Anda di halaman 1dari 12

AGRISTA : Vol. 11 No.

1 Maret 2023 : 1-12 ISSN : 2302-1713

ANALISIS USAHATANI MELON (Cucumis melo L.)


DI KECAMATAN GIRIWOYO KABUPATEN WONOGIRI

Isnarosan Suci Andriani, Agustono, Evi Irawan


Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp/Fax (0271) 637457
Email: isnarosansuci@student.uns.ac.id
Abstract : Melon is a horticultural crop commodity that has the potential to be
cultivated. The amount of production obtained is influenced by the allocation of
the usage of farming production factors. This study aims to analyze the costs,
revenue, income, profits, and feasibility of melon farming in Giriwoyo District
and to analyze production factors that affect the production of melon farming in
Giriwoyo District. The basic method used in this research is descriptive method.
The study location is determined by purposive method. The sample of farmers was
selected by accidental sampling. The results showed that the average cost of
melon farming in one planting seasons is IDR 60,707,004.16/Ha/season, the
average revenue is IDR 86,285,947.71/Ha/season, the average farm income is
IDR 37,952,244.47/Ha/season, the average profit is IDR
25,241,889.07/Ha/season. Farming feasibility analysis with an R/C ratio of 1.44
indicateds that the melon farming is considered to be financially feasible. The
production factors of land area, seeds, NPK Phonska fertilizer, NPK Mutiara
fertilizer, SP-36 fertilizer, pesticides and labor individually have a significant
effect on melon production. Meanwhile, the production factors of mature and ZA
fertilizer individually did not significant effect on melon production.

Keyword: Melon, Farming, Farming Feasibility, Production Factors


Abstrak : Melon merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang
berpotensi untuk dibudidayakan. Jumlah produksi melon yang diperoleh
dipengaruhi oleh alokasi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya, penerimaan, pendapatan,
keuntungan, dan kelayakan usahatani melon di Kecamatan Giriwoyo serta
menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap hasil produksi
usahatani melon di Kecamatan Giriwoyo. Metode dasar penelitian ini adalah
metode deskriptif. Lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive.
Pemilihan sampel petani dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata biaya usahatani melon selama satu musim tanam
adalah Rp 60.707.004,16/Ha/musim, rata-rata penerimaan usahatani adalah
Rp 86.285.947,71/Ha/musim, rata-rata pendapatan usahatani adalah
Rp 37.952.244,47/Ha/musim, dan rata-rata keuntungan usahatani adalah
Rp 25.241.889,07/Ha/musim. Analisis kelayakan usahatani dengan R/C ratio
sebesar 1,44 yang berarti usahatani melon layak diusahakan. Faktor produksi luas
lahan, benih, pupuk NPK Phonska, pupuk NPK Mutiara, pupuk SP-36, pestisida
dan tenaga kerja secara individu berpengaruh nyata terhadap hasil produksi
melon. Sedangkan, faktor produksi pupuk kandang dan pupuk ZA secara individu
tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi melon.

Kata Kunci : Usahatani, Melon, Kelayakan Usahatani, Faktor Produksi

1
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…

PENDAHULUAN di Kecamatan Giriwoyo tahun 2018-


Melon (Cucumis melo L.) 2021.
Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan
merupakan salah satu komoditas buah
Produktivitas Buah Melon di
dari tanaman hortikultura yang
KecamatanGiriwoyo Kabupaten Wonogiri
berpotensi dikembangkan untuk
Tahun 2018-2021
dibudidayakan di Indonesia. Buah melon
Tahun Luas Jumlah Produktivitas
banyak mengandung air, nutrisi penting Panen Produksi (kuintal/Ha)
yang dibutuhkan tubuh, dan kandungan (Ha) (kuintal)
gizi yang cukup tinggi seperti vitamin A, 2018 32 6.931 216,59
2019 48 8.397 174,93
C, kalium, niacin, serat dan asam folat. 2020 66 10.361 156,98
Melon mengandung zat adenosine yang 2021 42 9.030 205
berfungsi sebagai antikoagulan yang Sumber : Kecamatan Giriwoyo dalam
dapat mencegah penggumpalan keping Angka, 2022
darah (Daryono dan Maryanto, 2018). Produksi buah melon di Kecamatan
Banyaknya kandungan nutrisi yang baik Giriwoyo cenderung mengalami
peningkatan akan tetapi produktivitas
menjadi salah satu daya tarik buah
mengalami penurunan. Besar kecilnya
melon untuk dikonsumsi masyarakat. jumlah produksi akan berpengaruh pada
Hal tersebut mendorong adanya penerimaan yang akan diterima oleh
pengembangan tanaman melon di petani. Penerimaan petani juga
Indonesia. dipengaruhi oleh harga jual melon yang
Berdasarkan data Statistik Provinsi berlaku. Jika jumlah produksi dan harga
Jawa Tengah diketahui bahwa jual semakin tinggi maka akan
meningkatkan penerimaan
Kabupaten Wonogiri salah satu
(Wulansari et al., 2018). Beberapa hal
penghasil buah melon yang menduduki penting yang perlu diperhatikan dan
peringkat ke-5 produksi melon tertinggi diperhitungkan oleh petani dalam
di Provinsi Jawa Tengah dan menduduki menjalankan usahatani adalah besar
peringkat ke-1 produksi melon se- biaya produksi yang dikeluarkan,
Karesidenan Surakarta pada tahun 2021. penerimaan, pendapatan, hingga
Produksi melon di Kabupaten Wonogiri keuntungan yang diperoleh (Sembiring
et al., 2021).
pada tahun 2017-2021 mengalami
Tabel 1 menunjukkan bahwa
fluktuasi dengan rerata produksi produktivitas melon di Kecamatan
mencapai 250 ribu kuintal per tahunnya. Giriwoyo cenderung mengalami
Tahun 2021 jumlah produksi mencapai penurunan. Produktivitas yang
16.965 kuintal dengan luas panen mengalami penurunan dapat terjadi
sebesar 105 Ha. Jumlah tersebut lebih karena alokasi penggunaan faktor
produksi yang digunakan oleh petani di
rendah dari produksi melon pada tahun
Kecamatan Giriwoyo. Menurut
2020. Kecamatan Giriwoyo merupakan Nurjannah dan Hasan (2021), petani
penghasil melon tertinggi di Kabupaten melakukan alokasi faktor produksi
Wonogiri. dalam jenis, jumlah dan dosis yang
Berikut ini data terkait luas panen, berbeda-beda, sehingga hasil produksi
produksi, dan produktivitas buah melon yang diperoleh petani juga berbeda-beda

