Forum Agribisnis Forum Agribisnis Progra
Forum Agribisnis Forum Agribisnis Progra
Vol. 1, No. 2,
September 2011
Forum Agribisnis Agribusiness Forum
SUSUNAN REDAKSI
Penanggung jawab :
Ketua Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Dewan Redaksi:
Ketua : Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS
Anggota : 1. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS
2. Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS.
3. Dr. Ir. Amzul Rifin, MA
4. Ir. Dwi Rachmina, MS
Redaktur Pelaksana:
1. Ir. Harmini, MS
2. Ir. Netti Tinaprilla, MM
3. Maryono, SP., MSc
Alamat Redaksi:
Magister Sains Agribisnis (MSA),
Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor
Jl. Kamper Wing 4 Level 5, Kampus IPB Darmaga,
Telp/Fax : (0251) 8629654,
e-mail: forum.agribisnis@gmail.com
FORUM AGRIBISNIS (FA) adalah jurnal ilmiah sebagai forum komunikasi antar peneliti, akademisi,
penentu kebijakan dan praktisi dalam bidang agribisnis dan bidang terkait lainnya. Tulisan bersifat asli
berisi analisis empirik atau tinjauan teoritis dan review buku terbaru. Jurnal diterbitkan setiap semester
pada bulan Maret dan September.
DAFTAR ISI
Forum Agribisnis
Volume 1, No. 2 – September 2011
ABSTRACT
Today, Indonesia is still export fresh agriculture product with low selling price and
competitive power than processed product with higher selling price. The condition also
observed for sweet potato that exported in the fresh form with low selling price and in turn
lowering the competitive power of this product. Province of West Java is one of sweet potato
production center. In 2009, “Cilembu” sweet potato becomes leading product of this
commodity group that mostly produced in Subang Regency. Market destination of “Cilembu”
is not only for domestic demand but also exported to many destination countries including
Japan, Malaysia, Vietnam, Hongkong, and Singapore, but selling in the fresh form. Due to the
large potential, it is important to examine the competitive power of the commodity and effect of
government policy on “Cilembu” farming in Subang Regency. The research study was
selected on purposive basis. The data analyzed using Policy Analysis Matrix (PAM) and
sensitivity analysis. The result indicated that “Cilembu” farming in Sumedang Regency is
profitable both financial and economic and has good competitive power (either comparative
or competitive advantage). Government policy on domestic input is not effective yet because
producer must pay higher price on the input than it should be. The policy is effective for
tradable input due to subsidy. Output policy has restrictive nature due to export taxes and no
subsidy for the commodity. Sensitivity analysis show that increasing of labor wage and
changing on exchange rate is not affect competitive and comparative advantage, while
decreasing on output will affect on competitive advantage (comparative advantage still exist).
Keyword(s): Analysis of Competitiveness, Sweet Cilembu, the Policy Analysis Matrix (PAM)
ABSTRAK
Indonesia masih mengekspor produk pertanian dalam bentuk segar sehingga harga jualnya
rendah dan tidak bisa bersaing dengan produk olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Kondisi tersebut terjadi pada komoditas ubi jalar yang masih banyak diekspor dalam keadaan
segar sehingga nilai jualnya menjadi rendah sehingga mempengaruhi kondisi dayasaing
komoditas tersebut. Jawa Barat merupakan sentra produksi ubi jalar pada tahun 2009 dan
memiliki komoditi unggulan yaitu ubi Cilembu yang diproduksi di Kabupaten Sumedang.
Pemasaran ubi Cilembu tidak hanya di domestik, tetapi sudah diekspor ke negara Jepang,
Malaysia, Vietnam, Hongkong, dan Singapura namun dijual dalam bentuk segar. Dengan
adanya potensi yang dimiliki, sangat penting untuk menganalisis dayasaing dan dampak
kebijakan pemerintah terhadap pengusahaan ubi Cilembu di Kabupaten Sumedang. Metode
penentuan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive). Analisis data menggunakan alat
analisis Policy Analysis Matrix (PAM) dan analisis sensitivitas. Usahatani ubi jalar Cilembu di
Kabupaten Sumedang menguntungkan secara finansial maupun ekonomi dan memiliki
dayasaing baik dilihat dari keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif. Kebijakan
pemerintah terhadap input domestik belum efektif karena produsen harus membayar lebih
mahal dari yang seharusnya, sedangkan untuk input tradable efektif dikarenakan ada subsidi.
