Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ETIKA KONSUMSI DALAM ISLAM


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam
Dosen Pengampu Nur Rizky Febriandika ,S,Sy

Disusun oleh : Muhammad Tahmid Basri I000210043


Muhammad Akrom D I000210064
Muhammad Choirudin I000210143

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


Kata pengantar

Assallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks agama Islam, konsumsi memiliki dimensi etika yang penting. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami konsep etika dalam konsumsi menurut Imam al-Ghazali, seorang
tokoh ulama Islam terkemuka. Konsumsi dalam Islam bukan hanya tentang memenuhi
kebutuhan individu, tetapi juga melibatkan kesadaran akan kebutuhan orang lain dan
memenuhinya. Tujuan konsumsi dalam Islam adalah untuk menambah kekuatan dalam ketaatan
kepada Allah. Namun, konsumsi yang berlebihan tidak dianjurkan, karena dapat mengalihkan
individu dari tugas utama dalam hidup. Dalam Islam, konsep konsumsi didasarkan pada prinsip
maslahah, yaitu manfaat atau kesejahteraan masyarakat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Islam, konsumsi juga dinilai sebagai upaya menciptakan keadilan ekonomi dan
memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat sesuai dengan kewajibannya dalam hidup. Konsep
konsumsi dalam Islam juga menekankan bahwa kekayaan tidak menciptakan kekayaan, tetapi
kerja menciptakan kekayaan, dan kepemilikan harta hanyalah amanah dari Allah SWT.Selain
itu, konsep jual beli dalam Islam diatur dan ditegaskan dalam Al-Quran .
Konsumsi dalam Islam mempunyai aspek yang kompleks dan patut untuk dikaji. Dalam
perspektif Islam, konsumsi tidak hanya sekedar pemuasan kebutuhan pribadi namun juga
pemenuhan perintah Tuhan dan pemahaman kebutuhan orang lain. Islam tidak menganjurkan
konsumsi berlebihan karena mengabaikan tanggung jawab hidup. Tujuan konsumsi Islam adalah
untuk mencapai maslahah, atau manfaat di dunia dan akhirat. Konsep maslahah lebih objektif
dibandingkan konsep utilitas karena didasarkan pada pertimbangan rasional. Pada artikel kali ini
kita akan membahas tentang etika konsumsi dalam Islam, termasuk prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan dalam mengkonsumsi.
Etika konsumsi Islam memainkan peran penting dalam membimbing umat Islam untuk
menyeimbangkan kehidupan sekuler dan sehari-hari. Konsep etika Islam tidak hanya mencakup
aspek ritual tetapi juga tata cara konsumsi. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi prinsip-
prinsip Islam tentang etika konsumsi, termasuk etika berbelanja, pemenuhan kebutuhan, dan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Etika konsumsi ini memberikan pedoman bagi umat
Islam dalam kehidupan sehari-hari, agar mereka dapat menghayati secara utuh nilai-nilai agama
serta mengedepankan keadilan, kearifan, dan pemberdayaan masyarakat.

Tujuan Penulisan
1 Mengetahui Pengertian Konsumsi dan Perilaku Konsumsi Dalam Islam
2 Mengetahui Tujuan Konsumsi Dalam Islam
3 Mengetahui Etika Konsumsi Dalam Islam
4 Mengetahui Praktik Etika Konsumsi Dalam Islam

