MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG
PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN
RUANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR
adalah hasil perencanaan tata ruang.
2. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat
RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang pada wilayah
yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif.
-3-
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman
bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melakukan
pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang sebagai
upaya pengawasan pemanfaatan ruang.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mewujudkan
kinerja pemanfaatan ruang yang semakin berkualitas.
Pasal 3
(1) Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang dilakukan
terhadap RTR yang telah ditetapkan meliputi:
a. rencana umum tata ruang; dan
b. rencana rinci tata ruang.
(2) Rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a meliputi:
a. RTRWN;
b. RTRWP; dan
c. RTRW Kabupaten/Kota.
(3) Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b meliputi:
a. RTR Pulau/Kepulauan;
b. RTR KSN;
c. RTR KSP; dan
d. RTR KSK.
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. ketentuan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang;
dan
b. tata cara pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang.
-6-
BAB III
KETENTUAN PEMANTAUAN DAN
EVALUASI PEMANFAATAN RUANG
Pasal 5
(1) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dilakukan terhadap:
a. tingkat kesesuaian perwujudan struktur ruang; dan
b. tingkat kesesuaian perwujudan pola ruang.
(2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dilakukan secara periodik dan menerus.
(3) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 5 (lima)
tahun.
(4) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dapat dilakukan lebih dari 2 (dua) kali dalam 5
(lima) tahun apabila terbit kebijakan baru atau
perubahan kebijakan yang mendasar dan strategis
dengan dampak besar atau luas terkait pembangunan,
yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 6
(1) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dilaksanakan Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota didukung dengan partisipasi aktif peran
masyarakat.
(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan dengan menyampaikan laporan
dan/atau pengaduan kepada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
(3) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dilaksanakan oleh:
a. Menteri bersama forum lintas kementerian/lembaga
untuk kepentingan nasional; dan
-7-
Pasal 7
(1) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)
huruf a meliputi pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang terhadap RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, RTR
KSN, dan RTRW Provinsi.
(2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)
huruf b meliputi pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang terhadap RTR KSP dan RTRW Kabupaten/Kota
untuk Provinsi serta RTR KSK untuk Kabupaten/Kota.
BAB IV
TATA CARA PEMANTAUAN DAN
EVALUASI PEMANFAATAN RUANG
Pasal 8
Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang terdiri atas:
a. kegiatan pemantauan pemanfaatan ruang;
b. kegiatan evaluasi pemanfaatan ruang; dan
c. kegiatan pelaporan.
Pasal 9
(1) Kegiatan pemantauan pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf a dilakukan melalui
tahapan:
a. pengumpulan data dan informasi; dan
b. penyusunan matriks persandingan program.
-8-
Pasal 10
(1) Matriks persandingan program sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b merupakan penyandingan
indikasi program dalam RTR yang telah ditetapkan
dengan kondisi aktual yang diindikasikan dalam program
pembangunan dan/atau dokumen informasi pertanahan.
(2) Indikasi program dalam dokumen RTR yang telah
ditetapkan meliputi semua jenis program dan lokasi
program yang direncanakan dalam periode 5 (lima) tahun
pada saat pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
pemanfaatan ruang dilakukan.
(3) Program dalam indikasi program merupakan program
pembangunan yang disusun sedemikian rupa sehingga
terwujudnya fungsi ruang yang diinginkan atau dituju
sesuai dengan RTR.
(4) Program pembangunan merupakan program
pembangunan sektoral yang meliputi serangkaian
kegiatan yang berkait sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(5) Lokasi merupakan lokasi program sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).
(6) Data dan informasi lain berupa penjelasan kualitatif dari
hasil pengamatan secara langsung turut disajikan pada
matriks persandingan program.
(7) Penyusunan matriks persandingan program sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) termuat dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
- 10 -
Pasal 11
(1) Kegiatan evaluasi pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf b meliputi penilaian
perwujudan struktur dan pola ruang.
(2) Penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan:
a. kesesuaian program pemanfaatan ruang; dan
b. kesesuaian lokasi program pemanfaatan ruang.
(3) Kesesuaian program pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan keberadaan
program pembangunan sektor yang sesuai dengan
indikasi program dalam RTR.
