1 SM
1 SM
1
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…
2
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…
dan biaya produksi setiap petani pun mewakilkan populasi petani melon di
berbeda-beda. Kecamatan Giriwoyo. Penentuan
Berdasarkan hal tersebut, peneliti responden petani dilakukan dengan
tertarik untuk melakukan penelitian teknik accidental sampling. Sampel yang
terkait analisis usahatani melon di digunakan diambil dari populasi secara
Kecamatan Giriwoyo Kabupaten kebetulan, yaitu siapa saja petani yang
Wonogiri, dan melalui penelitian ini pula bertemu dengan peneliti di lapangan dan
hubungan faktor-faktor produksi memenuhi kriteria responden yang telah
terhadap hasil produksi usahatani melon ditentukan.
dapat diketahui. Metode Analisis Data
METODE PENELITIAN 1. Analisis Biaya, Penerimaan,
Pendapatan, Keuntungan Usahatani
Metode Dasar Melon
Metode dasar yang digunakan a. Biaya Usahatani
dalam penelitian adalah metode TC = TCe) + TCi
deskriptif. Keterangan : TC ialah total biaya
Metode Penentuan Lokasi usahatani (Rp/MT/Ha); TCe ialah
Penentuan lokasi pada penelitian Biaya eksplisit usahatani
ini adalah dengan metode purposive (Rp/MT/Ha); TCi ialah Biaya implisit
(sengaja). Pemilihan akan Kecamatan usahatani (Rp/MT/Ha)
Giriwoyo ini atas pertimbangan bahwa b. Penerimaan Usahatani
lokasi tersebut memiliki luas lahan TR = Y x Py
panen dan jumlah produksi melon Keterangan : TR ialah penerimaan
tertinggi di Kabupaten Wonogiri. usahatani (Rp/MT/Ha), Y ialah
Selanjutnya, diambil satu desa sebagai jumlah produksi melon (Kg/MT/Ha),
lokasi penelitian yaitu Desa Py ialah harga melon (Rp/Kg)
Sendangagung dengan pertimbangan c. Pendapatan Usahatani
bahwa desa tersebut merupakan sentra I = TR – TCe
usahatani melon di Kecamatan Giriwoyo Keterangan : I ialah pendapatan
dengan jumlah petani sebanyak 142 usahatani (Rp/MT/Ha), TR ialah
orang. penerimaan usahatani (Rp/MT/Ha),
Metode Penentuan Sampel TCe ialah biaya eksplisit usahatani
Populasi pada penelitian berjumlah (Rp/MT/Ha)
142 petani. Menurut Arikunto (2013), d. Keuntungan Usahatani
apabila subjek penelitian kurang dari 100 π = TR – TC
orang maka sebaiknya diambil sebagai Keterangan : π ialah keuntungan
sampel semuanya, tetapi jika subjek usahatani (Rp/MT/Ha), TR ialah
berjumlah lebih dari 100 orang atau penerimaan usahatani (Rp/MT/Ha),
besar maka dapat diambil 10-25% atau TC ialah total biaya usahatani
lebih. Sampel yang digunakan pada (Rp/MT/Ha)
penelitian ini berjumlah 60 responden,
jumlah tersebut dianggap dapat
3
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…
4
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…
hujan tidak tinggi. Namun, untuk petani usahatani hanya dua orang pada masing-
yang memanfaatkan lahan luas biasanya masing rumah tangga. Rata-rata luas
akan menanam melon lebih dari satu lahan yang digarap oleh petani yaitu 0,51
musim tanam. Ha.
Penduduk di Kecamatan Giriwoyo Biaya Usahatani Melon
berjumlah 40.156 jiwa dengan dengan Biaya usahatani merupakan biaya
komposisi 19.872 jiwa laki-laki dan total produksi yang dikeluarkan oleh
20.284 jiwa perempuan. Tahun 2021 petani selama menjalankan usahatani
penduduk di dominasi oleh kelompok melon. Biaya usahatani meliputi biaya
umur produktif (15-64 tahun) dengan implisit dan biaya eksplisit. Biaya
jumlah sebanyak 27.225 jiwa atau implisit meliputi biaya input dari dalam,
sebesar 67, 79%. tenaga kerja dalam keluarga, dan biaya
Karakteristik Responden Usahatani penyusutan alat. Biaya eksplisit meliputi
Melon di Kecamatan Giriwoyo biaya input dari luar (benih, pupuk,
Responden yang digunakan pestisida, mulsa, ajir, palang, dan rafia),
penelitian ini berjumlah 60 petani biaya tenaga kerja dari luar, dan biaya
dengan rata-rata umur petani adalah 49 lain-lain yang mendukung kegiatan
tahun dan termasuk ke dalam umur usahatani melon. Berikut Tabel 2
produktif (15-64 tahun). Tingkat menyajikan data rata-rata biaya
pendidikan petani melon didominasi usahatani melon di Kecamatan
oleh lulusan SMA/SMK dan SMP. Rata- Giriwoyo.