2
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…

dan biaya produksi setiap petani pun mewakilkan populasi petani melon di
berbeda-beda. Kecamatan Giriwoyo. Penentuan
Berdasarkan hal tersebut, peneliti responden petani dilakukan dengan
tertarik untuk melakukan penelitian teknik accidental sampling. Sampel yang
terkait analisis usahatani melon di digunakan diambil dari populasi secara
Kecamatan Giriwoyo Kabupaten kebetulan, yaitu siapa saja petani yang
Wonogiri, dan melalui penelitian ini pula bertemu dengan peneliti di lapangan dan
hubungan faktor-faktor produksi memenuhi kriteria responden yang telah
terhadap hasil produksi usahatani melon ditentukan.
dapat diketahui. Metode Analisis Data
METODE PENELITIAN 1. Analisis Biaya, Penerimaan,
Pendapatan, Keuntungan Usahatani
Metode Dasar Melon
Metode dasar yang digunakan a. Biaya Usahatani
dalam penelitian adalah metode TC = TCe) + TCi
deskriptif. Keterangan : TC ialah total biaya
Metode Penentuan Lokasi usahatani (Rp/MT/Ha); TCe ialah
Penentuan lokasi pada penelitian Biaya eksplisit usahatani
ini adalah dengan metode purposive (Rp/MT/Ha); TCi ialah Biaya implisit
(sengaja). Pemilihan akan Kecamatan usahatani (Rp/MT/Ha)
Giriwoyo ini atas pertimbangan bahwa b. Penerimaan Usahatani
lokasi tersebut memiliki luas lahan TR = Y x Py
panen dan jumlah produksi melon Keterangan : TR ialah penerimaan
tertinggi di Kabupaten Wonogiri. usahatani (Rp/MT/Ha), Y ialah
Selanjutnya, diambil satu desa sebagai jumlah produksi melon (Kg/MT/Ha),
lokasi penelitian yaitu Desa Py ialah harga melon (Rp/Kg)
Sendangagung dengan pertimbangan c. Pendapatan Usahatani
bahwa desa tersebut merupakan sentra I = TR – TCe
usahatani melon di Kecamatan Giriwoyo Keterangan : I ialah pendapatan
dengan jumlah petani sebanyak 142 usahatani (Rp/MT/Ha), TR ialah
orang. penerimaan usahatani (Rp/MT/Ha),
Metode Penentuan Sampel TCe ialah biaya eksplisit usahatani
Populasi pada penelitian berjumlah (Rp/MT/Ha)
142 petani. Menurut Arikunto (2013), d. Keuntungan Usahatani
apabila subjek penelitian kurang dari 100 π = TR – TC
orang maka sebaiknya diambil sebagai Keterangan : π ialah keuntungan
sampel semuanya, tetapi jika subjek usahatani (Rp/MT/Ha), TR ialah
berjumlah lebih dari 100 orang atau penerimaan usahatani (Rp/MT/Ha),
besar maka dapat diambil 10-25% atau TC ialah total biaya usahatani
lebih. Sampel yang digunakan pada (Rp/MT/Ha)
penelitian ini berjumlah 60 responden,
jumlah tersebut dianggap dapat

