Anda di halaman 1dari 4

“Antropologi hukum”

Penyelesaian Konflik Sampit antara Suku dayak dan Suku Madura

Antropologi hukum adalah cabang hukum anatara keduanya. Penduduk Madura


yang sebagian besar tidak diketahui oleh pertama kali tiba di Kalimantan Tengah
masyarakat umum. Antropologi seharusnya tahun 1930 di bawah program transmigrasi
tidak ada hubungannya dengan hukum, yang dicanangkan pemerintah kolonial
karena sudah dikenal masyarakat sebagai Belanda. Hingga tahun 2000, transmigran
cabang ilmu yang dekat dengan peristiwa asal Madura telah membentuk 21 persen
sejarah dan budaya. Tapi ya, itu adalah populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak
bidang ilmu yang sangat luas, mencakup mulai meras atidak puas dengan persaingan
hampir setiap aspek kehidupan manusia. yang terus datang dari Madura. Hukum baru
juga telah memungkinkan warga Madura
memperoleh kontrol terhadap banyak

K onflik Sampit adalah kerusuhan indsutri Komersial di Provinsi tersebut,


antaretnis yang terjadi di Sampit seperti perj=kayuan, penambangan, dan
pada awal Februari 2001. Konflik perkebunan. Hal tersebut menimbulkan
ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan permasalahan ekonomi yang kemudian
Tengah yang kemudia meluas ke seluruh menjalar menjadi kerusuhan
provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. antarkeduanya.Insiden kerusuhan terjadi
Konflik ini terjadi anatar suku Dayak asli tahun 2001. Kericuhan bermula saat terjadi
dan warga imigran Madura. Kala itu, para serangan pembakaran sebuah rumah Dayak.
transmigran asal madura telah membentuk Menurut rumor warga Madura lah yang
21 persen populasi Kalimantan Tengah. menjadi pelaku pembakaran rumah Dayak
Akibatnya, Kalimantan Tengah merasa tidak tersebut. Sesaat kemudian, warga Dayak pun
puas karena terus merasa disaingi oleh mulai membalas dengan membakar rumah-
Madura. Karena adanya permasalah rumah orang Madura.
ekonomi ini, terjadi kerusuhan antara orang
Madura dengan suku Dayak. Penyerangan
ini lantas membuat 1.335 orang Madura Professor Usop dari Asosiasi Masyarakat
harus mengungsi Daayak mengklaim bahwa pembantaian oleh
suku Dayak dilakukan guna
mempertahankan diri setelah beberapa
Konflik Sampit yang terjadi tahun 2001 warga Dayak diserang. Disebutkan juga
bukanlah sebuah insiden pertama yang bahwa seorang warga Dayak disiksa dan
terjadi antara suku Dayak dan Madura. dibunuh oleh sekelompok warga Madura
Sebelumnya sudah terjadi perselisihan setelah sengketa judi di Desa Karengpangi
pada 17 Desember 2000.
“Antropologi hukum”
Penyelesaian Konflik Sampit antara Suku dayak dan Suku Madura