rata anggota keluarga yang aktif dalam
Tabel 2. Rata-rata Biaya Usahatani Melon di Kecamatan Giriwoyo pada Musim
Tanam Bulan Maret-Mei 2021 (Rp)
No Jenis Biaya Biaya (Rp)/0,51 Biaya (Rp)/Ha Persentase
Ha %
1. Biaya Implisit
a. Biaya Tenaga Kerja Dalam
Keluarga 6.366.500,00 12.434.570,31 20,48
b. Biaya Input dari Dalam - - -
c. Penyusutan Alat 141.201,96 275.785,09 0,45
Jumlah Biaya Implisit 6.507.701,96 12.710.355,40 20,93
2. Biaya Eksplisit
a. Biaya Tenaga Kerja Luar
Keluarga 13.513.033,33 26.392.643,23 43,48
b. Biaya Input dari Luar 8.596.495,83 16.790.030,92 27,66
c. Biaya Lain-lain 2.464.755,00 4.813.974,61 7,93
Jumlah Biaya Eksplisit 24.574.284,17 47.996.648,76 79,07
3. Jumlah Biaya Usahatani 31.081.986,13 60.707.004,16 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui Rp 60.707.004,16/Ha/musim. Proporsi
bahwa bahwa rata-rata biaya usahatani biaya usahatani melon untuk biaya
melon adalah sebesar implisit sebesar 20,93% dan untuk biaya
Rp 31.081.986,13/0,51 Ha/musim dan eksplisit sebesar 79,07%. Angka tersebut
5
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…
6
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…
7
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…
pestisida, dan tenaga kerja. Sedangkan bebas sebesar 0,000 < α (0,05), yang
sisanya sebesar 10,5% dijelaskan oleh berarti variabel bebas berupa luas lahan
variabel lain yang tidak dimasukkan (X1), benih (X2), pupuk kandang (X3),
dalam model regresi pada penelitian ini, pupuk NPK Phonska (X4), pupuk NPK
seperti cuaca, iklim, pengalaman Mutiara (X5), pupuk SP-36 (X6), pupuk
usahatani dan lain sebagainya. ZA (X7), pestisida (X8), dan tenaga kerja
Uji F menunjukkan digunakan untuk (X9) secara bersama-sama berpengaruh
mengetahui ada tidaknya pengaruh nyata terhadap variabel terikat berupa
variabel bebas secara bersama-sama produksi melon di Kecamatan Giriwoyo.
terhadap variabel terikat. Hasil uji F Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 5.
menunjukkan nilai signifikansi variabel
Tabel 5. Hasil Uji t pada Analisis Faktor Produksi Usahatani Melon di Kecamatan
Giriwoyo Kabupaten Wonogiri Musim Tanam Bulan Maret – Mei 2021
Unstandardized
Model t Sig.