Rumusan Masalah
1 Apakah Pengertian Konsumsi Dan Perilaku Konsumsi Dalam Islam
2 Apa Tujuan Konsumsi Dalam Islam
3 Bagaimana Etika Konsumsi Dalam Islam Itu
4 Bagaimana Praktik Etika Konsumsi Dalam Isla
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsumsi dan Perilaku Konsumsi dalam Islam
Secara teori ekonomi dikatakan manusia merupakan makhluk ekonomi yang di mana
mereka selalu berusaha memaksimalkan kesejahteraannya dan selalu bertindak rasional.
Konsumsi sendiri menjadi kegiatan ekonomi yang sangat penting karena seluruh masyarakat
terjun langsung ke dalamnya. Pada etika konsumsi ada istilah dalam bahasa inggris yaitu
consumtion behavior yqng berarti perilaku konsumsi. Istilah ini menjadi semakin besar
pengaruhnya setelah seorang ekonom inggris John Mynar Lord Kynes ( 1883-1946 ) yang
menjadi pacuan sumber para penulis ekonomi mempopulerkan istilah perilaku konsumen
dalam tulisan mereka.
Perilaku konsumsi memiliki beberapa komponen yang dapat di sederhanakan, yakni :
Perilaku konsumsi terlihat pada perilaku individu dan rumah tangga, perilaku konsumsi
memiliki keterikatan dalam suatu proses keputusan sebelum terjadinya pembelian dan
tindakan dalam memperolehnya serta bagaimana memakai dan menghabiskan suatu produk,
dan perilaku konsumsi mencakup perilaku yang bisa diamati seperti jumlah yang di beli,
kapan membelinya, siapa saja yang membelinya, oleh siapa dan bagaimana barang yang
sudah atau akan di konsumsi. Perilaku konsumsi memiliki 2 macam perilaku yaitu perilaku
konsumsi rumah tangga dan perilaku konsumsi rumah tangga perusahaan. Perilaku konsumsi
rumah tangga individu terjadi karena adanya permintaan akan barang dan jasa dalam
memenuhi kebutuhan hidup sedangkan konsumsi rumah tangga perusahaan bertujuan untuk
membeli barang dan jasa untuk modal yang di perlukan dalam proses produksi karena adanya
permintaan barang dan jasa yang bersifat investasi ( Bahri, 2014 ).
Konsumsi dalam pandangan Islam memiliki terminologi dalam bahasa arab yang di
artikan dengan ‫ ( اإلستهالك‬al-istihlāk) yang bermakna menghabiskan dan membelanjakan harta.
Islam memandang konsumsi bukan hanya sebagai pemuas dan pemenuhan kebutuhan kepada
jasmani dan rohani semata namun juga sebagai pengoptimalan perang manusia sebagai
hamba Allah SWT. dalam mendapatkan kesejahteraan dunia dan akhirat. Dalam Islam ada 3
nilai dasar pondasi perilaku konsumsi yang seharusnya di miliki oleh seorang muslim atau
kalangan masyarakat muslim, yakni :
 Keyakinan akan datangnya hari akhir dan kehidupan setelah kematian yaitu
akhirat.
 Konsep sukses yang di ukur melalui moral agama Islam.
 Harta merupakan anugrah dari Allah SWT bukan suatu hal yang harus di jauhi.
B. Tujuan Konsumsi Dalam Islam
Tujuan dalam konsumsi sendiri merupakan hasil dari tercapainya prinsip-prinsip yang
ada dalam perilaku atau makna dalam konsumsi itu sendiri. Bagi seorang muslim tujuan
konsumsi bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan kepuasan diri semata namun
juga untuk menjadi bukti penghambaan terhadap Allah SWT. untuk mendapatkan dunia dan
akhirat. Proses untuk menggapai tujuan itu tidak luput dari prinsip-prinsip yang konsumsi itu
sendiri, menurut Al Haritsi mengutip kebijakan Umar ibn Khattab terkait prinsip konsumsi
dalam Islam adalah :
 Prinsip Syariah, prinsip ini mengatakan bahwa konsumsi adalah sarana untuk
membangun keta’atan kepada Allah SWT. selain itu prinsip ini memiliki beberapa
hal yang harus di perhatikan yaitu :
- Memperhatikan tujuan konsumsi, seorang muslim dalam konsumsi bukan
hanya bertujuan untuk mencapai kepuasan dari konsumsi namun dari fungsi
ibadah untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
- Memperhatikan kaidah ilmiah, dalam konsumsi sendiri seorang muslim harus
memperhatikan prinsip kebersihan yang ada di mana prinsip ini memiliki arti
barang yang kita konsumsi haruslah bebas dari kotoran atau penyakit dan
memiliki manfaat dan terbebas dari kemudharatan
- Memperhatikan bentuk konsumsi, Fungsi konsumsi yang berbeda antara
prinsip konvensional yang bertujuan untuk menggapai kepuasan maksimal
tanpa peduli akan adanya keridhaan Allah atau tidak karena teori konvensional
cenderung tidak mengenal adanya Tuhan. Bagi seorang muslim ia harus
memperhatikan apa yang ia konsumsi karena adanya batasan halal dan haram
yang tertera dalam aturan agama Islam.
 Prinsip Kuantitas, mengartikan bahwa kesederhanaan dalam segala aspek
merupakan kebaikan dengan memperhatikan kesanggupan dan kemampuan dan
pendapatan dalam mendapatkan konsumsi barang dan jasa serta berusaha
menabung atau menginvestasikan harta yang di miliki, dalam prinsip ini dapat di
simpulkan menjadi 3 dasar utama dalam prinsip kuantitas yaitu :
- Sederhana
- Kesesuaian antara komsumsi dan pemasukan
- Penyimpanan dan pengembangan
 Prinsip Prioritas, prinsip ini merupakan artian bahwa dalam konsumsi perlunya
