Anda di halaman 1dari 14

BAGAIMANA VARIABILITAS IKLIM MEMPENGARUHI HASIL

PANEN TANAMAN JAGUNG DI DAERAH SIDOARJO

EVELINE MAGDALENA ILHAM PUTRI


KELAS D
NPM : 23025010152

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
2023 / 2024
PENDAHULUAN

Jagung (Zea mays L.) adalah salah satu komoditi pertanian yang dimanfaatkan untuk
pembuatan bahan pangan serta strategis untuk ditanam di berbagai daerah. Jagung juga
merupakan komoditas pangan utama di Indonesia setelah padi. Total produksi jagung adalah
yang tertinggi di antara tiga tanaman biji-bijian utama di dunia (gandum, padi, jagung). Jagung
mengandung kandungan gizi yang cukup tinggi diantaranya serat, asam lemak, isoflavon,
mineral Fe, asam lemak, karbohidrat, vitamin C & B6, dan lain-lain. Hal ini membuat jagung
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pangan ternak, dan bahan baku industri olahan(Wang et
al. 2022).
Produktivitas jagung di Indonesia terus mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Data
produksi jagung nasional yang paling banyak terdapat di daerah Jawa Timur. Kabupaten
Sidoarjo termasuk salah satu penghasil jagung tertinggi di Jawa Timur, akan tetapi
produktivitas tanaman jagung di Kabupaten Sidoarjo terus mengalami pasang surut setiap
tahunnya. Salah satu faktor terjadinya ketidakstabilan produktivitas tanaman jagung di
Kabupaten Sidoarjo adalah adanya perubahan iklim, meliputi radiasi matahari, suhu udara,
tekanan udara dan angin(Herlina & Prasetyorini 2020).
Perubahan iklim yang terjadi dapat mempengaruhi produktivitas tanaman jagung. salah
satu upaya untuk mengatasi dampak dari perubahan iklim yang tidak stabil yaitu dengan
menerapkan pola tanam dengan memperhitungkan kondisi iklim. Tumbuh kembang tanaman
sangat bergantung terhadap perubahan iklim. Suhu dan radiasi matahari mempengaruhi
fotosintesis, angin dapat membantu proses penyerbukan tanaman jagung, dan tekanan udara
mempengaruhi pertukaran gas antara tanaman dan udara(Herlina & Prasetyorini 2020).
Radiasi matahari adalah energi yang dipancarkan oleh matahari dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Tanaman sangat memerlukan radiasi matahari dalam proses
fotosintesis sebagai sumber energi atau bisa disebut sebagai bahan bakar(Butzen - Agronomy
Information Consultant 2015; Guo et al. 2022). Suhu adalah suatu besaran fisika yang
mengukur derajat seberapa panas dan dinginnya suatu zat, objek, dan lingkungan. Secara
umum suhu dinyatakan dalan besaran Celcius (°C), Fahrenheit (°F), dan Kelvi(°K). Suhu
memiliki sifat intensif, yang berati tidak bergantung pada jumblah zat atau materi(Arroyo et al.
2022). Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara pada permukaan yang
bersentuhan dengannya. Hal ini dikarenakan oleh berat molekul udara yang berda di atmosfer
yang tertarik ke bumi akibat gravitasi(Kolbe et al. 2022). Angin adalah pegerakan alami yang
terjadi di udara secara horizontal di atmosfer Bumi dengan berbagai kecepatan. Angin terjadi
akibat adanya perbedaan tekanan udara di atmosfer Bumi(Falcão & Henriques 2016).
METODE PENELITIAN

Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman jagung yang tumbuh di
Kabupaten Sidoarjo. Diperlukan pengamatan secara detail tentang pertumbuhan dan
produktivitas tanaman jagung yang terpengaruh oleh kondisi iklim yang ada. Guna mengetahui
dampak tersebut, perlu dilakukan pengukuran serta perhitungan kondisi iklim dan analisis
statistik terhadap data yang dianalisis.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
pengumpulan dan menganalisis data yang didapat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
keterkaitan perubahan iklim terhadap produktivitas tanaman jagung. Seperti pengumpulan data
iklim harian di Data Online BMKG, Sidoarjo dari Juli 2022 s/d Juli 2023, serta data hasil panen
jagung di Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2011 s/d 2018 di Badan Pusat Statistik (BPS).
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Produktivitas Tanaman Jagung di Kabupaten Sidoarjo


Produktivitas jagung di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dari tahun 2011 s/d 2018
mengalami fluktasi dalam hasil panen jagung (Gambar 1). Ketidakstabilan ini disebabkan oleh
berbagai macam faktor, salah satunya faktor iklim.