3
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…

2. Analisis Kelayakan Usahatani X2 = Benih (Gram)


Kelayakan usahatani pada X3 = Pupuk Kandang (kg)
penelitian ini di analisis dengan X4 = Pupuk NPK Phonska (kg)
pendekatan R/C ratio. Persamaan R/C X5 = Pupuk NPK Mutiara (kg)
ratio dapat dirumuskan sebagai berikut : X6 = Pupuk SP-36 (kg)
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 (𝑇𝑅) X7 = Pupuk ZA (kg)
R/C ratio = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝑇𝐶)
X8 = Pestisida (kg)
Kriteria yang digunakan sebagai berikut:
X9 = Tenaga Kerja (HOK)
a. R/C > 1, maka usahatani dinyatakan
untung atau layak untuk dijalankan, HASIL DAN PEMBAHASAN
b. R/C ratio = 1, maka usahatani berada
Kondisi Umum Daerah Penelitian
pada titik impas (tidak untung dan
Kecamatan Giriwoyo merupakan
tidak rugi)
salah satu kecamatan dari 25 kecamatan
c. R/C < 1, maka usahatani dikatakan
yang berada di Kabupaten Wonogiri.
rugi atau tidak layak dijalankan.
Wilayah Kecamatan Giriwoyo berada di
3. Analisis Faktor Produksi yang
ketinggian 169 meter di atas permukaan
Mempengaruhi Produksi Usahatani
laut. Luas wilayah Kecamatan Giriwoyo
Melon
adalah 10060,14 Ha. Luas lahan sawah
Untuk mengetahaui faktor produksi
yang dimiliki sebesar 1.466,5 Ha,
yang berpengaruh terhadap hasil
dimana pemanfaatan didominasi oleh
produksi melon menggunakan fungsi
sawah tadah hujan. Lahan sawah di
produksi Cobb Douglas. Analisis ini
Kecamatan Giriwoyo ini digunakan
digunakan untuk mengetahui pengaruh
untuk usahatani tanaman pangan,
variabel bebas (X) terhadap variabel
tanaman hortikultura dan tanaman
terikat (Y). Adapun persamaannya
lainnya yang komersil. Salah satu desa di
sebagai berikut.
Kecamatan Giriwoyo yang menjalankan
Y = α X1b1 .X2b2 .X3b3 .X4b4 .X5b5. X6b6
usahatani melon adalah Desa
.X7b7 .X8b8 .X9b9 .X10b10. eµ
Sendangagung. Meskipun tergolong ke
Agar persamaan di atas linear dan
dalam dataran rendah, terdapat petani
mudah dihitung maka ditranformasikan
yang mengusahakan tanaman melon di
dalam logaritma natural (LN)
daerah tersebut. Hal tersebut didorong
(Soekartawi, 2003), sehingga
dengan adanya benih melon yang dapat
persamannya menjadi :
dibudidayakan di dataran rendah.
Ln Y = Ln a + b1LnX1 + b2LnX2 + Usahatani melon di Desa
b3LnX3 + b4LnX4 + b5LnX5 + Sendangagung rata-rata hanya dijalankan
b6LnX6 + b7LnX7 + X8LnX8+ pada satu musim tanam saja. Hal ini
b9LnX9 + µ dikarenakan petani menerapkan
Keterangan : pergiliran tanaman untuk menjaga
𝑌̂ = Produksi Melon (kg) kesuburan tanah. Selain itu, petani juga
a = Konstanta mempertimbangkan cuaca sehingga
b1 – b10 = Koefisien regresi biasanya petani menanam melon pada
X1 = Luas lahan (Ha) muism tanam kedua disaat intensitas

4
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…

hujan tidak tinggi. Namun, untuk petani usahatani hanya dua orang pada masing-
yang memanfaatkan lahan luas biasanya masing rumah tangga. Rata-rata luas
akan menanam melon lebih dari satu lahan yang digarap oleh petani yaitu 0,51
musim tanam. Ha.
Penduduk di Kecamatan Giriwoyo Biaya Usahatani Melon
berjumlah 40.156 jiwa dengan dengan Biaya usahatani merupakan biaya
komposisi 19.872 jiwa laki-laki dan total produksi yang dikeluarkan oleh
20.284 jiwa perempuan. Tahun 2021 petani selama menjalankan usahatani
penduduk di dominasi oleh kelompok melon. Biaya usahatani meliputi biaya
umur produktif (15-64 tahun) dengan implisit dan biaya eksplisit. Biaya
jumlah sebanyak 27.225 jiwa atau implisit meliputi biaya input dari dalam,
sebesar 67, 79%. tenaga kerja dalam keluarga, dan biaya
Karakteristik Responden Usahatani penyusutan alat. Biaya eksplisit meliputi
Melon di Kecamatan Giriwoyo biaya input dari luar (benih, pupuk,
Responden yang digunakan pestisida, mulsa, ajir, palang, dan rafia),
penelitian ini berjumlah 60 petani biaya tenaga kerja dari luar, dan biaya
dengan rata-rata umur petani adalah 49 lain-lain yang mendukung kegiatan
tahun dan termasuk ke dalam umur usahatani melon. Berikut Tabel 2
produktif (15-64 tahun). Tingkat menyajikan data rata-rata biaya
pendidikan petani melon didominasi usahatani melon di Kecamatan
oleh lulusan SMA/SMK dan SMP. Rata- Giriwoyo.
rata anggota keluarga yang aktif dalam
Tabel 2. Rata-rata Biaya Usahatani Melon di Kecamatan Giriwoyo pada Musim
Tanam Bulan Maret-Mei 2021 (Rp)
No Jenis Biaya Biaya (Rp)/0,51 Biaya (Rp)/Ha Persentase
Ha %
1. Biaya Implisit
a. Biaya Tenaga Kerja Dalam
Keluarga 6.366.500,00 12.434.570,31 20,48
b. Biaya Input dari Dalam - - -
c. Penyusutan Alat 141.201,96 275.785,09 0,45
Jumlah Biaya Implisit 6.507.701,96 12.710.355,40 20,93
2. Biaya Eksplisit
a. Biaya Tenaga Kerja Luar
Keluarga 13.513.033,33 26.392.643,23 43,48
b. Biaya Input dari Luar 8.596.495,83 16.790.030,92 27,66
c. Biaya Lain-lain 2.464.755,00 4.813.974,61 7,93
Jumlah Biaya Eksplisit 24.574.284,17 47.996.648,76 79,07
3. Jumlah Biaya Usahatani 31.081.986,13 60.707.004,16 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui Rp 60.707.004,16/Ha/musim. Proporsi
bahwa bahwa rata-rata biaya usahatani biaya usahatani melon untuk biaya
melon adalah sebesar implisit sebesar 20,93% dan untuk biaya
Rp 31.081.986,13/0,51 Ha/musim dan eksplisit sebesar 79,07%. Angka tersebut

