BERITA
BERITA
28
GERS Stars
bangga melayani
ༀཋༀཀཔཨཧ
bangsa
DINAS KESEHATAN
BerAKHLAK
Beranda >> Daftar Berita Kegiatan » Artikel » Adaptasi biasaan Baru Di Masa Pandemi Covid-19
LTE O
Selama tiga bulan semenjak diumumkan kasus pertama Covid- 19 pada bulan Maret 2020 oleh presiden
Joko Widodo, pemerintah terus berupaya melakukan langkah-langkah mitigatif dan penanganan
seoptimal mungkin agar virus ini tidak semakin menyebar dan membawa korban jiwa. Beragam pilihan
kebijakan ditempuh untuk menghadang laju penyebaran, mulai dari penerapan physical distancing,
hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah yang terpetakan sebagai episentrum
penyebaran. memberlakukan larangan mudik menjelang hari raya Idul Fitri .
Pemerintah
juga
Terlepas dari berbagai opsi kebijakan yang ditempuh, pemerintah Indonesia, seperti halnya pemerintah
di negara lain, belum bisa memprediksi secara akurat kapan pandemi ini akan segera berakhir. Salah
satu harapan terbesar agar pandemi ini bisa segera ditanggulangi adalah penemuan vaksin yang sedang
diupayakan oleh berbagai ilmuwan di dunia. Namun demikian, seperti yang disampaikan oleh World
Health Organization (WHO), temuan vaksin diperkirakan paling cepat dapat terlaksana pada 2021. Hal ini
berarti, setidaknya sampai akhir tahun ini, seluruh masyarakat di dunia, tidak terkecuali Indonesia, harus
membiasakan diri untuk hidup berdampingan dan berdamai dengan COVID-19. Selama vaksin belum
ditemukan, masyarakat dihimbau untuk patuh menaati dan menjalankan protokol kesehatan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
Pandemi COVID-19 yang menghantam Indonesia selama sa bulan terakhir tidak dipungkiri membawa
pengaruh yang signifikan terhadap sektor perekonomian. Pemberlakuan PSBB Pandemi COVID-19 yang
menghantam Indonesia selama tiga bulan terakhir tidak dipungkiri membawa pengaruh yang signifikan
terhadap sektor perekonomian. Pemberlakuan PSBB secara langsung ataupun tidak, telah berdampak
pada sektor industri yang harus mengurangi biaya produksi dengan menutup pabrik, merumahkan
karyawan, hingga melakukan PHK, sebagai upaya rasional dalam merespons penurunan jumlah
permintaan dan pendapatan. Hal ini membawa efek domino seperti meningkatnya jumlah
pengangguran dan penurunan kualitas hidup masyarakat. Pemerintah pun harus mengeluarkan dana
yang tidak sedikit dari anggaran negara untuk menyediakan stimulus dalam rangka menopang berbagai
sektor yang terdampak.
Kondisi tersebut pada akhirnya membawa pemerintah Indonesia pada pemahaman untuk menerapkan
kebijakan new normal atau tatanan kehidupan normal baru sebagai respons realistis terhadap eksistensi
COVID-19 serta diperkuat dengan estimasi penemuan vaksin sebagai satu-satunya senjata untuk
menanggulangi COVID-19 yang belum bisa ditemukan dalam waktu singkat karena masih dalam tahap
pengembangan dan membutuhkan waktu untuk uji coba. Dapat disimpulkan bahwa kebijakan tatanan
kehidupan normal baru muncul sebagai kalkulasi rasional terhadap prakiraan kondisi ekonomi nasional,
kompromi terhadap rentang waktu yang cukup lama hingga vaksin ditemukan, serta pemahaman
realistis bahwa kemungkinan besar COVID-19 tidak akan pernah hilang dari muka bumi, sehingga
masyarakat harus menjajaki kemungkinan untuk hidup berdampingan secara damai.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku
Adisasmita, new normal sendiri dimaknai sebagai perubahan perilaku masyarakat untuk tetap
menjalankan aktivitas secara normal. New normal juga diartikan sebagai skenario untuk mempercepat
penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial ekonomi. Dalam konteks Indonesia,
pemerintah mengumumkan rencana untuk pengimplementasian kebijakan new normal dengan
mempertimbangkan analisis pada studi epidemiologis dan kesiapan masing-masing wilayah. Prinsip
utama dari rencana new normal yang akan diterapkan ini adalah adaptasi kebiasaan baru dengan pola
hidup yang akan menuntun pada terciptanya kehidupan dan perilaku baru masyarakat hingga vaksin
COVID-19 ditemukan. Lebih lanjut, implementasi kebijakan new normal akan dikawal oleh penerapan
protokol kesehatan secara ketat.
Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru Mewujudkan New Normal/Tatanan Kehidupan Normal Baru
Pemerintah telah mempersiapkan beberapa panduan menuju new normal /tatanan kehidupan normal
baru. Kita semua bisa berperan aktif memantau apakah tempat bekerja kita atau pasar yang kita
kunjungi sudah menerapkannya untuk kepentingan bersama.
1. Di pintu masuk tempat kerja lakukan pengukuran suhu dengan menggunakan thermogun. Sebelum
masuk kerja, diterapkan self assessment risiko COVID-19 untuk memastikan pekerja yang akan masuk
kerja dalam kondisi tidak terjangkit COVID-19.
2. Pengaturan waktu kerja tidak terlalu panjang atau lembur, yang akan mengakibatkan pekerja
kekurangan waktu untuk beristirahat yang dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan atau
imunitas tubuh.
3. Bagi sistem kerja shift, diminta untuk meniadakan shift 3, yakni waktu kerja yang dimulai pada malam
hingga pagi hari, jika memungkinkan.
tempat kerja, pilih buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk, jambu, dan
sebagainya untuk membantu mempertahankan daya tahan tubuh. Jika memungkinkan,
2. Menyediakan lebih banyak sarana cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
4. Memasang poster edukasi cara mencuci tangan yang benar 5. Menyediakan handsanitizer dengan
konsentrasi alkohol minimal 70% di tempat-tempat yang diperlukan, seperti pintu masuk, ruang rapat,
pintu lift, dan lain-lain.
Menerapkan physical distancing dalam semua aktivitas kerja. Pengaturan jarak antar pekerja minimal 1
meter pada setiap aktivitas kerja, dengan mengadakan pengaturan meja kerja atau workstation,
pengaturan kursi saat di kantin, dan lain-lain).
PANDUAN ADAPTASI KEBIASAAN DI SEKTOR JASA DAN PERDAGANGAN
Aturan Adaptasi Kebiasaan Baru bagi penyelenggara sektor jasa dan perdagangan diatur dalam Surat
Edaran Menteri Kesehatan Nomor tentang Protokol
HK.02.01/MENKES/335/2020
Pencegahan Penularan COVID-19 di Tempat Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan (Area Publik) dalam
Mendukung
Keberlangsungan Usaha.
Masyarakat umum juga perlu mengetahui protokol ini untuk Anda juga penting mengetahui protokol ini
karena masyarakat juga dapat melihat apakah penyelenggara jasa telal aturan pencegahan penularan
COVID-19
menerapkan
Berikut beberapa Adaptasi Kebiasaan Baru di sektor Jasa dan Perdagangan yang ditetapkan dalam
Permenkes tersebut :
1. Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala di area kerja dan area publik
2. Menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai dan mudah diakses oleh pekerja dan
konsumen/pelaku usaha
3. Memastikan pekerja memahami perlindungan diri dari penularan COVID-19 dengan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS)
4. Pengecekan suhu badan bagi seluruh pekerja sebelum mulai bekerja dan konsumen atau pelaku
usaha di pintu masuk. Pekerja dengan suhu >37,30 derajat Celcius setelah dua kali pemeriksaan dengan
jarak lima menit, tidak diperkenankan masuk dan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. 5.
Mewajibkan pekerja dan pengunjung menggunakan masker 6. Melakukan pembatasan jarak fisik
minimal 1 meter. 7. Mencegah kerumunan.
adalah:
1. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum berangkat bekerja. Pekerja yangmengalami gejala seperti
demam/batuk/pilek/sakit tenggorokan disarankanuntuk tidak masuk bekerja dan
3. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut.
4. Tetap memperhatikan jaga jarak/physical distancing minimal 1 meter saatberhadapan dengan pelaku
usaha atau rekan kerja pada saat bertugas.
6. Gunakan masker saat berangkat dan pulang dari tempat kerja serta selamaberada di tempat kerja.
7. Segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggotakeluarga di rumah. Bersihkan
handphone, kacamata, tas, dan barang lainnyadengan cairan desinfektan.
Bagi Konsumen/Pelanggan
2. Jaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun danair mengalir atau
menggunakan
handsanitizer.
4. Tetap memperhatikan jaga jarak/physical distancing minimal 1 meter dengan orang lain.