Hasil Panen (ton)


1500
1415

1000
804,678 838
687 681
500 537
446
217
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Hasil Panen (ton)

Gambar 1 Hasil panen tanaman jagung di Kabupaten Sidoarjo


dari tahun 2011 s/d 2018
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa hasil panen jagung di Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur mengalami ketidakstabilan dari tahun 2011 s/d 2018 kemarin. Hal ini berkaitan dengan
perubahan iklim yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

B. Analisis Perubahan Iklim di Kabupaten Sidoarjo


B.1 Radiasi Matahari
Berdasarkan Data Online BMKG rata – rata lamanya penyinaran matahari pada
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dari Juli 2022 s/d Juli 2021

Rata - rata Penyinaran Matahari (jam)


10
8 7,77 8,33 7,22 7,35
8,19 8,11
6
4,99 4,8 5,2 5,2
4 3,78 4,12 3,45
2
0

Rata - rata Penyinaran Matahari (jam)

Gambar 2 Rata – rata lamanya penyinaran matahari di Kabupaten


Sidoarjo dari Juli 2022 s/d Juli 2023
Dari hasil data yang didapat dapat kita lihat bahwa lamanya penyinaran
matahari yang terjadi selama 1 tahun mengalami kenaikan dan penurunan setiap
bulannya. Berdasarkan grafik diatas kita mengetahui bahwa pada bulan Agustus 2022
adalah bulan yang mendapatkan waktu penyinaran matahari paling lama, dibanding
bulan – bulan yang lain dengan lama penyinaran matahari sebesar 8,33 jam.
Sedangkan pada bulan Febuari 2023 merupakan bulan yang menerima sinar matahari
paling sedikit dibanding bulan – bulan lainnya dengan lama penyinaran 3,45 jam.
Selama satu tahun Kabupaten Sidoarjo menerima sinar matahari sebesar 6,03 jam.
𝑋 + 𝑋 + 𝑋 + … 𝑋𝑛
Hasil ini didapat dengan menggunakan rumus mean 𝑋̅ = 1 2 𝑛 3 .

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa sinar matahari sangat mempengaruhi


