Anda di halaman 1dari 28

ACARA 1.

PENGARUH DOSIS PEMBERIAN PUPUK ORGANIK (DAN


VOLUME PENGAIRAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT

Oleh:

Nama : Muhammad Jumadil


NIM : C1M021071
Program Studi : Agroekoteknologi
Kelompok Tanaman : Kangkung

FAKULTAR PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama: Muhammad Jumadil
NIM : C1M021071
menyatakan bahwa Laporan Praktikum ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
bukan merupakan plagirasime atau duplikasi sebagian atau seluruhnya dari
karya orang lain, khususnya Bagian Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, dan
Pembahasan.
Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan
bertanggung jawab, dan saya bersedia menerima sanksi pemotongan Nilai
Praktikum Acara ini sebesar 75% apabila terbukti melakukan duplikasi
terhadap karya orang lain.

Mataram, 14 Desember
2022

Muhammad Jumadil
C1M021071
I. PENDAHULUAN

Kangkung darat (impomea reptans poir) merupakan tanaman semusim


atau tahunan yang merupakan sayuran daun yang penting di kawasan Asia
Tenggara dan Aasia Selatan. Sayuran kangkung mudah dibudidayakan,
berumur pendek dan harga relatif murah. Karena itu, kangkung merupakan
sumber gizi yang baik bagi masyarakat secara umum. Konsumsi kangkung
kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan, Australia
dan bagian negara Afrika (Suroso,2013).
Kangkung darat dapat di tanam di dataran rendah maupun di dataran
tinggi. Kangkung darat memiliki kandungan gizi yang kengkap diantaranya
protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, natrium, kalium,
vitamin A, B, C, dan karoten (Polii, 2009). kangkung dikenal baik oleh
masyarakat kita sebagai sayuran hijau yang memiliki kandungan vitamin
mineral yang cukup tinggi dengan harga murah dan mudah didapat serta
pembudidayaannya juga tergolong mudah. Karakter ini mendukung
pengembangan tanaman kangkung sebagai salah satu komoditas tanaman
holtikultura yang potensial untuk dikembangkan ( Alfian, 2013).

Kangkung darat merupakan tanaman hortikultura yang sangat


digemari oleh masyarakat dan sangat populer di Indonesia karena mengandung
nilai gizi yang banyak serta rasanya yang manis dan gurih setelah dimasak.
Dalam 100 g kangkung darat mengandung energi sebesar 29 kal, protein 3 g,
lemak 0,3 g, karbohidrat 5,4 g, serat 1 g, kalsium 73 mg, posfor 50 mg, vitamin
A 6.3000 IU, vitamin B1 0,07 mg, vitamin C 32 mg, dan air 89,7 g (Harjana,
2016).
Peningkatan produktivitas tanaman sayuran dapat dilakukan dengan
beberapa cara, salah satunya adalah pemberian pupuk dengan jenis, dosis dan
cara yang tepat. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik
mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap
jenis unsur hara tersebut rendah. Pupuk organik dapat bermanfaat sebagai
sumber bahan organik dan juga sebagai sumber unsur hara bagi tanaman.
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, tanaman kangkung memerlukan unsur-unsur hara yang
salah satunya dapat dipenuhi melalui pemupukan. Pupuk kandang merupakan
salah satu pupuk organik tanah yang sangat berperan dalam memperbaiki sifat
fisik, kimia dan biologi tanah pupuk kandang dapat meningkatkan ketersediaan
nitrogen fosfor, kalium, dan unsur hara mikro bagi tanaman. Diharapkan
dengan adanya pemupukan yang berimbang ke dalam tanah maka ketersediaan
hara akan optimum, sehingga bisa mendukung pertumbuhan tanaman dan
dapat diperoleh peningkatan hasil panen (Yunianti,2015).
Terdapat pengaruh efisiensi air terdapap pertumbuhan dan hasil
tanaman kangkung darat. Air dapat berfungsi sebagai media reaksi enzimatis,
berperan dalam proses fotosintesis, menjaga turgiditas sel, kelembaban, mejaga
suhu tanah, serta berperan dalam mempengaruhi kelarutan unsur hara dalam
tanah sehingga unsur hara dapat dimanfaatkan secara optimal oleh tanaman
(Junaedi,2009). Oleh karena itu pada praktikum kali ini perlu dilakukan untuk
dapat mengetahui pengaruh dosis pemberian pupuk organik dan volume
pengairan terhadap pertumbuhan dan hasik tanaman kangkung darat.

I.1. Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui pengaruh kekurangan air pada beberapa periode
umur terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat.
I.2. Kegunaan Praktikum
Dalam praktikum ini diharapakan mahasiswa memberikan tambahan
pengetahuan tentang apa saja manfaat penggunaan pupuk kandang sebagai
bahan organik pada tanaman kangkung, sehingga diperoleh informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya terutama yang
berhubungan dengan topik penelitian ini. Adapun juga tidak kalah pentingnya
agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya dan
penyuluh pertanian tentang pengaruh dosis yang tepat dalam pemberian pupuk
organik dengan varietas yang sesuai dalam meningkatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman kangkung darat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tanaman Kangkung