ada pertimbangan dalam mendahulukan kebutuhan-kebutuhan yaitu :
- Primer : Kebutuhan yang harus wajib di penuhi pertama kali, di mana
kebutuhan ini sangat di perlukan untuk kehidupan.
- Sekunder : Kebutuhan yang ada karena tuntutan kehidupan yang jika tidak
terlaksana akan memberikan kesempitan hidup namun tingkatannya tidak
setinggi kebutuhan primer
- Tertier : Kebutuhan yang hanya sebagai pelengkap dan penghias dalam
kehidupan saja
 Prinsip Sosial, prinsip yang menjadikan kita memberi contoh dalam keteladanan
perilaku konsumsi untuk kepentingan umum dengan tidak membahayakan dan
merugikan orang lain.
 Kaidah lingkungan dengan memperhatikan sumber daya alam yang ada dan tidak
mengexploitasi secara berlebihan yang menyebabkan kerusakan.
C. Etika Konsumsi Dalam Islam
Agama Islam merupakan agama yang berkembang dari waktu ke waktu dengan pesat dari
jumlah pengikut dan perkembangan tata cara pengajaran dan keilmuaanya. Dalam kehidupan
sehari hari Islam mengatur berbagai hal pokok mulai dari bangun hingga tertidur, bahkan ke
kamar mandi sekalipun. Aturan itu juga ada pada bagaimana etika dalam konsumsi pada
ajaran Agama Islam itu sendiri. Agama Islam memiliki etika itu tersendiri yang wajib di
patuhi oleh semua umatnya.
Etika konsumsi dalam agama Islam terbagi menjadi beberapa hal yaitu :
 Tauhid ( Unity / Kesatuan )
Konsumsi dilakukan guna dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. bukan
mencari kepuasan duniawi namun juga akhirat
 Adil
Pemanfaatan atas apa yang Allah berikan di lakukan secara adil sesuai syariah
sehingga mendapatkan keuntungan secara material dan juga spiritual.
 Free Will ( Kehendak Bebas )
Manusia diberi kekuasaan untuk mengambil keuntungan dan manfaat dari apa
yang Allah berikan.
 Amanah
Meski manusia memiliki kebebasan namun adanya tanggung jawab atas
kebebasan tersebut untuk memberikan keseimbangan alam, masyarakat maupun
diri sendiri.
 Halal
Islam hanya memperbolehkan mengkonsumsi barang-barang yang Allah halalkan
atasnya.
 Sederhana
Perbuatan yang melampui batas sangat di larang dalam ajaran agama Islam karena
adanya pemborosan dan buang-buang harta serta penghamburan yang sepatutnya
dapat di manfaatkan sebaik-baiknya.
D. Praktik Etika Konsumsi Islam pada Kehidupan
Perilaku konsumsi Islam yang terjadi dapat memberikan dampak kepada seorang muslim
untuk melakukan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam itu sendiri. Selain itu dia
dapat memberikan apa yang di miliki dan perilaku kehidupannya ke arah yang lebih positif.
Beberapa adalah pengaplikasian praktik teori konsumsi etika islam :
 Hubungan positif antara hidup sederhana dan tingkat kesejahteraan
 Konsumsi halal dan baik dengan tingkat kesehatan di masyarakat
 Kedermawanan akan melahirkan produktivitas ekonomi
 Konsumsi sebagai upaya menjaga jiwa dan akal
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk ekonomi yang bergantung pada keinginan dalam memenuhi
kebutuhan kehidupannya baik secara jasmani maupun rohaninya. Dalam konsumsi Islam, Islam
mengatur bagaimana aturan-aturan dan perilaku konsumsi untuk mengatur dan memberikan
manusia kesempatan untuk mendapatkan apa yang dirinya inginkan namun di sisi lain juga
mendapatkan keridhaan Allah SWT.
Agama Islam sendiri memiliki dasar prinsip pada konsumsi untuk mencapai tujuan
konsumsi dalam memuaskan keinginan dan kemauan dan juga menjadi hamba Allah SWT yang
ta’at akan perintah dan larangannya. Prinsip ini terbagi beberapa hal yaitu :
 Prinsip Syariah
 Prinsip Kuantitas
 Prinsip Prioritas
 Prinsip Sosial / Moral
 Prinsip Kaidah Lingkungan
Dari prinsip-prinsip ini memberikan kesempatan bagi seorang muslim guna mencapai tujuan
dalam konsumsi itu sendiri baik secara konvensional namun juga islami ( mendapat ridha Allah
SWT ). Dari prinsip ini muncul adanya etika konsumsi yang di antaranya adalah : Tauhid, Adil /
Keadilan, Kehendak bebas, Amanah, Halal, Sederhana.
Etika Konsumsi yang di jalankan secara baik dan benar dapat memberikan pengaplikasian
yang baik dan benar terhadap perilaku konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat muslim
lainnya, sehingga memberikan kesempatan dalam praktik lapangan terhadap konsumsi yang
memiliki aturan-aturan untuk mengatur perilaku konsumsi itu sendiri.
Daftar Pustaka
[1] I. Fahmi, “Etika Bisnis,” p. 101, 2014.
[2] E. S. Habibullah, “Etika Konsumsi Dalam Islam,” Ekon. dan Bisnis Islam, pp. 90–102.
[3] B. Achmad, “Pemahaman Nilai-Nilai Etika Dalam Konsumsi Islam Terhadap Perilaku
Konsumtif Masyarakat Indonesia,” J. Pendidik. dan Konseling, vol. 4, no. 5, pp. 1707–
1715, 2022.
[4] A. H. Waluya, S. Arifin, A. Yasid, and I. Ritonga, “Etika Konsumsi Dalam Perspektif
Maqāṣ id Al- Sharī ’ ah,” vol. 8, no. 03, pp. 2536–2544, 2022.
[5] Bahri, A.S. (2014). Etika Konsumsi dalam Perspektif Islam. Jurnal Studia Islamika. 11(2):
347-370.

Anda mungkin juga menyukai