(4) Kesesuaian lokasi program pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan
perbandingan jumlah lokasi dari program pembangunan
yang sesuai terhadap total jumlah lokasi program yang
sama dalam indikasi program dalam RTR.
(5) Penilaian kesesuaian program pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan
dengan:
a. mengidentifikasi program pembangunan yang sesuai
dengan indikasi program dalam RTR;
b. menilai kesesuaian program pembangunan dengan
menegaskan keberadaan program pembangunan
sektor yang sesuai dengan indikasi program dalam
RTR, dengan nilai 100% (seratus persen) jika ada
atau 0% (nol persen) jika tidak sesuai; dan
c. mengonfirmasikan program pembangunan selain
program yang ada pada indikasi program RTR.
(6) Penilaian kesesuaian lokasi program pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan
dengan :
a. mengidentifikasi lokasi program pembangunan yang
sesuai dengan lokasi program pada indikasi program
RTR;
- 11 -
Pasal 12
(1) Penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)
dilakukan secara berjenjang mulai dari:
a. penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang;
b. penilaian kesesuaian pemanfaatan komponen utama
ruang; dan
c. penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang.
(2) Penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan penilaian
kesesuaian program dan kesesuaian lokasi program
untuk suatu pemanfaatan ruang.
- 12 -
Pasal 13
Penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a dilakukan dengan
langkah penilaian program pemanfaatan ruang, penilaian
lokasi program pemanfaatan ruang, dan pemberian nilai
kesesuaiaan pemanfaatan ruang yang secara berurutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5), ayat (6), ayat
(7), dan ayat (8).
- 13 -
Pasal 14
(1) Penilaian kesesuaian pemanfaatan komponen utama
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1)
huruf b dilakukan dengan:
a. kesesuaian program pemanfaatan komponen utama
ruang;
b. kesesuaian lokasi program pemanfaatan komponen
utama ruang; dan
c. pemberian nilai kesesuaian pemanfaatan komponen
utama ruang.
(2) Kesesuaian program pemanfaatan komponen utama
ruang merupakan jumlah program pemanfaatan ruang
untuk membentuk komponen utama ruang yang sesuai
dibandingkan total jumlah program pemanfaatan ruang
pembentuk komponen utama ruang yang sama dalam
indikasi program RTR dikali 100% (seratus persen).
(3) Kesesuaian lokasi program pemanfaatan komponen
utama ruang merupakan jumlah lokasi program
pemanfaatan ruang untuk membentuk komponen utama
ruang yang sesuai dibandingkan total jumlah lokasi
program pemanfaatan ruang pembentuk komponen
utama ruang yang sama dalam indikasi program RTR
dikali 100% (seratus persen).
(4) Nilai kesesuaian pemanfaatan komponen utama ruang
merupakan nilai akhir dari kedua nilai kesesuaian
program dan nilai kesesuaian lokasi program.
(5) Nilai kesesuaian pemanfaatan komponen utama ruang
mengikuti ketentuan dalam Pasal 11 ayat (8).
Pasal 15
(1) Penilaian kesesuaian pemanfaatan struktur dan pola
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1)
huruf c dilakukan dengan:
a. penilaian program pemanfaatan pembentuk struktur
ruang atau pola ruang;
b. penilaian lokasi program pemanfaatan pembentuk
struktur ruang atau pola ruang; dan
- 14 -
Pasal 16
Penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) termuat dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 17
Kegiatan pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
huruf c dilakukan dengan:
a. penyampaian hasil evaluasi kesesuaian pemanfaatan
ruang; dan
b. penyampaian rekomendasi.
- 15 -
Pasal 18
(1) Penyampaian hasil evaluasi pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a
dilakukan dengan:
a. melakukan pembahasan terfokus atau konfirmasi
terhadap hasil evaluasi bersama para pemangku
kepentingan terkait;
b. merumuskan catatan terkait hasil evaluasi; dan
c. menyiapkan pelaporan hasil evaluasi.
(2) Nilai hasil evaluasi pemanfaatan ruang memuat:
a. nilai kesesuaian pemanfaatan ruang;
b. nilai kesesuaian pemanfaatan komponen utama
ruang;
c. nilai kesesuaian pemanfaatan ruang untuk
perwujudan struktur ruang; dan
d. nilai kesesuaian pemanfaatan ruang untuk
perwujudan pola ruang.