Kangkung darat (impomea reptans poir) merupakan tanaman
semusim atau tahunan yang merupakan sayuran daun yang penting di kawasan
Asia Tenggara dan Aasia Selatan. Sayuran kangkung mudah dibudidayakan,
berumur pendek dan harga relatif murah. Karena itu, kangkung merupakan
sumber gizi yang baik bagi masyarakat secara umum. Konsumsi kangkung
kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan, Australia
dan bagian negara Afrika (Suroso,2013).
Kangkung merupakan tanaman sayur yang digemari masyarakat,
harga yang terjangkau dan rasanya yang gurih. Kangkung juga mempunyai
kandungan vitamin dan mineral yang cukup lengkap. Kandungan vitamin dan
mineral yang terdapat pada kangkung terdiri dari 89,7 gram air 3.0 gram
protein; 0,3 gram lemak : 5,4 gram karbohidrat: 29 mg kalori: 73 mg kalsium:
50 mg potassium; 2,5 mg besi, 32 mg vitamin C 6300 s.l vitamin A dan 0,07
mg vitamin B (Abidin et al., 1990)

II.2. Pupuk dan Peranannya bagi Tanaman


Pupuk dan kegiatan budidaya tanaman merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Pada budidaya tanaman, tanah sebagai media
tumbuh tanaman memiliki daya dukung yang berbeda-beda dalam mendukung
usaha tani untuk setiap jenis komoditas pertanian. Suatu bidang lahan jika
ditanami secara terus menerus dapat menyebabkan penurunan kesuburan tanah.
Oleh karena itu diperlukan usaha untuk menambah ketersediaan unsur hara di
dalam tanah yaitu dengan cara pemupukan. Jadi pupuk adalah suatu bahan
yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau nutrisi bagi tanaman untuk
menopang pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diberikan lewat
tanah, daun atau batang tanaman dengan cara diinjeksi (Mansyur dkk, 2021 ).
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesuburan
tanaman dan mengatasi permasalahan lahan kritis adalah dengan
menambahkan bahan organik ke dalam tanah. Penambahan bahan organik
dapat dilakukan melalui pemupukan menggunakan pupuk organik salah
satunya adalah mengggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang memiliki sifat
yang alami dan tidak merusak tanah. Pupuk kandang menyediakan unsur hara
makro seperti (Nitrogen, fosfor, Kalium dan Kalsium). Serta unsur hara mikro
seperti (Besi, seng, boron, kobalt dan molibdenium). Mayadewi dan Ari
(2007); Nasahi dan Ceppy (2010) menambahkan bahwa, penggunaan pupuk
kimia atau anorganik dapat menyebabkan penipisan unsur-unsur mikro seperti
seng, besi, tembaga, mangan, magnesium, dan boron yang bisa mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, hewan dan kesehatan manusia. Pupuk organik bukanlah
untuk menggantikan peran pupuk kimia melainkan sebagai pelengkap fungsi
pupuk kimia. Pupuk organik dan pupuk kimia akan lebih optimal dan lebih
efisien penggunaannya bila dimanfaatkan secara bersama-sama.
(Suntari,2021).
Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi
kotoran padat dan cair (urine) hewan ternak yang umumnya berupa mamalia
dan unggas. Pupuk organik (pupuk kandang) mengandung unsur hara lengkap
yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Selain mengandung unsur
hara makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K),pupukkandang juga
mengandung unsur mikro seperti seng (Zn), molibdenum (Mo), tembaga (Cu),
Boron (B), mangan (Mn), besi (Fe), khlor (Cl). Unsur fosfor dalam pupuk
kandang sebagian besar berasal dari kotoran padat, sedangkan nitrogen dan
kalium bersal dari kotoran cair (Santoso, 2002).
Pupuk kandang di dalam tanah mempunyai pengaruh yang baik
terhadap sifat fisik tanah. Pupuk kandang yang diberikan secara teratur ke
dalam tanah, akan lebih banyank mengandung bahan organik dan mampu
menahan banyak air sehingga terbentuk air tanah yang bermanfaat untuk
tanaman, karena akan memudahkan akar-akar tanaman menyerap zat-zat
makanan bagi pertumbuhan dan perkembangannya (Sari, 2011).

II.3. Air dan Peranannya bagi Tanaman


Air adalah komponen utama dalam kehidupan tanaman, sekitar 70-
90% berat segar tanaman adalah berupa air. Sebagian besar air terdapat dalam
protoplasma (85-90%). Reaksi biokimia dapat berlangsung dengan optimum
apabila ketersediaan air terpenuhi. Air masuk ke jaringan tanaman melalui
proses difusi. Proses difusi dipengaruhi oleh keseimbangan air pada tanah
tanaman dan udara serta perbedaan konsentrasi air. Dalam kehidupan tanaman
air mempunyai peranan yang cukup kompleks, diantaranya sebagai berikut:
a. Senyawa utama untuk pembentuk protoplasma
b. Pengangkut hara mineral dari tanah ke dalam tubuh tanaman
c. Pelarut
d. Media dan transfer zat pelarut organik maupun anorganik
e. Sebagai pengendali tekanan turgor pada sel
f. Berperan dalam proses hidrasi dan netralisasi muatan pada molekul koloid
g. Bahan baku untuk fotosintesis
h. Penyerap panas, sehingga dapat berperan sebagai pengendali suhu pada
tanaman, melalui proses transpirasi atau evapotranspirasi.
Ketersedian air sangat menentukan keberhasilan tanaman untuk tumbuh.
Sehingga proses metabolisme tanaman sangat tergantung pada ketersediaan air,
kekurangan air beberapa bar saja dalam kehidupan tanaman mampu
memperlambat bahkan menghentikan pembelahan sel (Arifin dan Adin, 2022).
III. METODE PRAKTIKUM

III.1. Tempat dan Waktu Percobaan


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu pada tanggal 29
september 2022 Pukul 14.00 WITA sampai dengan selesai bertempat di
Greenhouse Ilmu Pemulian Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
III.2. Bahan dan Alat Percobaan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanah grmbur,
pupuk NPK, pupuk kandang, benih tanaman kangkung dan air. Alat yang
digunakan pada parktikum ini adalah polybag, timbangan, mistar atau
penggaris, tray semai untuk penyemaian benih, pengering (oven), amplop
untuk berangkasan, cutter, gelas plastik, dan alat tulis menulis.

