Anda di halaman 1dari 2

LIHATLAH UCAPANNYA JANGAN

LIHAT ORANGNYA
Dec, 09 - 2016 no comments Channel al-Wasathiyah wal
I'tidal, Diskursus, Fawaid, Miscellaneous, Sharing Bermanfaat
Disandarkan kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, bahwa beliau
berkata :
‫أنظر ما قال وال تنظر من قال‬
Lihatlah apa yang dikatakan jangan melihat siapa yang mengatakan
Senada dengan ucapan di atas, Syaikh Muhammad Amin asy-Syinqithi rahimahullahu juga
mengatakan :
‫أنظر إلى القول وال تنظر إلى القائل‬
Perhatikanlah ucapannya jangan memperhatikan yang mengucapkan
?? Apakah ucapan di atas mutlak benar?
Saya katakan :
‫…ولكن هذا ليس على اإلطالق‬
Namun hal ini tidaklah mutlak…
‫هذا خاص لمن يعرف الحق والخير‬
Ini hanya khusus berlaku bagi orang yang mengetahui kebenaran dan kebaikan
‫ فال‬،‫…أما عوام الناس ال يعرفون الحق وال يعرفون الخير‬
Adapun kebanyakan orang awam yang belum tahu kebenaran dan kebaikan, maka tidak
berlaku…
Karena itu yang jadi parameter dan standar adalah mengetahui dan mengenal al-Haq!!!
Koridor yang tepat dalam hal ini adalah sebagaimana yang diucapkan oleh Ubay bin Ka’ab :
‫ َوِإْن َك اَن َح ِبيًبا َقِريًبا‬، ‫ َو اْر ُد ِد اْلَباِط َل َع َلى ِم ْن َج اَء َك ِبِه‬، ‫اْقَبِل اْلَح َّق ِمَّم ْن َج اَء َك ِبِه َوِإْن َك اَن َبِع يًدا َبِغ يًضا‬
Terimalah kebenaran yang datang padamu walaupun berasal dari orang jauh yang kau
benci, dan tolaklah kebatilan yang sampai padamu walaupun berasal dari orang dekat yang
kau cintai.
Maka dari itu, Kaidah Yang Tepat dalam hal ini adalah :

WAJIB MENERIMA KEBENARAN DARIMANAPUN DATANGNYA

NAMUN TETAP WAJIB SELEKTIF DALAM MENCARI KEBENARAN.


Inilah obyektivitas dan sikap wasathiyyah (pertengahan) ahlus sunnah. Tetap menerima
kebenaran meskipun dari lisan setan, namun tetap berhati-hati dalam mencari kebenaran,
karena tidak boleh belajar dan mencari kebenaran dari setan.
Alangkah benarnya yang dipaparkan oleh Syaikh Rabi’ al-Makdkholi
‫استفد من اإلنسان وال تعتمد في كل شيء و خذ من الحق وخذ من الخير إذا كان أهال لذلك وال تقلده‬
Ambillah Faidah dari orang lain namun jangan bersandar padanya dalam segala hal.
Ambillah yang benar dan baik saja, Apabila ia memang dikenal dalam hal ini, namun
janganlah taqlid padanya.
Ini sebagaimana perkataan Imam Malik :
‫كل قول يؤخذ ويترك إال قول النبي‬
Setiap ucapan boleh diterima dan ditolak, kecuali ucapan Nabi
Karena itu :

Wajib bagi kita belajar dan menuntut ilmu untuk mengenal kebenaran, karena ilmu lah
yang akan menjadi parameter dan standar.

Selektif dalam belajar dan menuntut ilmu. Karena ilmu itu agama, maka perhatikanlah
darimana kamu mengambil agamamu.

Apabila sampai suatu perkataan yang haq dan baik (tentunya ditimbang dengan ilmu),
maka wajib diterima meskipun berasal dari musuh yang sangat dibenci.

Sebaliknya, jika sampai suatu ucapan yang bathil walaupun berasal dari orang yang
dicintai dan dihormati, maka wajib ditolak.

Jangan lihat orang yang mengatakan, namun lihatlah apa yang dikatakan. Ini berlaku
bagi orang yang telah mengetahui kebenaran itu sendiri. Jika tidak tahu, lantas bagaimana dia
bisa menilai ucapkan tersebut di atas kebenaran atau tidak.

Ucapan ini juga sebagai dorongan bagi kita untuk menjauhi bersikap fanatik terhadap
person, individu atau figur tertentu. Karena tidak ada yang ma’shum kecuali hanya Nabi yang
mulia ‫ﷺ‬.
‫وهللا أعلم‬
Depok, 29 Shofar 1438 H.
Akhukum Abu Salma
@abinyasalma

Anda mungkin juga menyukai