(3) Hasil evaluasi kesesuaian pemanfaatan ruang
diklasifikasikan berdasarkan:
a. tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang berkualitas
jika bernilai antara 80% (delapan puluh persen)
sampai dengan 100% (seratus persen) artinya
pelaksanaan pemanfaatan ruang sudah sesuai
dengan rencana struktur dan pola ruang dalam RTR;
b. tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang kurang
berkualitas jika bernilai antara 50% (lima puluh
persen) sampai dengan kurang dari 80% (delapan
puluh persen) artinya pelaksanaan pemanfaatan
ruang belum sesuai dengan rencana struktur dan
pola ruang dalam RTR; dan
c. tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang tidak
berkualitas jika bernilai antara 0% (nol persen)
sampai dengan kurang dari 50% (lima puluh persen)
artinya pelaksanaan pemanfaatan ruang tidak
sesuai dengan rencana struktur dan pola ruang
dalam RTR.
- 16 -
Pasal 19
Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b
merupakan saran yang menganjurkan perbaikan yang
didasarkan pada hasil evaluasi kesesuaian pemanfaatan
ruang meliputi:
a. untuk tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang yang
berkualitas, rekomendasi berupa saran kebijakan dan
strategi mempertahankan dan/atau meningkatkan
kesesuaian program dan lokasi program pemanfaatan
ruang dan/atau saran revisi sebagian RTR melalui
peninjauan kembali rencana struktur dan pola ruang;
b. untuk tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang yang
kurang berkualitas, rekomendasi berupa saran kebijakan
dan strategi meningkatkan kesesuaian pemanfaatan
ruang dan/atau merumuskan kebijakan dan strategi
baru sehingga secara bertahap terwujud perbaikan
perwujudan rencana struktur dan pola ruang dan/atau
saran untuk revisi total RTR melalui peninjauan kembali
rencana struktur dan pola ruang; dan
c. untuk tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang yang tidak
berkualitas, rekomendasi berupa saran kebijakan dan
strategi baru dan/atau saran untuk revisi total RTR
melalui upaya peninjauan kembali rencana struktur dan
pola ruang.
Pasal 20
Ketentuan mengenai laporan hasil pemantauan dan evaluasi
pemanfaatan ruang termuat dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
Pasal 21
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
disampaikan kepada pemangku kepentingan terkait
sebagai berikut:
a. terhadap RTRWN, RTR KSN, dan RTR
Pulau/Kepulauan disampaikan kepada Presiden
dengan tembusan menteri terkait yang ada di tingkat
Pemerintah Pusat;
- 17 -
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 22
Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang terhadap
Rencana Detail Tata Ruang diatur dengan Peraturan Menteri
tersendiri.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 18 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Juni 2017
Ttd.
SOFYAN A. DJALIL
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Agustus 2017
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
Informasi Keterangan
Program Sektoral **) ****)
No Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perwujudan Rencana Struktur Ruang
L1-1
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
b) Revitalisasi kota-kota Kawasan 1. Revitalisasi terminal Terboyo Semarang
yang telah berfungsi Perkotaan 2. Peningkatan pelayanan RSUP
Kedung Sepur Dr. Kariadi
3. Peningkatan kapasitas
bandar udara Ahmad Yani
4. Revitalisasi gedung
Universitas Diponegoro
B. Perwujudan Sistem Transportasi Nasional
1. Perwujudan Sistem Jaringan jalan
Jaringan jalan arteri
primer
a) Pemantapan jaringan
jalan arteri primer
1) Jaringan jalan lintas Pulau Jawa-Bali Preservasi rekonstruksi jalan Perbatasan Jawa
utara pulau Jawa-Bali Barat - Tegal -
Pekalongan -
Semarang -
KudusPati -
Perbatasan Jawa
Timur
