dampak tidak langsung positif dan
negatif dari migrasi keluar suami.
D. TEMUAN UTAMA DARI TULISAN ARTIKEL
● ketidakhadiran suami karena migrasi mempunyai dampak negatif secara
keseluruhan terhadap penilaian kesehatan istri.

E. KONTRIBUSI ARTIKEL INI BAGI PENAMBAHAN ILMU PENGETAHUAN

Artikel ini berkontribusi untuk menambah literasi mengenai dampak migrasi keluar
suami terhadap kesehatan istri yang ditinggalkan, dan mengeksplorasi dampak tidak
langsung dari beberapa mekanisme penyeimbang. Penelitian ini dilakukan dengan
mempertimbangkan situasi yag berbeda, yaitu pada istri yang tinggal pada keluarga
inti dan istri yang tinggal dengan keluarga besar.

F. PENERAPAN HASIL TEMUAN PENELITIAN / ARTIKEL INI BAGI PRAKTIK


KEDOKTERAN KELUARGA LAYANAN PRIMER DI INDONESIA.

Dari hasil temuan penelitian ini, terdapat beberapa penerapan yang dapat dilakukan
dalam Praktik Kedokteran Keluarga Layanan Primer di Indonesia. Pertama, kesadaran
akan dampak kesehatan istri yang ditinggalkan perlu ditingkatkan, dengan
mengedukasi pasangan yang terpisah mengenai konsekuensi negatif yang mungkin
timbul dari pemisahan ini. Selanjutnya, penting untuk membantu istri yang
ditinggalkan mengelola stres dan beban kerja tambahan yang mereka hadapi, melalui
pemberian saran tentang manajemen waktu dan delegasi tugas, serta merujuk mereka
ke profesional kesehatan mental jika diperlukan. Memastikan tersedianya fasilitas
kesehatan yang mudah dijangkau, dan memberikan informasi tentang layanan
kesehatan yang tersedia. Pendidikan tentang hak-hak perempuan dan informasi
tentang organisasi yang dapat memberikan dukungan hukum perlu diberikan.
Kolaborasi antara dokter keluarga dan pemerintah juga sangat penting, dengan
melakukan advokasi untuk perubahan kebijakan yang mendukung kesejahteraan istri
yang ditinggalkan. Dalam praktik kedokteran keluarga, penting untuk mengadopsi
pendekatan yang individual dan holistik, mengingat setiap kasus dapat memiliki
konteks dan tantangan yang unik. Dengan menerapkan poin-poin di atas, diharapkan
dapat mengurangi dampak negatif dari migrasi suami terhadap kesehatan istri yang
ditinggalkan dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan

G. KESIMPULAN

Hasil penelitian pada artikel ini memperdalam pemahaman akan kompleksitas, latar
belakang dan sisi psikologis dari dampak negatif migrasi suami terhadap kesehatan
istri yang ditinggalkan. Penerapan dengan pendekatan komprehensif terhadap
kesehatan istri yang ditinggal, seperti beberapa penerapan peningkatan : kesadaran,
manajemen stres, dukungan keluarga, akses perawatan kesehatan, pengenalan hak
perempuan, kolaborasi dengan instansi terkait. Hal ini dapat tercapai dengan
mengadopsi pendekatan individual dan holistik, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan istri yang ditinggalkan

Anda mungkin juga menyukai