Anda di halaman 1dari 59

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2017
TENTANG
PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 59 ayat (3)


Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang dan Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 15
Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,
diperlukan tata cara pengawasan penataan ruang, salah
satunya terhadap kinerja pemanfaatan ruang;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 201
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, pengawasan terhadap
kinerja pemanfaatan ruang dilakukan melalui
pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional tentang Pedoman Pemantauan dan
Evaluasi Pemanfaatan Ruang;
-2-

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
3. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18);
4. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 21);
5. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 694);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG
PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN
RUANG.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR
adalah hasil perencanaan tata ruang.
2. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat
RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang pada wilayah
yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif.
-3-

3. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya


disingkat RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah negara.
4. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang selanjutnya
disingkat RTRWP adalah rencana tata ruang yang bersifat
umum dari wilayah provinsi yang merupakan penjabaran
dari RTRWN.
5. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disebut RTRW Kabupaten/Kota adalah
rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah
kabupaten/kota yang merupakan penjabaran dari
RTRWP.
6. Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan yang selanjutnya
disebut RTR Pulau/Kepulauan adalah rencana rinci yang
disusun sebagai penjabaran dan perangkat operasional
dari RTRWN.
7. Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disingkat
KSN adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang
ditetapkan sebagai warisan dunia.
8. Kawasan Strategis Provinsi yang selanjutnya disingkat
KSP adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial,
budaya, lingkungan, serta pendayagunaan sumber daya
alam dan teknologi tinggi.
9. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota yang selanjutnya
disingkat KSK adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi,
sosial, budaya, lingkungan, serta pendayagunaan sumber
daya alam dan teknologi tinggi.
-4-

10. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan


struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan RTR yang
melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.
11. Pemantauan Pemanfaatan Ruang adalah kegiatan
pengamatan secara langsung dan/atau tidak langsung
terhadap upaya untuk mewujudkan program struktur
dan pola ruang sesuai dengan RTR yang telah ditetapkan.
12. Evaluasi Pemanfaatan Ruang adalah kegiatan penilaian
terhadap upaya untuk mewujudkan program struktur
dan pola ruang sesuai dengan RTR yang telah ditetapkan.
13. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat
permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana
yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.
14. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam
suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk
fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi
daya.
15. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
16. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
di bidang tata ruang.
-5-

BAB II
MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman
bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melakukan
pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang sebagai
upaya pengawasan pemanfaatan ruang.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mewujudkan
kinerja pemanfaatan ruang yang semakin berkualitas.

Pasal 3
(1) Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang dilakukan
terhadap RTR yang telah ditetapkan meliputi:
a. rencana umum tata ruang; dan
b. rencana rinci tata ruang.
(2) Rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a meliputi:
a. RTRWN;
b. RTRWP; dan
c. RTRW Kabupaten/Kota.
(3) Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b meliputi:
a. RTR Pulau/Kepulauan;
b. RTR KSN;
c. RTR KSP; dan
d. RTR KSK.

Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. ketentuan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang;
dan
b. tata cara pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang.
-6-

BAB III
KETENTUAN PEMANTAUAN DAN
EVALUASI PEMANFAATAN RUANG

Pasal 5
(1) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dilakukan terhadap:
a. tingkat kesesuaian perwujudan struktur ruang; dan
b. tingkat kesesuaian perwujudan pola ruang.
(2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dilakukan secara periodik dan menerus.
(3) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 5 (lima)
tahun.
(4) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dapat dilakukan lebih dari 2 (dua) kali dalam 5
(lima) tahun apabila terbit kebijakan baru atau
perubahan kebijakan yang mendasar dan strategis
dengan dampak besar atau luas terkait pembangunan,
yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6
(1) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dilaksanakan Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota didukung dengan partisipasi aktif peran
masyarakat.
(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan dengan menyampaikan laporan
dan/atau pengaduan kepada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
(3) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dilaksanakan oleh:
a. Menteri bersama forum lintas kementerian/lembaga
untuk kepentingan nasional; dan
-7-

b. Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang


menyelenggarakan urusan di bidang pengendalian
pemanfaatan ruang bersama Badan Koordinasi
Penataan Ruang Daerah (BKPRD) untuk
kepentingan daerah provinsi dan/atau daerah
kabupaten/kota.

Pasal 7
(1) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)
huruf a meliputi pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang terhadap RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, RTR
KSN, dan RTRW Provinsi.
(2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)
huruf b meliputi pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang terhadap RTR KSP dan RTRW Kabupaten/Kota
untuk Provinsi serta RTR KSK untuk Kabupaten/Kota.

BAB IV
TATA CARA PEMANTAUAN DAN
EVALUASI PEMANFAATAN RUANG

Pasal 8
Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang terdiri atas:
a. kegiatan pemantauan pemanfaatan ruang;
b. kegiatan evaluasi pemanfaatan ruang; dan
c. kegiatan pelaporan.

Pasal 9
(1) Kegiatan pemantauan pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf a dilakukan melalui
tahapan:
a. pengumpulan data dan informasi; dan
b. penyusunan matriks persandingan program.
-8-

(2) Pengumpulan data dan informasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. pengamatan secara langsung melalui survei primer
antara lain survei lapangan dan wawancara; dan
b. pengamatan secara tidak langsung melalui survei
sekunder antara lain penelaahan data sekunder
yang meliputi hasil studi, kajian penelitian, dan
laporan instansi berupa data tabular dan peta.
(3) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
antara lain:
a. data dan informasi terkait dokumen RTR yang telah
ditetapkan;
b. data dan informasi terkait dokumen program
pembangunan; dan
c. data dan informasi terkait dokumen informasi
pertanahan.
(4) Data dan informasi terkait dokumen RTR yang telah
ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
meliputi informasi pemahaman para pihak terhadap
keberadaan dan substansi dalam RTR serta identifikasi
data dan informasi indikasi program pemanfaatan ruang
periode 5 (lima) tahun yang terkait langsung pada waktu
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang berupa tabular dan peta.
(5) Data dan informasi terkait dokumen program
pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf b meliputi:
a. data dan informasi pemahaman atau klarifikasi para
pihak terkait keberadaan dan perlunya keterpaduan
dan sinkronisasi program pembangunan
kementerian/lembaga dan/atau OPD berupa jenis
dan lokasi program yang membentuk struktur dan
pola ruang berupa data tabular dan peta; dan
b. data dan informasi pengamatan langsung maupun
hasil kajian atau penelitian kondisi aktual
pemanfaatan ruang berupa foto, video, data tabular
dan peta.
-9-

(6) Data dan informasi terkait dokumen informasi


pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c
meliputi pemahaman keberadaan izin lokasi dan hak atas
tanah serta implikasinya serta identifikasi data dan
informasi izin pemanfaatan ruang dan hak atas tanah
dalam wujud tabular dan peta.
(7) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
baik dalam wujud tabular maupun peta disusun dengan
tingkat kedetailan yang sama dengan skala ketelitian
peta RTR yang disyaratkan.