2) Jaringan lintas tengah Pulau Jawa Preservasi rekonstruksi jalan Bawen - Salatiga -
pulau Jawa Boyolali -
Surakarta -
Sragen –
Mantingan
L1-2
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jaringan jalan kolektor
primer
a) Pemantapan jaringan
jalan kolektor primer
1) Jaringan jalan Pulau Jawa Preservasi rekonstruksi jalan 1. Gubug –
pengumpan Pulau Kedungjati –
Jawa Salatiga
2. Sruwen –
Karanggede –
Gemolong
3. Perbatasan
Jawa Barat –
Wangon –
Purwokerto –
Banyumas –
Wonosobo –
Secang;
4. Semarang –
Purwodadi –
Blora dan
Pengembangan
ruas jalan
Cepu – Blora –
Rembang
L1-3
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jaringan jalan tol
a) Pengembangan jalan tol 1. Pejagan – 1. Pembangunan jalan tol 1. Solo-Kertosono
Pemalang 2. Pengadaan tanah untuk seksi 1 multi
2. Pemalang – pembangunan jalan tol years
Batang 2. Pejagan-
3. Semarang – pemalang
Batang 3. Batang-
4. Semarang – Semarang I dan
Demak III
5. Semarang – 4. Batang-
Solo Semarang II
6. Yogyakarta – dan Semarang-
Solo Demak
7. Yogyakarta – 5. Semarang-
Bawen Salatiga dan
8. Solo – Salatiga-
Mantingan Boyolali
6. Solo-Matingan
7. Matingan-
Kertosono
2. Perwujudan Sistem Jaringan Jalur Kereta
Jaringan jalur kereta api
antar kota
a) Pemantapan Jalur KA
Antar Kota
L1-4
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1) Jaringan jalur KA Pulau Jawa Pembangunan Jalur Ganda Jalur Tegal-
lintas Utara Pulau Pekalongan-
Jawa Semarang
2) Jaringan jalur KA Pulau Jawa Perluasan jangkauan pelayanan Jalur Cirebon-
jalur pengumpan di perkeretaapian dengan Kroya
Pulau Jawa keterpaduan intra dan
antarmoda
b) Pengembangan Jalur KA
Antar Kota
1) Jaringan jalur KA Pulau Jawa 1. Pembangunan dan Lintas Selatan
lintas Selatan Pulau Pengelolaan Sarana Pulau Jawa
Jawa Perkeretaapian
2. Pembangunan dan
Pengelolaan lalu lintas dan
angkutan KA
3. Pembangunan dan
pengelolaan prasarana dan
fasilitas pendukung kereta
api
3. Perwujudan pelabuhan internasional dan
pelabuhan nasional
Pelabuhan internasional
a) Pemantapan Pelabuhan 1. Tanjung Pengembangan Pelabuhan Hub 1. Tanjung Emas
Internasional Emas Internasional 2. Tanjung Intan
2. Tanjung
Intan
L1-5
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
4. Perwujudan Bandar Udara Pusat
Penyebarangan
a) Pemantapan bandara 1. Adi 1. Pembangunan, rehabilitas 1. Adi Soemarmo
udara pusat penyebaran Soemarmo dan pemeliharaan Prasarana 2. Ahmad Yani
skala pelayanan 2. Ahmad Yani Bandar Udara
sekunder 2. Pembangunan, rehabilitasi,
dan pemeliharaan Prasarana
Keamanan Penerbangan
3. Pembangunan, rehabilitasi
dan pemeliharaan Prasarana
Navigasi Penerbangan
C. Perwujudan sistem jaringan prasarana lainya
1. Perwujudan Sistem Jaringan Sumber
Daya Air (SDA)
Konservasi SDA, 1. Pemali – 1. Konservasi dan rehabilitasi 1. Pemali – Comal
pendayagunaan SDA, dan Comal DAS untuk mengurangi 2. Jratunseluna
pengendalian daya rusak air 2. Jratun- resiko bencana 3. Serayu –
seluna 2. Konservasi lahan di daerah Bogowonto
3. Serayu – hulu DAS
Bogowonto 3. Pengendalian banjir sistem
Sungai Jragung
2. Perwujudan Sistem Jaringan Energi
Nasional
a) Perwujudan Jaringan Pipa Transmisi dan
Distribusi Gas Bumi Nasional
L1-6
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1) Optimalisasi dan Jawa Tengah 1. Peningkatan infrastruktur Kabupaten/Kota
Pengembangan energi, antara lain melalui di Jawa Tengah
Jaringan Pipa lanjutan pembangunan
Transmisi dan pembangkit listrik, jaringan
Distribusi Gas Bumi transmisi, dan gardu induk,
Nasional pembangunan SPBG,
pembangunan jaringan
ditribusi gas kota, dan
pembangunan Mini LPG
Plant;
2. Peningkatan rasio
elektrifikasi, antara lain
melalui perluasan jaringan
dan gardu distribusi di
perdesaan, penyedian listrik
murah dan hemat untuk
masyarakat daerah tertinggal
dan nelayan, serta
pembangunan pembangkit
EBT.