III.3. Rancangan Percobaan


Percobaan ini disusun dengan menerapkan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah Volume Air Penyiraman (A)
yang terdiri atas 3 aras yaitu:
A1 = 220 ml dengan pemberian air setiap hari
A1 = 220 ml dengan pemberian 2 hari sekali (interval 1 hari)
A3 = 220 ml dengan pemberian 3 hari sekali (interval 2 hari)
Faktor kedua adalah Dosis Pupuk Kandang (D) yang terdiri atas 5 aras
yaitu:
D1 = 0 t/ ha (0 g/ tanaman)
D2 = 5 t/ha (1,0 g/tanaman)
D3 = 10 t/ha (1,5 g/tanaman)
D4 = 15 t/ha (2,0 g/tanaman)
D5 = 20 t/ha (2,5 g/tanaman)
Kombinasi dua faktor percobaan ini diulang 5 kali sehingga terdapat
75 pot percobaan.
3.4. Pelaksanaan Percobaan
Pelaksanaan percobaan meliputi persiapan media tanam dan pot,
persiapan benih dan pembibitan, penanaman bibit, pemupukan, pengairan
hingga dilakukan beberapa parameter pengamatan diantaranya pengukuran
tinggi batang tanaman, jumlah daun tanaman, berat berangkas segar tanaman,
berat berangkas kering tanaman.
3.4.1. Persiapan Medi Tanam dan Pot
Siapkan tanah yang akan menjadi media tumbuh, kemudian bersihkan
dari sampah dan batu dan digemburkna serta dicampur seluruhnya agar relatif
homogen. Setiap pot diisi tanah sampai penuh sebanyak 2,5 kg, semua pot di
tata didalam gran house dengan jarak antara 15 kali 20 cm, kemudian pot
dibei label perlakuan sesuai urutan penempatan yang di acak sesuai menurut
rancangan acak lengkap (RAL)
3.4.2. Persiapan Benih dan Pembibitan
Siapkan media pembibitan yaitu campuran tanah dan pupuk
kandang.campuran media dimasukan ke dalam tray semai. Lembabkan media
dengan menyiramkan secukupnya. Setelah bibit kangkung memiliki daun 3-4
hela, bibit dapat dipindah tanam.
3.4.3. Penanaman Bibit
Penanaman bibit dilakukan dengan mengelurkan bibit dari tray semai,
kemudian beri sedikit lubang pada pot lalu bibit ditanaman.
3.4.4. Pemupukan
Pemberian pupuk kandang dilakukan satu kali bersamaan dengan saat
tanam, dengan dosis sesuai perlakuan.
3.4.5. Pengairan (Penyiraman)
Siram tanaman dengan menuangkan air pada pangkal batang dengan
volume 220 ml atau 1 gelas plastik per tanaman.
3.4.6. Parameter Pengamatan dan Pengamatan
Parameter pengamatan meliputi pengukuran tinggi tanaman,
menghitung jumlah daun, menimbang berat berangkasan segar tanamamn dan
menimbang berat berangkasan kering tanaman.
3.4.6.1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diamati sebanya 4 kali yaitu pada 8,15, 22 dan 29 hst,
dengan cara mengukur tinggi batang utama tanaman dari permukaan tanah
hingga titik tumbuh menggunakan penggaris.
3.4.6.2. Jumlah Daun
Jumlah daun tanaman diamati sebanya 4 kali yaitu pada 8,15, 22 dan
29 hst, dengan cara menghitung jumlah helai daun yang sudah terbuka lebar
pada batang utama, dari daun palimg bawah sampai atas atau daun paling
pucuk daun tanaman kangkung, dihitung dengan car manual.
3.4.6.3. Berat Berangkasan Segar Tanaman
Tanaman dipotong dari pot lalu ditimbang, setelah ditimbang
masukkan kedalam amplop.
3.4.6.4. Berat Berangkasan Kering Tanaman
Setelah berangkasan kering, kemudian ditimbang satu persatu.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil
Tabel 4.1. Rata-rata Tinggi Tanaman kangkung pada 8 sampai 29 hst akibat
Perlakuan Dosis Pupuk Kandang dan Volume Penyiraman
Keterangan: hst = hari setelah tanam pindah
TinggiTanaman(cm) padaUmur (hst)
Perlakuan
8 15 22 29
A1D1 11,4 19,6 27,46 35,6
A1D2 11,42 26,26 62,3 88
A1D3 14,24 26,68 42,78 45,88
A1D4 10,26 20,76 37,72 53,4
A1D5 9,58 17,92 31,9 40,64
A2D1 12,64 24,9 47,4 44,4
A2D2 11,88 27,74 46,4 80,4
A2D3 12,86 25,56 36,8 59,2
A2D4 10,5 21,44 31,6 55,54
A2D5 11,28 24,42 47,4 55,6
A3D1 11,66 23,3 36,8 85,6
A3D2 12,28 23,38 40 42,18
A3D3 32 17,12 28,4 39,8
A3D4 11,12 23,24 33,4 73,6
A3D5 11,02 23,2 38,9 51,8