Pasal 10
(1) Matriks persandingan program sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b merupakan penyandingan
indikasi program dalam RTR yang telah ditetapkan
dengan kondisi aktual yang diindikasikan dalam program
pembangunan dan/atau dokumen informasi pertanahan.
(2) Indikasi program dalam dokumen RTR yang telah
ditetapkan meliputi semua jenis program dan lokasi
program yang direncanakan dalam periode 5 (lima) tahun
pada saat pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
pemanfaatan ruang dilakukan.
(3) Program dalam indikasi program merupakan program
pembangunan yang disusun sedemikian rupa sehingga
terwujudnya fungsi ruang yang diinginkan atau dituju
sesuai dengan RTR.
(4) Program pembangunan merupakan program
pembangunan sektoral yang meliputi serangkaian
kegiatan yang berkait sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(5) Lokasi merupakan lokasi program sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).
(6) Data dan informasi lain berupa penjelasan kualitatif dari
hasil pengamatan secara langsung turut disajikan pada
matriks persandingan program.
(7) Penyusunan matriks persandingan program sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) termuat dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
- 10 -

Pasal 11
(1) Kegiatan evaluasi pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf b meliputi penilaian
perwujudan struktur dan pola ruang.
(2) Penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan:
a. kesesuaian program pemanfaatan ruang; dan
b. kesesuaian lokasi program pemanfaatan ruang.
(3) Kesesuaian program pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan keberadaan
program pembangunan sektor yang sesuai dengan
indikasi program dalam RTR.
(4) Kesesuaian lokasi program pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan
perbandingan jumlah lokasi dari program pembangunan
yang sesuai terhadap total jumlah lokasi program yang
sama dalam indikasi program dalam RTR.
(5) Penilaian kesesuaian program pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan
dengan:
a. mengidentifikasi program pembangunan yang sesuai
dengan indikasi program dalam RTR;
b. menilai kesesuaian program pembangunan dengan
menegaskan keberadaan program pembangunan
sektor yang sesuai dengan indikasi program dalam
RTR, dengan nilai 100% (seratus persen) jika ada
atau 0% (nol persen) jika tidak sesuai; dan
c. mengonfirmasikan program pembangunan selain
program yang ada pada indikasi program RTR.
(6) Penilaian kesesuaian lokasi program pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan
dengan :
a. mengidentifikasi lokasi program pembangunan yang
sesuai dengan lokasi program pada indikasi program
RTR;
- 11 -

b. menilai kesesuaian lokasi program pembangunan


dengan membandingkan jumlah lokasi program
pembangunan yang sesuai terhadap total jumlah
lokasi program yang sama dalam indikasi program
RTR dikali 100% (seratus persen); dan
c. mengonfirmasikan lokasi program pembangunan di
luar lokasi program yang sama pada indikasi
program RTR.
(7) Nilai kesesuaian pemanfaatan ruang merupakan nilai
akhir dari kedua nilai kesesuaian program dan nilai
kesesuaian lokasi program.
(8) Kesesuaian pemanfaatan ruang bernilai:
a. sama dengan nilai kesesuaian lokasi program jika
nilai kesesuaian program positif dan nilai kesesuaian
lokasi program positif;
b. 0 (nol) atau tidak memiliki kesesuaian sama sekali
jika nilai kesesuaian program 0 (nol) dan kesesuaian
lokasi program positif;
c. 0 (nol) atau tidak memiliki kesesuaian sama sekali
jika nilai kesesuaian program 0 (nol) dan kesesuaian
lokasi program 0 (nol); atau
d. tidak dapat ditentukan kesesuaian jika nilai
kesesuaian program positif dan kesesuaian lokasi
program 0 (nol).

Pasal 12
(1) Penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)
dilakukan secara berjenjang mulai dari:
a. penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang;
b. penilaian kesesuaian pemanfaatan komponen utama
ruang; dan
c. penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang.
(2) Penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan penilaian
kesesuaian program dan kesesuaian lokasi program
untuk suatu pemanfaatan ruang.
- 12 -

(3) Penilaian kesesuaian pemanfaatan komponen utama


ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan penilaian kesesuaian program dan
kesesuaian lokasi program untuk kelompok pemanfaatan
ruang yang memiliki fungsi yang mirip atau sama.
(4) Komponen utama ruang merupakan sekelompok
pemanfaatan ruang dengan kemiripan fungsi
mewujudkan struktur dan pola ruang sesuai dengan
karakteristik wilayahnya terdiri atas:
a. komponen utama struktur ruang meliputi pusat
permukiman atau pusat pelayanan, jaringan
prasarana transportasi, jaringan energi, jaringan
telekomunikasi, jaringan sumber daya air, baik
berupa sistem maupun individu; dan
b. komponen utama pola ruang meliputi kawasan
lindung dan konservasi baik daratan maupun
perairan, kawasan budidaya termasuk kawasan
andalan serta kawasan strategis nasional, daerah
provinsi atau daerah kabupaten/kota.
(5) Penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan
penilaian kesesuaian program dan lokasi program untuk
semua pemanfaatan ruang yang membentuk struktur
ruang dan pola ruang.

Pasal 13
Penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a dilakukan dengan
langkah penilaian program pemanfaatan ruang, penilaian
lokasi program pemanfaatan ruang, dan pemberian nilai
kesesuaiaan pemanfaatan ruang yang secara berurutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5), ayat (6), ayat
(7), dan ayat (8).
- 13 -

Pasal 14
(1) Penilaian kesesuaian pemanfaatan komponen utama
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1)
huruf b dilakukan dengan:
a. kesesuaian program pemanfaatan komponen utama
ruang;
b. kesesuaian lokasi program pemanfaatan komponen
utama ruang; dan
c. pemberian nilai kesesuaian pemanfaatan komponen
utama ruang.
(2) Kesesuaian program pemanfaatan komponen utama
ruang merupakan jumlah program pemanfaatan ruang
untuk membentuk komponen utama ruang yang sesuai
dibandingkan total jumlah program pemanfaatan ruang
pembentuk komponen utama ruang yang sama dalam
indikasi program RTR dikali 100% (seratus persen).
(3) Kesesuaian lokasi program pemanfaatan komponen
utama ruang merupakan jumlah lokasi program
pemanfaatan ruang untuk membentuk komponen utama
ruang yang sesuai dibandingkan total jumlah lokasi
program pemanfaatan ruang pembentuk komponen
utama ruang yang sama dalam indikasi program RTR
dikali 100% (seratus persen).
(4) Nilai kesesuaian pemanfaatan komponen utama ruang
merupakan nilai akhir dari kedua nilai kesesuaian
program dan nilai kesesuaian lokasi program.
(5) Nilai kesesuaian pemanfaatan komponen utama ruang
mengikuti ketentuan dalam Pasal 11 ayat (8).

Pasal 15
(1) Penilaian kesesuaian pemanfaatan struktur dan pola
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1)
huruf c dilakukan dengan:
a. penilaian program pemanfaatan pembentuk struktur
ruang atau pola ruang;
b. penilaian lokasi program pemanfaatan pembentuk
struktur ruang atau pola ruang; dan
- 14 -

c. pemberian nilai kesesuaiaan pemanfaatan


pembentuk struktur ruang atau pola ruang.
(2) Kesesuaian program pemanfaatan ruang perwujudan
struktur ruang atau pola ruang merupakan jumlah
program pemanfaatan ruang yang membentuk struktur
ruang atau pola ruang yang sesuai dibandingkan total
jumlah program pemanfaatan ruang pembentuk struktur
ruang atau pola ruang yang sama dalam indikasi
program RTR dikali 100% (seratus persen).
(3) Kesesuaian lokasi program pemanfaatan ruang
perwujudan struktur ruang atau pola ruang merupakan
jumlah lokasi program pemanfaatan ruang untuk
membentuk struktur ruang atau pola ruang yang sesuai
dibandingkan total jumlah lokasi program pemanfaatan
ruang pembentuk struktur ruang atau pola ruang yang
sama dalam indikasi program RTR dikali 100% (seratus
persen).
(4) Nilai kesesuaian pemanfaatan ruang perwujudan
struktur ruang atau pola ruang merupakan nilai akhir
dari kedua nilai kesesuaian program dan nilai kesesuaian
lokasi program.
(5) Nilai kesesuaian pemanfaatan ruang pembentuk struktur
ruang atau pola ruang mengikuti ketentuan dalam Pasal
11 ayat (8).

