Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME SESI 2 ORIENTASI PPPK

KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2022

Judul Materi : Penerapan Fungsi dan Tugas ASN di Tempat Kerja


Narasumber : Drs. Suwoto, M.Pd.
Hari/Tanggal : Selasa, 30 Agustus 2022
Pukul : 09.45 – 12.45 WIB
Nama Peserta : Narko, S.Pd.
NIP : 19861218 202221 1 012
Satuan Kerja : SD Negeri 1 Trisari

ISI RESUME

A. Core Value BerAKHLAK Pondasi Prilaku Bagi ASN


 Berorientasi Pelayanan
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
3. Melakukan perbaikan tiada henti
 Akuntabel
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, berdisiplin tinggi dan berintegritas tinggi
2. Menggunakan kakayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab
efektif dan efisien
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
 Loyal
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD NKRI Tahun 1945, setia kepada
NKRI, serta pemerintahan yang sah (Az Zumar 39: 65, Ali Imron 3:91)
2. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi dan Negara (Al Hujurat
49:12)
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara
 Adapatif
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas
3. Bertindak proaktif
 Kolaboratif
1. Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3. Menggerakan pemanfaatan dari berbagai sumber daya untuk bersama
 Kompeten
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dengan kwalitas terbaik
 Harmonis
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2. Suka Menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondosif
B. BERDASARKAN PERMENDIKBUD NO 15 TAHUN 2018 TTG BEBAN KERJA
GURU, KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH
Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
2. Kepala Sekolah adalah Guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola
Taman Kanak-Kanak/Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TK/TKLB) atau bentuk
lain yang sederajat, Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/ SDLB) atau
bentuk lain yang sederajat, Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMP/ SMPLB) atau bentuk lain yang sederajat, Sekolah
Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa (SMA/SMK/SMALB) atau bentuk lain yang sederajat, atau Sekolah
Indonesia di Luar Negeri (SILN)
3. Pengawas Sekolah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat
dalam jabatan pengawas satuan pendidikan.
4. Tatap Muka adalah interaksi langsung antara Guru dan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran atau pembimbingan sesuai dengan beban belajar
peserta didik dalam struktur kurikulum.
5. Satuan Administrasi Pangkal yang selanjutnya disebut Satminkal adalah satuan
pendidikan utama yang secara administrasi Guru atau Kepala Sekolah terdaftar
sebagai Guru atau Kepala Sekolah.
6. Dinas adalah satuan kerja perangkat daerah yang membidangi urusan
pendidikan di tingkat daerah provinsi atau daerah kabupaten/kota.
Pasal 2

(1) Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah melaksanakan beban kerja
selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu pada satuan administrasi
pangkal.
(2) Beban kerja selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja
efektif dan 2,5 (dua koma lima) jam istirahat.
Pasal 3

(1) Pelaksanaan beban kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja
efektif sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) bagi Guru mencakup kegiatan
pokok:
a. merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
b. melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan Beban Kerja Guru
Pasal 4

(1) Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 ayat (1) huruf a meliputi:

a) pengkajian kurikulum dan silabus pembelajaran/ pembimbingan/program


kebutuhan khusus pada satuan pendidikan;
b) pengkajian program tahunan dan semester; dan c. pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan sesuai standar proses atau rencana
pelaksanaan pembimbingan.
(2) Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1) huruf b merupakan pelaksanaan dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)/Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)/Rencana Pelaksanaan
Bimbingan (RPB).

(3) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipenuhi


paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam Tatap Muka per minggu dan paling banyak
40 (empat puluh) jam Tatap Muka per minggu.

(4) Pelaksanaan pembimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipenuhi


oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi
dengan membimbing paling sedikit 5 (lima) rombongan belajar pertahun.

(5) Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 ayat (1) huruf c merupakan proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar


peserta didik pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(6) Membimbing dan melatih peserta didik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf d dapat dilakukan melalui kegiatan kokurikuler dan/atau kegiatan
ekstrakurikuler

(7) Tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan
beban kerja Guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e meliputi:

a. wakil kepala satuan pendidikan;


b. ketua program keahlian satuan pendidikan;
c. kepala perpustakaan satuan pendidikan;
d. kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi/teaching factory satuan
pendidikan;
e. pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan inklusif atau pendidikan terpadu;
f. tugas tambahan selain sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan
huruf e yang terkait dengan pendidikan di satuan pendidikan.
(8) Tugas tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat

(7) huruf a sampai dengan huruf e dilaksanakan pada satuan administrasi


pangkalnya.