b) Rehabilitasi jaringan transmisi tenaga
listrik
1) Jaringan Transmisi Pantai Utara Pemeliharaan Jaringan 1. Brebes-Tegal-
Pantai Utara Jawa Jawa Transmisi Pantai Utara Jawa Pekalongan
2. Pekalongan -
Semarang
L1-7
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2) Jaringan Transmisi Pantai Selatan Pemeliharaan Jaringan 1. Cilacap-
Pantai Selatan Jawa Jawa Transmisi Pantai Selatan Jawa Kebumen
2. Kebumen-
Purworejo
3. Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional
a) Rehabilitasi Jaringan Terestrial
1) Jaringan pelayanan Pantai Utara 1. Pengembangan 1. Semarang dsk
pusat pertumbuhan di Jawa Penyelenggaraan 2. Tegal dsk
pantai utara jawa Telekomunikasi
2. Pelaksanaan Pemberdayaan
dan Pemerataan
Pembangunan Sarana dan
Prasarana Informatika
2) Jaringan pelayanan Wilayah Tengah 1. Pengembangan 1. Magelang dsk
pusat pertumbuhan di Jawa Penyelenggaraan 2. Salatiga dsk
wilayah tengah jawa Telekomunikasi
2. Pelaksanaan Pemberdayaan
dan Pemerataan
Pembangunan Sarana dan
Prasarana Informatika
b) Jaringan pelayanan Pulau-Pulau di Pengembangan jaringan Kepulauan
Feeder dan Pulau-Pulau Utara Jawa pelayanan Pulau-Pulau di utara Karimun Jawa
Jawa
L1-8
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perwujudan Rencana Pola Ruang
Perwujudan Kawasan
A.
Lindung Nasional
1. Rehabilitasi dan
pemantapan fungsi
kawasan lindung Nasional
a) Cagar alam/ cagar 1. Cagar Alam Pengadaan bibit kegiatan kawasan
alam laut Gunung rehabilitasi hutan pengkayaan konservasi/
Celering restorasi Cagar
2. Cagar Alam Alam Gunung
Geologi Celering
Karang
sembung
b) Taman Nasional 1. Taman Penyelenggaraan Rehabilitasi Taman Nasional
/taman Nasional laut Nasional Hutan dan Lahan, dan Gunung Merbabu
Gunung Reklamasi Hutan
Merbabu
2. Taman
Nasional
Laut
Karimun
Jawa
c) Taman wisata Taman Wisata Penanaman mangrove Kawasan Pantai
alam/taman wisata Alam Laut Ujungnegoro-
alam laut Daerah Pantai Roban
Ujungnegoro –
Roban
L1-9
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perwujudan Pengembangan
B.