Tabel 1. Perlakuan dosis pupuk kandang memberikan perbedaan yang


cukup signifikan terhadap tinggi batang tanaman kangkung darat. Pada
perlakuan A1= 220 ml dengan pemberian air setiap hari denngan D2 dosis
pemupukan 5 gram per tanaman menunjukkan rata-rata panjang batang
tanaman tertinggi. Sedangkan pada perlakuan dosis pupuk kandang A3 = 220
ml dengan pemberian 3 hari sekali (interval 2 hari) dengan D5 (20 gram per
tanaman) menunjukan rata-rata yang paling kecil.
Tabel 4.2. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman kangkung pada 8 sampai 29 hst
akibat Perlakuan Dosis Pupuk Kandang dan Volume Penyiraman

Jumlah Daun (helai) pada umur (hst)


Perlakuan
8 15 22 29
A1D1 7,2 9,6 12 14
A1D2 6,4 9,6 12,2 26,8
A1D3 6,6 10,6 13,8 27,8
A1D4 6,6 10,4 12,6 20,8
A1D5 6,6 8,4 11,2 13,4
A2D1 7,8 9,6 12,6 30,6
A2D2 7,6 11,8 11,6 26,2
A2D3 7,2 10,2 11,8 18
A2D4 6 10 8,8 23
A2D5 7 10,6 10,6 51,6
A3D1 7,4 11 14,6 46,6
A3D2 7,8 10,4 9,823
A3D3 6,4 9 9 3,6
A3D4 6,2 9 9 13,6
A3D5 7,2 10,8 12 13,6
rata-rata jumlah daun tanaman kangkung pada 8 sampai 29 hst akibat dosis
pemberian pupuk kandang dan volume pengairan. Dimana pada hasil tersebut
diketahui memiliki hasil tertinggi Pada kombinasi perlakuan pupuk kandang
D2 = 10 t/ha (1,0 g/tanaman) dengan volume pengairan A1 = 220 ml dengan
pemberian air setiap hari. Sedangkan diketahui hasil terendah terdapat pada
kombinasi perlakuan pengairan A3 = 220 ml dengan pemberian 3 hari sekali
(interval 2 hari) dosis pupuk kandang D5 (20 gram per tanaman).

Tabel 4.3. Rata-rata Berat Brangkasan Segar dan Berat Brangkasan Kering
Tanaman Kangkung Darat Akibat Perlakuan Dosis Pupuk Kandang dan
Volume Penyiraman
Perlakuan Berat Segar (g) Berat Kering (g)
A1D1 70,64 1,594
A1D2 75,42 2,246
A1D3 74,6 2,288
A1D4 71,8 2,104
A1D5 70,46 1,738
A2D1 84,86 3,248
A2D2 90,16 4,248
A2D3 96 4,364
A2D4 70,6 2,914
A2D5 107,56 5,276
A3D1 102,44 4,83
A3D2 73,32 1,628
A3D3 97,86 4,218
A3D4 98,32 4,82
A3D5 93,24 3,684

Rata-rata Berat Brangkasan Segar dan Berat Brangkasan Kering Tanaman


Kangkung Darat Akibat Perlakuan Dosis Pupuk Kandang dan Volume
Penyiraman. Menunjukkan hasil tertinggi pada A2D5,sedangkan rerata
terendah terdapat pada perlakuan A1D5. Sehingga dapat terlihat dosis
pemupukan berengaruh terhadap berat berangkas segar tanaman. pada
berangkas kering tanaman paling tinggi pada kombinasi perlakuan A2D5 dan
yang paling rendah pada kombinasi perlakuan A1D1

