Makalah Tenaga Kependidikan Formal
Makalah Tenaga Kependidikan Formal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
formal?
C. Tujuan Penulisan
kependidikan formal .
BAB II
PEMBAHASAN
2. pendidik
Di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kependidikan
yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas
khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai
kekhususannya yaitu: Guru, Dosen, Konselor, Pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, Ustadz, dan sebutan lainnya.
3. Tenaga Kependidikan lainnya
ialah orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di
pendidikan, diantaranya:
Kurikulum.
sekolah.
B. Tugas Tenaga Kependidikan
Pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang menyatakan bahwa (1)
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Dari definisi di atas jelas bahwa tenaga kependidikan memiliki lingkup “profesi”
yang lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik., pustakawan,
staf administrasi, staf pusat sumber belajar. Kepala sekolah adalah diantara
kelompok “profesi” yang masuk dalam kategori sebagai tenaga kependidikan.
Sementara mereka yang disebut pendidik adalah orang-orang
yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung
dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan
bertujuan. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan
lingkup lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya,
adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi.
2) Memiliki serifikat pendidik sebagi guru pada slah satu satuan pendidikan
(2) Khusus
c.Pengawas SMP/MTs:
d.Pengawas SMA/MA:
e.Pengawas SMK/MAK:
• berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan
atau S1 non-kependidikan plus Akta dalam rumpun pertanian dan kehutanan,
teknologi dan industri, bisnis dan manajemen, kesejahteraan masyarakat,
Pariwisata dan rumpun seni dan kerajinan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Pertama, Pustawakan harus mampu berbahasa sesuai dengan masanya. Untuk saat
ini, bahasa ingris menjadi keharusan yang mesti mereka (pustakawan referens)
kuasai. Tuntutan zaman, dengan kemodernan dan globalisasi yang semakin jauh
berkembang pesat, menuntut mereka menguasainya. Bisa jadi, beberapa tahun
mendatang apabila bahasa Indonesia sudah go international, atau dengan kata lain
kedudukannya sama dengan bahasa ingris saat ini. tentunya, pustakawan-
pustakawan referens di luar kawasan Indonesia harus mengusasi secara penuh
bahasa Indonesia kita.
Kedua, harus memiliki sikap ramah, terampil, bertanggung jawab, memiliki sikap
daya tanggap yang cukup, serta memiliki sikap peduli. Apabila kemampuan sikap-
sikap di atas bisa mereka (Pustakawan Referens) kuasai dengan baik, pastinya
pengunjung atau pemustaka akan merasakan kenyamanan. Ketika mereka sudah
merasakan demikian, akan terjamin pengunjung akan meningkat dan citra
Perpustakaan tersebut akan bagus. Sebuah layanan referens bisa dikatakan baik
apabila pengunjung dan pemustaka bisa merasakan kepuasan terhadap
pelayanannya. Seperti disampaikan, pelayanan yang baik terhadap pengunjung
dan pemustaka, akan berdampak positif terhadap semua belah pihak, terhadap
perpustakaannya, pengunjung dan pemustakanya, begitupun terhadap Pustakawan
Referens.
a. Jalur guru
b. Jalur laboran/teknisi
a. Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan
laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh
pemerintah;
Kompotensi Dosen
Kompetensi dosen dapat dilihat dari manajemen kompetensi dosen berikut ini :
Perguruan tinggi akan maju jika didukung oleh dosen-dosen yang
kompeten dalam bidangnya.
Kompetensi dapat diartikan ciri-ciri pengetahuan, keterampilan dan
kepribadian yang diperlukan untuk mencapai performansi yang tinggi.
Kompetensi, yaitu kemampuan bertindak cerdas dan bertanggung-jawab.
Kompetensi itu diperoleh dengan mengidentifikasi ciri-ciri dosen yang
berperformansi tinggi untuk dibandingkan dengan ciri-ciri dosen yang
berperformansi rata-rata.
Untuk dapat bersaing perguruan tinggi perlu memiliki ”kompetensi inti”
yang dapat diandalkan (= Kompetensi Inti Perguruan Tinggi).
Kompetensi inti itu harus ditentukan sendiri oleh pimpinan Perguruan
Tinggi yang bersangkutan, dengan menterjemahkan visi, misi dan tujuan-
tujuan perguruan tinggi menjadi bentuk-bentuk kompetensi perguruan
tinggian.
Untuk memelihara dan mengembangkan kompetensi-kompetensi inti,
dibutuhkan SDM yang dapat mendukung terwujudnya kompetensi itu.
Kompetensi-kompetensi inti perguruan tinggi itu kemudian diterjemahkan
ke dalam kompetensi individu, yang ”wajib” dimiliki oleh semua dosen
perguruan tinggi itu, sesuai dengan pekerjaan, tugas dan kewajiban
masing-masing.
Jadi kompetensi individu harus merupakan penjabaran dari kompetensi
Inti perguruan tinggi, agar pengembangan SDM dan kompetensi individu
benar-benar relevan dengan kepentingan pencapaian tujuan-tujuan
Kompetensi Kewirausahaan
1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif.
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah/madrasah.
5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
Kompetensi Supervisi
1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru.
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat.
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
Kompetensi Kepribadian
1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi
teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.
4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala
sekolah/madrasah.
6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
Kompetensi Sosial
1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah
2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Kompetensi Laboran
PENUTUP
A. Kesimpulan