Pasal 16
Penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) termuat dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 17
Kegiatan pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
huruf c dilakukan dengan:
a. penyampaian hasil evaluasi kesesuaian pemanfaatan
ruang; dan
b. penyampaian rekomendasi.
- 15 -

Pasal 18
(1) Penyampaian hasil evaluasi pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a
dilakukan dengan:
a. melakukan pembahasan terfokus atau konfirmasi
terhadap hasil evaluasi bersama para pemangku
kepentingan terkait;
b. merumuskan catatan terkait hasil evaluasi; dan
c. menyiapkan pelaporan hasil evaluasi.
(2) Nilai hasil evaluasi pemanfaatan ruang memuat:
a. nilai kesesuaian pemanfaatan ruang;
b. nilai kesesuaian pemanfaatan komponen utama
ruang;
c. nilai kesesuaian pemanfaatan ruang untuk
perwujudan struktur ruang; dan
d. nilai kesesuaian pemanfaatan ruang untuk
perwujudan pola ruang.
(3) Hasil evaluasi kesesuaian pemanfaatan ruang
diklasifikasikan berdasarkan:
a. tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang berkualitas
jika bernilai antara 80% (delapan puluh persen)
sampai dengan 100% (seratus persen) artinya
pelaksanaan pemanfaatan ruang sudah sesuai
dengan rencana struktur dan pola ruang dalam RTR;
b. tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang kurang
berkualitas jika bernilai antara 50% (lima puluh
persen) sampai dengan kurang dari 80% (delapan
puluh persen) artinya pelaksanaan pemanfaatan
ruang belum sesuai dengan rencana struktur dan
pola ruang dalam RTR; dan
c. tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang tidak
berkualitas jika bernilai antara 0% (nol persen)
sampai dengan kurang dari 50% (lima puluh persen)
artinya pelaksanaan pemanfaatan ruang tidak
sesuai dengan rencana struktur dan pola ruang
dalam RTR.
- 16 -

Pasal 19
Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b
merupakan saran yang menganjurkan perbaikan yang
didasarkan pada hasil evaluasi kesesuaian pemanfaatan
ruang meliputi:
a. untuk tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang yang
berkualitas, rekomendasi berupa saran kebijakan dan
strategi mempertahankan dan/atau meningkatkan
kesesuaian program dan lokasi program pemanfaatan
ruang dan/atau saran revisi sebagian RTR melalui
peninjauan kembali rencana struktur dan pola ruang;
b. untuk tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang yang
kurang berkualitas, rekomendasi berupa saran kebijakan
dan strategi meningkatkan kesesuaian pemanfaatan
ruang dan/atau merumuskan kebijakan dan strategi
baru sehingga secara bertahap terwujud perbaikan
perwujudan rencana struktur dan pola ruang dan/atau
saran untuk revisi total RTR melalui peninjauan kembali
rencana struktur dan pola ruang; dan
c. untuk tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang yang tidak
berkualitas, rekomendasi berupa saran kebijakan dan
strategi baru dan/atau saran untuk revisi total RTR
melalui upaya peninjauan kembali rencana struktur dan
pola ruang.

Pasal 20
Ketentuan mengenai laporan hasil pemantauan dan evaluasi
pemanfaatan ruang termuat dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.

Pasal 21
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
disampaikan kepada pemangku kepentingan terkait
sebagai berikut:
a. terhadap RTRWN, RTR KSN, dan RTR
Pulau/Kepulauan disampaikan kepada Presiden
dengan tembusan menteri terkait yang ada di tingkat
Pemerintah Pusat;
- 17 -

b. terhadap RTRWP dan RTR KSP disampaikan kepada


Gubernur dengan tembusan Kepala OPD provinsi
terkait atau Ketua BKPRD Provinsi serta Menteri;
dan
c. terhadap RTRW Kabupaten/Kota dan RTR KSK
disampaikan kepada Bupati/Walikota dengan
tembusan Kepala OPD terkait atau Ketua BKPRD
Kabupaten/Kota, Gubernur, dan Menteri.
(2) Laporan ini menjadi masukan terhadap:
a. peningkatan kualitas kinerja pemanfaatan ruang;
b. upaya sinkronisasi program pembangunan
antarsektor, antardaerah, dan antarpelaku
pembangunan;
c. pembinaan penataan ruang dan peninjauan kembali
RTR; dan/atau
d. penegakan hukum dalam hal terdapat indikasi
pelanggaran pemanfaatan ruang.

BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 22
Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang terhadap
Rencana Detail Tata Ruang diatur dengan Peraturan Menteri
tersendiri.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 18 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Juni 2017

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

Ttd.

SOFYAN A. DJALIL

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Agustus 2017

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1184


LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 9 TAHUN 2017
TENTANG
PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMANFAATAN RUANG

PENYUSUNAN MATRIKS PERSANDINGAN PROGRAM

Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
Program Sektoral **) ****)
No Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perwujudan Rencana Struktur Ruang

A. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional


Revitalisasi dan percepatan
pengembangan kota-kota
pusat pertumbuhan nasional
a) Pengembangan/pening PKN Surakarta 1. Peningkatan pelayanan PKN Surakarta
katan fungsi Rumah Sakit Umum Dr.
Moewardi
2. Pengembangan Universitas
Negeri Sebelas Maret
3. Peningkatan kapasitas
bandar udara Adi Soemarmo

L1-1
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
b) Revitalisasi kota-kota Kawasan 1. Revitalisasi terminal Terboyo Semarang
yang telah berfungsi Perkotaan 2. Peningkatan pelayanan RSUP
Kedung Sepur Dr. Kariadi
3. Peningkatan kapasitas
bandar udara Ahmad Yani
4. Revitalisasi gedung
Universitas Diponegoro
B. Perwujudan Sistem Transportasi Nasional
1. Perwujudan Sistem Jaringan jalan
Jaringan jalan arteri
primer
a) Pemantapan jaringan
jalan arteri primer
1) Jaringan jalan lintas Pulau Jawa-Bali Preservasi rekonstruksi jalan Perbatasan Jawa
utara pulau Jawa-Bali Barat - Tegal -
Pekalongan -
Semarang -
KudusPati -
Perbatasan Jawa
Timur
2) Jaringan lintas tengah Pulau Jawa Preservasi rekonstruksi jalan Bawen - Salatiga -
pulau Jawa Boyolali -
Surakarta -
Sragen –
Mantingan

L1-2
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jaringan jalan kolektor
primer
a) Pemantapan jaringan
jalan kolektor primer
1) Jaringan jalan Pulau Jawa Preservasi rekonstruksi jalan 1. Gubug –
pengumpan Pulau Kedungjati –
Jawa Salatiga
2. Sruwen –
Karanggede –
Gemolong
3. Perbatasan
Jawa Barat –
Wangon –
Purwokerto –
Banyumas –
Wonosobo –
Secang;
4. Semarang –
Purwodadi –
Blora dan
Pengembangan
ruas jalan
Cepu – Blora –
Rembang