5
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…

menunjukkan bahwa proporsi biaya adalah tahapan pengendalian hama dan


ekplisit lebih besar dari biaya implisit. penyakit. Tahap tersebut membutuhkan
Besarnya proporsi biaya ekplisit banyak tenaga kerja dari luar karena
dikarenakan petani mengeluarkan biaya tanaman melon rawan terhadap hama
untuk biaya tenaga kerja dari luar dan dan penyakit sehingga petani melakukan
membeli seluruh input yang digunakan pengendalian secara intensif. Sedangkan,
untuk usahatani melon pada musim biaya input yang dikeluarkan petani
tanam bulan Maret-Mei Tahun 2021. digunakan untuk pembelian input
Biaya tenaga kerja dari luar produksi seperti benih, pupuk kandang,
memiliki jumlah yang tinggi karena NPK Phonska, NPK Mutiara, SP-36,
tenaga kerja dari luar keluarga terlibat di ZA, KCL, Kapur, POC, pestisida padat,
seluruh tahapan usahatani melon, mulai pestisida cair, mulsa, ajir, palang, dan
dari pengolahan lahan, persemaian, rafia.
penanaman, penyulaman, pemupukan, Penerimaan Usahatani Melon
penyiangan, pengairan, pengendelian Penerimaan usahatani melon di
hama dam penyakit, pemangkasan, Kecamatan Giriwoyo diperoleh dari
panen dan pengangkutan, sehingga hasil perkalian antara jumlah produksi
menambah biaya yang dikeluarkan oleh melon (kg) dengan harga jual melon
petani. (Rp). Rata-rata penerimaan usahatani
Tahapan yang paling banyak melon di Kecamatan Giriwoyo dapat
menggunakan tenaga kerja dari luar dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Produksi, Harga, dan Penerimaan Usahatani Melon di Kecamatan
Giriwoyo Kabupaten Wonogiri pada Musim Tanam Bulan Maret – Mei 2021
No Uraian Per 0,51 Ha Per Ha
1. Produksi Melon (Kg) 7.941,67 15.571,90
2. Harga Jual Melon (Rp/Kg) 5.404,46 5.404,46
3. Penerimaan Usahatani (Rp) 44.005.833,33 86.285.947,71
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
Rata-rata hasil produksi usahatani pedagang langsung, sehingga dapat
melon pada musim tanam bulan Maret– menentukan sendiri harga jual melon.
Mei di Kecamatan Giriwoyo tahun 2021 Petani yang menjual ke pedagang secara
adalah 7.941,67 kg/0,51 Ha dan langsung memperoleh harga jual melon
15.571,90 kg/Ha. Rata-rata harga jual berkisar pada Rp 5.800/kg hingga Rp
melon adalah sebesar Rp 5.404,46/kg. 6.700/kg. Rata-rata penerimaan
Sebagian besar petani menjual hasil usahatani melon adalah sebesar Rp.
produksi melon kepada tengkulak, 44.005.833,33/0,51 Ha dan Rp
sehingga besar harga jual melon tidak 86.285.947,71/Ha. Penerimaan tersebut
sepenuhnya ditentukan oleh petani diperoleh dalam satu musim tanam.
sendiri tetapi ditentukan oleh hasil tawar Pendapatan, Keuntungan, dan
menawar antara petani dan tengkulak. Kelayakan Usahatani Melon
Sedangkan sebagian kecil petani melon Pendapatan usahatani melon
menjual hasil produksinya kepada diperoleh dari pengurangan antara