Kawasan Budi Daya
1. Pengembangan dan
pengendalian kawasan
andalan sektor pertanian
a) Pengembangan 1. Kawasan 1. Revitalisasi lahan 1. Kawasan
kawasan andalan Subosuko- 2. Revitalisasi infrastruktur dan Subosuko-
untuk pertanian Wonosraten sarana Wonosraten
2. Kawasan 3. Pengelolaan air irigasi untuk 2. Kawasan
Kedung pertanian Kedung Sepur
Sepur 4. Pengelolaan sistem 3. Kawasan
3. Kawasan penyediaan dan pengawasan Bregas
Bregas alat mesin pertanian 4. Kawasan
4. Kawasan Wanarakuti
Wanarakuti 5. Kawasan Jawa
5. Kawasan Tengah Selatan
Jawa Tengah
Selatan
2. Rehabilitasi dan
pengembangan kawasan
andalan untuk sektor
pertambangan
a) Pengembangan 1. Kawasan Peningkatan pembinaan dan 1. Cepu
kawasan andalan Wanarakuti pengawasan mineral dan batu 2. Blora
untuk pertambangan 2. Kawasan bara, antara lain melalui 3. Cilacap
Jawa Tengah peningkatan pengawasan 4. Purwokerto
Selatan produksi dan pemasaran mineral
L1-10
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3. Kawasan dan batu bara, inventarisasi dan
andalan laut penyusunan produksi mineral
karimun dan batu bara nasional,
jawa dan inventarisasi dan verifikasi
sekitarnya potensi PNBP pertambangan
4. Kawasan umum;
Andalan
Laut Cilacap
dan
sekitarnya
3. Rehabilitasi dan
pengembangan kawasan
andalan untuk sektor
industri
a) Rehabilitasi kawasan 1. Kawasan 1. Merevitalisasi sektor industri 1. Kawasan
andalan untuk Kedung dan meningkatkan peran Kedung Sepur
industri pengolahan Sepur sektor industri dalam 2. Kebumen,
2. Kawasan 2. Revitalisasi dan Penumbuhan Cilacap dsk
Bregas Basis Industri Manufaktur 3. Kawasan
3. Kawasan 3. Revitalisasi dan Penumbuhan Bregas
Wanarakuti Industri Agro 4. Kawasan
4. Kawasan 4. Penumbuhan Industri Wanarakuti
Jawa Tengah Unggulan Berbasis Teknologi
Selatan Tinggi
5. Revitalisasi dan Penumbuhan
Industri Kecil Menengah
L1-11
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
b) Pengembangan Kawasan 1. Membangun struktur industri Kawasan
kawasan andalan Subosuko- dalam negeri yang sesuai Subosuko-
untuk industri Wonosraten dengan prioritasnasional dan Wonosraten
pengolahan kompetensi daerah
2. Mendorong sinergi kebijakan
dari sektor-sektor
pembangunan yang lain
dalam mendukung
pembangunan industri
nasional.
4. Rehabilitasi dan
Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Sektor
Pariwisata
a) Pengembangan 1. Kawasan 1. Pengembangan destinasi 1. Kawasan
kawasan andalan Subosuko- pariwisata yang aman, Kedung Sepur
untuk pariwisata Wonosraten nyaman, menarik, mudah 2. Kawasan
2. Kawasan dicapai, berwawasan Borobudur dsk
Kedung lingkungan, meningkatkan
Sepur pendapatan nasional, daerah
3. Kawasan dan masyarakat
Jawa Tengah 2. Pengembangan Daya Tarik
Selatan Pariwisata
4. Kawasan 3. Pengembangan Industri
Borobudur Pariwisata
dsk 4. Perancangan Destinasi Dan
Investasi Pariwisata
L1-12
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5. Kawasan 5. Pengembangan Wisata Minat
Andalan Khusus, Konvensi, Insentif,
Laut Dan Even
Karimun
Jawa dsk
6. Kawasan
Andalan
Laut Cilacap
dsk
5. Rehabilitasi dan
Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Sektor
perikanan
a) Pengembangan 1. Kawasan 1. Pengembangan dan 1. Kawasan
kawasan andalan Kedung Pengelolaan Perikanan Kedung Sepur
untuk perikanan Sepur Tangkap 2. Kawasan
2. Kawasan 2. Peningkatan Produksi Bregas
Bregas Perikanan Budidaya 3. Kawasan
3. Kawasan 3. Peningkatan Daya Saing Wanarakuti
Wanarakuti Produk Perikanan
4. Kawasan 4. Program Pengelolaan Sumber
Andalan Daya Laut, Pesisir dan
Laut Pulau-Pulau Kecil
Karimun 5. Pengembangan
Jawa dan Pembangunan dan
Sekitarnya Pengelolaan Pelabuhan
Perikanan
L1-13
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual
Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
6. Rehabilitasi dan
Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Sektor
kelautan
a) Pengembangan Kawasan Program Pengelolaan Sumber Kawasan Andalan
kawasan andalan Andalan Laut Daya Laut, Pesisir dan Pulau- Laut Cilacap dsk
untuk kelautan Cilacap dsk Pulau Kecil
Sumber data : RKP Kementerian/Lembaga dan Renstra Kementerian/Lembaga
Keterangan:
1. *) : diambil dari RTR yang telah ditetapkan.