L1-3
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jaringan jalan tol
a) Pengembangan jalan tol 1. Pejagan – 1. Pembangunan jalan tol 1. Solo-Kertosono
Pemalang 2. Pengadaan tanah untuk seksi 1 multi
2. Pemalang – pembangunan jalan tol years
Batang 2. Pejagan-
3. Semarang – pemalang
Batang 3. Batang-
4. Semarang – Semarang I dan
Demak III
5. Semarang – 4. Batang-
Solo Semarang II
6. Yogyakarta – dan Semarang-
Solo Demak
7. Yogyakarta – 5. Semarang-
Bawen Salatiga dan
8. Solo – Salatiga-
Mantingan Boyolali
6. Solo-Matingan
7. Matingan-
Kertosono
2. Perwujudan Sistem Jaringan Jalur Kereta
Jaringan jalur kereta api
antar kota
a) Pemantapan Jalur KA
Antar Kota

L1-4
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1) Jaringan jalur KA Pulau Jawa Pembangunan Jalur Ganda Jalur Tegal-
lintas Utara Pulau Pekalongan-
Jawa Semarang
2) Jaringan jalur KA Pulau Jawa Perluasan jangkauan pelayanan Jalur Cirebon-
jalur pengumpan di perkeretaapian dengan Kroya
Pulau Jawa keterpaduan intra dan
antarmoda
b) Pengembangan Jalur KA
Antar Kota
1) Jaringan jalur KA Pulau Jawa 1. Pembangunan dan Lintas Selatan
lintas Selatan Pulau Pengelolaan Sarana Pulau Jawa
Jawa Perkeretaapian
2. Pembangunan dan
Pengelolaan lalu lintas dan
angkutan KA
3. Pembangunan dan
pengelolaan prasarana dan
fasilitas pendukung kereta
api
3. Perwujudan pelabuhan internasional dan
pelabuhan nasional
Pelabuhan internasional
a) Pemantapan Pelabuhan 1. Tanjung Pengembangan Pelabuhan Hub 1. Tanjung Emas
Internasional Emas Internasional 2. Tanjung Intan
2. Tanjung
Intan

L1-5
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
4. Perwujudan Bandar Udara Pusat
Penyebarangan
a) Pemantapan bandara 1. Adi 1. Pembangunan, rehabilitas 1. Adi Soemarmo
udara pusat penyebaran Soemarmo dan pemeliharaan Prasarana 2. Ahmad Yani
skala pelayanan 2. Ahmad Yani Bandar Udara
sekunder 2. Pembangunan, rehabilitasi,
dan pemeliharaan Prasarana
Keamanan Penerbangan
3. Pembangunan, rehabilitasi
dan pemeliharaan Prasarana
Navigasi Penerbangan
C. Perwujudan sistem jaringan prasarana lainya
1. Perwujudan Sistem Jaringan Sumber
Daya Air (SDA)
Konservasi SDA, 1. Pemali – 1. Konservasi dan rehabilitasi 1. Pemali – Comal
pendayagunaan SDA, dan Comal DAS untuk mengurangi 2. Jratunseluna
pengendalian daya rusak air 2. Jratun- resiko bencana 3. Serayu –
seluna 2. Konservasi lahan di daerah Bogowonto
3. Serayu – hulu DAS
Bogowonto 3. Pengendalian banjir sistem
Sungai Jragung
2. Perwujudan Sistem Jaringan Energi
Nasional
a) Perwujudan Jaringan Pipa Transmisi dan
Distribusi Gas Bumi Nasional

L1-6
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1) Optimalisasi dan Jawa Tengah 1. Peningkatan infrastruktur Kabupaten/Kota
Pengembangan energi, antara lain melalui di Jawa Tengah
Jaringan Pipa lanjutan pembangunan
Transmisi dan pembangkit listrik, jaringan
Distribusi Gas Bumi transmisi, dan gardu induk,
Nasional pembangunan SPBG,
pembangunan jaringan
ditribusi gas kota, dan
pembangunan Mini LPG
Plant;
2. Peningkatan rasio
elektrifikasi, antara lain
melalui perluasan jaringan
dan gardu distribusi di
perdesaan, penyedian listrik
murah dan hemat untuk
masyarakat daerah tertinggal
dan nelayan, serta
pembangunan pembangkit
EBT.
b) Rehabilitasi jaringan transmisi tenaga
listrik
1) Jaringan Transmisi Pantai Utara Pemeliharaan Jaringan 1. Brebes-Tegal-
Pantai Utara Jawa Jawa Transmisi Pantai Utara Jawa Pekalongan
2. Pekalongan -
Semarang

L1-7
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2) Jaringan Transmisi Pantai Selatan Pemeliharaan Jaringan 1. Cilacap-
Pantai Selatan Jawa Jawa Transmisi Pantai Selatan Jawa Kebumen
2. Kebumen-
Purworejo
3. Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional
a) Rehabilitasi Jaringan Terestrial
1) Jaringan pelayanan Pantai Utara 1. Pengembangan 1. Semarang dsk
pusat pertumbuhan di Jawa Penyelenggaraan 2. Tegal dsk
pantai utara jawa Telekomunikasi
2. Pelaksanaan Pemberdayaan
dan Pemerataan
Pembangunan Sarana dan
Prasarana Informatika
2) Jaringan pelayanan Wilayah Tengah 1. Pengembangan 1. Magelang dsk
pusat pertumbuhan di Jawa Penyelenggaraan 2. Salatiga dsk
wilayah tengah jawa Telekomunikasi
2. Pelaksanaan Pemberdayaan
dan Pemerataan
Pembangunan Sarana dan
Prasarana Informatika
b) Jaringan pelayanan Pulau-Pulau di Pengembangan jaringan Kepulauan
Feeder dan Pulau-Pulau Utara Jawa pelayanan Pulau-Pulau di utara Karimun Jawa
Jawa

L1-8
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perwujudan Rencana Pola Ruang
Perwujudan Kawasan
A.
Lindung Nasional
1. Rehabilitasi dan
pemantapan fungsi
kawasan lindung Nasional
a) Cagar alam/ cagar 1. Cagar Alam Pengadaan bibit kegiatan kawasan
alam laut Gunung rehabilitasi hutan pengkayaan konservasi/
Celering restorasi Cagar
2. Cagar Alam Alam Gunung
Geologi Celering
Karang
sembung
b) Taman Nasional 1. Taman Penyelenggaraan Rehabilitasi Taman Nasional
/taman Nasional laut Nasional Hutan dan Lahan, dan Gunung Merbabu
Gunung Reklamasi Hutan
Merbabu
2. Taman
Nasional
Laut
Karimun
Jawa
c) Taman wisata Taman Wisata Penanaman mangrove Kawasan Pantai
alam/taman wisata Alam Laut Ujungnegoro-
alam laut Daerah Pantai Roban
Ujungnegoro –
Roban

L1-9
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perwujudan Pengembangan
B.
Kawasan Budi Daya
1. Pengembangan dan
pengendalian kawasan
andalan sektor pertanian
a) Pengembangan 1. Kawasan 1. Revitalisasi lahan 1. Kawasan
kawasan andalan Subosuko- 2. Revitalisasi infrastruktur dan Subosuko-
untuk pertanian Wonosraten sarana Wonosraten
2. Kawasan 3. Pengelolaan air irigasi untuk 2. Kawasan
Kedung pertanian Kedung Sepur
Sepur 4. Pengelolaan sistem 3. Kawasan
3. Kawasan penyediaan dan pengawasan Bregas
Bregas alat mesin pertanian 4. Kawasan
4. Kawasan Wanarakuti
Wanarakuti 5. Kawasan Jawa
5. Kawasan Tengah Selatan
Jawa Tengah
Selatan
2. Rehabilitasi dan
pengembangan kawasan
andalan untuk sektor
pertambangan
a) Pengembangan 1. Kawasan Peningkatan pembinaan dan 1. Cepu
kawasan andalan Wanarakuti pengawasan mineral dan batu 2. Blora
untuk pertambangan 2. Kawasan bara, antara lain melalui 3. Cilacap
Jawa Tengah peningkatan pengawasan 4. Purwokerto
Selatan produksi dan pemasaran mineral