6
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…

penerimaan usahatani dengan biaya membandingkan penerimaan usahatani


eksplisit. Keuntungan usahatani dengan biaya produksi usahatani (biaya
diperoleh dari pengurangan antara implisit ditambah dengan biaya
penerimaan usahatani dengan biaya eksplisit). Rata-rata pendapatan,
implisit dan eksplisit. Sedangkan untuk keuntungan, dan kelayakan usahatani
kelayakan usahatani diperoleh dari melon dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata Pendapatan, Keuntungan, dan Kelayakan Usahatani Melon di Kecamatan
Giriwoyo Kabupaten Wonogiri pada Musim Tanam Bulan Maret – Mei 2021
No Uraian Per 0,51 Ha Per Ha
1. Penerimaan (Rp) 44.005.833,33 86.285.947,71
2. Biaya Eksplisit (Rp) 24.574.284,17 47.996.648,76
3. Pendapatan (Rp) (1-2) 19.431.549,17 37.952.244,47
4. Biaya Implisit (Rp) 6.507.701,96 12.710.355,40
5. Keuntungan (Rp) (1-(2+4)) 12.923.847,20 25.241.889,07
6. R/C Ratio ( 1 / (2+4)) 1,44
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
Rata-rata penerimaan usahatani 2021 dianggap layak untuk diusahakan
melon pada musim tanam bulan Maret– karena menguntungkan. Hasil penelitian
Mei di Kecamatan Giriwoyo tahun 2021 ini sejalan dengan penelitian
adalah sebesar Rp 44.005.833,33/ Saediman et al., (2020) yang
0,51 Ha/musim dan Rp menunjukkan bahwa nilai R/C ratio
86.285.947,71/Ha/musim. Rata-rata usahatani melon lebih dari 1 yang berarti
pendapatan yang diperoleh petani melon layak untuk diusahakan.
adalah sebesar Rp 19.431.549,17/ Analisis Faktor-faktor yang
0,51 Ha/musim dan Mempengaruhi Produksi Usahatani
Rp 37.952.244,47/Ha/musim. Sedangkan Melon
rata-rata keuntungan yang diperoleh Uji koefisien determinasi digunakan
petani adalah sebesar untuk mengukur seberapa besar
Rp 12.923.847,20/0,51 Ha/musim dan kemampuan faktor produksi menjelaskan
Rp 25.241.889,07/Ha/musim. Analisis produksi melon. Menurut Ghozali
kelayakan usahatani melon (2018), apabila nilai koefisien
menggunakan Revenue of Cost Ratio determinasi yang mendekati satu, artinya
(R/C ratio), semakin tinggi penerimaan variabel bebas (independen) yang
usahatani dibandingkan dengan biaya digunakan mampu memberikan hampir
usahatani maka usahatani dianggap semua informasi yang dibutuhkan untuk
layak menjelaskan variabel terikat (dependen).
(Zubaidi dan Sa’diyah, 2012). Nilai R/C Nilai Adjusted R2 sebesar 0,895, yang
ratio usahatani melon di Kecamatan berarti bahwa sebesar 89,5% produksi
Giriwoyo yaitu sebesar 1,44 sehingga melon dapat dijelaskan oleh faktor
usahatani melon pada musim tanam produksi berupa luas lahan, benih, pupuk
bulan Maret–Mei di Kecamatan kandang, pupuk NPK Phonska, pupuk
Giriwoyo Kabupaten Wonogiri tahun NPK Mutiara, pupuk SP-36, pupuk ZA,

7
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…

pestisida, dan tenaga kerja. Sedangkan bebas sebesar 0,000 < α (0,05), yang
sisanya sebesar 10,5% dijelaskan oleh berarti variabel bebas berupa luas lahan
variabel lain yang tidak dimasukkan (X1), benih (X2), pupuk kandang (X3),
dalam model regresi pada penelitian ini, pupuk NPK Phonska (X4), pupuk NPK
seperti cuaca, iklim, pengalaman Mutiara (X5), pupuk SP-36 (X6), pupuk
usahatani dan lain sebagainya. ZA (X7), pestisida (X8), dan tenaga kerja
Uji F menunjukkan digunakan untuk (X9) secara bersama-sama berpengaruh
mengetahui ada tidaknya pengaruh nyata terhadap variabel terikat berupa
variabel bebas secara bersama-sama produksi melon di Kecamatan Giriwoyo.
terhadap variabel terikat. Hasil uji F Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 5.
menunjukkan nilai signifikansi variabel
Tabel 5. Hasil Uji t pada Analisis Faktor Produksi Usahatani Melon di Kecamatan
Giriwoyo Kabupaten Wonogiri Musim Tanam Bulan Maret – Mei 2021
Unstandardized
Model t Sig.
Coefficients
B
(Constant) 5,846 8,818 0,000
Luas Lahan (Ln_X1) 0,332 3,728 0,000***
Benih (Ln_X2) 0,358 3,067 0,003***
Pupuk Kandang (Ln_X3) 0,066 0,773 0,467ns
Pupuk NPK Phonska (Ln_X4) 0,231 2,693 0,010**
Pupuk NPK Mutiara (Ln_X5) 0,231 2,297 0,026**
Pupuk SP-36 (Ln_X6) 0,156 2,509 0,015**
Pupuk ZA (Ln_X7) 0,090 1,419 0,160 ns
Pestisida (Ln_X8) -0,282 -3,031 0,004***
Pestisida Cair (Ln_X9) 0,365 3,310 0,002***
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
Keterangan :
*** : Signifikan pada tingkat kepercayaan 99%
** : Signifikan pada tingkat kepercayaan 95%
Ns : Non Signifikan
Berdasarkan Tabel 5, persamaan terhadap produksi usahatani melon di
yang diperoleh pada penelitian ini adalah Kecamatan Giriwoyo pada tingkat
sebagai berikut : kepercayaan 99%. Nilai koefisien
Ln Ŷ = 5,846+0,332 Ln X1 + 0,358 Ln bernilai positif sebesar 0,332 yang
X2 +0,066 Ln X3+0,231 Ln X4+ berarti apabila terjadi kenaikan luas
0,231 Ln X5 + 0,156 Ln X6 + lahan sebesar 1% maka akan
0,090 Ln X7 - 0,282 Ln X8 + meningkatkan hasil produksi melon
0,365 Ln X9
sebesar 0,332% dengan asumsi bahwa
Variabel luas lahan (X1) memiliki
variabel lainnya dianggap nol atau
nilai signifikansi sebesar 0,000 < α
konstan. Semakin besar lahan yang
(0,05), yang berarti variabel luas lahan
dimanfaatkan petani maka semakin
secara individu berpengaruh nyata
banyak tanaman yang ditanam dan akan