200
Analisis Dayasaing Ubi Jalar …
Untuk kebijakan output bersifat menghambat yaitu adanya pajak ekspor dan tidak adanya
kebijakan subsidi untuk komoditas ubi jalar. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas terhadap
kenaikan upah tenaga kerja, dan perubahan nilai tukar, tetap memiliki dayasaing baik
keunggulan komparatif maupun kompetitif, sedangkan terhadap penurunan output hanya
memiliki keunggulan komparatif.
Kata kunci : Analisis Dayasaing, Ubi Cilembu, Policy Analysis Matrix (PAM)
202
Analisis Dayasaing Ubi Jalar …
ditanam pada musim kemarau. Ilmu Cilembu. Dayasaing bisa dilihat dari
pengetahuan dan teknologi sangat keunggulan yang dimiliki baik kom-
diperlukan jika ingin menjadikan ubi paratif (keuntungan sosial) maupun
Cilembu sebagai komoditi unggulan desa keunggulan kompetitif (keuntungan
Cilembu dan meningkatkan dayasaing- privat), dan pengaruh kebijakan suatu
nya yaitu dengan menemukan alat untuk negara terhadap keberlanjutan peng-
mengatasi hama lanas. Adanya bantuan usahaan ubi Cilembu baik insentif
pada saat pasca-panen pun harus maupun disinsentif yang akan me-
diperhatikan karena belum adanya mesin nentukan efektivitas, efisiensi dan
pembersih dan pendingin. Berdasarkan kelayakan suatu usaha. Adapun
indikator perekonomian daerah, PDRB perumusan masalah yang bisa dianalisis
Kabupaten Sumedang berdasarkan dalam penelitian ini adalah :
lapangan usahanya tahun 2009-2010, 1. Bagaimana tingkat dayasaing dari
didominasi oleh sektor pertanian yaitu pengusahaan ubi Cilembu di
perkebunan dan tanaman bahan Kabupaten Sumedang?
makanan. 2. Bagaimana pengaruh kebijakan
Berdasarkan informasi, harga ubi pemerintah terhadap dayasaing
Cilembu di tingkat petani adalah pengusahaan ubi jalar?
Rp 2.500/kg, tengkulak Rp 5.000/kg, dan
di kios Rp 10.000/kg. Sedangkan ubi Tujuan Penelitian
yang sudah dioven berkisar antara 1. Menganalisis dayasaing pengusa-
Rp 13.000/kg. Di supermarket Jepang, haan ubi Cilembu di Kabupaten
ubi Cilembu dijual dengan harga Rp Sumedang.
75.000/kg, sedangkan di Singapura 2. Menganalisis dampak kebijakan
dijual dengan harga Rp 150.000/kg. Di pemerintah terhadap pengusahaan
tingkat pedagang pengumpul dilakukan ubi Cilembu.