L1-10
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3. Kawasan dan batu bara, inventarisasi dan
andalan laut penyusunan produksi mineral
karimun dan batu bara nasional,
jawa dan inventarisasi dan verifikasi
sekitarnya potensi PNBP pertambangan
4. Kawasan umum;
Andalan
Laut Cilacap
dan
sekitarnya
3. Rehabilitasi dan
pengembangan kawasan
andalan untuk sektor
industri
a) Rehabilitasi kawasan 1. Kawasan 1. Merevitalisasi sektor industri 1. Kawasan
andalan untuk Kedung dan meningkatkan peran Kedung Sepur
industri pengolahan Sepur sektor industri dalam 2. Kebumen,
2. Kawasan 2. Revitalisasi dan Penumbuhan Cilacap dsk
Bregas Basis Industri Manufaktur 3. Kawasan
3. Kawasan 3. Revitalisasi dan Penumbuhan Bregas
Wanarakuti Industri Agro 4. Kawasan
4. Kawasan 4. Penumbuhan Industri Wanarakuti
Jawa Tengah Unggulan Berbasis Teknologi
Selatan Tinggi
5. Revitalisasi dan Penumbuhan
Industri Kecil Menengah

L1-11
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
b) Pengembangan Kawasan 1. Membangun struktur industri Kawasan
kawasan andalan Subosuko- dalam negeri yang sesuai Subosuko-
untuk industri Wonosraten dengan prioritasnasional dan Wonosraten
pengolahan kompetensi daerah
2. Mendorong sinergi kebijakan
dari sektor-sektor
pembangunan yang lain
dalam mendukung
pembangunan industri
nasional.
4. Rehabilitasi dan
Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Sektor
Pariwisata
a) Pengembangan 1. Kawasan 1. Pengembangan destinasi 1. Kawasan
kawasan andalan Subosuko- pariwisata yang aman, Kedung Sepur
untuk pariwisata Wonosraten nyaman, menarik, mudah 2. Kawasan
2. Kawasan dicapai, berwawasan Borobudur dsk
Kedung lingkungan, meningkatkan
Sepur pendapatan nasional, daerah
3. Kawasan dan masyarakat
Jawa Tengah 2. Pengembangan Daya Tarik
Selatan Pariwisata
4. Kawasan 3. Pengembangan Industri
Borobudur Pariwisata
dsk 4. Perancangan Destinasi Dan
Investasi Pariwisata

L1-12
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5. Kawasan 5. Pengembangan Wisata Minat
Andalan Khusus, Konvensi, Insentif,
Laut Dan Even
Karimun
Jawa dsk
6. Kawasan
Andalan
Laut Cilacap
dsk
5. Rehabilitasi dan
Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Sektor
perikanan
a) Pengembangan 1. Kawasan 1. Pengembangan dan 1. Kawasan
kawasan andalan Kedung Pengelolaan Perikanan Kedung Sepur
untuk perikanan Sepur Tangkap 2. Kawasan
2. Kawasan 2. Peningkatan Produksi Bregas
Bregas Perikanan Budidaya 3. Kawasan
3. Kawasan 3. Peningkatan Daya Saing Wanarakuti
Wanarakuti Produk Perikanan
4. Kawasan 4. Program Pengelolaan Sumber
Andalan Daya Laut, Pesisir dan
Laut Pulau-Pulau Kecil
Karimun 5. Pengembangan
Jawa dan Pembangunan dan
Sekitarnya Pengelolaan Pelabuhan
Perikanan

L1-13
Kondisi yang diinginkan *) Kondisi Aktual

Informasi Keterangan
No Program Sektoral **) ****)
Lokasi/ Pertanahan ***)
Indikasi Program
Kawasan Lokasi/
Program Lokasi/ Kawasan Izin/Hak
Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
6. Rehabilitasi dan
Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Sektor
kelautan
a) Pengembangan Kawasan Program Pengelolaan Sumber Kawasan Andalan
kawasan andalan Andalan Laut Daya Laut, Pesisir dan Pulau- Laut Cilacap dsk
untuk kelautan Cilacap dsk Pulau Kecil
Sumber data : RKP Kementerian/Lembaga dan Renstra Kementerian/Lembaga
Keterangan:
1. *) : diambil dari RTR yang telah ditetapkan.
2. **) : diambil dari program dan lokasi program pembangunan sektoral yang meliputi serangkaian kegiatan yang berkait
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan sektoral.
3. ***) : peruntukan tanah yang diambil dari dokumen izin lokasi dan/atau hak atas tanah.
4. ****) : diambil dari hasil wawancara atau pengamatan langsung.

Tabel ini berupa matriks yang disusun agar dapat dilakukan perbandingan dari kiri ke kanan.
Matriks ini dapat dilakukan untuk semua RTR.

L1-14
L1-15
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 9 TAHUN 2017
TENTANG
PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG

PENYUSUNAN MATRIKS EVALUASI PERSANDINGAN PROGRAM DAN LOKASI PROGRAM

Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


Program Sektoral Peman-
No Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
70%=
18/18*100% 65/93*100%
Nilai Kesesuaian Struktur Ruang 70 Kurang
=100 =70
Berkualitas
2/2*100% 2/5*100%
A. Nilai Kesesuaian Pemanfaatan Komponen Utama Sistem Perkotaan Nasional 40
=100 =40
Revitalisasi dan
percepatan
pengembangan kota-
kota pusat
pertumbuhan nasional
a) Pengembanga/ PKN 1. Peningkatan PKN 100 100 100
peningkatan Surakarta pelayanan Surakarta
fungsi Rumah Sakit
Umum Dr.
Moewardi

L2-1
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2. Pengembangan
Universitas
Negeri Sebelas
Maret
3. Peningkatan
kapasitas
bandar udara
Adi Soemarmo
b) Revitalisasi Kawasan 1. Revitalisasi Semarang 100 25 25
kota-kota yang Perkotaan terminal
telah berfungsi Kedung Terboyo
Sepur 2. Peningkatan
pelayanan
RSUP Dr.
Kariadi
3. Peningkatan
kapasitas
bandar udara
Ahmad Yani
4. Revitalisasi
gedung
Universitas
Diponegoro

L2-2
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
9/9*100% 17/34*100%
B. Nilai Kesesuaian Pemanfaatan Komponen Utama Sistem Transportasi Nasional 50
=100 =50
1. Perwujudan Sistem Jaringan
jalan
Jaringan jalan arteri
primer
a) Pemantapan
jaringan jalan
arteri primer
1) Jaringan jalan Pulau Preservasi Perbatasan 100 100 100
lintas utara Jawa-Bali rekonstruksi Jawa Barat -
pulau Jawa- jalan Tegal -
Bali Pekalongan -
Semarang -
KudusPati -
Perbatasan
Jawa Timur
2) Jaringan lintas Pulau Preservasi Bawen - 100 25 25
tengah pulau Jawa rekonstruksi Salatiga -
Jawa jalan Boyolali -
Surakarta -
Sragen –
Mantingan
Jaringan jalan
kolektor primer
a) Pemantapan
jaringan jalan
kolektor primer

L2-3
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1) Jaringan jalan Pulau Preservasi 1. Gubug – 100 100 100
pengumpan Jawa rekonstruksi Kedungjati
Pulau Jawa jalan – Salatiga
2. Sruwen –
Karang
gede –
Gemolong
3. Perbatasan
Jawa Barat
– Wangon –
Purwokerto
–Banyu
mas –
Wonosobo
– Secang;
4. Semarang –
Purwo dadi
– Blora dan
Pengemban
gan ruas
jalan Cepu
– Blora –
Rembang
Jaringan jalan tol
a) Pengembangan 1. Pejagan 1. Pembangunan 1. Solo- 100 50 50
jalan tol – Pema jalan tol Kertosono
lang

L2-4
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2. Pema 2. Pengadaan seksi 1
lang – tanah untuk multi
Batang pembangunan years
3. Sema jalan tol 2. Pejagan-
rang –
Batang pemalang
4. Sema 3. Batang-
rang – Semarang
Demak I dan III
5. Sema 4. Batang-
rang – Semarang
Solo II dan
6. Yogya Semarang
karta – -Demak
Solo
7. Yogya 5. Semarang
karta – - Salatiga
Bawen dan
8. Solo – Salatiga-
Manti Boyolali
ngan 6. Solo-
Matingan
7. Matingan-
Kertosono
2. Perwujudan Sistem Jaringan
Jalur Kereta
Jaringan jalur kereta
api antar kota

L2-5
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
a) Pemantapan Jalur
KA Antar Kota
1) Jaringan jalur Pulau Pembangunan Jalur Tegal- 100 50 50
KA lintas Utara Jawa Jalur Ganda Pekalongan-
Pulau Jawa Semarang

2) Jaringan jalur Pulau Perluasan Jalur 100 10 10


KA jalur Jawa jangkauan Cirebon-
pengumpan di pelayanan Kroya
Pulau Jawa perkeretaapian
dengan
keterpaduan intra
dan antarmoda
b) Pengembangan
Jalur KA Antar
Kota
1) Jaringan jalur Pulau 1. Pembangunan Lintas 100 100 100
KA lintas Jawa dan Selatan
Selatan Pulau Pengelolaan Pulau Jawa
Jawa Sarana
Perkeretaapian
2. Pembangunan
dan
Pengelolaan
lalu lintas dan
angkutan KA

L2-6
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3. Pembangunan
dan
pengelolaan
prasarana dan
fasilitas
pendukung
kereta api
3. Perwujudan pelabuhan
internasional dan pelabuhan
nasional
Pelabuhan
internasional
a) Pemantapan 1. Tanjung Pengembangan 1. Tanjung 100 100 100
Pelabuhan Emas Pelabuhan Hub Emas
Internasional 2. Tanjung Internasional 2. Tanjung
Intan Intan

4. Perwujudan Bandar Udara


Pusat Penyebarangan
a) Pemantapan 1. Adi Soe 1. Pembangunan, 1. Adi 100 100 100
bandara udara marmo rehabilitas dan Soemarmo
pusat penyebaran 2. Ahmad pemeliharaan 2. Ahmad
skala pelayanan Yani Prasarana Yani
sekunder Bandar Udara

L2-7
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2. Pembangunan,
rehabilitasi,
dan
pemeliharaan
Prasarana
Keamanan
Penerbangan
3. Pembangunan,
rehabilitasi
dan
pemeliharaan
Prasarana
Navigasi
Penerbangan

C. Nilai Kesesuaian Pemanfaatan Komponen Utama Sistem Jaringan Sumber Daya Air 1/1*100% 3/3*100% 100
=100 =100
1. Perwujudan Sistem Jaringan
Sumber Daya Air (SDA)
Konservasi SDA, 1. Pemali 1. Konservasi 1. Pemali – 100 100 100
pendayagunaan SDA, –Comal dan Comal
dan pengendalian 2. Jratuns rehabilitasi 2. Jratunselu
daya rusak air eluna DAS untuk na
3. Serayu mengurangi 3. Serayu –
–Bogo resiko bencana Bogowonto
wonto

L2-8
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2. Konservasi
lahan di
daerah hulu
DAS
3. Pengendalian
banjir sistem
Sungai
Jragung
Nilai Kesesuaian Pemanfaatan Komponen Utama Sistem Jaringan Energi Nasional 3/3*100% 39/39*100% 100
=100 =100
a) Perwujudan Jaringan Pipa
Transmisi dan Distribusi Gas
Bumi Nasional

1) Optimalisasi Jawa 1. Peningkatan Kabupaten/ 100 100 100


dan Tengah infrastruktur Kota di Jawa
Pengembangan energi, antara Tengah
Jaringan Pipa lain melalui
Transmisi dan lanjutan
Distribusi Gas pembangunan
Bumi Nasional pembangkit
listrik,
jaringan
transmisi, dan
gardu induk,
pembangunan
SPBG,

L2-9
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
pembangunan
jaringan
ditribusi gas
kota, dan
pembangunan
Mini LPG
Plant;
2. Peningkatan
rasio
elektrifikasi,
antara lain
melalui
perluasan
jaringan dan
gardu
distribusi di
perdesaan,
penyedian
listrik murah
dan hemat
untuk
masyarakat
daerah
tertinggal dan
nelayan, serta
pembangunan
pembangkit
EBT.

L2-10
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
b) Rehabilitasi jaringan transmisi
tenaga listrik
1) Jaringan Pantai Pemeliharaan
1. Brebes- 100 100 100
Transmisi Utara Jaringan Tegal-
Pantai Utara Jawa Transmisi Pantai
Peka
Jawa Utara Jawa longan
2. Peka
longan-
Semarang
2) Jaringan Pantai Pemeliharaan 1. Cilacap- 100 100 100
Transmisi Selatan Jaringan Kebumen
Pantai Selatan Jawa Transmisi Pantai 2. Kebumen-
Jawa Selatan Jawa Purworejo
Nilai Kesesuaian Pemanfaatan Komponen Utama Sistem Jaringan Telekomunikasi 3/3*100% 4/12*100%
30
Nasional =100 =30
a) Rehabilitasi Jaringan Terestrial
1) Jaringan Pantai 1. Pengembangan 1. Semarang 100 67 67
pelayanan Utara Penyelenggara dsk
pusat Jawa an Telekomuni 2. Tegal dsk
pertumbuhan kasi
2. Pelaksanaan
di pantai utara Pemberdayaan
jawa & Pemerataan
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana
Informatika

L2-11
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2) Jaringan Wilayah 1. Pengembanga 1. Magelang 100 25 25
pelayanan Tengah n dsk
pusat Jawa Penyelenggara 2. Salatiga
pertumbuhan an Telekomuni dsk
di wilayah kasi
tengah jawa 2. Pelaksanaan
Pemberdayaan
dan
Pemerataan
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana
Informatika
b) Jaringan Pulau- Pengembangan Kepulauan 100 100 100
pelayanan Feeder Pulau di jaringan Karimun
dan Pulau-Pulau Utara pelayanan Pulau- Jawa
Jawa Pulau di utara
Jawa
70%=
10/10*100% 21/30*100%=
Nilai Kesesuaian Pola Ruang 70 Kurang
=100 70
Berkualitas
Nilai Kesesuaian Pemanfaatan Komponen Utama Kawasan Lindung Nasional 3/3*100% 3/5*100% 60
A.
=100 =60
1. Rehabilitasi dan
pemantapan fungsi
kawasan lindung
Nasional

