Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RESUME DAN KESIMPULAN

PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN MUHAMMADIYAH


“Membedah Sistem Pendidikan Muhammadiyah”
Selasa, 12 Oktober 2021
Oleh : Anggraini Nur Rahmawati (21803241032)

Seminar Nasional dengan tema Membedah Sistem Pendidikan Muhammadiyah


dilaksanakan melalui platform zoom dan live streaming YouTube pada hari Selasa tanggal 12
Oktober 2021 pukul 12.30-16.15 WIB. Materi ini disampaikan oleh pembicara Prof. Abdul
Mu’ti, M.Ed. selaku Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhad,
S.U. selaku dosen UIN Sunan Kalijaga dan H. Aly Aulia, Lc., M.Hum. selaku Direktur
Madrasah Mualimah Muhammadiyah DIY. Webinar ini diadakan oleh DPP Ikatan Alumni
UNY dalam acara Karangmalang Education Forum (KEF) ke 12.
Materi yang disampaikan :

A. Sistem Kebijakan Pendidikan Muhammadiyah dalam Aspek Kebijakan (Oleh Prof. Abdul
Mu’ti, M.Ed.)

Latar belakang berdirinya lembaga Muhammadiyah adalah karena pendidikan


merupakan bagian dari Social Engineering, peran pendidikan sebagai institusi yang
bermakna untuk membangun integrasi social dan institusi kader. Awalnya KH Ahmad
Dahlan memberikan pelajaran ekstra kulikuler di Sekolah Guru Jetis, Yogyakarta dan di
Osvia Sekolah Pamongpraja, Magelang beliau memilih ke dua sekolah ini karena berpikir
bahwa guru-guru memiliki peranan yang sangat penting dan strategis bagi pencerdasan
bangsa sehingga berpengaruh besar pada murid-muridnya. Pada saat itu sistem
pendidikan yang ditetapkan oleh sekolah Belanda adalah dengan membagi murid
berdasrkan tingkat social sehingga murid yang berasal dari kalangan kecil tidak dapat
berpendidikan tinggi. KH Ahmad Dahlan berusaha menjadikan pendidikan sebagai
bagian dari sosialisasi dan gagasan pembaharuan khususnya mengenai Islam yang
berkemajuan dan menciptakan institusi untuk menciptakan kader.
Kebanyakan sekolah Muhammadiyah berdiri lebih dulu daripada sekolah pemerintah
karena Muhammadiyah memaknai pendidikan sebagai layanan social sehingga
menargetkan masyarakat menengah kebawah.

B. Sistem Kebijakan Pendidikan Muhammadiyah dalam Aspek Filosofis dan Sosioreligius


(Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhad, S.U.)
Pola asuh pendidikan gerakan Muhammadiyah :
1. Seluruh kegiatan organisasi Muhammadiyah bisa disebut sebagai praktek
pembelajaran pendidikan.
2. Hamper tidak ada lembaga pendidikan Muhammadiyah yang dibangun berdasrkan
perencanaan Pimpinan Permasyarakatan.
3. Lembaga pendidikan tumbuh dari kesepakatan beberapa orang di suatu tempat,
setelah siap meminta legalitas pimpinan Muhammadiyah
4. Tugas utama bagian tabligh adalah mengajar masyarakat ( kata mengajar lebih
popuker dari kata dakwah atau pengajian)
5. Pendidikan dengan unit sekolah diperankan sebagai ( majis ) sekolah ( lalu
Dikdasmen & Dikti ), pendidikan luar sekolah diperankan bagian tabligh
6. Struktur Muhammadiyah bagaikan sebuah keluarga, ayah diperankan
Muhammadiyah, ibu diperankan ‘Aisyiyah dan pemuda & anak-anak diperankan
Hizbul Watman (HW).

Pendidikan merupakan upaya sadar penyiapan peluang bagi manusia untuk menguasai
ipteks berbasis wahyu tekstual (qauliyah) dan wahyu natural (kauniyah ; alam semesta),
mengembangkan kemampuan pemanfaatan alam semesta, menyerap seluruh prinsip
perubahan peradaban bagi kesejahteraan seluruh umat manusia dalam bentangan masa
depan sejarah.

C. Sistem Pendidikan Muhammadiyah Sebagai Institusi Kader (H. Aly Aulia, Lc., M.Hum.)

Madrasah Muhammadiyah sebagai sekolah kader untuk mewujudkan kader ulama,


kader pemimpin dan kader pendidik untuk gerak misi perserikatan umat dan bangsa
bahkan kemanusiaan. Didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan dengan nama Qismul Arqo
pada tahun 1918 dan berubah menjadi Kweekschool Muhammadiyah pada 1424 H. Pada
perkembangannya sesuai keputusan kongres/Muktamar Muhammadiyah, di Yogyakarta
1930 berubah menjadi Madrasah Mu’alimaat Muhammadiyah. Saat kongres ke 23 tahun
1934 di Yogyakarta ditetapkan sebagai Sekolah Kader dan mendapatkan pengukuhan
formal pada kongres ke 28 tahun 1938 di Medan.
Madrasah Mu’allimah Muhammadiyah memiliki visi sebagai institusi pendidikan
Muhammadiyah tingkat menengah yang unggul dan mampu menghasilkan calon kader
ulama, pemimpin, dan pendidik sebagai pembawa misi gerakan Muhammadiyah. Dalam
mencetak kader dilakukan empat tahapan yaitu rekruitmen, pembentukan,
pengorganisasian, dan pemberdayaan. Dari tahap tersebut diharapkan dapat mencetak
kader yang siap pakai di jenjang selanjutnya dan masuk ke perguruan tinggi sesuai
dengan yang diharapkan. Empat pondasi dan pilar dalam sekolah Muhammadiyah antara
lain konsep manusia, konsep ilmu, konsep belajar dan konsep budaya. Bagaimana
manusia bisa saling berinteraksi sesamanya melalui konsep-konsep tersebut. Sementara
itu, sekola Muhammadiyah memiliki pedagogi yang terdiri dari :
1. Memahami dan menerapkan
Harus mendorong siswa untuk mempraktikkan pemahaman agama mereka sesuai
dengan prinsip-prinsip islam.
2. Pembentukan karakter
Pembentukan karakter sebagai target pendidikan. Tidak ada seorangpun yang bisa
mencapai target kebesaran di dunia dan di akherat kecuali yang memiliki akhlak
yang baik.
3. Pendekatan berbasis kompetensi
Pengembangan keterampilan dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan duniawi.
4. High Other Thinking
Pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Kesimpulan Pendidikan di Lingkungan Muhammadiyah

Sekolah Muhammadiyah bertujuan untuk memberikan pendidikan yang memasyrakat


tanpa memandang status social. Sekolah Muhammadiyah sendiri sudah ada sebelum
sekolah-sekolah Negeri terlebih di daerah terpencil. Pengembangan mutu pada sekolah
Muhammadiyah tidak berdasarkan pada prestasi akademik saja namun juga pada
kemampuan anak didik dan hal itu sudah dilakukan sekolah Muhammadiyah sejak satu
abad yang lalu hingga sampai kini. Sekolah Muhammadiyah tidak mengejar peringkat
sekolah dan kebanyakan masih terakreditasi B, karena sekolah ini mementingkan
perluasan pendidikan sehingga siapa saja yang ingin sekolah di Muhammadiyah
diperbolehkan tanpa memandang prestasi.

Anda mungkin juga menyukai