grading. untuk pemasaran ke Malaysia
dilakukan grading berdasarkan ukuran S,
L, dan XL. TINJAUAN PUSTAKA
Walaupun produktivitasnya rendah Pendekatan Penelitian Sistem Usaha
diantara varietas lain, tetapi dari segi Pertanian dan Agribisnis
ekonomi, ubi Cilembu memiliki harga Pada awalnya penelitian tentang
yang lebih tinggi (Rp 10.000) sistem pertanian hanya terbatas pada
dibandingkan dengan varietas AC tahap budidaya atau pola tanam, tetapi
seharga Rp 2.400 di tingkat pengecer pada tahun 2000, sistem pertanian terus
dan sudah memiliki brand tersendiri disempurnakan sehingga menjadi sebuah
yang menjadi nilai jual. sistem agribisnis yang terintegrasi antara
Adanya 4 peluang dan 5 kendala industri hulu, usahatani, industri hilir dan
berdasarkan indikator utama bisa jasa pendukung. Sistem agribisnis sangat
menentukan dayasaing berbasis potensi berkaitan dengan kemampuan bersaing,
daerah komoditas unggulan ubi jalar Suryana (2002) berpendapat bahwa
203
Ana Hoeridah dan Tintin Sarianti
204
Analisis Dayasaing Ubi Jalar …
satu negara dengan negara yang lain. akan dicapai serta akhirnya dievaluasi
Terdapat tiga bentuk hubungan ekonomi menjadi strategi. Kebijakan barang
yaitu pertukaran hasil atau output ekspor bertujuan untuk menstabilkan
(barang dan jasa), sarana produksi harga dengan mengatur barang agar
(modal, tenaga kerja, dan teknologi), dan barang tersebut ada di dalam negeri,
segi kredit atau utang-piutang. sedangkan kebijakan barang impor yaitu
Dayasaing terdiri dari analisis melindungi produsen dari persaingan
keunggulan komparatif dan keunggulan harga dengan barang luar yang lebih
kompetitif. murah.
Perdagangan akan terjadi karena Metoda PAM digunakan untuk
suatu daerah bisa memproduksi barang menganalisis pengaruh intervensi
tertentu secara lebih efisien pemerintah dan dampaknya pada sistem
dibandingkan dengan daerah lain. David komoditas. Sistem komoditas yang dapat
Rivardo menyatakan bahwa suatu negara dipengaruhi meliputi empat analisis
akan mengimpor suatu komoditi yang (Monke and Pearson, 1989) yaitu tingkat
mempunyai keunggulan komparatif usahatani, penyampaian dari usahatani
rendah dan akan mengekspor suatu ke pengolah, pengolahan dan pemasaran.
komoditi yang mempunyai keunggulan Analisis sensitivitas merupakan
komparatif lebih tinggi sehingga akan suatu alat yang langsung menganalisa
terjadi spesialisasi produk. pengaruh-pengaruh risiko dan ketidak-
Menurut Budiono (1997), terdapat pastian dalam analisa proyek. Terdapat
tiga faktor utama yang menentukan empat hal yang perlu diperhatikan yaitu
keunggulan komparatif suatu negara terdapatnya cost overrun, perubahan
yaitu : tersedianya sarana produksi, dalam perbandingan harga terhadap
adanya kenyataan bahwa dalam cabang- tingkat harga umum, mundurnya waktu
cabang produksi tertentu bisa implementasi dan kesalahan dalam
memproduksi secara lebih efisien apabila perkiraan hasil per hektar (Kadariah et
skala produksi makin besar (economic of al, 1999).
scale), adanya perbedaan dalam laju
kemajuan teknologi. Lokasi dan Waktu Penelitian
Menurut Kuncoro (2006) terdapat Penelitian ini dilakukan di Desa
tiga model dalam keunggulan kompetitif Cilembu, Kecamatan Tanjungsari, dan
yaitu model organisasi industri, berbasis Desa Nagarawangi Kecamatan Ranca-
sumberdaya dan gerilya. kalong, Kabupaten Sumedang, Propinsi
Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan
Kebijakan Pemerintah dengan secara sengaja (purposive
Kebijakan adalah suatu instrumen sampling) dengan pertim-bangan bahwa
yang bisa mengubah outcome kedua desa merupakan penghasil ubi
perekonomian, dalam pelaksanaannya jalar Cilembu dengan memiliki
ada kendala dan bisa menjadi karakteristik tanah dengan berbagai
penghambat atau pendukung tujuan yang kandungan mineral dan hara unik yang
205
Ana Hoeridah dan Tintin Sarianti
membuat ubi dapat tumbuh sempurna nen tradable dan non tradable. Tabel
dengan kualitas terbaik. Pengambilan matrik analisis kebijakan dijabarkan
data dilaksanakan pada bulan Mei pada tabel berikut.
sampai Juni 2011.