L2-12
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
a) Cagar alam/ 1. Cagar Pengadaan bibit kawasan 100 50 50
cagar alam laut Alam kegiatan konservasi/
Gu- rehabilitasi hutan restorasi
nung pengkayaan Cagar Alam
Cele- Gunung
ring Celering
2. Cagar
Alam
Geologi
Karang
sem-
bung
b) Taman 1. Taman Penyelenggaraan Taman 100 50 50
Nasional/ Nasio- Rehabilitasi Nasional
taman Nasional nal Gu- Hutan dan Gunung
laut nung Lahan, dan Merbabu
Mer- Reklamasi Hutan
babu
2. Taman
Nasio-
nal
Laut
Kari-
mun
Jawa

L2-13
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
c) Taman wisata Taman Penanaman Kawasan 100 100 100
alam/taman Wisata mangrove Pantai
wisata alam Alam Laut Ujungnegoro-
laut Daerah Roban
Pantai
Ujung-
negoro–
Roban
7/7*100% = 18/25*100%
B. Nilai Kesesuaian Pemanfaatan Komponen Utama Kawasan Budidaya Nasional 70
100 =70
1. Pengembangan dan
pengendalian
kawasan andalan
sektor pertanian
a) Pengembangan 1. Kawa- 1. Revitalisasi 1. Kawasan 100 100 100
kawasan san lahan Subosuko
andalan untuk Subo- 2. Revitalisasi -Wono-
pertanian suko- infrastruktur sraten
Wono- dan sarana 2. Kawasan
sraten 3. Pengelolaan Kedung
2. Kawa- air irigasi Sepur
san Ke- untuk 3. Kawasan
dung pertanian Bregas
Sepur 4. Pengelolaan 4. Kawasan
3. Kawa- sistem Wanara-
san penyediaan kuti
Bregas dan 5. Kawasan

L2-14
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
4. Kawa- pengawasan Jawa
san alat mesin Tengah
Wana- pertanian Selatan
rakuti
5. Kawa-
san
Jawa
Tengah
Selatan
2. Rehabilitasi dan
pengembangan
kawasan andalan
untuk sektor
pertambangan
a) Pengembangan 1. Kawa- Peningkatan 1. Cepu 100 50 50
kawasan san pembinaan dan 2. Blora
andalan untuk Wana- pengawasan 3. Cilacap
pertambangan rakuti mineral dan batu 4. Purwokert
2. Kawa- bara, antara lain o
san melalui
Jawa
peningkatan
Tengah
Sela- pengawasan
tan produksi dan
pemasaran
mineral dan batu
bara,
inventarisasi dan

L2-15
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3. Kawa- penyusunan
san produksi mineral
anda- dan batu bara
lan laut nasional,
kari- inventarisasi dan
mun verifikasi potensi
jawa
PNBP
dan
sekitarn pertambangan
ya umum.
4. Kawa-
san
Anda-
lan
Laut
Cilacap
dan
sekitarn
ya
3. Rehabilitasi dan
pengembangan
kawasan andalan
untuk sektor
industri
a) Rehabilitasi 1. Kawa- 1. Merevitalisasi 1. Kawasan 100 100 100
kawasan andalan san Ke- sektor industri Kedung
untuk industri dung dan Sepur
pengolahan Sepur meningkatkan 2. Kebumen,

L2-16
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2. Kawa- peran sektor Cilacap
san industri dalam dsk
Bregas 2. Revitalisasi 3. Kawasan
3. Kawa- dan Bregas
san Penumbuhan 4. Kawasan
Wana- Basis Industri Wanara-
rakuti Manufaktur kuti
4. Kawa- 3. Revitalisasi
san dan
Jawa Penumbuhan
Tengah Industri Agro
Sela- 4. Penumbuhan
tan Industri
Unggulan
Berbasis
Teknologi
Tinggi
5. Revitalisasi
dan
Penumbuhan
Industri Kecil
Menengah

L2-17
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
b) Pengembangan Kawasan 1. Membangun Kawasan 100 100 100
kawasan Subosuko- struktur Subosuko-
andalan untuk Wono industri dalam Wonosraten
industri sraten negeri yang
pengolahan sesuai dengan
prioritasnasion
al dan
kompetensi
daerah
2. Mendorong
sinergi
kebijakan dari
sektor-sektor
pembangunan
yang lain
dalam
mendukung
pembangunan
industri
nasional.
4. Rehabilitasi dan
Pengembangan
Kawasan Andalan
untuk Sektor
Pariwisata

L2-18
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
a) Pengembangan 1. Kawa- 1. Pengembanga 1. Kawasan 100 33 33
kawasan san n destinasi Kedung
andalan untuk Subo pariwisata Sepur
pariwisata suko- yang aman, 2. Kawasan
Wono nyaman, Boro-
sraten menarik, budur
2. Kawa mudah dsk
san Ke- dicapai,
dung berwawasan
Sepur lingkungan,
3. Kawa meningkatkan
san pendapatan
Jawa nasional,
Tengah daerah dan
Sela- masyarakat
tan 2. Pengembanga
4. Kawa n Daya Tarik
san Pariwisata
Boro 3. Pengembanga
budur n Industri
dsk Pariwisata
5. Kawa 4. Perancangan
san Destinasi Dan
Anda Investasi
lan Pariwisata
Laut
Kari

L2-19
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
mun 5. Pengembanga
Jawa n Wisata
dsk Minat Khusus,
6. Kawa Konvensi,
san Insentif, Dan
Anda Even
lan
Laut
Cilacap
dsk
5. Rehabilitasi dan
Pengembangan
Kawasan Andalan
untuk Sektor
perikanan
a) Pengembangan 1. Kawa 1. Pengembanga 1. Kawasan 100 75 75
kawasan san Ke- n dan Kedung
dung Pengelolaan
andalan untuk Perikanan Sepur
perikanan Sepur 2. Kawasan
Tangkap
2. Kawa 2. Peningkatan
san Bregas
Produksi 3. Kawasan
Bregas Perikanan
3. Kawa Budidaya Wanara-
san 3. Peningkatan kuti
Wana Daya Saing
rakuti Produk
Perikanan

L2-20
Kondisi yang diinginkan Kondisi Aktual Kesesuaian *)

Informasi Ket. **)


No Program Sektoral Peman-
Lokasi/ Pertanahan Program Lokasi
Indikasi Program faatan
Kawasan Lokasi/ Izin/ Lokasi/ (%) (%)
Program Ruang (%)
Kawasan Hak Kawasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
4. Kawa 4. Program
san Pengelolaan
Anda Sumber Daya
lan Laut, Pesisir
dan Pulau-
Laut Pulau Kecil
Kari- 5. Pengembanga
mun n
Jawa Pembanguna
dan n dan
Sekitar Pengelolaan
nya Pelabuhan
Perikanan
6. Rehabilitasi dan
Pengembangan
Kawasan Andalan
untuk Sektor
kelautan
a) Pengembangan Kawasan Program Kawasan 100 100 100
kawasan Andalan Pengelolaan Andalan Laut
andalan untuk Laut Sumber Daya Cilacap dsk
kelautan Cilacap Laut, Pesisir dan
dsk Pulau-Pulau Kecil
Sumber data : RKP Kementerian/Lembaga dan Renstra Kementerian/Lembaga

Keterangan:
1. *) : nilai akhir kesesuaian pemanfaatan ruang, pemanfaatan komponen utama ruang, struktur dan pola ruang berdasarkan kesesuaian
program dan kesesuaian lokasi program.
2. **) : klasifikasi hasil evaluasi kesesuaian pemanfaatan ruang.