proses fotosintesis tanaman. Sama seperti tanaman lainnya, jagung juga
membutuhkan sinar matahari untuk melakukan proses fotosintesis. Sinar matahari ini
dapat diibaratkan sebagai energi atau bahan bakar untuk melakukan fotosintesis. Hal
ini dapat membuat tanaman jagung tumbuh tinggi dan stabil dan juga meningkatkan
perkembangan bulir jagung (Guo et al. 2022). Hasil dari beberapa penelitian yang
sudah dilakukan mengenai dampak radiasi matahari terhadap tumbuh kembang
tanaman jagung yakni :
1. Peningkatan hasil panen : Radiasi matahari dapat meningkatkan proses
fotosintesis tanaman, serta pembentukan dan perkembangan bagian –
bagian tanaman. Jumblah radiasi matahari yang kurang dapat
menurunkan dan menghambat pertumbuhan kernel jagung, hal ini dapat
menurunkan hasil panen jagung (YANG et al. 2021).
2. Peningkatan proses fotosintesis : Sinar matahari adalah bahan bakar
dalam proses fotosintesis. Banyaknya sinar matahari dapat
maningkatkan laju fotosintesi. Banyaknya energi dapat meningkatkan
pembentukan fotosinat di dalam tanaman jagung meningkat. Fungsi dari
fotosinat itu sendiri yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangan tanamn
jagung(Butzen - Agronomy Information Consultant 2015).
3. Peningkatan pertumbuhan akar dan tunas : Hasil dari salah satu
penelitian membuktikan bahwa perbedaan radiasi matahari bisa
mempengruhi morfologi akar serta penyebaran bahan kering di kultivar
jagung(Butzen - Agronomy Information Consultant 2015; Guo et al.
2022).
4. Peningkatan kepadatan tanaman : Dengan adanya peningkatan tanaman
jagung dapat meningkatkan hasil panen dan biomassa. Hal ini
dikarenakan perpindahan bahan kering yang efisien, sehingga
menghasilkan hasil panen yang tinggi(Liu et al. 2023).
Manfaat dari radiasi matahari terhadap tanaman jagung tersebut dapat terjadi
apabila radiasi matahari yang diterima oleh tanaman jagung tidaklah kekurangan
ataupun kelebihan. Radiasi matahari yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit dapat
memberikan dampak negatif terhadap tanaman jagung, seperti kerusakan pada
tanaman bahkan dapat menurunkan hasil panen tanaman jagung. Berikut dampak
negatif radiasi matahari terhadap tanaman jagung :
1. Penurunan proses fotosintesis : Radiasi matahari yang terlalu banyak
dapat membuat daun tanaman jagung terbakar dan mengakibatkan
rusaknya sel – sel tanaman jagung(YANG et al. 2021).
2. Penurunan intersepsi radiasi matahari : Luas daun tanaman jagung yang
kecil dapat mengakibatkkan turunnya intersepsi radiasi matahari. Hal ini
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
jagung(Guo et al. 2022).
3. Melemahnya batang tanaman jagung : Tingginya radiasi matahari dapat
mengakibatkan peningkatan suhu pada tanah dan udara. Hal inilah yang
menyebabkan menurunnya kekuatan batang tanaman, sehingga dapat
mengurangi hasil panen(Butzen - Agronomy Information Consultant
2015).
4. Radiasi matahari yang terlalu sedikit ketika tanaman jagung memasuki
tahap pembungaan dan pengisian benih dapat mempengaruhi hasil
panen. Hal ini disebabkan radiasi matahari memiliki pengaruh terhadap
perkembangan kernel. Minimnya radiasi matahari membuat berat kernel
turun dan dangkal(Butzen - Agronomy Information Consultant 2015).
B.2 Suhu Udara
Suhu adalah suatu besaran fisika yang mengukur derajat seberapa panas dan
dinginnya suatu zat, objek dan lingkungan. Suhu dapat diukur menggunakan alat yang
bernama termometer, dengan satuan Celcius (°C), Fahrenheit (°F), dan Kelvin (°K).
Nilai dari suhu udara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya, radiasi
matahari, musim, distribusi tanah dan air, warna tanah, dan topografi. Suhu udara
memiliki peran dalam produktivitas suatu tanaman diantaranya, proses fotosintesis,
tahap pembungaan dan pembuahan, serta dapat mempengaruhi hasil panen suatu
tanaman(Hatfield & Prueger 2015; Sun 2016).
Dari hasil pengukuran suhu yang dilakukan oleh BMKG, pada stasiun
Meteorologi Juanda selama satu tahun terakhir dari Juli 2022 s/d Juli 2023 didapatkan
hasil seperti berikut.

Kisaran Suhu Udara pada Kabupaten


Sidoarjo
40
30
20
10
0

Suhu terendah (°C) Suhu tertinggi (°C)


Suhu rata - rata (°C)

Gambar 3 Kisaran Suhu Udara di Kabupaten Sidoarjo dari Juli


2022 s/d Juli 2023
Tabel 1. Data Rata-rata Suhu Udara dari Juli 2022 s/d Juli 2023
Kabupaten Sidoarjo
Bulan Suhu Suhu Tertinggi Rata-rata
Terendah (°C) Suhu (°C)
(°C)
Juli 2022 23,97 31,84 27,33
Agustus 2022 23,86 32,17 27,66
September 2022 24,34 33,57 28,66
Oktober 2022 24,65 32,62 28,15
November 2022 24,7 32,47 27,89
Desember 2022 24,87 32,74 28,14
Januari 2023 24,8 32,75 27,92
Febuari 2023 24,07 32,18 27,06
Maret 2023 24,85 32,92 27,92
April 2023 25,26 32,52 28,1
Mei 2023 24,64 32,62 28,2
Juni 2023 24,78 32,44 28,14
Juli 2023 23,23 32,42 27,3
Rata – rata 24,45 32,56 27,88

