Anda di halaman 1dari 15

Emah Khuzaemah dan Nurkholidah

PEMANFAATAN NILAI-NILAI SPIRITUAL PADA BABAD CIREBON


DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
BERBASIS KEARIFAN LOKAL
The Use of Spiritual Values of Babad Cirebon in Indonesian Language
Local Wisdom-Based Instruction

Emah Khuzaemaha dan Nurkholidahb


a
Jurusan Tadris Bahasa Indonesia IAIN Syekh Nurjati Cirebon
b
Jurusan Ilmu Hadits IAIN Syekh Nurjati Cirebon
a,b
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon
Pos-el: emahkhuzaemah@syekhnurjati.ac.id

Naskah Diterima Tanggal 19 Agustus 2019—Direvisi Akhir Tanggal 19 April 2020—Disetujui Tanggal 26 Desember 2022

Abstrak
Peserta didik kurang mengenali budaya lokal yang seharusnya menjadi kebanggaan dan jati diri kedaerahannya.
Hal ini patut menjadi keprihatinan bangsa. Untuk itu, peserta didik perlu diperkenalkan dengan budaya lokalnya
melalui pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisis nilai-nilai spiritual dalam
Babad Cirebon; mengembangkan desain model pembelajaran berbasis kearifan lokal; dan mendeskripsikan hasil
penerapan desain dan karya kreatif siswa setelah diterapkan model pembelajaran berbasis kearifan lokal. Melalui
metode analisis hermeneutik, peneliti menganalisis nilai-nilai spiritual dalam Babad Cirebon. Desain model
pembelajaran berbasis kearifan lokal dikembangkan melalui metode penelitian pengembangan yang kemudian
hasilnya diimplementasikan di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai-nilai spiritual yang
sangat tinggi yang menggambarkan hakikat hidup manusia, karya manusia, kedudukan manusia, hubungan
manusia dengan alam sekitar, dan hubungan manusia dengan sesama. Desain model pembelajaran berbasis
kearifan lokal meliputi langkah-langkah: a) pengantar dan motivasi, b) observasi, c) modelling karya-karya kreatif,
d) tahap pengembangan gagasan kreatif, e) analisis nilai karakter dan masukan teman sejawat, dan f) tahap
presentasi. Hasil implementasinya menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritual dalam Babad Cirebon dapat
menginspirasi siswa dalam menulis kreatif. Dengan demikian diharapkan nilai-nilai tersebut mampu membekali
siswa untuk memiliki sikap yang baik dalam kehidupannya.
Kata-kata Kunci: Babad Cirebon, budaya lokal, kearifan lokal, menulis kreatif, nilai spiritual

Abstract
Students do not recognize the local culture that should be the pride and regional identity. This should be a concern
for the nation. For this reason, students need to be introduced to their local culture through learning. This study
aims to describe the results of the analysis of spiritual values in the Chronicle of Cirebon; develop learning models
based on local wisdom; and describe the results of the application of students' design and creative work after
applying the local wisdom-based learning model. Through the hermeneutic analysis method, the researcher
analyzes the spiritual values in the Chronicle of Cirebon. The design of the local wisdom-based learning model
was developed through development research methods which then the results were implemented in schools. The
results showed that there are very high spiritual values that describe the nature of human life, human work, human
position, human relations with nature, and human relationships with others. The design of learning models based
on local wisdom includes the steps: a) introduction and motivation, b) observation, c) modeling of creative writing,
d) the stage of developing creative ideas, e) analysis of character values and peer input, and f) stage presentation.
The results of the implementation show that spiritual values in the Chronicle of Cirebon can inspire students in
creative writing. Thus these values are expected to be able to equip students to have a good attitude in their lives.
Keywords: Babad Cirebon, local culture, local wisdom, creative writing, spiritual values

181 ©2022, Aksara 34(2)


Pemanfaatan Nilai-Nilai Spiritual….

How to Cite: Khuzaemah, Emah., dan Nurkholidah. (2022). Pemanfaatan Nilai-Nilai Spiritual Pada Babad
Cirebon dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kearifan Lokal. Aksara. 34(2). 181—195.

PENDAHULUAN Cirebon memiliki potensi yang sangat besar


Cerita rakyat pada umumnya memiliki nilai- untuk dijadikan sebagai motivasi dalam
nilai moral yang sangat tinggi. Apalagi mengembangkan nilai-nilai karakter generasi
Cirebon sebagai pusat peradaban Islam di muda. Sastra menjadi bagian yang penting
nusantara ini sangat kaya dengan budaya dalam pendidikan karakter (Harsanti, 2017).
daerah yang sarat dengan nilai-nilai spiritual. Hal ini sesuai dengan pendapat Horace dalam
Sangat disayangkan apabila nilai-nilai yang Wellek dan Warren (1993), bahwa sastra
sangat dalam ini tidak dikenali generasi memiliki fungsi dulce et utile. Dengan
penerus kita, terutama oleh pelajar di wilayah demikian, proses pembelajaran yang
Cirebon. Budaya daerah sangat penting untuk mengangkat kearifan lokal sebagai materi
dapat diaplikasikan dalam pembelajaran. pembelajaran sangat tepat dilakukan karena
(Andani & Jalil, 2016) menegaskan bahwa sesungguhnya sastra memiliki fungsi
dalam budaya daerah terdapat nilai-nilai pendidikan yang tinggi.
edukasi yang tinggi. Sementara itu, (Sa’ida, Sementara, pada umumnya para pelajar
2020) mengemukakan bahwa melalui cerita tidak mengenali budaya daerahnya sendiri.
rakyat dapat ditanamkan nlai-nilai moral Hasil survei di daerah Cirebon, ketika
pada anak. Kearifan lokal juga dapat ditanyakan pada pelajar SMP dan SMA,
digunakan sebagai sumber belajar (Efendi, kurang dari 10% siswa yang mengetahui
2014). Maka dari itu, diperlukan sebuah kisah sejarah daerahnya (Laporan PLP
model pembelajaran yang berbasis kearifan Mahasiswa, 2018). Pembelajaran
lokal dengan memanfaatkan budaya daerah mengapresiasi sastra yang selama ini
sebagai sumber belajar. dilakukan, pada umumnya hanya mengulang
Babad Cirebon memiliki nilai spiritual cerita itu-itu saja. Sering kali cerita yang
yang sangat dalam. Babad Cirebon yang dijadikan sebagai sumber belajar merupakan
mengisahkan seorang anak manusia yang cerita dari daerah lain yang sama sekali tidak
menghindar dari hiruk pikuk dan dikenali siswa. Cerita tentang daerahnya
gemerlapnya lingkungan Keraton Pajajaran, sendiri, tidak diketahui siswa. Mengangkat
sangat tertarik dan penasaran terhadap cerita lokal sebagai bentuk dari pembelajaran
keyakinan agama Islam hingga ia melarikan berbasis kearifan lokal merupakan tindakan
diri untuk terus mengejar hakikat hidup yang sangat tepat untuk dapat
menurut keyakinannya. Keraton yang memperkenalkan dan menggali nilai-nilai
dimiliki orang tuanya yang merupakan khazanah budaya daerah sendiri, sekaligus
keraton terbesar di Jawa Barat pada saat itu, untuk melestarikan bentuk budaya yang
hilang dan lenyap begitu saja. Pada akhirnya merupakan aset kebudayaan nasional.
terjadi perkembangan agama Islam yang Kekhawatiran akan kepunahan cerita rakyat
sangat pesat yang dipelopori oleh anak cucu dapat terjadi di daerah mana pun kalau tidak
dari Prabu Siliwangi ini. didukung upaya masyarakat, seperti
Babad Cirebon ini, apabila dikaji menjadikannya sebagai sumber belajar.
secara mendalam akan dapat diungkap Penggalian nilai-nilai budaya lokal
dengan jelas nilai-nilai spiritualnya. Hal ini menjadi hal yang sangat penting untuk dapat
akan sangat bermakna apabila dapat mengenalkan budaya bangsa kepada generasi
dimanfaatkan dalam pembelajaran di kelas. muda sebagai identitas dan jati diri bangsa
Folklor sebagai salah satu bentuk sastra lisan Indonesia. Budaya lokal yang sarat dengan
sangat berpotensi untuk dapat diterapkan nilai-nilai luhur tersebut apabila tidak
dalam proses pembelajaran. Rusydi (2014) dikenali oleh generasi mudanya
menegaskan bahwa nilai-nilai budaya dikhawatirkan akan punah. Budaya tersebut