2. **) : diambil dari program dan lokasi program pembangunan sektoral yang meliputi serangkaian kegiatan yang berkait
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan sektoral.
3. ***) : peruntukan tanah yang diambil dari dokumen izin lokasi dan/atau hak atas tanah.
4. ****) : diambil dari hasil wawancara atau pengamatan langsung.
Tabel ini berupa matriks yang disusun agar dapat dilakukan perbandingan dari kiri ke kanan.
Matriks ini dapat dilakukan untuk semua RTR.
L1-14
L1-15
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 9 TAHUN 2017
TENTANG
PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG
L2-1
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-2
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-3
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-4
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-5
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-6
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-7
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
C. Nilai Kesesuaian Pemanfaatan Komponen Utama Sistem Jaringan Sumber Daya Air 1/1*100% 3/3*100% 100
=100 =100
1. Perwujudan Sistem Jaringan
Sumber Daya Air (SDA)
Konservasi SDA, 1. Pemali 1. Konservasi 1. Pemali – 100 100 100
pendayagunaan SDA, –Comal dan Comal
dan pengendalian 2. Jratuns rehabilitasi 2. Jratunselu
daya rusak air eluna DAS untuk na
3. Serayu mengurangi 3. Serayu –
–Bogo resiko bencana Bogowonto
wonto
L2-8
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-9
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-10
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-11
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-12
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-13
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-14
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-15
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-16
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-17
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-18
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-19
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
L2-20
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)
Keterangan:
1. *) : nilai akhir kesesuaian pemanfaatan ruang, pemanfaatan komponen utama ruang, struktur dan pola ruang berdasarkan kesesuaian
program dan kesesuaian lokasi program.
2. **) : klasifikasi hasil evaluasi kesesuaian pemanfaatan ruang.
L2-21
Tata cara penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang dilakukan secara
berjenjang mulai dari:
a. penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang
b. penilaian kesesuaian pemanfaatan komponen utama ruang
c. penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang
L2-22
B. Penilaian Kesesuaian Pemanfaatan Komponen Utama Ruang
Penilaian kesesuaian pemanfaatan komponen utama ruang merupakan
penilaian kesesuaian program dan kesesuaian lokasi program untuk
kelompok pemanfaatan ruang yang memiliki fungsi yang mirip atau sama.
1. Kesesuaian program pemanfaatan komponen utama ruang
merupakan jumlah program pemanfaatan ruang untuk membentuk
komponen utama ruang yang sesuai dibandingkan total jumlah
program pemanfaatan ruang pembentuk komponen utama ruang
yang sama dalam indikasi program RTR dikali 100% (seratus persen).
2. Kesesuaian lokasi program pemanfaatan komponen utama ruang
merupakan jumlah lokasi program pemanfaatan ruang untuk
membentuk komponen utama ruang yang sesuai dibandingkan total
jumlah lokasi program pemanfaatan ruang pembentuk komponen
utama ruang yang sama dalam indikasi program RTR dikali 100%
(seratus persen).
3. Nilai kesesuaian pemanfaatan komponen utama ruang merupakan
nilai akhir dari kedua nilai kesesuaian program dan nilai kesesuaian
lokasi program.
L2-23
3. Nilai kesesuaian pemanfaatan ruang perwujudan struktur ruang
atau pola ruang merupakan nilai akhir dari kedua nilai kesesuaian
program dan nilai kesesuaian lokasi program.
L2-24
No Nilai Klasifikasi Rekomendasi
3 0% sampai <50% Tingkat kesesuaian Rekomendasi berupa
pemanfaatan ruang saran kebijakan dan
tidak berkualitas, strategi baru dan/atau
artinya pelaksanaan saran untuk revisi total
pemanfaatan ruang RTR melalui upaya
tidak sesuai dengan peninjauan kembali
rencana struktur dan rencana struktur dan
pola ruang dalam RTR. pola ruang.
L2-25
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 9 TAHUN 2017
TENTANG
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN
RUANG
Bab I PENDAHULUAN
Lampiran I sampai dengan Lampiran III merupakan satu kesatuan dan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Ttd.
SOFYAN A. DJALIL
L3 - 1