Gambar 3 dan tabel 1 adalah data suhu udara pada Kabupaten Sidoarjo selama
1 tahun. Suhu udara yang disajikan merupakan rata-rata suhu setiap hari dalam 1 bulan.
Rata – rata suhu udara pada kabupaten Sidoarjo dalam 1 tahun terakhir yakni suhu
terendah sebesar 24,45°C, suhu tertinggi sebesar 32,56°C, dan rata – rata suhu sebesar
27,88°C
Suhu memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Suhu juga merupakan salah satu komponen penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Suhu berbanding lurus dengan radiasi
matahari, bila radiasi matahari tinggi maka suhu juga akan tinggi begitupun
sebaliknya(Hatfield & Prueger 2015). Keterkaitan antara suhu dengan tanaman dapat
dijelaskan sebagai berikut
1. Proses fotosintesis : Suhu udara mempengaruhi hampir semua proses yang
terjadi di dalam tubuh tanaman, seperti proses fotosintesis, transpirasi, respirasi,
dan perkecambahan. Ketika suhu berada pada kondisi optimal laju fotosintesis
akan meningkat. Namun bila suhu udara melebihi batas yang dapat diterima
tanaman, laju fotosintesi akan menurun dan tanaman akan mengalami stress
panas. Suhu yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan rusaknya sel – sel
tanaman(Hatfield & Prueger 2015).
2. Pertumbuhan batang : Ketika suhu optimal berbagai aktivitas di dalam tubuh
tanaman akan berlangsung dengan maksimal. Kegiatan metabolisme,
ketersediaan energi yang meningkat, dan ekapansi sel berjalan dengan cepat.
Suhu juga dapat memberikan dampak terhadap produktivitas dan aktivitas
hormon tanaman. Sebaliknya saat suhu ekstrim baik itu terlalu panas atau terlalu
dingin dapat memberikan dampak negatif pada tanaman, diantanya merusak sel
– sel tanaman, menghambat produktivitas enzim, dan menghambat aktivitas
hormon yang ada di dalam tanaman(Hatfield & Prueger 2015; Ohtaka et al. 2020).
3. Proses perkecambahan : Suhu optimal dapat memobilisasi enzim yang
diperlukan untuk merombak cadangan makanan yang berada di dalam benih,
mengangkut nutrisi lebih efisien, serta peningkatan produksi hormon
pertumbuhan tunas. Apabila suhu terlalu tinggi, akan mengakibatkan dehidrasi
benih karena adanya penguapan yang berlebihan. Suhu yang terlalu tinggi juga
dapat mengakibatkan proses metabolisme yang berlebihan, sehingga
mengganggu pertumbuhan awal suatu tanaman karena penggunaan cadangan
makanan yang berlebihan (Sharma et al. 2022).
4. Proses pembungaan dan pembentukan buah : Suhu yang cenderung tinggi pada
fase pertumbuhan, mengakibatkan pertumbuhan geofit dan pembungaan lebih
cepat. Akan tetapi suhu ekstrim dapat memberikan dampak negatif terhadap
masa hidup serbuk sari, pembuahan, serta pembentukan biji atau buah(Hatfield
& Prueger 2015).