©2022, Aksara 34(2) 182


Emah Khuzaemah dan Nurkholidah

hanyalah dianggap sebagai dongeng yang tak kesimpulan bahwa folklor atau tradisi cerita
bernilai. Bahkan mungkin sebatas dongeng lisan dapat dilakukan sebagai upaya untuk
pun sama sekali tidak diketahui oleh generasi pembentukan karakter siswa dan
penerusnya. Untuk itu, sebagai upaya menciptakan pembelajaran yang inovatif.
pelestarian budaya, analisis nilai-nilai budaya Begitu pun dengan penelitian Mulyana
lokal ini sangat penting untuk dilakukan. (2009) mengungkapkan bahwa banyak pesan
Demikian pula halnya dalam upaya moral yang terkandung dalam cerita rakyat
membangun karakter anak bangsa, perhatian suatu daerah dan sangat dianjurkan untuk
terhadap nilai-nilai budaya lokal adalah dapat diterapkan ke dalam proses
tindakan yang sangat tepat. Apabila nilai- pembelajaran. Subiyantoro (2012) juga
nilai budaya bangsa Indonesia tidak lagi menegaskan bahwa seorang guru dapat
mendapat perhatian, dikhawatirkan identitas menggunakan cerita rakyat sebagai media
bangsa ini semakin tidak jelas. Nilai-nilai untuk membina karakter siswanya pada
karakter bangsa ini semakin luntur. Generasi proses pembelajaran di era global ini. Bahkan
muda tidak lagi berorientasi pada nilai-nilai akuntabilitas organisasi sektor publik pun,
luhur bangsa. Mereka tidak lagi mengenal jati menurut Randa dan Daromes (2014) dapat
diri bangsa dengan baik. Etika dalam dibangun melalui transformasi nilai budaya
kehidupan pun akan mengalami pergeseran. lokal. Dari penelitian Saifudin (2015);
Akan ada ancaman disintegrasi bangsa dan Mulyana (2009); Subiyantoro (2012); dan
kemandirian bangsa pun melemah (Yunus, Randa & Daromes (2014) ini, peneliti
2014). Dengan demikian, agar terbangun memperoleh gambaran bagaimana nilai-nilai
karakter generasi muda yang sesuai dengan budaya lokal diterapkan dalam pembelajaran
jati diri bangsa, pengenalan terhadap nilai- untuk membina karakter siswa.
nilai budaya lokal perlu mendapat perhatian. Iin & Basyari (2014), dari hasil
Pengaruh negatif globalisasi dapat penelitiannya menyimpulkan bahwa tradisi
diantisipasi apabila nilai-nilai lokal sudah lokal memiliki nilai-nilai kesadaran religi,
mendarah daging pada diri generasi penerus psikologis kesehatan ibu hamil, dapat
bangsa (Wastap, 2017). (Suyitno, 2012) memelihara integritas sosial dan pelestarian
menegaskan bahwa keberadaan suatu bangsa budaya sebagai perwujudan identitas sosial
akan kuat manakala nilai-nilai karakter dan budaya masyarakat. Begitu pun
bangsa tersebut kokoh. Menurut Mutohari penelitian yang dilakukan oleh Dwinuryati &
dan Kadarisman (2016), Cirebon memiliki Andayani (2017) bahwa penanaman nilai-
kebudayaan dan sejarah yang kuat. nilai spiritual dapat diterapkan melalui
Menurut Hoffman (Hakam, 2007) pembelajaran berbasis kearifan lokal dengan
menegaskan bahwa pemindahan norma memanfaatkan cerita rakyat. Dari penelitian
kepada generasi penerus hendaknya Iin & Basyari (2014) dan Dwinuryati &
dilakukan dalam rangka membina moral Andayani (2017), peneliti memperoleh
generasi muda. Dengan transmisi tersebut informasi bagaimana nilai-nilai spiritual
generasi muda akan dapat memahami nilai yang terdapat dalam budaya lokal diterapkan
dan norma yang dianut oleh masyarakat di ke dalam pembelajaran.
sekitar lingkungannya. Dengan demikian, Terkait dengan penelitian terhadap
nilai-nilai budaya dan norma kehidupan yang Babad Cirebon, penelitian yang sudah
selama ini diterapkan dan dianut masyarakat dilakukan oleh peneliti terdahulu berkaitan
setempat tetap dapat dilestarikan. Rasa dengan sejarah lahirnya pesantren
memiliki dan kedekatan emosional generasi berdasarkan naskah Babad Cirebon (Baso,
muda pun tetap kuat dan tidak mudah luntur 2018). Begitu pun dengan penelitian
oleh pengaruh budaya luar. Firmanto (2015) yang melakukan kajian
Penelitian yang dilakukan oleh manuskrip sejarah Islam di Cirebon tentang
Saifudin (2015) menghasilkan sebuah peran dan fungsi Cirebon pada masa yang

183 ©2022, Aksara 34(2)


Pemanfaatan Nilai-Nilai Spiritual….

lalu. Syaripulloh (2017) meneliti mitos mendeskripsikan hasil analisis, dan (5)
masyarakat modern terhadap Syekh Syarif menarik kesimpulan dan mengujinya.
Hidayatullah. Begitu juga dengan Samsudin Metode analisis isi digunakan untuk
(2017) yang meneliti tentang peran Sunan mengungkapkan nilai-nilai spiritual yang
Gunung Jati dalam Islamisasi di Cirebon. terdapat dalam Babad Cirebon berkaitan
Sofiana (2018) meneliti unsur sejarah dan dengan makna dan pesan yang terkandung di
petuah kesultanan Cirebon. dalamnya, fungsi dan pengaruh terhadap
Dari penelitian (Baso, 2018; Firmanto, masyarakat pendukungnya serta
2015; Samsudin, 2017; Sofiana, 2018; pemanfaatannya dalam pembelajaran Bahasa
Syaripulloh, 2017), peneliti mendapatkan Indonesia. Sebagai penelitian kualitatif
gambaran tentang sejarah Babad Cirebon dengan metode analisis isi (content analysis),
sehingga lebih dapat memahami Babad data-data formalnya diambil dari teks naskah
Cirebon saat melakukan analisis terhadap Babad Cirebon dalam bentuk nilai-nilai
karya tersebut. Ada pun yang berkaitan budaya yang terdapat dalam ungkapan sastra
dengan pemanfaatan Babad Cirebon, lisan Babad Cirebon.
Miskiya (2015) meneliti Pemanfaatan Nilai Pemanfaatan dari analisis nilai spiritual
Toleransi dalam Babad Cirebon untuk pada Babad Cirebon tersebut dikembangkan
Meningkatkan Kohesi Sosial. Dari penelitian menjadi desain pembelajaran Bahasa
ini, peneliti dapat menghubungkan Indonesia di sekolah, dilakukan dengan
pemanfaatan Babad Cirebon untuk metode Research and Development. Hasil
pembelajaran. Sementara itu, Khuzaemah analisis terhadap nilai-nilai budaya dan moral
(2018) melakukan analisis budaya lokal dan pada Babad Cirebon ini, diterapkan ke dalam
pengembangan desain pembelajaran menulis pembelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti
kreatif berbasis kearifan lokal. Dari mengembangkan desain pembelajaran
penelitian ini, peneliti memperoleh gambaran berbasis kearifan lokal Babad Cirebon.
yang lebih jelas dalam memanfaatkan nilai- Proses pengembangan desain tersebut
nilai budaya lokal dalam pembelajaran. dilakukan melalui beberapa tahapan
Berbeda dengan penelitian penelitian dan pengembangan yang meliputi
sebelumnya, pada penelitian ini, sudah tahap pengembangan desain, uji coba,
dilakukan implementasi hasil analisis evaluasi, dan revisi desain yang
tersebut dalam pembelajaran bahasa dikembangkan melalui FGD dengan rekan
Indonesia di SMA melalui model dosen lain. Dari hasil penerapan desain ini,
pembelajaran berbasis kearifan lokal. hasil tulisan kreatif siswa dideskripsikan.

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini merupakan penelitian Hasil penelitian ini meliputi: hasil
kualitatif yang berupaya untuk dapat analisis nilai-nilai spiritual dalam Babad
mengungkap nilai-nilai budaya dan moral Cirebon, rancangan desain pembelajaran
dari folklor Babad Cirebon. Penelitian ini berbasis kearifan lokal, dan hasil penerapan
termasuk jenis penelitian sastra. Penelitian desain yang berupa deskripsi proses
ini menggunakan metode analisis isi (content pembelajaran dan karya tulisan kreatif siswa.
analysis) dengan pendekatan hermeneutik. Hasil analisis nilai-nilai spiritual dari Babad
Adapun langkah analisis dimulai (1) Cirebon itu menginspirasi penulis untuk
identifikasi data sesuai dengan rumusan mengembangkan desain pembelajaran
masalah, (2) data diklasifikasikan sesuai berbasis kearifan lokal yang kemudian
dengan kelompok yang sejenis berdasarkan diterapkan dalam pembelajaran bahasa
indikator permasalahan dan tujuan penelitian, Indonesia di SMA. Desain pembelajaran
(3) data yang sudah siap diinterpretasikan berbasis kearifan lokal ini dikembangkan
dengan memberikan makna, (4) dengan tujuan agar nilai-nilai yang ada dalam

©2022, Aksara 34(2) 184


Emah Khuzaemah dan Nurkholidah

Babad Cirebon dikenal dan dipahami siswa Hakikat kedudukan manusia dalam
serta mampu menginspirasi siswa. hubungannya dengan Yang Maha Kuasa
Selanjutnya, diharapkan dapat mengubah pada Babad Cirebon ini adalah sebagai
pola pikir siswa. Dari hasil penerapan yang seorang hamba. Manusia harus berserah diri
telah dilakukan, nilai-nilai tersebut dapat kepada Allah yang telah mengatur kehidupan
menginspirasi siswa dalam menulis kreatif. manusia.
Ketiga hasil penelitian tersebut dipaparkan Hubungan manusia dengan alam
pada bagian berikut. sekitar yang dapat dipahami dari Babad
Cirebon ini adalah bahwa hubungan manusia
Nilai-Nilai Spiritual dalam Babad Cirebon dengan alam sekitar ini harus harmonis,
Hasil analisis terhadap Babad Cirebon menjaga kelestarian, keseimbangan, dan
dengan menerapkan teori Koentjaraningrat keindahan alam. Perilaku kita terhadap
(2009) bahwa setiap sistem nilai budaya hewan dan tanaman di sekitar kita harus
memuat lima masalah dasar dalam kehidupan dijaga kelestariannya. Tidak berbuat
manusia. Masalah dasar tersebut meliputi: kerusakan di muka bumi.
hakikat hidup, hakikat karya, kedudukan
manusia, hubungan manusia dengan alam, Rancangan Desain Model Pembelajaran
dan sesama manusia. Semua sistem nilai Berbasis Kearifan Lokal
tersebut, dikaitkan dengan nilai-nilai spiritual Rancangan desain pembelajaran ini
dalam ajaran agama Islam. Berdasarkan teori merupakan hasil pengembangan model
di atas, analisis nilai-nilai spiritual dalam pembelajaran menulis kreatif berbasis
Babad Cirebon dapat diuraikan pada ulasan kearifan lokal. Adapun rancangan desain dari
berikut. model pembelajaran tersebut, sintaksnya
Hakikat hidup manusia dalam Babad adalah: (a) pengantar dan motivasi, (b)
Cirebon berdasarkan penafsiran peneliti observasi, (c) modelling karya-karya kreatif,
yaitu bahwa hidup adalah untuk mencari dan (d) tahap pengembangan gagasan kreatif, (e)
menegakkan kebenaran. Sesungguhnya analisis nilai karakter dan masukan teman
hidup manusia tidak hanya di dunia ini, tetapi sejawat, dan (f) tahap presentasi.
juga di akhirat. Bahkan kehidupan di Dalam pembelajaran berbasis karakter
akhiratlah hakikat hidup yang sesungguhnya, sesuai dengan penelitian yang sudah
yang abadi. Kehidupan di dunia ini hanyalah dilakukan Subiyantoro (2012), pendidik
sementara. Semua perbuatan manusia di harus senantiasa memotivasi peserta
dunia akan dimintai pertanggungjawaban di didiknya. Arahkan siswa agar ia dapat
hadapan Yang Maha Kuasa kelak di akhirat. menggali nilai-nilai yang baik dari karya
Hidup di dunia juga merupakan ujian bagi sastra yang dibacanya. Arifin (2019)
manusia, apakah ia akan menjadi manusia mengemukakan bahwa karya sastra dapat
yang baik yang akan mendapat balasan surga digunakan sebagai alternatif dalam
ataukah menjadi manusia yang jahat yang pendidikan karakter. Begitu pun dalam
akan mendapat balasan neraka. Semua akan pembelajaran berbasis kearifan lokal ini.
ada balasan yang seadil-adilnya. Motivasilah siswa untuk dapat menganalisis
Hakikat karya manusia dalam Babad nilai-nilai positif dari sastra daerahnya.
Cirebon adalah bahwa sesungguhnya karya Arahkan siswa untuk dapat menelaah dan
manusia yang terbaik adalah yang berkaitan mengamati sastra daerahnya dengan
dengan nilai ibadah. Karya-karya terbaik saksama. Aktivitas ini dilakukan oleh siswa
manusia ditunjukkan dengan bersyukur, pada tahap observasi berikut.
menuntut ilmu, dan jihad. Puncak karya Adapun observasi dalam konteks ini
manusia adalah makrifat atau menggapai adalah meninjau atau mengamati model
tingkat insan kamil, menjadi waliullah. tulisan kreatif. Observasi ini dilakukan agar
peserta didik dapat mengetahui dan memiliki

185 ©2022, Aksara 34(2)


Pemanfaatan Nilai-Nilai Spiritual….