IV.2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan tentang pengaruh pemberian dosis pupuk
organik dan pengaruh pengairan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kangkung darat. Dimana tujuan dari praktikumini untuk mengetahui pengaruh
dosis pemberian pupuk kandang dan volume pengairan terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman kangkung darat. Dimana pada praktikum ini dilakukan 3
perlakuan yaitu A1 = 220 ml dengan pemberian air setiap hari, A2 = 220 ml
dengan pemberian 2 hari sekali (interval 1 hari), A3 = 220 ml dengan
pemberian 3 hari sekali (interval 2 hari). Dengan 5 kali pengulangan yaitu, D2
= 5 t/ ha (5 g/ tanaman), D3 = 10 t/ha ( 10 g/tanaman), D3 = 15 t/ha (1,5
g/tanaman), D4 = 20 t/ha (2,0 g/tanaman), D5 = 25 t/ha (2,5 g/tanaman). Pada
praktikum ini dilakukan parameter pengamatan, yaitu meliputi tinggi tanaman,
jumlah daun yang diamati saat tanaman berumur 8,15,22 dan 29 hst, serta berat
berangkas segar tanaman, dan berat berangkas kering tanaman.
Dari hasil peengamatan tinggi tanaman diperoleh rata-rata tingi
tanaman kangkung pada 8 sampai 29 hst akibat dosis pemberian pupuk
kandang dan volume pengairan.dimana pada hasil tersebut diketahui memiliki
hasil tertinggi Pada kombinasi perlakuan pupuk kandang D2 = 10 t/ha (1,0
g/tanaman) dengan volume pengairan A1 = 220 ml dengan pemberian air
setiap hari. Sedangkan diketahui hasil terendah terdapat pada kombinasi
perlakuan pengairan A3 = 220 ml dengan pemberian 3 hari sekali (interval 2
hari) dosis pupuk kandang D5 (20 gram per tanaman). Seperti yang dikutip
dari jurnal Buletin Agrohorti IPB bahwa Pupuk merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman sayur.
Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh beberapa
sumber pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi hasil caisin,
kangkung, pakcoi, dan selada. Pupuk kandang merupakan salah satu bahan
organik tanah yang sangat berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan
biologi tanah. Pupuk kandang dapat meningkatkan pH, kadar C-organik serta
meningkatkan ketersediaan nitrogen, fosfor, kalium dan unsur mikro bagi
tanaman (Sompotan, 2013). Dengan demikian kualitas dan jenis bahan organic
yang digunakan, akan mempengaruhi kecepatan dan tingkat ketersediaan unsur
hara di dalam tanah. Bahan organik yang berkualitas ditunjukkan dengan nilai
C/N ratio dan kandungan unsur hara yang tinggi. seperti kompos kotoran
temak. Darwati et al., (2002) menjelaskan bahwa kondisi defisit air dapat
menurunkan turgiditas sel tanaman. Menurunnya turgiditas sel tanaman dapat
mengakibatkan terhambatnya penggandaan dan pembesaran sel tanaman.
Menurunnya turgiditas sel tanaman dapat mengakibatkan terhambatnya
penggandaan dan pembesaran sel tanaman. Perlakuan interval penyiraman air 3
hari 1x menghasilkan rerata tinggi tanaman lebih rendah dibandingkan dengan
perlakuan lainnya. didukung oleh Suhartono et al., (2008) bahwa pemberian air
yang dibawah kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman, akan berakibat
tanaman akan terhambat pertumbuhannya (tanaman menjadi kerdil) ataupun
terlambat untuk memasuki fase vegetatif selanjutnya. Sesuai juga dengan
pernyataan Gardner et al., (1991) yang menyatakan bahwa kekurangan air yang
menghambat pertumbuhan tajuk dan akar, mempunyai pengaruh yang relatif
lebih besar terhadap pertumbuhan tajuk. Sejalan dengan pernyataan Amthor
dan Mc Cree (1990), bahwa variabel tinggi tanaman semakin kecil seiring
dengan penurunan kadar air tersedia.
Dari hasil pengamatan jumlah daun tanaman diperoleh rata-rata
jumlah daun tanaman kangkung pada 8 sampai 29 hst akibat dosis pemberian
pupuk kandang dan volume pengairan. Dimana pada hasil tersebut diketahui
memiliki hasil tertinggi Pada kombinasi perlakuan pupuk kandang D2 = 10 t/ha
(1,0 g/tanaman) dengan volume pengairan A1 = 220 ml dengan pemberian air
setiap hari. Sedangkan diketahui hasil terendah terdapat pada kombinasi
perlakuan pengairan A3 = 220 ml dengan pemberian 3 hari sekali (interval 2
hari) dosis pupuk kandang D5 (20 gram per tanaman). Rataan jumlah daun
tanaman kangkung darat pada tanah marginal akibat pemberian pupuk kandang
dari 8 sampai 29 hst. Dari hasil praktikum diketahui bahwa pemberian pupuk
kandang memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah daun tanaman
kangkung darat mulai dari 8 sampai 29 hst.

Dari pengamatan berat basah tanaman diketahui bahwa hasil tertinggi


yaitu 107,56 g diperoleh pada kombinasi pupuk daun konsentrasi 20 g/tanaman
dan volume penyiraman 220 ml/polybag interval 1 hari (A2D5), sedangakan
hasil terendah yaitu 70,46 g diperoleh pada kombinasi perlakuan pupuk
organik konsentrasi 20 g/tanaman dan volume penyiraman 220 ml/polybag
peniraman setiap hari (A1D5). Hasil analisis ragam menunjukkan tidak
berpengaruh pada perlakuan konsentrasi pupuk organik dan volume
penyiraman , serta tidak terjadi interaks pada kombinasi perlakuan konsentrasi.
pupuk daun dan volume penyiraman terhadap berat basah tanaman. Hal ini
diduga kurang tepatnya konsentrasi pupuk organik atau volume penyiraman
sehingga tidak memberikan respon terhadap tanaman kangkung darat. Faktor
utama yang menentukan bobot segar brangkasan yaitu kandungan air dalam
tubuh tanaman. Bobot segar brangkasan dipakai untuk menggambarkan
banyaknya cairan yang dikandung oleh tanaman (Guritno dan Sitompul, 1995).

Dari pengamatan berat kering tanaman diketahui bahwa hasil tertinggi


yaitu 5,376 g diperoleh pada kombinasi pupuk daun konsentrasi 20 g/tanaman
dan volume penyiraman 220 ml/polybag (A1D5), sedangkan hasil terendah
yaitu 1,594 g diperoleh pada kombinasi pupuk mikrosil konsentrasi 5
g/polybag dan volume penyiraman 200 ml/polybag (A1D1). Berdasarkan hasil
analisis ragam menunjukkan perlakuan yang diberikan yaitu konsentrasi pupuk
kandang dan volume penyiraman dapat berpengaruh, serta terjadi interaksi
antara konsentrasi pupuk daun dan volume penyiraman terhadap berat kering
tanaman. diduga kurang tepatnya konsentrasi pupuk daun yang diberikan pada
perlakuan. Kebutuhan unsur hara tanaman tidak diketahui sehingga perlakuan
hanya diberikan sebatas anjuran pemakaian saja. Bedasarkan analisis tanah
pada lampiran 45 menunjukkan bahwa kandungan N, P dan K dalam tanah
sesudah diberikan perlakuan masih rendah, sehingga menunjukkan kebutuhan
unsur hara tanaman tidak cukup mendorong pertumbuhan dan hasil tanaman
kangkung darat.. Kekurangan air yang banyak dapat menyebabkan penutupan
stomata, sehingga mengurangi pengambilan CO2 dan produksi bobot kering.
Rerata berat kering yang relatif rendah menunjukkan tanaman kangkung darat
mengalami defisiensi unsur hara N, P dan K. Hal ini sependapat dengan
Leiwakanessy dan Sutandi (2004) semakin tinggi tingkat produksi pada
perlakuan pupuk dan menunjukkan rendahnya jumlah hara yang diberikan pada
pupuk tersebut.
Bab V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini dilakukan parameter pengamatan, yaitu meliputi tinggi
tanaman, jumlah daun yang diamati saat tanaman berumur 8,15,22 dan 29 hst,
serta berat berangkas segar tanaman, dan berat berangkas kering tanaman.
Dari hasil peengamatan tinggi tanaman diperoleh rata-rata tingi tanaman
kangkung pada 8 sampai 29 hst akibat dosis pemberian pupuk kandang dan
volume pengairan.dimana pada hasil tersebut diketahui memiliki hasil tertinggi
Pada kombinasi perlakuan pupuk kandang D2 = 10 t/ha (1,0 g/tanaman)
dengan volume pengairan A1 = 220 ml dengan pemberian air setiap hari.
Dari pengamatan berat basah tanaman diketahui bahwa hasil tertinggi yaitu
107,56 g diperoleh pada kombinasi pupuk daun konsentrasi 20 g/tanaman dan
volume penyiraman 220 ml/polybag interval 1 hari (A2D5), sedangakan hasil
terendah yaitu 70,46 g diperoleh pada kombinasi perlakuan pupuk organik
konsentrasi 20 g/tanaman dan volume penyiraman 220 ml/polybag peniraman
setiap hari (A1D5).
Dari pengamatan berat kering tanaman diketahui bahwa hasil tertinggi yaitu
5,376 g diperoleh pada kombinasi pupuk daun konsentrasi 20 g/tanaman dan
volume penyiraman 220 ml/polybag (A1D5), sedangkan hasil terendah yaitu
1,594 g diperoleh pada kombinasi pupuk mikrosil konsentrasi 5 g/polybag dan
volume penyiraman 200 ml/polybag (A1D1).

5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya supaya praktikan lebih aktif dalam
melakukan praktikum supaya lebih menguasai proses penanaman tanaman
hingga pengukuran parameter pengamatan. Untuk para petani dan penyuluhan
pertanian supaya dapat memperhatikan dosis pemberian pupuk kandang, serta
volume penyiraman Kangkung darat supaya bisa mendapatkan hasil yang lebih
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Dan Adin Novita Sari. 2020. Cekaman Air Dan Kehidupan Tanaman.
UB Press. Malang.
Mansyur, N.T Dkk. 2021. Pupuk Dan Pemupukan Ramah Lingkungan. UB
Press. Malang.
Suroso, B Dan Novi E.R.A. 2015. Respon Pertumbuhan Kangkung Darat
Terhadap Pupuk Bioboost Dan Pupuk ZA. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian.
9: 98-108.
Wibowo, H.Y Dan Sitawati. Respon Tanaman Kangkung Darat Dengan
Interval Penyiraman Pada Pipa Vertikal. Jurnal Of Agricultural
Science. 2(2): 148-154.
Irawati, Zuchrotus Salamah. 2013. Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat
Dengan Pemberian Pupuk Organik Berbahan Dasar Kotoran Kelinci.
Jurnal Bioeducatika. 1(1): 1- 96.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tinggi (cm) per Tanaman kangkung pada 4 kali Pengamatan


Interval 7 hari
Pengamatan umur (hari setelah tanam)
Perlakuan
8 15 22 29 36 43 50
A1D1-1 12,4 25 37 43,5
A1D1-2 11,3 18,5 28,5 32,5
A1D1-3 11 23 3,4 43
A1D1-4 8,5 9,5 15,3 23
A1D1-5 12 22 29,5 36
Rata-rata 11,04 19,6 28,86 35,6
A1D2-1 12,3 25 42 60
A1D2-2 15,2 39 116 194
A1D2-3 12,8 31,8 90 106
A1D2-4 5,7 8 12,5 20
A1D2-5 11,1 27,5 51 60
Rata-rata 11,42 26,26 62,3 88
A1D3-1 11,3 23,6 35,2 44
A1D3-2 12,9 24,1 35,5 41
A1D3-3 17 22,4 34,9 42
A1D3-4 13 26,9 42,6 52
A1D3-5 17 36,4 65,7 50,4
Rata-rata 14,24 24,48 42,74 45,88
A1D4-1 9,2 16 36,2 38,5
A1D4-2 7,7 25 46 113,5
A1D4-3 7,7 15 34,3 33
A1D4-4 12,7 24,3 36,1 40
A1D4-5 14 23,5 36 42
Rata-rata 10,06 20,96 37,72 53,4
A1D5-1 7,8 19,3 36 65,5
A1D5-2 9 16 39,5 34
A1D5-3 12 20 27 34,4
A1D5-4 12,6 22,3 33 39,3
A1D5-5 6,5 12 24 30
Rata-rata 10,38 17,92 31,9 40,64
A2D1-1 13 23,3 36 43
A2D1-2 10,6 23,5 44 53
A2D1-3 13,2 27,3 90 33
A2D1-4 12 23,4 37 45
A2D1-5 14,4 27 30 48
Rata-rata 12,64 24,9 47,4 44,4
A2D2-1 13 27,2 49 56
A2D2-2 11,5 24 49 48
A2D2-3 11,4 28 24 180
A2D2-4 11,5 30 40 48
A2D2-5 12 29,5 60 70
Rata-rata 11,68 27,74 46,4 80,4
A2D3-1 12,3 22,8 30 43
A2D3-2 14,74 33,5 47 61
A2D3-3 12,2 25 40 72
A2D3-4 13 24 31 60
A2D3-5 12,4 25,5 36 60
Rata-rata 12,92 26,16 36,8 69,2
8
A2D4-1 11 22 30 37,4
A2D4-2 7 15,1 26 110
A2D4-3 8,3 19,8 33 50,3
A2D4-4 14,1 28,3 40 40,6
A2D4-5 12,1 22 29 39,4
Rata-rata 10,5 4,44 31,6 55,54
A2D5-1 10,7 21 31 73
A2D5-2 9,7 24,3 30 52
A2D5-3 7 18,5 29 47
A2D5-4 11 22,3 45 54
A2D5-5 18 36 102 52
Rata-rata 11,28 24,42 35,4 55,6
A3D1-1 9,8 4,5 32 68
A3D1-2 10,1 20 32 49
A3D1-3 14,4 29 41 48
A3D1-4 12 25 39 205
A3D1-5 12,5 26 40 58
Rata-rata 11,76 24,3 44,8 85,6
A3D2-1 9,2 25 16 21,5
A3D2-2 14,2 21,7 30 37
A3D2-3 14 22,2 32 40,4
A3D2-4 12 21,3 30 36
A3D2-5 12 26,7 46 76
Rata-rata 12,28 23,38 30,8 42,18
A3D3-1 8,2 23,5 33 49
A3D3-2 8 22,2 38 61
A3D3-3 4 9 18 31
A3D3-4 9 22,1 40 48
A3D3-5 2,8 8,8 13 10
Rata-rata 6,4 17,12 28,4 39,8
A3D4-1 14 26,8 37 58
A3D4-2 9,7 22 30 51
A3D4-3 7,7 19,8 28 47
A3D4-4 11 22,5 37 159
A3D4-5 13,2 25,1 35 53
Rata-rata 11,12 23,24 33,4 73,6
A3D5-1 10,7 21,7 35 43
A3D5-2 8,3 18 32 41,5
A3D5-3 12,3 23,1 36 52
A3D5-4 13,7 33 59 73,5
A3D5-5 10,1 20,2 32,5 45
Rata-rata 11,02 23,2 38,9 51

Lampiran 2. Jumlah Daun (cm) per Tanaman kangkung pada 4 kali


Pengamatan Interval 7 hari
Pengamatan umur (hari setelah tanam)
Perlakuan
8 15 22 29 36 43 50
A1D1-1 8 11 15 15
A1D1-2 7 9 12 13
A1D1-3 7 11 12 14
A1D1-4 7 8 10 14
A1D1-5 7 9 11 14
Rata-rata 7,2 9,6 12 14
A1D2-1 6 10 13 19
A1D2-2 8 13 16 43
A1D2-3 6 10 12 32
A1D2-4 5 3 4 6
A1D2-5 7 12 16 34
Rata-rata 6,4 9,6 12,2 26,8
A1D3-1 7 11 15 25
A1D3-2 7 10 13 26
A1D3-3 6 11 11 24
A1D3-4 6 10 15 27
A1D3-5 7 11 15 37
Rata-rata 6,6 10,6 13,8 27,8
A1D4-1 6 9 10 18
A1D4-2 7 11 12 24
A1D4-3 4 5 14 11
A1D4-4 9 12 13 22
A1D4-5 7 15 14 29
Rata-rata 6,6 10,4 12,6 20,8
A1D5-1 7 10 14 8
A1D5-2 7 7 9 16
A1D5-3 7 9 11 14
A1D5-4 7 10 14 17
A1D5-5 5 6 8 12
Rata-rata 6,6 8,4 11,2 13,4
A2D1-1 8 10 13 34
A2D1-2 9 11 14 38
A2D1-3 7 9 10 29
A2D1-4 8 10 13 19
A2D1-5 7 8 13 33
Rata-rata 7,8 9,6 12,6 30,6
A2D2-1 7 11 13 25
A2D2-2 8 12 10 30
A2D2-3 8 11 8 21
A2D2-4 7 12 12 32
A2D2-5 8 13 15 33
Rata-rata 7,6 11,8 11,6 26,2
A2D3-1 7 8 9 13
A2D3-2 8 11 14 14
A2D3-3 7 11 10 18
A2D3-4 7 11 14 16
A2D3-5 7 8 12 29
Rata-rata 7,2 10,2 11,8 18
A2D4-1 6 9 10 23
A2D4-2 6 9 8 26
A2D4-3 4 11 9 10
A2D4-4 7 11 8 24
A2D4-5 7 10 9 32
Rata-rata 6 10 8,8 23
A2D5-1 7 11 9 53
A2D5-2 8 13 16 70
A2D5-3 6 10 10 51
A2D5-4 6 9 10 42
A2D5-5 8 10 8 42
Rata-rata 7 10,6 10,6 51,6
A3D1-1 7 11 15 52
A3D1-2 8 10 15 65
A3D1-3 9 13 15 25
A3D1-4 7 10 13 46
A3D1-5 6 11 15 45
Rata-rata 7,4 11 14,6 46,6
A3D2-1 7 11 5 17
A3D2-2 8 10 11 24
A3D2-3 9 11 7 24
A3D2-4 8 10 13 13
A3D2-5 7 10 13 37
Rata-rata 7,8 10,4 9,8 23
A3D3-1 7 11 13 19
A3D3-2 7 11 9 14
A3D3-3 7 7 7 11
A3D3-4 8 13 15 15
A3D3-5 3 3 3 9
Rata-rata 6,4 9 9 13,6
A3D4-1 7 12 10 42
A3D4-2 7 14 11 67
A3D4-3 6 10 11 58
A3D4-4 7 11 9 22
A3D4-5 7 11 12 60
Rata-rata 6,2 9 9 13,6
A3D5-1 8 10 11 13
A3D5-2 9 16 12 10
A3D5-3 6 8 12 14
A3D5-4 7 11 12 16
A3D5-5 5 9 13 15
Rata-rata 7,2 10,8 12 13,6

Lampiram 3. Berat Brangkasan segar dan Berangkasan Kering (g) pertanaman


Kangkung saat panen (hst).
Perlakuan Berat Segar (g) Berat Kering (g)

A1D1-1 77,6 2,04


A1D1-2 69,8 1,65
A1D1-3 74,7 1.91
A1D1-4 63,2 0,90
A1D1-5 67,9 1,47
Rata-rata 70,64 1,594
A1D2-1 73,5 1,63
A1D2-2 88,3 3,88
A1D2-3 69 1,40
A1D2-4 57 0,18
A1D2-5 89,3 4,14
Rata-rata 75,42 2,246
A1D3-1 76,6 2,44
A1D3-2 81,9 3,17
A1D3-3 74,8 2,19
A1D3-4 73,9 2,49
A1D3-5 65,8 1,15
Rata-rata 74,6 2,288
A1D4-1 71,3 1,66
A1D4-2 75,7 2,28
A1D4-3 57,9 0,33
A1D4-4 77,2 0,51
A1D4-5 76,4 3,76
Rata-rata 71,8 2,104
A1D5-1 81,5 3,29
A1D5-2 66,5 1,04
A1D5-3 66,7 1,24
A1D5-4 75,1 2,24
A1D5-5 62,5 0,88
Rata-rata 70,46 1,738
A2D1-1 76,1 2,47
A2D1-2 95,3 4,88
A2D1-3 85,4 2,23
A2D1-4 76,4 2,36
A2D1-5 91,1 4,30
Rata-rata 84,86 3,248
A2D2-1 106,8 5,60
A2D2-2 76,1 2,79
A2D2-3 89,6 3,23
A2D2-4 108,7 2,62
A2D2-5 110,88 7
Rata-rata 90,016 4,248
A2D3-1 68,7 1,66
A2D3-2 101,8 5,56
A2D3-3 99 4
A2D3-4 109,9 5,16
A2D3-5 100,6 5,44
Rata-rata 96 3,364
A2D4-1 60,6 0,91
A2D4-2 70,05 1,54
A2D4-3 81 2,90
A2D4-4 120,55 5,92
A2D4-5 80,8 3,30
Rata-rata 70,6 2,914
A2D5-1 84 2,65
A2D5-2 132,3 9,20
A2D5-3 115,5 6,13
A2D5-4 122,2 6,12
A2D5-5 83,8 2,28
Rata-rata 107,56 5,276
A3D1-1 94,9 4,25
A3D1-2 114,6 6,13
A3D1-3 86 3,35
A3D1-4 108,4 5,53
A3D1-5 108,3 4,89
Rata-rata 102,44 4,83
A3D2-1 72 1,32
A3D2-2 70,06 1,56
A3D2-3 71,5 1,59
A3D2-4 69,2 1,43
A3D2-5 82,2 2,24
Rata-rata 73,032 1,628
A3D3-1 111,5 5,12
A3D3-2 121,1 7,91
A3D3-3 110,8 5,97
A3D3-4 80 2,47
A3D3-5 65,9 0,62
Rata-rata 97,86 4,418
A3D4-1 89,6 2,93
A3D4-2 120,2 6,75
A3D4-3 130,2 7,16
A3D4-4 84,7 2,39
A3D4-5 66,9 3,81
Rata-rata 98,32 4,482
A3D5-1 74,3 1,67
A3D5-2 84,2 2,15
A3D5-3 104,8 5,24
A3D5-4 89,5 3,19
A3D5-5 113,4 6,77
Rata-rata 93,24 3,684
Gambar 2. Pengukuran tinggi tanaman
Gambar 1. Pencampuran media tanam

Gambar 2. Penyiraman tanaman kangkung darat

Gambar 3. Pengambilan berangkasan segar tanaman


Gambar 4. Pengukuran berat berangkasan Kering

Anda mungkin juga menyukai