B.3 Tekanan Udara


Tekana udara adalah massa atmosfer yang memberikan tekanan pada
permukaan bumi. Massa molekul udara yang berada di atmosfer, yang tertarik oleh
gravitasi bumi menyebabkan adanya tekanan udara. Tekanan udara akan menurun
seiring dengan tingginya suatu daerah, hal ini disebabkan semakin tinggi suatu daerah
semakin berkurang jumblah molekul yang ada. Tekanan udara dapat dapat diukur dalam
beberapa satuan diantaranya pascal (Pa), milibar (mb), dan juga inci air raksa
(inHg)(Kolbe et al. 2022).
Pola cuaca suatu daerah dipengaruhi oleh tekanan udara , hal ini dikarenakan
daerah yang memiliki tekanan udara yang rendah memiliki langit yang berawan dan
curah hujan, sedangkan daerah yang memiliki tekanan udara yang tinggi memiliki
langit yang cerah dan cuaca yang cerah. Selain mempengaruhi pola cuaca suatu daerah
tekanan udara juga dapat mempengaruhi produktivitas tanaman(Yin et al. 2016; Kolbe
et al. 2022), berikut hubungan tekanan udara terhadap produktivitas tanaman :
1. Pertumbuhan dan kualitas tanaman : Sebuah jurnal penelitian yang
membahas tentang pertumbuhan selada dengan judul “Effect of reduced
atmospheric pressure on growth and quality of two lettuce cultivars”
pada penelitian ini membuktikan bahwa penurunan tekanan udara
memiliki dampak positif pada pertumbuhan dan kualitas tanaman,
sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman(Stutte et al. 2022).
2. Pertumbuhan akar : Pada jurnal penelitian ” Effect of Atmospheric
Pressure on Maize Root Growth and Ethylene Production”
menunjukkan bahwa peningkatan tekanan udara meningkatkan
pertumbuhan akar dan produksi etilen(Sarquis, Jordan & Morgan 2013).
3. Pertukaran gas : Tekanan udara juga dapat mempengaruhi laju
pertukaran gas antara tanaman dengan udara. Tanaman membutuhkan
karbon dioksida (𝐶𝑂2) untuk bisa melakukan proses fotosintesis dan
untuk pertumbuhan dan perkambangan tanaman. Tekanan udara yang
rendah (berada di ketinggian) dapat memperlambat pertumbuhan
tanaman, hal ini dikarenakan tanaman tidak bisa menyerap 𝐶𝑂2
sebanyak pada daerah yang memiliki tekanan udara yang tinggi(Kolbe
et al. 2022; Stutte et al. 2022).
4. Tranpirasi : Tekanan udara yang rendah akan mengakibatkan proses
transpirasi pada tanaman meningkat(Karayel, Güngör & Šarauskis 2022).
Secara umum, tekanan udara dapat memberikan pengaruh yang siginifikan pada
tanaman tergantung pada spesies tanaman dan faktor iklim lainnya.
B.4 Angin
Angin adalah suatu pegerakan udara yang terjadi secara alami di permukaan
Bumi secara horizontal. Adanya perbedaan tekanan udara di permukaan Bumi
merupakan alasan terjadinya angin. Angin memiliki sifat lokal yang berati dampaknya
bervariasi sesuai dengan geografi, suhu, dan tekanan udara setempat. Banyak penelitian
yang sudah dilakukan terhadap pengaruh angin dengan tanaman, untuk mengetahui
dampak angin terhadap tanaman dan bidang pertanian.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan IOWA State University menemukan
bahwa tanaman yang tumbuh dekat dengan turbin angin mendapatkan dampak positif.
Adanya turbin angin membuat turbulensi udara meningkat, turbulensi yang meningkat
dapat mengurangi tekanan kelembapan dan juga meningkatkan hasil panen(Adcock
2018). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh MDIP, mendapatkan hasil bahwa
pengelolahan tanaman dan lahan bisa memberikan efek yang cukup besar terhadap erosi
tanah pada lahan berpasir. Penelitian yang dilakukan MDIP lebih menekankan betapa
pentingnya memahami keterkaitan angin dengan erosi tanah, agar dapat menyusun
strategi pengolahan lahan efektif dan efisien(Vos et al. 2022).
Berikut ini data angin Kabupaten Sidoarjo selama 1 tahun dari Juli 2022 s/d Juli
2023, yang didapat dari Data Online BMKG
Tabel 2. Data Angin dari Juli 2022 s/d Juli 2023 Kabupaten Sidoarjo
Bulan Kecepatan Angin maksimun Kecepatan Angin
(m/s) Rata – rata (m/s)
Juli 2022 5,32 2,22
Agustus 2022 6 2,48
September 2022 5,5 2,3
Oktober 2022 6,03 2,06
November 2022 5,2 1,76
Desember 2022 6 2,51
Januari 2023 6,7 2,48
Febuari 2023 7,53 2,92
Maret 2023 4,8 1,64
April 2023 4,86 1,76
Mei 2023 4,7 2,12
Juni 2023 5,3 2,33
Juli 2023 5,8 2,4
Data Angin Kabupaten Sidoarjo
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Kecepatan Angin maksimun (m/s)