kecenderungan untuk meniru, menyesuaikan, Hasil Penerapan Desain Pembelajaran


dan menyamakan (Miller & Dollard dalam Berbasis Kearifan Lokal
Hergenhanh & Olson, 2008: 357—358). Dari hasil penerapan desain
Melalui observasi akan dapat memotivasi pembelajaran berbasis kearifan lokal terdapat
peserta didik untuk memiliki keterampilan, beberapa temuan yang dapat dipaparkan pada
pemahaman dan teknik yang akan bagian ini. Faktor kebiasaan siswa yang
dilakukannya. cenderung lebih akrab dengan budaya-
budaya asing, mereka justru menjadi merasa
Untuk itu, observasi yang dilakukan asing terhadap budayanya sendiri. Ada
pada tahap ini adalah mengamati salah satu semacam rasa enggan dan kurang
bagian dari folklor Babad Cirebon. Siswa bersemangat ketika siswa dicoba untuk
diarahkan untuk dapat memahami isi dari diperkenalkan dengan budaya lokalnya.
bagian Babad Cirebon tersebut dan menelaah Hal ini menjadi keprihatinan peneliti
nilai-nilai karakter yang terkandung di selaku pendidik. Bagaimanapun ketika
dalamnya. Dari proses ini diharapkan siswa generasi penerus tidak lagi mengenali budaya
memperoleh pemahaman yang baik tentang daerahnya, mereka justru lebih akrab dengan
nilai-nilai budaya yang terdapat dalam Babad budaya dari negara lain, dikhawatirkan
Cirebon sehingga tumbuh perhatian siswa generasi kita akan lupa terhadap jati diri
yang lebih baik terhadap budaya lokal bangsanya sendiri. Untuk itu, perlu ada upaya
tersebut yang selanjutnya dapat memotivasi keras agar generasi muda mau mempelajari
dan menginspirasi siswa dalam menulis kembali nilai-nilai budaya lokalnya.
karya kreatif mereka. Akhirnya, diharapkan Pada tahap awal ketika desain ini
terjadi perubahan perilaku yang lebih baik diterapkan, siswa kurang bersemangat untuk
Modelling yang dimaksud di sini mengikuti pembelajaran. Hanya 20% siswa
adalah beberapa contoh tulisan kreatif yang yang terlihat mau mengikuti proses
dapat digunakan oleh siswa sebagai model pembelajaran yang disampaikan. Selebihnya
tulisan yang akan dibuatnya. Model-model asal mengikuti, bahkan cenderung tidak
tulisan itu, berupa beberapa contoh cerpen mengacuhkan. Siswa kurang antusias ketika
atau kisah pengalaman. Modelling ini guru menyampaikan cerita Babad Cirebon.
diharapkan dapat menginspirasi siswa untuk Mereka kurang memperhatikan penjelasan
menghasilkan karya kreatif mereka. guru. Sedikit siswa yang sungguh-sungguh
(Hergenhanh & Olson, dalam Kette et al. memperhatikan. Siswa lebih banyak yang
(2016). Seringkali strategi modelling ini pasif saat diskusi, sedikit siswa yang
dikhawatirkan memicu plagiasi. Namun, mengemukakan pendapatnya. Tugas-tugas
dengan pembinaan kreativitas siswa, akan yang diberikan guru tidak dikerjakan dengan
menghasilkan karya yang berbeda. baik. Siswa cenderung ingin mencari tema
Selanjutnya, pada tahap pengembangan sendiri tidak memilih tema yang diarahkan
gagasan kreatif, guru mengarahkan siswa guru yang mengarah pada kearifan lokal.
untuk dapat menuangkan ide-idenya atau Siswa seakan-akan “alergi” terhadap budaya
pengalaman masa lalunya ke dalam sebuah daerahnya. Semangat siswa untuk
karangan. Kegiatan ini dapat dilakukan menghasilkan karya yang terbaik, masih
secara berkelompok. Hasil karya siswa itu, kurang.
kemudian dianalisis nilai-nilai karakternya Melihat kondisi siswa yang seperti itu,
oleh teman sekelompoknya dan saling pada uji coba tahap berikutnya, hanya
memberi masukan dan saran, selanjutnya diambil cuplikan dari kisah Babad Cirebon
direvisi dan dipresentasikan. Guru yang paling menarik dan paling sarat dengan
memberikan penghargaan kepada siswa atas nilai-nilai spiritual. Dengan perubahan desain
karya terbaiknya. yang seperti itu, antusias siswa meningkat
dan kemampuan siswa dalam memilih tema-

©2022, Aksara 34(2) 186


Emah Khuzaemah dan Nurkholidah

tema spiritual menjadi lebih baik. Siswa 4 Menentukan 14% 15 18


mampu menuangkan nilai-nilai spiritual ke tema kearifan % %
dalam karangannya meskipun belum lokal
maksimal. Pengembangan nilai spiritual
5 Memilih tema- 60% 85 95
dalam cerita yang dibuatnya menjadi lebih
tema spiritual % %
baik.
Setelah melalui tiga kali uji coba,
penerapan desain pembelajaran menulis 6 Membuat 63% 85 87
kreatif berbasis kearifan lokal ini antusias judul yang % %
siswa kurang menunjukkan perkembangan menarik
yang signifikan. Minat siswa terhadap
budaya lokal sangat sulit untuk ditingkatkan. 7 Mengembangk 61% 84 86
Sedikit sekali peningkatan perhatian siswa an alur cerita % %
terhadap budaya daerahnya. Ketika siswa secara
dicoba untuk menulis bebas sesuai dengan menarik
minatnya, mereka terlihat lebih bersemangat. 8 Mengungkapk 65% 87 90
Keadaan ini patut untuk menjadi keprihatinan an unsur-unsur % %
para pemerhati pendidikan dan kebudayaan pembangun
di negeri ini. Bagaimana pun sangat narasi secara
diharapkan agar generasi muda Indonesia lengkap
tidak melupakan budaya daerahnya yang
merupakan jati diri bangsa. Perlu kesabaran 9 Menghasilkan 45% 49 52
yang tinggi bagi para pendidik untuk karya terbaik % %
membimbing dan mengarahkan peserta didik
10 Mengembangk 71% 84 93
agar mencintai budaya lokalnya.
an nilai % %
Hasil pengamatan aktivitas siswa saat
spiritual dalam
penerapan Desain Pembelajaran Berbasis
cerita
Kearifan Lokal dari tiga tahap dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 1.
Persentase Aktivitas Siswa pada Tiap Tahap Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
NO ASPEK PERSENTASE ditafsirkan bahwa penerapan Desain
AKTIVITAS TIAP TAHAP Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal
SISWA kurang dapat menarik perhatian siswa.
YANG 1 2 3 Antusias siswa sangat rendah, semangat
DIAMATI siswa dalam berdiskusi kurang maksimal.
Keterlibatan siswa untuk dapat
1 Menyimak 20% 23 27 menyampaikan gagasan-gagasannya yang
cerita Babad % % berkaitan dengan kearifan lokal Babad
dengan Cirebon masih kurang. Begitu juga halnya
antusias dengan tema-tema kearifan lokal kurang
2 Melakukan 17% 20 21 diminati siswa. Kondisi ini setelah ditelusuri
diskusi secara % % ternyata siswa merasa tema-tema tersebut
aktif terkesan kolot, tidak kekinian. Siswa
beranggapan tidak lagi sesuai dengan era
3 Mengemukaka 16% 19 22 milenial. Terlebih lagi ternyata siswa juga
n pendapat % % belum mengenal Babad Cirebon.
terkait Babad Lebih jelasnya, aktivitas siswa pada
Cirebon tabel di atas dapat dilihat dalam bagan di
bawah ini.

187 ©2022, Aksara 34(2)


Pemanfaatan Nilai-Nilai Spiritual….

ketika diperkenalkan kisah Babad Cirebon.


100 Siswa kurang antusias dalam menyimak
90 cerita tersebut. Siswa menganggap bahwa
80
kisah itu sudah kuno dan jadul sehingga
70

60
mereka tidak antusias menyimaknya.
50 Kenyataan ini kemudian disiasati dengan
40 cara penyampaian yang memotivasi atau
30
mungkin juga perlu provokasi. Sebagai
20
contoh, katakan kepada siswa “Tahukah
Tahap 1
10 Tahap 2
0
Tahap 3
kalian, bagaimana kisah Syarif Hidayatullah
pada masa lampau jika dibandingkan dengan
era kekinian?” Guru harus menggunakan
diksi yang mampu menggugah penasaran
siswa. Katakan ilmu apa saja yang dikuasai
Syarif Hidayatullah dan bagaimana ia
memperoleh ilmu tersebut? Sementara itu,
bagaimana Anda saat ini mempelajari ilmu?
Gambar 1. Bagaimana Anda mempelajari ilmu tersebut
Bagan Perkembangan Aktivitas Siswa dan manfaat apa yang Anda dapatkan dalam
mempelajari ilmu-ilmu Anda saat ini? Coba
Selain temuan di atas, terdapat sisi bandingkanlah dengan ilmu-ilmu yang
yang sangat positif dalam hal pemilihan dipelajari Syarif Hidayatullah.
tema-tema spiritual. Desain ini ternyata Dengan cara penyampaian seperti itu,
mampu membuka kesadaran siswa untuk muncul rasa penasaran siswa. Setelah itu
dapat mengembangkan tema-tema spiritual cobalah guru menyampaikan cuplikan dari
dalam tulisannya. Kemampuan siswa untuk kisah Babad Cirebon tersebut. Dengan cara
dapat menghasilkan tulisan yang bagus, demikian, antusias siswa pun kemudian
dengan judul dan alur cerita yang menarik, muncul.
cukup dapat menggugah siswa. Kemampuan Hasil karangan siswa cukup menarik.
siswa untuk dapat menerapkan unsur-unsur Banyak nilai-nilai spiritual yang dapat digali
narasi secara lengkap dalam karangannya dari karya-karya siswa tersebut. Nilai-nilai
juga cukup baik. Desain ini juga sangat spiritual yang muncul dalam karangan siswa
menginspirasi siswa untuk mengembangkan ternyata sangat bagus. Dalam hal diskusi
cerita yang sarat dengan nilai-nilai spiritual. terlihat pembelajaran kurang hidup, namun
karya-karya kreatif siswa sangat menarik.
Hasil Karya Siswa Setelah Diterapkan Kesadaran spiritual siswa ternyata sudah
Desain Pembelajaran Berbasis Kearifan tumbuh. Siswa terinspirasi oleh penggalan
Lokal kisah Babad Cirebon tersebut. Penggalan
Karya siswa yang berupa narasi fiksi kisah Babad Cirebon yang diberikan kepada
melalui penerapan Desain Pembelajaran siswa, mampu mengembangkan imajinasi
Berbasis Kearifan Lokal dengan siswa dalam menulis cerita. Nilai-nilai
menggunakan stimulus cuplikan dari kisah spiritual yang berkaitan dengan hakikat
Babad Cirebon cukup menarik. Meskipun makna hidup manusia, hakikat karya
dalam penerapan Desain Pembelajaran manusia, hubungan manusia dengan alam,
Berbasis Kearifan Lokal terdapat bagian- sesama, dan dengan penciptanya tergambar
bagian yang kurang mampu menarik dengan sangat jelas dalam karya-karya
perhatian siswa, karangan yang dihasilkan kreatif siswa.
siswa cukup baik. Bagian yang kurang Berkaitan dengan hakikat makna
menarik perhatian siswa tersebut, misalnya hidup, siswa sudah memiliki pemahaman