Coefficients
B
(Constant) 5,846 8,818 0,000
Luas Lahan (Ln_X1) 0,332 3,728 0,000***
Benih (Ln_X2) 0,358 3,067 0,003***
Pupuk Kandang (Ln_X3) 0,066 0,773 0,467ns
Pupuk NPK Phonska (Ln_X4) 0,231 2,693 0,010**
Pupuk NPK Mutiara (Ln_X5) 0,231 2,297 0,026**
Pupuk SP-36 (Ln_X6) 0,156 2,509 0,015**
Pupuk ZA (Ln_X7) 0,090 1,419 0,160 ns
Pestisida (Ln_X8) -0,282 -3,031 0,004***
Pestisida Cair (Ln_X9) 0,365 3,310 0,002***
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
Keterangan :
*** : Signifikan pada tingkat kepercayaan 99%
** : Signifikan pada tingkat kepercayaan 95%
Ns : Non Signifikan
Berdasarkan Tabel 5, persamaan terhadap produksi usahatani melon di
yang diperoleh pada penelitian ini adalah Kecamatan Giriwoyo pada tingkat
sebagai berikut : kepercayaan 99%. Nilai koefisien
Ln Ŷ = 5,846+0,332 Ln X1 + 0,358 Ln bernilai positif sebesar 0,332 yang
X2 +0,066 Ln X3+0,231 Ln X4+ berarti apabila terjadi kenaikan luas
0,231 Ln X5 + 0,156 Ln X6 + lahan sebesar 1% maka akan
0,090 Ln X7 - 0,282 Ln X8 + meningkatkan hasil produksi melon
0,365 Ln X9
sebesar 0,332% dengan asumsi bahwa
Variabel luas lahan (X1) memiliki
variabel lainnya dianggap nol atau
nilai signifikansi sebesar 0,000 < α
konstan. Semakin besar lahan yang
(0,05), yang berarti variabel luas lahan
dimanfaatkan petani maka semakin
secara individu berpengaruh nyata
banyak tanaman yang ditanam dan akan
8
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…
9
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…
(0,05), yang berarti variabel pupuk SP- terhadap produksi melon di Kecamatan
36 secara individu berpengaruh nyata Giriwoyo pada tingkat kepercayaan
terhadap produksi melon di Kecamatan 99%. Nilai koefisien bernilai negatif
Giriwoyo pada tingkat kepercayaan sebesar 0,282 yang berarti jika terdapat
95%. Nilai koefisien bernilai positif kenaikan sebesar 1% pada jumlah
sebesar 0,156 yang berarti apabila terjadi pestisida yang digunakan maka produksi
kenaikan sebesar 1% pupuk SP-36 maka melon akan mengalami penurunan
akan meningkatkan hasil produksi melon sebesar 0,282%. Berdasarkan nilai
sebesar 0,156% dengan asumsi bahwa koefisien diatas menunjukkan bahwa
variabel lainnya dianggap nol atau penggunaan pestisida pada usahatani
konstan. Pupuk SP-36 mengandung melon di Kecamatan Giriwoyo telah
unsur S (Sulfur) dan P (Fosfor), yang berlebihan, sehingga diharapkan petani
dibutuhkan tanaman melon untuk mampu mengurangi penggunaan
pertumbuhan akar dan sistem perakaran, pestisida dan menyesuaikan dengan
serta dibutuhkan untuk pembungaan dan dosis yang dianjurkan.
pembentukan buah. Hasil penelitian ini Variabel tenaga kerja (X9) memiliki
sejalan dengan Ismawati et al., (2014), nilai signifikansi sebesar 0,002 < α
yang menyebutkan bahwa variabel (0,05), yang berarti variabel tenaga kerja
pupukSP-36 berpengaruh nyata terhadap secara individu berpengaruh nyata
produksi usahatani. terhadap produksi usahatani melon di
Variabel pupuk ZA (X7) memiliki Kecamatan Giriwoyo pada tingkat
nilai signifikansi sebesar 0,380 > α kepercayaan 99%. Nilai koefisien
(0,05), yang berarti variabel pupuk ZA bernilai positif sebesar 0,365 yang
secara individu tidak berpengaruh nyata berarti apabila terjadi kenaikan sebesar
terhadap produksi melon di Kecamatan 1% tenaga kerja maka akan
Giriwoyo. Berdasarkan pengamatan di meningkatkan hasil produksi melon
lokasi penelitian, pupuk ZA hanya sebesar 0,365% dengan asumsi bahwa
digunakan oleh petani responden sebagai variabel lainnya dianggap nol atau
pupuk dasar pada tahap pengolahan konstan. Penambahan tenaga kerja dapat
lahan. Dosis penggunaan pupuk ZA meningkatkan hasil produksi usahatani
yang diaplikasikan oleh petani karena petani mampu mengelola secara
responden tidak sesuai dengan dosis baik dan efektif. Tenaga kerja yang
yang dianjurkan. Rata-rata penggunaan digunakan dalam usahatani mampu
pupuk ZA yaitu 141,91 kg/Ha, melakukan setiap tahap usahatani
sedangkan menurut Magfirotunnisak dengan sesuai, seperti melakukan
(2018), dosis penggunaan pupuk ZA penyiangan dengan membuang gulma
yang dianjurkan untuk usahatani melon dan daun kering pada tanaman melon
adalah 375 Kg/Ha. yang mampu menghambat produksi
Variabel pestisida (X8) memiliki usahatani melon. Hasil penelitian ini
nilai signifikansi sebesar 0,004 < α sejalan dengan penelitian Tola (2020),
(0,05), yang berarti variabel pestisida yang menyebutkan bahwa tenaga kerja
secara individu berpengaruh nyata
10
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…
11
Isnarosan Suci A: Analisis Usahatani…
12