Kecepatan Angin Rata – rata (m/s)

Gambar 4 Data Angin di Kabupaten Sidoarjo dari Juli 2022 s/d


Juli 2023
Tanaman jagung adalah salah satu tanaman yang tipe penyerbukannya termasuk
dalam golongan anemofili atau penyerbukan yang dibantu oleh angin. Angin dapat
mengangkut serbuk sari dari bagian jantan bunga ke bagian betina bunga. Hal ini
membuktikan adanya keterkaitan antara tanaman jagung dan angin(Vanderwende &
Lundquist 2016). Angin bisa juga memberikan dampak negatif kepada tanaman jagung,
berikut dampak positif dan negatif angin terhadap tanaman jagung :
Danpak positif
1. Meningkatkan turbulensi : Adanya peningkatan turbulensi bisa
menaikkan kandungan 𝐶𝑂2, yang membuat meningkatnya proses
fotosintesis sehingga membuat tanaman jagung tumbuh lebih
efisien(Burgess et al. 2016).
2. Menurunkan banyaknya embun di daun : Pada malam hari, angin dapat
menurunkan jumlah embun yang ada di permukaan daun. Jumlah embun
yang sedikit pada permukaan daun dapat mengurangi resiko terkena
penyakit yang disebabkan oleh jamur(Vanderwende & Lundquist 2016).
3. Membantu proses penyerbukan silang : Seperti yang sudah diketahui
angin dapat membantu proses penyerbukan tanaman. Salah satu jenis
penyerbukan yaitu penyerbukan silang. Angin dapat membantu tanaman
jagung melakukan penyerbukan silang, hal ini bisa meningkatkan
keberagaman genetik dan bisa menciptakan spesies jagung yang lebih
kuat(Vanderwende & Lundquist 2016).
4. Mendorong pertukaran gas : Angin membantu proses pertukaran gas
seperti gas 𝐶𝑂2 dan 𝑂2. Akibat dari hal ini ialah meningkaynya efisiensi
proses fotosintesis tanaman jagung, yang mempengaruhi proses
produktivitas, pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung(Xue et
al. 2020).
Dampak negatif
1. Merobohkan tanaman : Kecepatan angin yang berlebihan dapat
membuat tanaman jagung roboh. Hal ini berdampak pada kegiatan
produksi, sehingga membuat petani mengalami kerugian(Xue et al.
2020).
2. Menghambat proses penyerbukan : Angin kencang dapat menghambat
proses penyerbukan tanaman jagung. Angin yang sangat kencang akan
membawa serbuk sari menjahui bunga betina, yang mengakibatkan
mengurangi tingkat pembuahan dan produksi biji tanaman(Vanderwende
& Lundquist 2016).
3. Kekeringan tanah : Cuaca yang berangin kencang akan mempercepat
proses evaporasi air dari tanah. Hal ini dapat meningkatkan risiko
kekeringan. Kurangnya air akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung dan mengakibatkan hasil panen yang
rendah(Vanderwende & Lundquist 2016).

C. Penentuan Pola Tanam Tanaman Jagung


Tanaman jagung (Zea mays L.) memerlukan sinar matahari setidaknya 5-8 jam setiap
harinya, agar jagung dapat tumbuh dengan baik. Ketika penanaman jagung usahakan menanam
di tempat yang jauh dari pohon – pohon besar. Hal ini dilakukan agar jagung dapat menerima
paparan sinar matahari tanpa ada yang menghalangi. Suhu yang ideal untuk mendukung
pertumbuhan tanaman jagung yanitu berkisar diantara 76 °F sampai 91 °F (24 °C sampai 33
°C), apabila suhu yang diterima oleh tanaman jagung melebihi 91 °F atau 33 °C maka akan
terjadi penurunan produksi akibat dampak negatif yang diterima(Duncan, Shaver & Williams
2013). Kecepatan angin yang cocok untuk tanaman jagung secara umum berkisar antara 3,5
m/s sampai 6 m/s(Xue et al. 2020).
Dari data – data yang didapat dapat kita ketahui bahwa bulan yang tepat untuk
menanam jagung di Kabupaten Sidoarjo yaitu pada bulan Maret sampai dengan Juni, karena
pada bulan – bulan tersebut produktivitas tanaman jagung akan berjalan lebih maksimal. Selain
menentukan pola tanam untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung, menentukan
sistem tanam juga dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan keuntungan bagi petani.
Salah satu sistem penanaman yang coco di lahan kering yaitu sistem tanam sisipan atau bisa
disebut sistem tanam tumpang sari. Sistem tanam tumpang sari yaitu sistem tanam yang
menyelipkan tanaman lain sebelum tanaman jagung memasuki waktu panen. Hal ini bertujuan
untuk mempersingkat masa tanam pada musim hujan, sehingga pada musim hujan para petani
dapat memanen jagung sebanyak tiga kali serta kebutuhan air untuk tanaman jagung tetap
terpenuhi(Herlina & Prasetyorini 2020).
KESIMPULAN