©2022, Aksara 34(2) 188


Emah Khuzaemah dan Nurkholidah

yang baik dalam memahami hakikat makna itu tidak menimbulkan kemurkaan Allah.”
hidup. Siswa sudah dapat memaparkan Jawab Jamal dengan penuh kesungguhan.
(16.3)
bahwa hakikat makna hidup adalah mendapat
rida Allah, bermanfaat dalam hidupnya, dan Itu adalah prinsipku sejak dulu. Sejak aku
mengisinya untuk beribadah. Hal ini dapat mula menekuni ngajiku. Akuhanyalah
dilihat dari tulisan-tulisan siswa berikut. anak desa, anak dari orang tua yang tidak
begitu paham dengan dunia mengaji. Anak
Mau tak mau aku menuruti perintahnya, ia yang sejak dulu hanya mengenal dunia
juga berkata benar. Lagian, di sini juga sekolah dan segala hal yang berkaitan
aku belum mendapatkan apapun. Aku baru dengan dunia remaja pada umumnya.
merasakan sebuah ``kenyamanan tinggal Beruntung aku mengenal seseorang yang
di sini”. Biarlah teman-temanku pindah ke belakangan ini kujadikan sebagai guru
pesantren lain, toh akhirnya sama-sama ngajiku. Lewat beliau, aku jadi mengenal
sukses.``Ridhonya Allah kan ada di orang Islam yang sesungguhnya. Lewat beliau
tua’’. Kalau orangtuanya tidak meridhoi juga, aku bisa mengerti cara berhijab yang
tentu Allah juga tidak akan meridhoi. benar. Lebih dari itu, aku menjadi lebih
Kemungkinan ini adalah salah satu bentuk mengenal dan memahami Alquran. Bakan
bakti ku kepada kedua orang tuaku.(2.7) lewat beliau jugalah, akhirnya aku
menekuni dunia tahfidz Alquran.(18.1)

Allah awal langkahku kumemuji namaMu. Sejak kecil ia selalu diajarkan untuk
Tak lelah setiap waktu agar selalu melekat senantiasa bersyukur dan rendah hati atas
dalam angan dan pikiranku. Allah di apa pun yang Allah berikan dan ia miliki.
langkah selanjutnya kugetarkan asma-Mu Meskipun dalam keadaan sulit ia tetap
agar seluruh mimpi hasrat senantiasa bersyukur. Ayahnya yang semula
dalam bimbingan-Mu. Dari-Mu ini semua pengusaha sukses, tiba-tiba seusai ayah
sebuah mimpi yang kurajut telah sekian membangun rumah yang tentunya
lama mensyukuri nikmat-Mu. Melalui doa membutuhkan banyak biaya, sekarang
kecil ini bibirku memuja dan mataku usaha ayah bangkrut. Nisa tidak mengeluh
meminta, kepada-Mu kupasrahkan dan atas semua keadaan ini. Ujian yang Allah
berpulang. Selalu kuperbaharui syukurku berikan dihadapinya dengan sabar. Ayah
agar nikmat ini selalu menjadi bagian dan ibunya tetap bersabar, ikhtiar, dan
yang utuh karena kuselalu berharap ridlo- bertawakkal kepada Allah.(17.2)
Mu. Kuberharap yang was-was menjadi
sebuah kepastian. Tawakkalku kepada-Mu Berkaitan dengan hakikat karya
selalu kuperbaharui segalanya karena manusia. Siswa sudah memiliki kesadaran
semua ini adalah milik-Mu. Dengan ijin yang baik dalam hidupnya. Bahwa karya
dan ridlo-Mu ya Allah semuanya adalah
ladang ikhtiar dan muamalah saya.
manusia yang terbaik adalah menjadi
Mudahkanlah segala urusan hamba-Mu manusia yang bermanfaat bagi sesama. Hal
ini. Yang kupunya hanyalah setetes embun ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw.
pagi sedangkan milik-Mu adalah tak bahwa sebaik-baik manusia adalah yang
terbatas. Semuanya kupasrahkan kepada- paling bermanfaat untuk sesama (HR. At-
Mu. Indahnya rencana-Mu wahai pemilik
segala urusan. Terimalah sujudku ini ya
Thabrani). Hal ini sudah sudah tergambar
Rob. Terima kasih ya Rob untuk dalam karya-karya siswa. Dari tulisan siswa
semuanya. Kau selalu ajari aku untuk dapat diketahui semangat siswa dalam
selalu ingat dan sadar bahwa sehebat apa menuntut ilmu terlihat sangat tinggi. Hal ini
pun aku, aku tetaplah hamba-Mu. dapat diamati dari judul-judul dalam
Kuserahkan semuanya kepada-Mu ya
Allah.(9.1-3)
karangan siswa, seperti ``Menggapai Ridho-
Mu”, ``Izinkanku Berjihad di Jalan Allah”,
Ketika jamal ingin berguru pada seorang “Semangat Menggapai Cita-Cita”, “Sabar
kiyai. Sang kyai tersebut menguji Menghadapi Cobaan Hidup”, “Hidup yang
kesungguhan Jamal dalam menuntut ilmu. Indah”, “Restu Orang Tua adalah
Banyak syarat yang harus dipenuhi Jamal
jika ingin berguru padanya. “Apapun
Segalanya”, “Bencana Bukan Halangan
syaratnya akan saya lakukan yang penting Menuntut Ilmu”, “Kebaikan dapat mengubah

189 ©2022, Aksara 34(2)


Pemanfaatan Nilai-Nilai Spiritual….

Segalanya”, “Kejahatan Dibalas Kebaikan”, mencari keberadaan nenek itu, Romi pun
“Perjuangan Menuntut Ilmu”, “Perjuangan merasa bingung karena masih memikirkan
dompet yang bukan miliknya tetapi saat ini
Meraih Kesuksesan”, “Seseorang Pengubah dompet tersebut ada di tangannya.
Hidup”, “ Hikmah dibalik kesabaran”, “ Sebaiknya dompet tersebut harus
Pantang Menyerah”, “Jangan Katakan dikembalikan kepada pemiliknya karena
Menyerah”, “Pak Sanusi Bukan Manusia walau bagaimanapun dompet itu bukan
Biasa”, “Cinta dalam Doa”, “Jangan Lelah milik Romi. Romi pun langsung
mengembalikan dompet milik nenek
Belajar”, “Ikhlas itu Indah”, dan lain-lain. tersebut. (4.1-4)
Setidaknya dari judul tulisan yang telah
dibuat oleh siswa tersebut telah muncul Dari tulisan siswa tersebut, tergambar
kesadaran siswa akan pentingnya menuntut karakter kejujuran yang sudah terinternalisasi
ilmu. Isi karangan siswa sudah dalam diri siswa. Siswa sudah menyadari
mencerminkan kesesuaian dengan judul yang bahwa benda yang bukan haknya harus
telah dibuatnya. segera dikembalikan kepada pemiliknya.
Berkaitan dengan hakikat hubungan Terlihat upaya keras sang tokoh dalam tulisan
manusia dengan sesama pun sudah dapat tersebut untuk mengembalikan barang yang
ditunjukkan siswa dengan baik. Siswa sudah bukan miliknya. Karakter kejujuran, saling
memiliki kesadaran yang baik bahwa menolong, dan rendah hati sudah terlihat dari
hubungan dengan sesama itu merupakan hal tulisan tersebut.
yang sangat penting. Adanya kepedulian,
berbagi, saling menyayangi, saling Pagi hari ini Rizal pergi ke sekolah diantar
membantu, dan saling bekerja sama bapaknya mengendarai becak. Saat
sampai di sekolah, bapaknya berpesan,
merupakan hal yang penting dalam hidup ini.
“Belajarlah yang benar ya nak, biar jadi
Hal ini dapat dilihat pada tulisan siswa orang yang sukses, tidak seperti Bapakmu
berikut ini. ini,” ucap bapaknya. “Iya pak, Rizal akan
selalu ingat pesan Bapak, Bapak tidak
Pesantren memang tempatnya para santri boleh berbicara seperti itu, Rizal bangga
mengaji, Tapi pesantren juga tempat kok punya bapak yang hebat seperti
tinggal para santri. Benar-benar tempat Bapak. meski Bapak hanya menjadi tukang
tinggal, Bahkan para santri becak, tapi itu kerjaan halal dan Rizal tak
menganggapnya lebih dari tempat tinggal. pernah malu,” ucap Rizal. (7.1)
Menjalani hidup bersama, baik suka
maupun duka. Solidaritasnya sangat erat. Dari tulisan 7.1 itu, tergambar motivasi
(2.1)
yang tinggi dalam menuntut ilmu. Meskipun
Aku terkejut saat melihatnya, ibuku dalam kondisi yang penuh keterbatasan
mendekatiku sambil tersenyum, lalu aku ekonomi tidak menyurutkan sang tokoh
mencium punggung tangannya, dan untuk terus bersekolah. Selain itu, sikap
mengajaknya untuk duduk. hormat dan membanggakan orang tuanya
Dari tulisan tersebut tergambar kesadaran sudah tercermin dari karya siswa tersebut.
siswa untuk menimba ilmu di pesantren. Tidak tergambar rasa minder sang tokoh yang
Siswa sudah menyadari bahwa kehidupan memiliki ayah seorang tukang becak. Justru
di pesantren itu memiliki nilai lebih. Di rasa bangga yang muncul dalam diri siswa
pesantren, mereka dapat merasakan hidup karena apa yang dikerjakan oleh orang tuanya
bersama dan saling berbagi. Selain itu,
terlihat pula kesadaran siswa yang baik adalah hal yang halal dan mulia.
dalam berhubungan dengan orang tua.
Sikap takzim, hormat, dan penuh bakti Ayah adalah segalanya buatku, saat
terhadap orang tua terlihat dalam tulisan senang maupun sedih. Saat semua orang
siswa di atas. merayakan hari ibu, aku hanya berharap
agar pulang dengan selamat, itu jauh lebih
Romi ini memiliki sifat yang rendah hati membahagiakan. Tak ada sosok ibu yang
dan suka menolong. Romi masih terus menyiapkan sarapan pagi buatku. Tak ada

©2022, Aksara 34(2) 190


Emah Khuzaemah dan Nurkholidah

seorang ibu yang membangunkanku aku maafkan kamu. Jangan diulangi lagi
dengan belaian kasih sayang. Semua itu ya kesalahanmu itu”. Nafisa kini menjadi
tak ada dalam kehidupanku. Hanya ayah anak yang baik, ramah, dan tidak
dan jiwa ibu yang menyatu dalam diri sombong. (12.11)
seorang ayah walau terkadang ia tak
dapat melakukannya. (10.1) Dari tulisan tersebut tergambar nilai
untuk meminta maaf dan mudah memaafkan,
Ayah selalu melakukan yang terbaik
menjauhi sifat sombong dan menyesali
untukku walau ia sama sekali tak mengerti. kesalahan yang telah dilakukannya.
Setiap kali aku tanya ibu. Ayah selalu
menjawabnya dengan senyum dan Sejak kecil ia selalu diajarkan untuk
berkata,”ibumu sedang bahagia di senantiasa bersyukur dan rendah hati atas
surga”. Pernah aku bertanya, “Ayah, apa pun yang Allah berikan dan ia miliki.
bisakah aku pergi ke surga bersama ibu?” Meskipun dalam keadaan sulit ia tetap
Lama sekali ayah diam dan menjawab bersyukur. Ayahnya yang semula
dengan deraian air mata dan memelukku, pengusaha sukses, tiba-tiba seusai ayah
“Nak, suatu saat nanti pasti kau akan membangun rumah yang tentunya
bertemu dengan ibumu di surga”. (10.3) membutuhkan banyak biaya, sekarang
usaha ayah bangkrut. Nisa tidak mengeluh
Kejadian yang paling menyedihkan adalah atas semua keadaan ini. Ujian yang Allah
ketika ayah terbaring sakit, aku bingung berikan dihadapinya dengan sabar. Ayah
harus melakukan apa. Aku hanyalah dan ibunya tetap bersabar, ikhtiar, dan
seorang anak kecil yang tak bisa apa-apa. bertawakkal kepada Allah. (17.7)
Jika ayah sakit, kuhanya bisa membuatkan Nisa sangat senang berbagi dengan
ayah bubur dan menyuapinya dan memijiti teman-temannya. Saat Nisa kecil, ia sering
tubuh ayah. Terpaksa aku alpa ke sekolah disuruh orang tuanya untuk membagikan
selama beberapa hari untuk mengurus oleh-oleh setelah pulang kampung kepada
ayah. Ketika badan ayah panas, aku hanya tetangganya. Kebaikan yang sudah
bisa mengompresnya tak ada obat yang diberikan orang tuanya tertanam dalam
bisa aku beli. Aku hanya punya sebuah diri Nisa. Nisa selalu merasa berbahagia
celengan lalu kupecahkan untuk biaya ketika ia mampu berbagi kepada teman-
berobat ayah. (10.6) temannya. (17.9)

Dari tulisan tersebut tergambar bakti Dari tulisan (17.7) dan (17.9) dapat
dan hormat seorang anak kepada ayahnya. diketahui nilai bersyukur dan berbagi sudah
Ketika sang ayah terbaring sakit, ia dimiliki oleh siswa. Nilai tersebut sudah
merawatnya dengan semampunya. Tulisan dihayati dan diamalkan siswa dalam
tersebut menunjukkan bahwa nilai spiritual kehidupan sehari-hari.
untuk berbakti kepada orang tua sudah Berkaitan dengan hakikat hubungan
dijiwai oleh siswa tersebut. Dia rela untuk manusia dengan alam pun sudah dimiliki
tidak ke sekolah demi merawat ayahnya yang siswa. Sudah tertanam dalam kesadaran
sakit, bahkan uang tabungan yang siswa bahwa memperhatikan dan menjalin
dimilikinya ia gunakan untuk pengobatan hubungan yang baik dengan alam tercermin
ayahnya. dalam tulisan-tulisan siswa berikut ini.

Setelah sadar dari pinsan, Nafisa bertanya Waktu sudah menunjukkan pukul 5.45 dan
kepada temannya, “Kamu yang aku harus segera berangkat ke sekolah
mengantarkan aku ke rumah sakit ini?” karena sekolahku jaraknya cukup jauh.
temannya menjawab, “Iya”. Nafisa pun Aku tidak pernah naik kendaraan umum.
terharu dengan temannya itu. Ia sangat Aku lebih memilih berjalan kaki. Selain
baik meski telah ia sakiti. Akhirnya Nafisa membuat sehat, juga dapat menghemat
meminta maaf. “Maaf ya, Sila. Aku selalu uang. Meskipun terkadang terciprat
berbuat jahat kepadamu. Dengan lumpur karena adanya kendaraan lewat,
kesombonganku padamu, kau tetap baik.” bagiku itu tidak masalah. (19.1)
Nafisa pun menangis sambil menyesali
perbuatannya. Temannya menjawab, “Ya

191 ©2022, Aksara 34(2)


Pemanfaatan Nilai-Nilai Spiritual….