Situasi kericuhan antara suku Dayak dengan Madura terjadi di Desa Kreeng Pangi,
dengan Madura diperparah dengan membuat hubungan keduanya menjadi
kebiasaan dan nilai-nilai berbeda yang bersitegang. Ketegangan semakin
dimiliki keduanya. Seperti adat orang memuncak setelah terjaidi perkelahian di
Madura yang membawa parang dan celurit sebuah tempat hiburan di desa
ke mana pun, membuat orang Dayak pertambangan emas Ampalit. Seorang etnis
berpikiran bahwa tamunya ini siap untuk Dayak bernama Sandong tewas akibat luka
berkelahi. Konflik Sampit sendiri di awali bacok yang ia dapat. Kejadian ini kemudian
dengan perselisihan antara dua etnis ini membuat keluarga dan tetangga Sandong
sejak akhir 2000. Pertengahan Desember merasa sangat mara
2000, bentrokan antara etnis Dayak dan
Dua hari setelah peristiwa tersebut, 300 Kemudian, ribuan warga Dayak mengepung
warga Dayak mendatangi lokasi tewasnya kantor polisi di Palangkaraya sambil
Sandong untuk mencari sang pelaku. meminta pelepasan terhadap para tahanan.
Polisi memenuhi permintaan itu pada
Tak berhasil menemukan pelakunya,
tanggal 28 Februari, militer berhasil
kelompok warga Dayak melampiaskan
membubarkan massa Dayak dari jalanan,
kemarahnnya dengan merusak sembilan
namun kerusuhan sporadis terus berlanjut
rumah, dau mobil, lima motor, dan dua
sepanjang tahun.
tempat karaoke milik warga madura.
Dari Konflik Sampit ini sedikitnya 100
Penyerangan ini lantas membuat 1.335
warga Madura dipenggal kepalanya oleh
orang Madura mengungsi.
suku Dayak.
Skala pembantaian ini membuat militer dan
Konflik Sampit senidiri mulai mereda
polisi sulit mengontrol sistuasi di
setelah pemerintah meningkatkan keamanan,
Kalimantan Tengah. Pasukan bantuan
mengevakuasi warga, dan menangkap
dikirim untuk membantu pasukan yang
provokator.
sudah di tempatkan di provinsi ini. Pada 18
Februari, suku Dayak berhasil menguasi Untuk memperingati akhir dari konflik ini,
Sampit. Polisi menahan seorang pejabat dibuatlah perjanjian damai antara suk Dayak
lokal yang di duga sebagai salah satu otak dan Madura. Guna memperingati perjanjian
pelaku di belakang serangan ini. Orang yang damai tersebut, maka dibentuk sebuah tugu
di tahan tersebut di duga membayar enam perdamaian di Sampit.
orang untuk memprovokasi kerusuhan di
Sampit. Polisi juga menahan sejumlah
perusuh setelah pembantaian pertama.
“Antropologi hukum”
Penyelesaian Konflik Sampit antara Suku dayak dan Suku Madura

Enam belas tahun Pasca Konflik interaksi yang ada di Sampit, bahkan sudah mampu
dan hubungan sosial antarsuku yang ada di hidup berdampingan, sehingga saat ini
wilayah Kotawaringin Timur pada umumnya hubungan sosial masyarakat di Sampit
sudah banyak mengalami perubahan, terbilang cukup harmonis walaupun masih
keberadaan warga suku Madura Pasca ada yang perlu di perbaiki dalam hubungan
Konflik sebagian besar sudah dapat diterima antar suku di Sampit.
oleh warga suku Dayak dan Suku lainnya
Sikap saling menghargai perbedaan etnis Warga suku Madura diharapkan mampu
Suku dan budaya di Sampit yang memahami serta mempelajari budaya orang
multikultural telah dimaknai dengan sikap Dayak untuk dapat hidup berdampingan
saling toleransi antara agama, Suku dan serta berusaha meninggalkan budaya
kelompok bisa dibilang masih sangat tinggi, kekerasan, selain itu agar dapat membangun
hal yang sangat berbeda jika menyangkut kehidupan pasca konflik, warga Madura
interaksi sosial antara warga Suku Dayak wajib untuk dapat berenkulturasi dengan
dengan Suku Madura yang masih diperlukan budaya masyarakat Dayak di Sampit yang
pendekatan khusus dan sangat spesifik tercermin dari perubahan sikap dan tingkah
mengingat kedua belah pihak memiliki laku, adat dan kebiasaan serta pola pikir
pengalaman pernah saling berkonflik. warga Suku Madura secara keseluruhan.
Kesadaran warga Suku Madura Pasca
Konflik sebagai warga pendatang yang
harus mampu menyesuaikan diri dengan
kehidupan sosial warga suku Dayak telah Daftar pustaka
mulai tumbuh di tengah-tengah lingkungan
masyarakat di Sampit, tetapi juga tidak - Kompas.com -
dapat dipungkiri bahwa stereotif dan https://www.kompas.com/stori/read/
kecemburuan sosial kadang masih belum 2021/07/30/090000179/konflik-sampit-latar-
hilang dan juga kadang sering kali muncul belakang-konflik-dan-penyelesaian?page=all
sehingga warga madura harus selalu
berusaha semaksimal mungkin untuk - Wikipedia.org -
membangun interaksi dan hubungan sosial https://id.wikipedia.org/wiki/
yang harmonis pada masyarakat multietnis. Konflik_Sampit#cite_ref-5
- Didi Susanto –
Buku “PASCA KONFLIK SAMPIT 1998-
2015”
https://lib.unnes.ac.id/35172/ (Disertasi)
- Researchgate.net –
https://www.researchgate.net/publication/
366034550_Perang_Sampit_Konflik_Suku_
Dayak_Dengan_Suku_Madura_Pada_Tahun
_2001

Anda mungkin juga menyukai