Lamanya sinar matahari yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo selama satu tahun
mengalami ketidakstabilan, yang dimana pada bulan Agustus mengalami penyinaran matahari
paling lama, sedangkan pada bulan Febuari mengalami penyinaran matahari paling pendek.
Semakin lamanya penyinaran matahari di suatu daerah maka semakin besar pula radiasi
matahari yang ada. Radiasi matahari berbanding lurus dengan suhu udara, bila radiasi matahari
tinggi maka suhu udara juga akan tinggi. Tekanan udara terjadi karena massa molekul udara
yang berada di atmosfer ditarik oleh gravitasi bumi. Angin adalah pegerakan udara yang terjadi
secara alami akibat adanya perbedaan tekanan udara di permukaan Bumi.
Keempat kompenen iklim tersebut dapat memberikan dampak positif dan negatif pada
produktivitas tanaman jagung. Oleh karena itu diperlukan strategi untuk menanam jagung agar
tanaman jagung dapat tumbuh dengan maksimal. Strategi yang dapat dilakukan diantaranya
menentukan waktu penanaman dan sistem tanam, dengan memperhatikan komponen –
komponen iklim. Dengan memahami variabilitas iklim dan menerapkannya dalam praktik
pertanian jagung di Kabupaten Sidoarjo, para petani dapat meningkatkan produktivitas
tanaman jagung dan hasil panen tanaman jagung.
DAFTAR PUSTAKA

Adcock, E., 2018, Iowa State University Research Finds Wind Farms Positively Impact Crops.

Arroyo, J.I., Díez, B., Kempes, C.P., West, G.B. & Marquet, P.A., 2022, ‘A general theory for
temperature dependence in biology’.

Burgess, A.J., Retkute, R., Preston, S.P., Jensen, O.E., Pound, M.P., Pridmore, T.P. & Murchie, E.H.,
2016, ‘The 4-dimensional plant: Effects of wind-induced canopy movement on light fluctuations
and photosynthesis’, Frontiers in Plant Science, 7(September).

Butzen - Agronomy Information Consultant, S., 2015, Solar Radiation in Corn Production Solar
Radiation and Crop Needs.

Duncan, W.G., Shaver, D.L. & Williams, W.A., 2013, ‘Sunlight and Temperature Effects on Corn Growth
and Yield’.

Falcão, A.F.O. & Henriques, J.C.C., 2016, Oscillating-water-column wave energy converters and air
turbines: A review, Renewable Energy, 85.

Guo, X., Yang, Y., Liu, H., Liu, G., Liu, W., Wang, Y., Zhao, R., Ming, B., Xie, R., Wang, K., Li, S. & Hou, P.,
2022, ‘Effects of Solar Radiation on Dry Matter Distribution and Root Morphology of High
Yielding Maize Cultivars’, Agriculture (Switzerland), 12(2).

Hatfield, J.L. & Prueger, J.H., 2015, ‘Temperature extremes: Effect on plant growth and development’,
Weather and Climate Extremes, 10.

Herlina, N. & Prasetyorini, A., 2020, ‘Pengaruh Perubahan Iklim pada Musim Tanam dan Produktivitas
Jagung (Zea mays L.) di Kabupaten Malang (Effect of Climate Change on Planting Season and
Productivity of Maize (Zea mays L.) in Malang Regency)’, Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI),
Januari, 25(1), 118–128.