Cuplikan tulisan siswa di atas Bahkan sudah muncul beberapa tulisan


menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki siswa yang menunjukkan adanya sikap
hubungan yang baik dengan alam. Siswa takhalli, tahalli, dan tajalli. Takhalli artinya
lebih memilih jalan kaki supaya sehat dan sudah ada upaya siswa untuk membersihkan
berhemat. Hal ini berarti siswa sudah dirinya dari sifat-sifat yang tercela. Ia sudah
memiliki kesadaran bagaimana menjaga bertaubat atas kesalahan-kesalahannya di
lingkungan yang sehat, pribadi yang sehat, masa lalu. Ia tinggalkan semua sikap dan
dan tidak melakukan pemborosan bahan perbuatannya yang tidak baik. Setelah itu,
bakar minyak. Selain itu, ia juga sudah ada upaya tahalli yang berarti siswa
mampu bersahabat dengan alam. Lumpur di menyucikan diri dan membenahi diri dengan
jalanan tidak membuatnya marah dan kesal. perbuatan-perbuatan yang terpuji, dengan
Baginya itu hal yang sepele. Ia mampu amal ibadah yang baik, dan mendekatkan
mengatasinya dengan baik. Begitu pun dalam dirinya kepada Allah. Sudah muncul pula
karangan siswa yang berjudul “Bencana tak harapan pada diri siswa untuk mencapai
Menjadi Halangan dalam Menuntut Ilmu”. tajalli, artinya dekat dengan Allah, sedekat-
Dalam karangan siswa tersebut terjadi gempa dekatnya. Sudah muncul kesadaran siswa
bumi saat sedang belajar di sekolah. untuk melakukan munajat dengan
Peristiwa itu tidak membuat siswa patah penciptanya, Sang Pemilik Kehidupan ini.
semangat dalam belajar. Hal ini Pada tulisan siswa berikut
menunjukkan kesadaran siswa yang baik menunjukkan sikap takhalli dan tahalli.
dalam mencoba memahami keadaan alam
sekitarnya. Begitu pun dalam kutipan berikut Aku siswi yang terkenal nakal dengan
ini. kasus-kasusnya dan hampir buku catatan
Aku duduk di bawah pohon yang rindang. guru penuh dengan kenakalan-
Aku gelisah memikirkan apakah aku kenakalanku. Kenakalnku semakin
ngelanjuti pesantren ini dan SMA di sini bertambah. Tiap malam yang kulakukan
atau pindah pesantren. Keinginanku sih hanya kebut-kebutan di jalanan. Pergi
pindah ke pesantren lain, karena aku ingin jalan-jalan dengan pacar hingga larut
seperti teman-temanku yang pindah ke malam. Aku lakukan apa pun yang
pesantren lain dan SMA di sana. Aku juga membuatku senang.
mau cari pengalaman,tapi entah gimana
tanggapan dari kedua orang tuaku? (2.2) Ibuku tak tahan melihatku. Air mata ibu
bercucuran. Ia menasihatiku, namun aku
hanyalah tutup telinga dengan nasihat-
Pada kutipan tersebut terlihat bahwa nasihat ibuku. Bahkan kujawab nasihat
siswa mencari tempat yang tenang untuk ibuku dengan nada yang tinggi. Lalu aku
berpikir dan merenungi keadaannya dengan pergi meninggalkan ibuku. Sejenak
duduk di bawah pohon yang rindang. Hal ini kuberpikir bahwa apa yang kulakukan
adalah salah. Beberapa hari
menunjukkan ada hubungan yang baik kumendiamkan ibuku. Ada perasaan
dengan alam sekitarnya. bersalah dalam hatiku. Bagaimana
Berkaitan dengan hubungan manusia perasaan ibuku karena aku melawan
dengan Tuhannya pun terlihat sudah sangat nasihatnya bahkan aku berbicara dengan
baik. Siswa sudah memiliki kesadaran yang nada yang tinggi. Entah mengapa
pikiranku terus tertuju pada ibu. Ulahku
baik dalam beribadah menuju Rida-Nya. telah membuat ibu menangis. Tak terasa
air mataku mengalir. Kumenangis
Setiap hari aku selalu mendapatkan nasihat menyesali perbuatanku. Bergegas
dari orang tuaku tercinta terutama ibuku. Aku kuselesaikan soal-soal ujianku dan segera
percaya walaupun semua orang membenciku, pulang ke rumah. Segera kumeminta maaf
aku tidak akan mempedulikannya karena aku kepada ibuku. Aku menangis di
mempunyai orang tua dan Allah Swt. Jika hadapannya. Air mataku begitu deras
orang tuaku bahagia karena diriku pasti Allah menetes. Ibuku pun menangis melihatku
punsuka. meminta maaf dan menyesali perbuatanku.
Akhirnya ibuku menawariku untuk mondok

©2022, Aksara 34(2) 192


Emah Khuzaemah dan Nurkholidah

di sebuah pesantren di jakarta. Aku pun memiliki nilai yang sangat luhur untuk dapat
mengiyakannya. Setelah kululus akupun diwariskan kepada generasi muda. Dalam hal
pergi mondok. Kukatakan pada ibuku,
“Aku akan bahagiakan ibuku dengan ilmu.
ini sastra lokal Babad Cirebon memiliki
Ilmu yang kudapat di pondok nanti semoga nilai-nilai budaya lokal yang demikian indah.
bisa mengantarkan ibuku ke surganya. Bagaimana hakikat hidup, hakikat karya
Aku menyayangi ibu. Maafkan aku karena manusia, hakikat kedudukan manusia,
sudah menggoreskan luka di hati ibu”. hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
Ibuku pun turut menangis. Dalam hatiku
kubertekad untuk berhijrah dan menjadi
hubungan manusia dengan sesamanya
lebih baik lagi.(11. 1-5) memiliki nilai-nilai yang sangat luhur untuk
dapat diteladani oleh generasi penerus bangsa
Sikap takhalli yang muncul pada diri ini.
siswa sesuai dengan tulisan siswa yang Agar nilai-nilai budaya lokal itu dapat
digambarkan dengan adanya rasa penyesalan dipahami dan dihayati dengan baik, perlu
atas kenakalan-kenakalannya di masa lalu. diimplementasikan dalam pembelajaran pada
Sikapnya yang tidak menghormati orang tua siswa sebagai generasi bangsa. Untuk itu,
bahkan melawan nasihat-nasihat ibunya, desain pembelajaran menulis kreatif berbasis
kemudian ia sesali dan segera bertaubat. kearifan lokal ini meliputi tahap pengantar
Adapun sikap tahalli siswa yang dan motivasi, tahap observasi atau telaah
artinya setelah penyesalan itu, ia isi dengan terhadap bagian terpilih dari Babad Cirebon,
tindakan-tindakan yang baik, membenahi diri tahap modelling karya-karya kreatif, tahap
dengan sikap-sikap yang terpuji. Hal ini ia pengembangan gagasan kreatif, analisis nilai
tunjukkan dalam tulisannya “dengan karakter dan masukan teman sejawat, dan
berhijrah pergi ke pesantren menuntut ilmu”. yang terakhir tahap presentasi. Melalui
Deskripsi tulisan kreatif siswa tersebut, model ini, nilai-nilai budaya lokal tersebut
menunjukkan bahwa melalui penerapan mampu membuka kesadaran dalam jiwa
desain ini, meskipun pada awalnya siswa siswa untuk dapat diaplikasikan dalam
kurang tertarik dengan cerita Babad Cirebon, kehidupan mereka. Hal ini dapat dibuktikan
setelah melalui uji coba dan revisi, akhirnya dari tulisan kreatif siswa yang sarat dengan
model ini dapat menginspirasi siswa dalam nilai-nilai spiritual. Jika generasi muda
menulis kreatif. Siswa terinspirasi untuk mampu menjiwai nilai-nilai budaya lokal
mengembangkan nilai-nilai spiritual yang tersebut diharapkan mereka memiliki
diyakininya yang diekspresikannya ke dalam karakter yang baik sehingga kemajuan dan
tulisan kreatif mereka. Artinya, kesadaran peradaban bangsa ke depan akan lebih
siswa sudah mulai terbangun dalam dirinya. meningkat dan menjadi bangsa yang
Hal ini apabila guru mampu bermartabat.
melaksanakannya dalam beberapa kali tatap Untuk itu, sangat disarankan kepada
muka dan terus memberikan motivasi, akan para pendidik untuk dapat menggali nilai-
terbentuk karakter yang baik dalam diri nilai luhur dalam karya sastra daerah atau
siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sastra lokal dan mengimplementasikannya ke
sudah dilakukan Affandy (2017) bahwa dalam pembelajaran.
kearifan lokal dapat menanamkan nilai-nilai
keberagamaan peserta didik. *****

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Dari pemaparan pada bagian-bagian di Affandy, S. (2017). Penanaman Nilai-Nilai
atas, dapat disimpulkan bahwa analisis nilai- Kearifan Lokal dalam Meningkatkan
nilai budaya lokal adalah hal yang sangat Perilaku Keberagamaan Peserta Didik.
penting untuk dilakukan. Kearifan lokal yang Atthulab: Islamic Religion Teaching and
Learning Journal, 2(2), 201–225.
terkandung dalam sebuah karya sastra daerah
https://doi.org/10.15575/ATH.V2I2.3391

193 ©2022, Aksara 34(2)


Pemanfaatan Nilai-Nilai Spiritual….