Pasal 5

(1) Tugas tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (7) huruf a sampai
dengan huruf d diekuivalensikan dengan 12 (dua belas) jam Tatap Muka per minggu
bagi Guru mata pelajaran atau pembimbingan terhadap 3 (tiga) rombongan belajar
per tahun bagi Guru Bimbingan dan Konseling atau Guru Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk pemenuhan beban kerja dalam melaksanakan pembelajaran atau
pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4)

Pasal 6

(1) Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (7) huruf f
meliputi:

a. wali kelas;

b. pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS);

c. pembina ekstrakurikuler;

d. koordinator Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)/Penilaian


Kinerja Guru (PKG) atau koordinator Bursa Kerja Khusus (BKK) pada SMK;

e. Guru piket;

f. ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1);

g. penilai kinerja Guru;

h. pengurus organisasi/asosiasi profesi Guru; dan/atau

i. tutor pada pendidikan jarak jauh pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

(2) Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai
dengan huruf g dilaksanakan pada satuan administrasi pangkalnya.

(3) Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i dapat
dihitung sebagai pemenuhan jam Tatap Muka sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan. (4) Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat diekuivalensikan secara kumulatif dengan paling banyak 6 (enam) jam
Tatap Muka per minggu bagi Guru mata pelajaran.

(7) Guru yang mendapat tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib memenuhi pelaksanaan pembelajaran jam tatap muka paling sedikit 18
(delapan belas) jam Tatap Muka per minggu bagi Guru mata pelajaran atau paling
sedikit membimbing 4 (empat) rombongan belajar per tahun bagi Guru Bimbingan
dan Konseling atau Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi pada satuan
administrasi pangkalnya.
Pasal 13

(1) Pemenuhan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam Tatap Muka per minggu
dalam pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
dapat dikecualikan bagi:

a. Guru tidak dapat memenuhi ketentuan minimal 24 (dua puluh empat) jam

Tatap Muka per minggu, berdasarkan struktur kurikulum;

b. Guru pendidikan khusus;

c. Guru pendidikan layanan khusus; dan d. Guru pada Sekolah Indonesia Luar
Negeri (SILN).

(2) Pemenuhan pelaksanaan pembimbingan paling sedikit terhadap 5 (lima)


rombongan belajar per tahun dalam pelaksanaan pembimbingan oleh Guru
Bimbingan dan Konseling atau Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) dapat dikecualikan dalam hal jumlah
rombongan belajar dalam satuan pendidikan kurang dari 5 (lima) rombongan
belajar.

[11.10, 30/8/2022] Iftitah Khurrohmah: PP 49/2018 TTG MENEJEMEN PPPK


Penilaian Kinerja PPPK Pasal 35

(1) Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang
sudah disepakati berdasarkan perjanjian kerja antara PPK dengan pegawai yang
bersangkutan.

(2) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi
dengan memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yang dicapai, dan perilaku
pegawai.

(3) Penilaian kineda PPPK dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif,
dan transparan.

(4) Penilaian kinerja PPPK berada di bawah kewenangan PyB pada Instansi
Pemerintah masing-masing

(5) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didelegasikan
secara berjenjang kepada atasan langsung dari PPPK.

(6) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.

(7) Hasil penilaian kinerja PPPK disampaikan kepada tim penilai kinerja PPPK.

(8) Hasil penilaian kinerja PPPK dimanfaatkan untuk menjamin objektivitas


perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan pengembangan
kompetensi.
(9) PPPK yang dinilai oleh atasan dan tim penilai kinerja PPPK tidak mencapai
target kinerja yang telah disepakati dalam perjanjian kerja diberhentikan dari PPPK.

Pasal 77 Cuti

Cuti sebagaimana dimaksud pada Pasal 76 ayat (1) terdiri atas:

a. Cuti tahunan;

b. Cuti sakit

c. Cuti melahirkan; dan

d. Cuti bersama.