8
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…

berpengaruh terhadap produksi melon berpengaruh nyata terhadap produksi


yang dihasilkan. usahatani melon di Kecamatan Giriwoyo
Variabel benih (X2) memiliki nilai pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai
signifikansi sebesar 0,003 < α (0,05), koefisien bernilai positif sebesar 0,231,
yang berarti variabel benih secara yang berarti apabila terjadi kenaikan
individu berpengaruh nyata terhadap sebesar 1% pupuk NPK Phonska maka
produksi usahatani melon pada tingkat akan meningkatkan hasil produksi melon
kepercayaan 99%. Nilai koefisien sebesar 0,231% dengan asumsi bahwa
sebesar 0,358, yang berarti jika terdapat variabel lainnya dianggap nol atau
kenaikan sebesar 1% pada jumlah benih konstan. Pupuk NPK Phonska digunakan
maka produksi melon akan mengalami oleh petani karena mengandung unsur
peningkatan sebesar 0,358%, dengan hara N, P, K, dan S yang dibutuhkan
asumsi bahwa variabel lainnya dianggap oleh tanaman melon Pemupukan susulan
nol atau konstan. Benih kualitas baik dengan NPK Phonska dilakukan secara
akan menghasilkan produksi melon yang berkala guna memberikan nutrisi bagi
tinggi dan berkualitas.Hasil penelitian ini tanaman melon agar dapat berproduksi
sejalan dengan penelitian Tola (2020), optimal (Ginting et al., 2017). Hasil
yang menyatakan bahwa benih memiliki penelitian ini sejalan dengan penelitian
pengaruh nyata terhadap hasil produksi Nurpanjawi et al., (2020), yang
melon. menyatakan bahwa pupuk Phonska
Variabel pupuk kandang (X3) berpengaruh nyata terhadap hasil
memiliki nilai signifikansi sebesar produksi melon di Desa Kasreman.
0,467 > α (0,05), yang berarti variabel Variabel pupuk NPK Mutiara (X5)
pupuk kandang secara individu tidak memiliki nilai signifikansi sebesar
berpengaruh nyata terhadap produksi 0,026 < α (0,05), yang berarti variabel
melon di Kecamatan Giriwoyo. Hasil pupuk NPK Mutiara secara individu
penelitian ini sejalan dengan penelitian berpengaruh nyata terhadap produksi
Kusumasari et al., (2013) yang melon di Kecamatan Giriwoyo pada
menunjukkan bahwa variabel pupuk tingkat kepercayaan 95%. Nilai koefisien
kandang tidak berpengaruh nyata bernilai positif sebesar 0,231 yang
terhadap produksi usahatani melon. berarti apabila terjadi kenaikan sebesar
Pupuk kandang yang diaplikasikan 1% pupuk NPK Mutiara maka akan
masih tergolong sedikit yaitu dengan meningkatkan hasil produksi melon
rata-rata jumlah penggunaan pupuk sebesar 0,231% dengan asumsi bahwa
kandang yang digunakan sebesar 999,79 variabel lainnya dianggap nol atau
kg/Ha, sedangkan jumlah penggunaan konstan. Menurut Ayu et al., (2017),
pupuk kandang yang dianjurkan adalah pupuk NPK Mutiara merupakan pupuk
20.000 kg/Ha. yang memiliki kandungan unsur hara
Variabel pupuk NPK Phonska (X4) yang seimbang dan dapat larut secara
memiliki nilai signifikansi sebesar perlahan hingga akhir pertumbuhan.
0,010 < α (0,05), yang berarti variabel Variabel pupuk SP-36 (X6) memiliki
pupuk NPK Phonska secara individu nilai signifikansi sebesar 0,015 < α

9
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…

(0,05), yang berarti variabel pupuk SP- terhadap produksi melon di Kecamatan
36 secara individu berpengaruh nyata Giriwoyo pada tingkat kepercayaan
terhadap produksi melon di Kecamatan 99%. Nilai koefisien bernilai negatif
Giriwoyo pada tingkat kepercayaan sebesar 0,282 yang berarti jika terdapat
95%. Nilai koefisien bernilai positif kenaikan sebesar 1% pada jumlah
sebesar 0,156 yang berarti apabila terjadi pestisida yang digunakan maka produksi
kenaikan sebesar 1% pupuk SP-36 maka melon akan mengalami penurunan
akan meningkatkan hasil produksi melon sebesar 0,282%. Berdasarkan nilai
sebesar 0,156% dengan asumsi bahwa koefisien diatas menunjukkan bahwa
variabel lainnya dianggap nol atau penggunaan pestisida pada usahatani
konstan. Pupuk SP-36 mengandung melon di Kecamatan Giriwoyo telah
unsur S (Sulfur) dan P (Fosfor), yang berlebihan, sehingga diharapkan petani
dibutuhkan tanaman melon untuk mampu mengurangi penggunaan
pertumbuhan akar dan sistem perakaran, pestisida dan menyesuaikan dengan
serta dibutuhkan untuk pembungaan dan dosis yang dianjurkan.
pembentukan buah. Hasil penelitian ini Variabel tenaga kerja (X9) memiliki
sejalan dengan Ismawati et al., (2014), nilai signifikansi sebesar 0,002 < α
yang menyebutkan bahwa variabel (0,05), yang berarti variabel tenaga kerja
pupukSP-36 berpengaruh nyata terhadap secara individu berpengaruh nyata
produksi usahatani. terhadap produksi usahatani melon di
Variabel pupuk ZA (X7) memiliki Kecamatan Giriwoyo pada tingkat
nilai signifikansi sebesar 0,380 > α kepercayaan 99%. Nilai koefisien
(0,05), yang berarti variabel pupuk ZA bernilai positif sebesar 0,365 yang
secara individu tidak berpengaruh nyata berarti apabila terjadi kenaikan sebesar
terhadap produksi melon di Kecamatan 1% tenaga kerja maka akan
Giriwoyo. Berdasarkan pengamatan di meningkatkan hasil produksi melon
lokasi penelitian, pupuk ZA hanya sebesar 0,365% dengan asumsi bahwa
digunakan oleh petani responden sebagai variabel lainnya dianggap nol atau
pupuk dasar pada tahap pengolahan konstan. Penambahan tenaga kerja dapat
lahan. Dosis penggunaan pupuk ZA meningkatkan hasil produksi usahatani
yang diaplikasikan oleh petani karena petani mampu mengelola secara
responden tidak sesuai dengan dosis baik dan efektif. Tenaga kerja yang
yang dianjurkan. Rata-rata penggunaan digunakan dalam usahatani mampu
pupuk ZA yaitu 141,91 kg/Ha, melakukan setiap tahap usahatani
sedangkan menurut Magfirotunnisak dengan sesuai, seperti melakukan
(2018), dosis penggunaan pupuk ZA penyiangan dengan membuang gulma
yang dianjurkan untuk usahatani melon dan daun kering pada tanaman melon
adalah 375 Kg/Ha. yang mampu menghambat produksi
Variabel pestisida (X8) memiliki usahatani melon. Hasil penelitian ini
nilai signifikansi sebesar 0,004 < α sejalan dengan penelitian Tola (2020),
(0,05), yang berarti variabel pestisida yang menyebutkan bahwa tenaga kerja
secara individu berpengaruh nyata

10
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…

memiliki pengaruh nyata terhadap biaya usahatani melon yang dikeluarkan


produksi usahatani melon. dapat ditekan.
SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Rata-rata biaya usahatani melon di Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian


Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Wonogiri selama satu musim tanam Revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
adalah sebesar Rp31.081.986,13/ Ayu, J., Sabli, E., & Sulhaswardi, S.
0,51 Ha/musim dan Rp 60.707.004,16/ (2017). Uji Pemberian Pupuk NPK
Ha/musim. Rata-rata penerimaan Mutiara dan Pupuk Organik Cair
usahatani dari hasil penjualan melon Nasa Terhadap Pertumbuhan dan
sebesar Rp 44.005.833,33/ Hasil Tanaman Melon (Cucumis
0,51 Ha/musim dan Rp 86.285.947,71/ melo L.). Dinamika Pertanian,
Ha/musim. Rata-rata pendapatan yang 33(1),103–114.
diterima oleh petani adalah sebesar https://doi.org/10.25299/dp.2017.v
Rp 19.431.549,17/0,51 Ha/musim dan ol33(1).3822
Rp 37.952.244,47/Ha/musim. Sedangkan BPS (2021). Kabupaten Wonogiri dalam
rata-rata keuntungan yang diperoleh Angka 2020. Badan Pusat Statistik
petani adalah sebesar Kabupaten Wonogiri. Wonogiri.
Rp 12.923.847,20/0,51 Ha/musim dan BPS. (2021). Statistik Pertanian
Rp 25.241.889,07/Ha/musim. Nilai R/C Hortikultura Provinsi Jawa
ratio sebesar 1,44 yang berarti usahatani Tengah 2018-2020. Badan Pusat
melon layak untuk diusahakan. Faktor Statistik Provinsi Jawa Tengah.
produksi luas lahan, benih, pupuk NPK Semarang.
Phonska, pupuk NPK Mutiara, pupuk BPS. (2022). Kecamatan Giriwoyo
SP-36, pestisida dan tenaga kerja secara Dalam Angka 2022. Badan Pusat
individu berpengaruh nyata terhadap Statistik Kabupaten Wonogiri
hasil produksi usahatani melon di Daryono, B. S., & Maryanto, S. D.
Kecamatan Giriwoyo. Sedangkan faktor (2018). Keanekaragaman dan
produksi pupuk kandang dan pupuk ZA Potensi Sumber Daya Genetik
secara individu tidak berpengaruh nyata Melon. Yogyakarta : Gadjah Mada
terhadap hasil produksi usahatani melon University Press.
di Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis
Wonogiri. Multivariate dengan Program IBM
Adapun saran yang dapat diberikan SPSS 25 (Edisi 9). Semarang :
adalah petani dapat meningkatan hasil Badan Penerbit Universitas
produksi usahatani melon dengan Diponegoro.
memperhatikan variabel-variabel yang Ginting, A. P., Barus, A., & Sipayung,
mempengaruhinya antara lain luas lahan, R. (2017). Pertumbuhan dan
benih, pupuk NPK Phonska, pupuk NPK Produksi Melon (Cucumis meloL.)
Mutiara, pupuk SP-36, pestisida, dan terhadap Pemberian Pupuk NPK
tenaga kerja. Variabel-variabel tersebut dan Pemangkasan Buah. Jurnal
berperan penting dalam menentukan Agroekoteknologi FP USU, 5(4),
hasil produksi melon di Kecamatan 786–798.
Giriwoyo Kabupaten Wonogiri. Selain Ismawati, R., Cepriadi, & Yulid, R.
itu, petani dapat mengoptimalkan (2014). Analisis Faktor Produksi
penggunaan sarana produksi agar besar terhadap Produksi Semangka
(Citrullus Vulgaris, Scard) di

11
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…

Kecamatan Tampan Kota 111.


Pekanbaru. Jurnal Online Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi
Mahasiswa Fakultas Pertanian Produksi : dengan Pokok Bahasan
Universitas Riau, 1(1), 1–15. Analisis Fungsi Cobb-douglas.
Kusumasari, W. T., Sutrisno, J., & Ani, Depok : PT Raja Grafindo
S. W. (2013). Analisis Efisiensi Persada.
Ekonomi Penggunaan Faktor- Tola, C. E. M. (2020). Faktor-faktor
Faktor Produksi Pada Usahatani Produksi Melon Golden (Cucumis
Melon (Cucumis Melo L.) Di Melo L) di Kota Cilegon. Jurnal
Kabupaten Sragen. Skripsi. Ilmu Pertanian Tirtayasa, 2(1),
Fakultas Pertanian Universitas 110–121.
Sebelas Maret Surakarta. Wulansari, D., Ferichani, M., & Qonita,
Magfirotunnisak, N. (2018). Budidaya R. A. (2018). Analisis Faktor-
Melon. Sukoharjo : CV Graha faktor yang Mempengaruhi
Printama Selaras. Pendapatan Usahatani Padi Sawah
Nurjanah, E., Sumardi, & Prasetyo. di Kecamatan Cawas Kabupaten
(2020). Pemberian Pupuk Kandang Klaten. SEPA, 15(1), 20–27.
sebagai Pembenah Tanah untuk Zubaidi, A., & Sa’diyah, A. A. (2012).
Pertumbuhan dan Hasil Melon Analisis Efisiensi Usahatani dan
(Cucumis Melo L.) di Ultisol. Pemasaran Melon di Kecamatan
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Muncar Kabupaten Banyuwangi.
Indonesia, 22(1), 23–30. Buana Sains, 12(2), 19–26.
https://doi.org/10.31186/jipi.22.1.2 https://doi.org/10.33366/bs.v12i2.1
3-30. 2
Nurpanjawi, L., Rahmawati, N.,
Istiyanti, E., & Rozaki, Z. (2020).
Kelayakan Usahatani Melon di
Desa Kasreman, Kecamatan
Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa
Timur. Pertanian Peternakan
Terpadu Ke-3, 498–509.
Saediman, H., Alwi, L. A. O. D. E.,
Rianse, I. S., Aida, S., Taridala,
A., Salahuddin, S., Indarsyih, Y.,
& Astuti, R. W. (2020).
Comparative Profitability of
Melon and Watermelon Production
in South Konawe District of
Southeast Sulawesi. WSEAS
Transactions on Business and
Economics, 17, 933–939.
Sembiring, C. Y. B., Irham, & Waluyati,
L. R. (2021). Analysis Cost
Structure, Income, and
Profitability for Horticulture
Farming on Coastal Sand Area in
Bugel Village, Panjatan District,
Kulon Progo Regency. 2(1), 105–

12

Anda mungkin juga menyukai