Tabel Matrik Analisis Kebijakan
Jenis dan Sumber Data Biaya
Ketera- Peneri- Keun-
Input Input non
Data yang digunakan dalam ngan maan
Tradable Tradable
tungan
206
Analisis Dayasaing Ubi Jalar …
207
Ana Hoeridah dan Tintin Sarianti
208
Analisis Dayasaing Ubi Jalar …
yang terbagi menjadi dua bagian yaitu diperoleh sebesar 0,15 (DRC < 1),
harga finansial (privat) dan harga artinya untuk memproduksi ubi Cilembu
ekonomi (bayangan atau sosial). Biaya- di lokasi penelitian hanya membutuhkan
biaya pada harga privat dab ekonomi biaya sumberdaya domestic sebesar 15
masing-masing dibagi menjadi dua yaitu persen terhadap biaya impor yang
tradable dan non tradable. Hasil dibutuhkan. Hal ini mengindikasikan
Perhitungan PAM dan indikatornya usahatani ubi Cilembu di kedua desa
terdapat pada Lampiran 1 dan 2. efisien secara ekonomi dan memiliki
Analisis keunggulan kompetitif keunggulan komparatif (dayasaing).
terdiri dari analisis keuntungan privat Analisis dampak kebijakan peme-
(Privat Profit) dan Rasio Biaya Privat rintah terhadap dayasaing ubi Cilembu
(Privat Cost Ratio/PCR) Besarnya dapat dilihat dari kebijakan output,
keuntungan privat adalah positif yaitu kebijakan input dan kebijakan input-
Rp 1.098,00 per kilogram ubi Cilembu, output.
hal ini menunjukkan bahwa secara
finansial pengusahaan ubi jalar di kedua 1. Kebijakan Output
desa tersebut menguntungkan dengan Analisis dampak kebijakan peme-
adanya kebijakan pemerintah. Sedang- rintah terhadap dayasaing ubi Cilembu
kan nilai PCR lebih kecil dari satu (PCR yang langsung berpengaruh terhadap
0,56), hal ini berarti untuk mendapatkan output dapat dilihat dari nilai Transfer
nilai tambah output sebesar satu satuan Output (Output Transfer/OT) dan
pada harga privat di lokasi penelitian Koefisien Proteksi Output Nominal
diperlukan tambahan biaya faktor (Nominal Protection Coeffisient Output/
domestik kurang dari satu satuan yaitu NPCO). Nilai OT yang diperoleh adalah
sebesar 0,56. Berdasarkan nilai PCR negatif (OT<0) yaitu -Rp 6.605,00 yang
tersebut maka usahatani ubi Cilembu di mengindikasikan bahwa tidak ada
kedua desa efisien secara finansial dan insentif konsumen terhadap produsen,
memiliki keunggulan kompetitif serta sehingga harga yang dibayarkan oleh
mampu membiayai faktor domestiknya konsumen lebih rendah dari seharusnya
pada harga privat. sehingga terjadi transfer output dari
Analisis keunggulan komparatif produsen ke konsumen. Dengan kata
terdiri dari analisis keuntungan sosial lain, tidak ada subsidi output yang
(Social Profit) dan Rasio Biaya menyebabkan harga sosial lebih tinggi
Sumberdaya Domestik (Domestic daripada harga privat.
Resource Cost/DRC). Keuntungan Sosial Indikator lain yang bisa digunakan
yang positif sebesar Rp 7.613/kg ubi untuk melihat dampak kebijakan
Cilembu, menunjukkan bahwa usahatani pemerintah yaitu Koefisien Proteksi
ubi Cilembu di kedua desa me- Output Nominal (NPCO) yang me-
nguntungkan secara ekonomi dan layak nunjukkan tingkat proteksi pemerintah
untuk diusahakan meskipun tanpa ada terhadap output. Nilai NPCO yang
intervensi pemerintah. Nilai DRC diperoleh yaitu 0,29 yang
209
Ana Hoeridah dan Tintin Sarianti
210
Analisis Dayasaing Ubi Jalar …
hambat produksi domestik. Nilai EPC biaya produksi lebih besar dari biaya
yang diperoleh yaitu 0,28 (EPC<1) sosial untuk berproduksi. Nilai yang
menggambarkan kebijakan terhadap diperoleh yaitu -0,7 yang menyebabkan
output maupun subsidi input bersifat petani mengeluarkan biaya produksi
menghambat (tidak efektif) dan tidak lebih besar 70 persen dari biaya
memberikan insentif terhadap petani sosialnya.
untuk berproduksi.
Transfer bersih (NT) merupakan Pengaruh Perubahan Upah Tenaga
selisih antara keuntungan Privat dan Kerja, Hasil Produksi dan Nilai Tukar
keuntungan sosial (asumsi pasar Rupiah terhadap Dayasaing Ubi
persaingan sempurna) yang menggam- Cilembu di Kabupaten Sumedang
barkan dampak kebijakan pemerintah Perubahan dayasaing ubi cilembu
terhadap penerimaan apakah mengun- dapat terjadi apabila terdapat beberapa
tungkan atau merugikan. Nilai NT yang perubahan pada kegiatan usahatani ubi
diperoleh bernilai negatif yaitu -Rp cilembu. Adapun perubahan yang sering
6.515 menunjukkan bahwa kebijakan terjadi adalah perubahan upah tenaga
pemerintah tidak memberikan insentif kerja, perubahan hasil produksi ubi
untuk meningkatkan produksi. Keun- cilembu serta perubahan nilai tukar
tungan yang diperoleh ketika ada rupiah terhadap dollar Amerika.
kebijakan pemerintah lebih rendah Jika terjadi perubahan upah tenaga
Rp 6.515/kg dibandingkan dengan tidak kerja menjadi Rp 35.000 dan nilai tukar
adanya campur tangan pemerintah. mengalami apresiasi. Berdasarkan nilai
Pengaruh kebijakan secara kese- indikator PP, SP, PCR dan DRC,
luruhan dicerminkan oleh Koefisien pengusahaan ubi Cilembu di Kabupaten
keuntungan (PC) yang menyebabkan Sumedang masih menguntungkan secara
keuntungan privat berbeda dengan finansial dan ekonomi sehingga memiliki
keuntungan sosial dan diperoleh dari dayasaing baik dari keunggulan kom-
rasio penerimaan privat dengan sosial. petitif maupun komparatif, hasil per-
Nilai PC yang diperoleh 0,14 yang hitungan dapat dilihat pada Lampiran 3.
mengindikasikan bahwa keuntungan Jika terjadi penurunan output
yang diperoleh petani Cilembu hanya 14 sebesar 50 persen. Berdasarkan nilai
persen dari yang seharusnya. indikator PP, SP, PCR dan DRC,
Nilai rasio subsidi bagi produsen pengusahaan ubi Cilembu di Kabupaten
(SRP) menggambarkan tingkat penam- Sumedang masih menguntungkan secara
bahan dan pengurangan penerimaan ekonomi sehingga memiliki dayasaing
karena adanya kebijakan pemerintah dan dari sisi keunggulan komparatif tetapi
merupakan rasio antara transfer bersih tidak menguntungkan secara finansial
dengan penerimaan berdasarkan harga dan tidak memiliki keunggulan
bayangan. SRP yang negatif (<0) kompetitif, hasil perhitungan dapat
menyebabkan kebijakan pemerintah dilihat pada Lampiran 4.
menyebabkan produsen mengeluarkan
211
Ana Hoeridah dan Tintin Sarianti
Saran
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, di-
Kesimpulan sarankan petani dan pengekspor ubi jalar
Berdasarkan hasil penelitian yang agar terus mengembangkan usahatani ubi
menggunakan analisis matrik kebijakan jalar karena menguntungkan dan
(PAM), dapat disimpulkan bahwa memiliki dayasaing baik keunggulan
usahatani ubi jalar menguntungkan kompetitif maupun komparatif. Eksportir
secara finansial maupun ekonomi dan bisa bermitra dengan perusahaan lain
212
Analisis Dayasaing Ubi Jalar …
213
Ana Hoeridah dan Tintin Sarianti
214
Analisis Dayasaing Ubi Jalar …
215
Ana Hoeridah dan Tintin Sarianti
216
Analisis Dayasaing Ubi Jalar …
217