Karayel, D., Güngör, O. & Šarauskis, E., 2022, ‘Estimation of Optimum Vacuum Pressure of Air-Suction
Seed-Metering Device of Precision Seeders Using Artificial Neural Network Models’, Agronomy,
12(7).

Kolbe, S., Mohr, M., Maier, M., Osterholt, L., Gardiner, B. & Schindler, D., 2022, ‘On the Potential of
Using Air Pressure Fluctuations to Estimate Wind-Induced Tree Motion in a Planted Scots Pine
Forest’, Forests, 13(2).

Liu, Z., Wei, S., Li, M., Zhang, Q., Zong, R. & Li, Q., 2023, ‘Response of Water Radiation Utilization of
Summer Maize to Planting Density and Genotypes in the North China Plain’, Agronomy, 13(1).

Ohtaka, K., Yoshida, A., Kakei, Y., Fukui, K., Kojima, M., Takebayashi, Y., Yano, K., Imanishi, S. &
Sakakibara, H., 2020, ‘Difference Between Day and Night Temperatures Affects Stem Elongation
in Tomato (Solanum lycopersicum) Seedlings via Regulation of Gibberellin and Auxin Synthesis’,
Frontiers in Plant Science, 11.

Sarquis, J.I., Jordan, W.R. & Morgan, P.W., 2013, ‘Effect of atmospheric pressure on maize root growth
and ethylene production’, Plant Physiology, 100(4).

Sharma, S., Singh, V., Tanwar, H., Mor, V.S., Kumar, M., Punia, R.C., Dalal, M.S., Khan, M., Sangwan, S.,
Bhuker, A., Dagar, C.S., Yashveer, S. & Singh, J., 2022, ‘Impact of High Temperature on
Germination, Seedling Growth and Enzymatic Activity of Wheat’, Agriculture (Switzerland),
12(9).

Stutte, G.W., Yorio, N.C., Edney, S.L., Richards, J.T., Hummerick, M.P., Stasiak, M., Dixon, M. &
Wheeler, R.M., 2022, ‘Effect of reduced atmospheric pressure on growth and quality of two
lettuce cultivars’, Life Sciences in Space Research, 34.

Sun, L., 2016, ‘Distribution of the temperature field in a pavement structure’, Structural Behavior of
Asphalt Pavements, pp. 61–177, Elsevier.

Vanderwende, B. & Lundquist, J.K., 2016, ‘Could Crop Height Affect the Wind Resource at
Agriculturally Productive Wind Farm Sites?’, Boundary-Layer Meteorology, 158(3), 409–428.

Vos, H.C., Karst, I.G., Eckardt, F.D., Fister, W. & Kuhn, N.J., 2022, ‘Influence of Crop and Land
Management on Wind Erosion from Sandy Soils in Dryland Agriculture’, Agronomy, 12(2).

Wang, K., Xie, R., Xue, J., Sun, L. & Li, S., 2022, ‘Comparison and analysis of maize grain commodity
quality and mechanical harvest quality between China and the United States’, International
Journal of Agricultural and Biological Engineering, 15(1).

Xue, J., Ming, B., Xie, R., Wang, K., Hou, P. & Li, S., 2020, ‘Evaluation of maize lodging resistance based
on the critical wind speed of stalk breaking during the late growth stage’, Plant Methods, 16(1).

YANG, Y. shan, GUO, X. xia, LIU, H. fang, LIU, G. zhou, LIU, W. mao, MING, B., XIE, R. zhi, WANG, K. ru,
HOU, P. & LI, S. kun, 2021, ‘The effect of solar radiation change on the maize yield gap from the
perspectives of dry matter accumulation and distribution’, Journal of Integrative Agriculture,
20(2), 482–493.

Yin, X., Yang, L., Zhang, D., Cui, T., Han, D., Zhang, T. & Yu, Y., 2016, ‘Design and experiment of balance
and low-loss air allotter in air pressure maize precision planter’, Nongye Gongcheng
Xuebao/Transactions of the Chinese Society of Agricultural Engineering, 32(19).

Anda mungkin juga menyukai