Andani, Y. D., & Jalil, A. (2016). Tradisi Sabung view/36


Ayam di Masyarakat Talang Mamak di Kette, E. S. S., Pratiwi, Y., & Sunoto, S. (2016).
Desa Talang Sungai Limau Kecamatan Pengembangan Bahan Pelatihan Menulis
Rakit Kulim Indragiri Hulu. Jurnal Online Cerita Pendek Bermuatan Nilai Karakter
Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial Dan untuk Guru SMP Negeri Mata Pelajaran
Ilmu Politik, 3(2), 1–15. Bahasa Indonesia Se-Kota Kupang. Jurnal
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/ Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
article/view/11074 Pengembangan, 1(4), 698–704.
Arifin, M. Z. (2019). Nilai Moral Karya Sastra https://doi.org/10.17977/JP.V1I4.6227
Sebagai Alternatif Pendidikan Karakter Khuzaemah, E. (2018). Penyerapan Nilai-Nilai
(Novel Amuk Wisanggeni Karya Suwito Budaya Lokal Babad Cirebon Untuk
Sarjono). Literasi : Jurnal Bahasa dan Membina Karakter Mahasiswa Melalui
Sastra Indonesia Serta Pembelajarannya, Pembelajaran Menulis Kreatif. Kongres
3(1), 30–40. https://doi.org/10.25157/- Bahasa Indonesia, 1–15.
LITERASI.V3I1.1953 Koentjaraningrat. (2009). Sejarah Teori
Baso, A. (2018). Sejarah Lahirnya Pesantren Antropologi I. Jakarta: UI Press.
Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Miskiya, J. (2015). Pemanfaatan Nilai Toleransi
Koleksi PNRI. Jumantara: Jurnal dalam Babad Cirebon untuk Meningkatkan
Manuskrip Nusantara, 9(1), 1–32. Kohesi Sosial Siswa. Jurnal Pendidikan
https://doi.org/10.37014/jumantara.v9i1.23 Ilmu Sosial, 24(1). https://doi.org/10.-
1 17509/jpis.v24i1.1611
Dwinuryati, Y., & Andayani, A. (2017). Kajian Mulyana, A. (2009). Mengembangkan Kearifan
Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sejarah.
Lokal Pada Cerita Rakyat “Nyi Andan Sari http://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/menge
dan Ki Guru Soka.” Jurnal Artefak, 4(1), mbangkan-kearifan-lokal-dalam-
15–22. https://doi.org/10.25157/ja.v4i1.731 pembelajaran-sejarah/
Efendi, A. (2014). Implementasi Kearifan Mutohari, A. S., & Kadarisman, A. (2016).
Budaya Lokal Pada Masyarakat Adat Perancangan Identitas Visual Wisata
Kampung Kuta Sebagai Sumber Sejarah Kota Cirebon. EProceedings of Art
Pembelajaran IPS. Sosio Didaktika: Social & Design, 3(3). https://doi.org/10.25124-
Science Education Journal, 1(2). /EOE.V3I3.4589
https://doi.org/10.15408/sd.v1i2.1263 Randa, F., & Daromes, F. E. (2014).
Firmanto, A. (2015). Historiografi Islam Cirebon Transformasi Nilai Budaya Lokal dalam
(Kajian Manuskrip Sejarah Islam Cirebon). Membangun Akuntabilitas Organisasi
Jurnal Lektur Keagamaan, 13(1), 31–58. Sektor Publik. Jurnal Akuntansi
https://doi.org/10.31291/JLK.V13I1.203 Multiparadigma, 5(3), 477–484.
Hakam, A. (2007). Bunga Rampai Pendidikan https://doi.org/10.18202/jamal.2014.12.503
Nilai. Bandung: Universitas Pendidikan 5
Indonesia. Rusydi, I. (2014). Pendidikan Berbasis Budaya
Harsanti, A. G. (2017). Pendidikan Karakter Cirebon. Intizar, 20(2), 327–348.
Melalui Pembelajaran Sastra. Fkip E- http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/inti
Proceeding, 623–636. https://jurnal.- zar/article/view/436
unej.ac.id/index.php/fkipepro/article/view/ Sa’ida, N. (2020). Analisis Nilai Moral dalam
4936 Cerita Rakyat. JP2KG AUD (Jurnal
Hergenhanh, B. R., & Olson, M. H. (2008). Pendidikan, Pengasuhan, Kesehatan Dan
Theories of Learning (Teori Belajar)(7th Gizi Anak Usia Dini), 1(1), 47–54.
Ed). Prenada Media Group. https://doi.org/10.26740/JP2KGAUD.2020
Iin, H., & Basyari, W. (2014). Nilai-Nilai .1.1.47-54
Kearifan Lokal (Local Wisdom) Tradisi Saifudin, M. F. (2015). Optimalisasi Apersepsi
Memitu Pada Masyarakat Cirebon (Studi Pembelajaran Melalui Folklor sebagai
Masyarakat Desa Setupatok Kecamatan Upaya Pembentukan Karakter Siswa
Mundu). Edunomic Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional
Ekonomi, 2(1). https://www.fkipunswagati- Dan Call For Papers, 5(2), 140–146.
.ac.id/ejournal/index.php/edunomic/article/ http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/116

©2022, Aksara 34(2) 194


Emah Khuzaemah dan Nurkholidah

17/6046 Syaripulloh, S. (2017). Mitos di Era Modern.


Samsudin, L. W. (2017). Peran Sunan Gunung Sosio-Didaktika: Social Science Education
Jati Dalam Islamisasi di Cirebon. Skripsi. Journal, 4(1). https://doi.org/10.15408/-
Universitas Jember: Jember. sd.v4i1.5924
Sofiana, I. (2018). Unsur Sejarah dan Petuah Wastap, J. bin. (2017). Nilai-Nilai Pengetahuan
Kesultanan Cirebon dalam Novel Laskar Lokal Pembentuk Karakter Bangsa dalam
Kesanghyangan Karya Kustoyo dan Sandiwara Cirebon, Jawa Barat. Mudra
Implementasi Pembelajaran di SMA. Jurnal Seni Budaya, 32(1).
Skripsi. UNTIDAR: Magelang. https://doi.org/10.31091/MUDRA.V32I1.6
Subiyantoro. (2012). Membangun Karakter 5
Bangsa Melalui Cerita Rakyat Nusantara Wellek, R., & Warren, A. (1993). Teori
(Model Pendidikan Karakter untuk Anak Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Mi Awal Berbasis Cerita Rakyat dalam Yunus, R. (2014). Nilai-Nilai Kearifan Lokal
Perspektif Sosiologi Pendidikan Islam). (Local Genius) sebagai Penguat Karakter
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 9(1), 98– Bangsa . Yogyakarta: Deepublish.
114. https://ejournal.uinsuka.ac.id/tarbiyah-
/jpai/article/view/1045
Suyitno, I. (2012). the Development of Education
on the Character and Culture of. Jurnal
Pendidikan Karakter, 2(February 2012), 1–
13.

195 ©2022, Aksara 34(2)

Anda mungkin juga menyukai