L2-21
Tata cara penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang dilakukan secara
berjenjang mulai dari:
a. penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang
b. penilaian kesesuaian pemanfaatan komponen utama ruang
c. penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang

A. Penilaian Kesesuaian Pemanfaatan Ruang


Penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang merupakan penilaian kesesuaian
program dan kesesuaian lokasi program untuk suatu pemanfaatan ruang.
1. Kolom (7) diisi penilaiaan kesesuaian program dengan cara:
a. mengidentifikasi program pembangunan yang sesuai dengan
indikasi program dalam RTR;
b. menilai kesesuaian program pembangunan dengan menegaskan
keberadaan program pembangunan sektor yang sesuai dengan
indikasi program dalam RTR, dengan nilai 100% (seratus persen)
jika ada atau 0% (nol persen) jika tidak sesuai; dan
c. mengonfirmasikan program pembangunan selain program yang
ada pada indikasi program RTR.
2. Kolom (8) diisi penilaian kesesuaian lokasi program dengan cara:
a. mengidentifikasi lokasi program pembangunan yang sesuai
dengan lokasi program pada indikasi program RTR;
b. menilai kesesuaian lokasi program pembangunan dengan
membandingkan jumlah lokasi program pembangunan yang
sesuai terhadap total jumlah lokasi program yang sama dalam
indikasi program RTR dikali 100% (seratus persen); dan
c. mengonfirmasikan lokasi program pembangunan di luar lokasi
program yang sama pada indikasi program RTR.
3. Kolom (9) diisi nilai kesesuaian pemanfaatan ruang dengan ketentuan:
a. sama dengan nilai kesesuaian lokasi program jika nilai
kesesuaian program positif dan nilai kesesuaian lokasi program
positif;
b. 0 (nol) atau tidak memiliki kesesuaian sama sekali jika nilai
kesesuaian program 0 (nol) dan kesesuaian lokasi program positif;
c. 0 (nol) atau tidak memiliki kesesuaian sama sekali jika nilai
kesesuaian program 0 (nol) dan kesesuaian lokasi program 0 (nol);
atau
d. tidak dapat ditentukan kesesuaian jika nilai kesesuaian program
positif dan kesesuaian lokasi program 0 (nol).

L2-22
B. Penilaian Kesesuaian Pemanfaatan Komponen Utama Ruang
Penilaian kesesuaian pemanfaatan komponen utama ruang merupakan
penilaian kesesuaian program dan kesesuaian lokasi program untuk
kelompok pemanfaatan ruang yang memiliki fungsi yang mirip atau sama.
1. Kesesuaian program pemanfaatan komponen utama ruang
merupakan jumlah program pemanfaatan ruang untuk membentuk
komponen utama ruang yang sesuai dibandingkan total jumlah
program pemanfaatan ruang pembentuk komponen utama ruang
yang sama dalam indikasi program RTR dikali 100% (seratus persen).
2. Kesesuaian lokasi program pemanfaatan komponen utama ruang
merupakan jumlah lokasi program pemanfaatan ruang untuk
membentuk komponen utama ruang yang sesuai dibandingkan total
jumlah lokasi program pemanfaatan ruang pembentuk komponen
utama ruang yang sama dalam indikasi program RTR dikali 100%
(seratus persen).
3. Nilai kesesuaian pemanfaatan komponen utama ruang merupakan
nilai akhir dari kedua nilai kesesuaian program dan nilai kesesuaian
lokasi program.

C. Penilaian Kesesuaian Struktur dan Pola Ruang


Penilaian kesesuaian struktur dan pola ruang merupakan penilaian
kesesuaian program dan kesesuaian lokasi program untuk struktur dan
pola ruang.
1. Kesesuaian program pemanfaatan ruang perwujudan struktur ruang
atau pola ruang merupakan jumlah program pemanfaatan ruang
yang membentuk struktur ruang atau pola ruang yang sesuai
dibandingkan total jumlah program pemanfaatan ruang pembentuk
struktur ruang atau pola ruang yang sama dalam indikasi program
RTR dikali 100% (seratus persen).
2. Kesesuaian lokasi program pemanfaatan ruang perwujudan struktur
ruang atau pola ruang merupakan jumlah lokasi program
pemanfaatan ruang untuk membentuk struktur ruang atau pola
ruang yang sesuai dibandingkan total jumlah lokasi program
pemanfaatan ruang pembentuk struktur ruang atau pola ruang yang
sama dalam indikasi program RTR dikali 100% (seratus persen).

L2-23
3. Nilai kesesuaian pemanfaatan ruang perwujudan struktur ruang
atau pola ruang merupakan nilai akhir dari kedua nilai kesesuaian
program dan nilai kesesuaian lokasi program.

Klasifikasi hasil evaluasi kesesuaian pemanfaatan ruang disajikan dalam tabel


sebagai berikut:

No Nilai Klasifikasi Rekomendasi


1 80% sampai 100% Tingkat kesesuaian Rekomendasi berupa
pemanfaatan ruang saran kebijakan dan
berkualitas, artinya strategi mempertahan-
pelaksanaan kan dan/atau mening-
pemanfaatan ruang katkan kesesuaian
sudah sesuai dengan program dan lokasi
rencana struktur dan program pemanfaatan
pola ruang dalam RTR. ruang dan/atau saran
revisi sebagian RTR
melalui peninjauan
kembali rencana
struktur dan pola
ruang.
2 50% sampai <80% Tingkat kesesuaian Rekomendasi berupa
pemanfaatan ruang saran kebijakan dan
kurang berkualitas, strategi meningkatkan
artinya pelaksanaan kesesuaian
pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang
belum sesuai dengan dan/atau merumuskan
rencana struktur dan kebijakan dan strategi
pola ruang dalam RTR. baru sehingga secara
bertahap terwujud
perbaikan perwujudan
rencana struktur dan
pola ruang dan/atau
saran untuk revisi total
RTR melalui peninjauan
kembali rencana
struktur dan pola
ruang.

L2-24
No Nilai Klasifikasi Rekomendasi
3 0% sampai <50% Tingkat kesesuaian Rekomendasi berupa
pemanfaatan ruang saran kebijakan dan
tidak berkualitas, strategi baru dan/atau
artinya pelaksanaan saran untuk revisi total
pemanfaatan ruang RTR melalui upaya
tidak sesuai dengan peninjauan kembali
rencana struktur dan rencana struktur dan
pola ruang dalam RTR. pola ruang.

L2-25
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 9 TAHUN 2017
TENTANG
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN
RUANG

LAPORAN HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG

Penyusunan laporan dilakukan setelah tahap evaluasi pemanfaatan ruang


selesai dilaksanakan.

Contoh Format Laporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang

Bab I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Waktu Pelaksanaan

Bab II HASIL PEMANTAUAN

2.1. Pengumpulan Data dan Informasi


2.2. Matriks Persandingan Program

Bab III HASIL EVALUASI

3.1. Nilai dan Evaluasi Kesesuaian Pemanfaatan Ruang


3.2. Nilai dan Evaluasi Kesesuaian Pemanfaatan Komponen
Utama Ruang
3.3. Nilai dan Evaluasi Kesesuaian Struktur dan Pola Ruang
3.4. Hasil Evaluasi Tingkat Kesesuaian Pemanfaatan Ruang

Bab IV REKOMENDASI TINDAK LANJUT

Lampiran I sampai dengan Lampiran III merupakan satu kesatuan dan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

Ttd.

SOFYAN A. DJALIL

L3 - 1

Anda mungkin juga menyukai