Pasal 81

PPPK yang menduduki Jabatan guru pada sekolah dan Jabatan dosen pada
perguruan tinggi yang mendapat liburan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan, disamakan dengan PPPK yang telah menggunakan hak cuti
tahunan.

Pasal 83 Cuti

(1) PPPK yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan PPPK yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan
surat keterangan dokter

(4) Hak atas cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk waktu
paling lama 1 (satu) bulan.

(5) PPPK yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilakukan pemutusan hubungan perjanjian kerja.

Pasal 85

PPPK yang mengalami kecelakaan kerja sehingga yang bersangkutan perlu


mendapat perawatan berhak atas cuti sakit sampai dengan berakhirnya masa
hubungan perjanjian kerja.

Pasal 86

PPPK yang menjalankan cuti sakit tetap menerima penghasilan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undang.

KEPMENDIKBUDRISTEK NO. 262/M/2022 ttg PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN


MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI NOMOR
56/M/2022 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA
PEMULIHAN PEMBELAJARAN

pada lampiran 1
I. Struktur Kurikulum Merdeka

Struktur kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah sebagai berikut. A. Struktur kurikulum pada PAUD

Struktur Kurikulum pada PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), terdiri atas:

1. Kegiatan Pembelajaran Intrakurikuler.

Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai


kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran. Intisari kegiatan
pembelajaran intrakurikuler merupakan bermain bermakna sebagai perwujudan
"Merdeka Belajar, Merdeka Bermain". Kegiatan yang dipilih harus memberikan
pengalaman yang menyenangkan dan mampu meningkatkan capaian anak.

2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk memperkuat upaya


pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD).
Penguatan profil pelajar Pancasila di PAUD dilakukan dalam konteks perayaan
tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila menggunakan alokasi waktu kegiatan di PAUD.

Alokasi waktu pembelajaran di PAUD usia 4 (empat) tahun sampai dengan 6


(enam) tahun paling sedikit 900 (sembilan ratus) menit perminggu. Alokasi waktu di
PAUD usia 3 (tiga) tahun sampai dengan 4 (empat) tahun paling sedikit 360 (tiga
ratus enam puluh) menit perminggu.

A. Struktur Kurikulum pada Pendidikan Dasar dan Menengah Struktur Kurikulum


pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan
utama, yaitu:

1. pembelajaran intrakurikuler; dan

2. projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada


capaian pembelajaran. Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila ditujukan
untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan.

Pemerintah mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran dalam
Jam Pelajaran (JP) pertahun. Satuan pendidikan mengatur alokasi waktu setiap
minggunya secara fleksibel dalam 1 (satu) tahun ajaran.

KEPMENDIKBUDRISTEK NO. 262/M/2022 ttg PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN


MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI NOMOR
56/M/2022 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA
PEMULIHAN PEMBELAJARAN
pada lampiran 1

I. Struktur Kurikulum Merdeka

Struktur kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah sebagai berikut. A. Struktur kurikulum pada PAUD

Struktur Kurikulum pada PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), terdiri atas:

1. Kegiatan Pembelajaran Intrakurikuler.

Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai


kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran. Intisari kegiatan
pembelajaran intrakurikuler merupakan bermain bermakna sebagai perwujudan
"Merdeka Belajar, Merdeka Bermain"…

Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah


daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara
fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:

1. mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;

2. mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila;


dan/atau

3. mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.

Struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagai


berikut:

1. Struktur Kurikulum SD/MI/bentuk lain yang sederajat

Struktur kurikulum SD/MI/bentuk lain yang sederajat dibagi menjadi 3 (tiga)

fase:

a. Fase A untuk kelas I dan kelas II;

b. Fase B untuk kelas III dan kelas IV; dan

c. Fase C untuk kelas V dan kelas VI.

SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran

menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik.

Proporsi beban belajar di SD/MI/bentuk lain yang sederajat terbagi menjadi

2 (dua), yaitu:

a.pembelajaran intrakurikuler; dan

b.projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 20%

(dua puluh persen) beban belajar pertahun.


Keterangan:

* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing. **Satuan


pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).

* Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun
sebagai mata pelajaran pilihan.

** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau
mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai