Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

Q DENGAN GANGGUAN
DEMAM TYPOID DI RSUD SEKARWANGI CIBADAK DI RUANG
ADE IRMA SURYANI LT 1.

Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah KMB II
Dosen pengampu : Astri Zaeni Wahida, M.Kep

Disusun oleh :
Dede Hani C1AA21033
Nasipa Sulistina C1AA21099
Rosa Diantika C1AA21132
Silvia C1AA21150

2C
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


sampai saat ini masih memberikan kami nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi
kesempatan untuk menyelesaikan makalah tentang “Asuhan keperawatan typoid”.
makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah KMB II.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak- banyaknya kepada
setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian
tugas kelompok mata kuliah KMB II ini hingga selesainya makalah ini. Ucapan terima
kasih kami sampaikan pada:
1) Astri Zaeni Wahida, M.Kep selaku dosen mata kuliah KMB II
2) Rekan-rekan tingkat II Program Sarjana Keperawatan yang telah memberikan
dukungan dan semangatnya kepada penulis.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna
serta kesalahan yang kami yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari itu penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Sukabumi, 24 Febuari 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

a. Latar belakang ..................................................................................................... 1

b. Rumusan masalah ............................................................................................... 2

c. Tujuan penulisan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

a. Prevelensi penyakit typhoid................................................................................ 3

b. Penanganan pada demam tipoid ........................................................................ 4

c. Asuhan keperawatan ........................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 20

a. Kesimpulan ........................................................................................................ 20

b. SARAN ............................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Demam tifoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Salmonella enterica khususnya turunannya, Salmonella typhi (Alba, et al.,
2016). Namun dapat pula disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, Salmonella
typhi B, dan Salmonella paratyphi C. Komplikasi dapat lebih sering terjadi pada
individu yang tidak diobati sehingga memungkinkan terjadinya pendarahan dan
perforasi usus ataupun infeksi fecal seperti visceral abses (Naveed and Ahmed,
2016).
Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif yang menyebabkan
spektrum sindrom klinis yang khas termasuk gastroenteritis, demam enterik,
bakteremia, infeksi endovaskular, dan infeksi fecal seperti osteomielitis atau abses
(Naveed and Ahmed, 2016).
Manifestasi klinis demam tifoid dimulai dari yang ringan (demam tinggi,
denyut jantung lemah, sakit kepala) hingga berat (perut tidak nyaman, komplikasi
pada hati dan limfa(Pratama dan Lestari, 2015).
Penyebab yang sering terjadi yaitu faktor kebersihan. Seperti halnya ketika
makan di luar apalagi di tempat-tempat umum biasanya terdapat lalat yang
beterbangan dimana-mana bahkan hinggap di makanan. Lalat-lalat tersebut dapat
menularkan Salmonella thyphi dari lalat yang sebelumnya hinggap di feses atau
muntah penderita demam tifoid kemudian hinggap di makanan yang akan
dikonsumsi (Padila, 2013). Bakteri yang tertelan melalui makanan akan
menembus membran mukosa epitel usus, berkembang biak di lamina propina
kemudian masuk ke dalam kelenjar getah bening mesenterium. Setelah itu
memasuki peredaran darah sehingga terjadi bakterimia pertama yang asimtomatis,
lalu bakteri akan masuk ke organ- organ terutama hati dan sumsum tulang yang
dilanjutkan dengan pelepasan bakteri dan endotoksin ke peredaran darah sehingga
menyebabkan bakterimia kedua Bakteri yang berada di hati akan masuk kembali
ke dalam usus merangsang pelepasan sitokin proinflamasi yang menginduksi

1
reaksi inflamasi. Respon inflamasi akut menyebabkan diare dan dapat
menyebabkan ulserasi serta penghancuran mukosa. Sebagian bakteri lainnya akan
dikeluarkan bersama feses (Bula-Rudas, et al., 2015)

b. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, kelompok dapat mengambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui prevelensi penyakit typhoid?
2. Bagaimana cara penanganan pada demam typhoid?
3. Asuhan keperawatan pada demam typhoid?

c. Tujuan penulisan
Adapun tujuan rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
1. Untuk mengetahui prevelensi penyakit typhoid
2. Untuk mengetahui cara penanganan pada demam typhoid
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada demam typhoid

2
BAB II

PEMBAHASAN
a. Prevelensi penyakit typhoid
Demam tifoid atau Typhoid fever merupakan suatu penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi (Alba, 2016). Bakteri ini
mendapat akses ke aliran darah secara limfatik melalui saluran. Penyakit ini
umumnya terjadi pada daerah tropis di Asia Selatan dan Tenggara (Crump,
Karlsson, Gordon, & Parrye, 2015).
Penyakit menular ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
dengan jumlah kasus sebanyak 22 juta per tahun di duniadan menyebabkan
216.000-600.000 kematian. Studi yang dilakukan di daerah urban tahun 2015
di beberapa negara Asia pada anak usia 5-15 tahun menunjukkan bahwa
insiden dengan positif mencapai 180-194 per 100.000 anak, di Asia Tenggara
100-200 per 100.000 penduduk, dan di Asia Timur Laut kurang dari 100 kasus
per 100.000 penduduk. Komplikasi serius dapat terjadi hingga 10%,
khususnya pada individu yang menderita typhoid lebih dari dua minggu dan
tidak mendapat pengobatan yang adekuat. Case Fatality Rate (CFR)
diperkirakan 1-4% dengan rasio 10 kali lebih tinggi pada anak usia lebih tua
(4%) dibandingkan anak usia kurang dari 4 tahun (0,4%). Pada kasus yang
tidak mendapatkan pengobatan CFR dapat meningkat hingga 20% (Purba dkk,
2017).
World Health Organization (WHO) menyatakan penyakit demam tifoid di
dunia mencapai 11-20 juta kasus per tahun yang mengakibatkan sekitar
128.000 - 161.000 kematian setiap tahunnya (WHO,2018). Demam tifoid
menjadi penyebab utama terjadinya mortalitas dan morbiditas di negara-
negara berpenghasilan rendah dan menengah (Batubuaya, 2017). Dari telaah
kasus di rumah sakit besar di Indonesia, kasus tersangka demam tifoid
menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata
kesakitan 500/100.000 penduduk. (Kemenkes, 2006). Angka kematian

3
diperkirakan 5-6% sebagai akibat keterlambatan mendapatkan pengobatan
serta kurang sempurnanya proses pengobatan. Demam tifoid seringkali
dialami oleh anak-anak maupun remaja. Pada usia 5-14 tahun merupakan usia
anak yang kurang memperhatikan kebersihan diri dan kebiasaan jajan yang
sembarangan sehingga dapat menyebabkan tertular penyakit demam tifoid
(Nurvina, 2013).
Menurut data WHO (World Health Organization) memperkirakan angka
insidensi di seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, angka kematian akibat
demam typhoid mencapai 600.000 dan 70% 2 nya terjadi di Asia di Indonesian
sendiri, penyakit typhoid bersifat endemik, menurut WHO angka penderita
demam typhoid di Indonesia mencapai 81% per 100.000 (Depkes RI, 2013).
Kasus di rumah sakit besar di Indonesia menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan dari tahun 2012-2013. Jumlah kasus typhoid dari
tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk dan
kematian diperkirakan sekitar 0,6- 5%.WHO (World Health Organization)
menyatakan jumlah demam typhoid di indonesia pada tahun 2012 ada 600-1,3
juta setiap tahunnya dengan lebih dari 20,000 kematian. Rata-rata di
Indonesia, orang yang berusia 3-19 tahun memberikan angka sebesar 91%
terhadap kasus demam typhoid ( WHO, 2013 ).
Prevalensi nasional untuk demam tyhpoid (berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan) adalah 1,60%. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi
demam tifoid di atas prevalensi nasional yaitu Nanggroe Aceh Darussalam
(2,96%), Bengkulu (1,60%), Jawa Barat (2,14%), Jawa Tengah (1,61%),
Banten (2,24%), NTB (1,93%), NTT (2,23%), Kalimantan Selatan (1,95%),
Kalimantan Timur (1,80%), Sulawesi Selatan (1,80%), Sulawesi Tengah
(1,65%), Gorontalo (2,25%), Papua Barat (2,39%), dan Papua (2,11%) (Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).

b. Penanganan pada demam tipoid


a) Preventif

4
Dalam aspek preventif yaitu sebagai educator dimana perawat
memberikan pendidikan kesehatan tentang mengenal penyakit, tanda
gejala, penanganan, dan pencegahan penyakit tifoid serta memberikan
edukasi tentang nutrisi kepada pasien dan keluarga
b) Promotif
Aspek promotif yang diberikan perawat yaitu menghimbaui
masyarakat melalui pembuatan dan penempelan poster tentang tanda dan
gejala, pencegahan dan penanganan tifoid di posyandu, puskesmas, klinik,
dan rumah sakit.
c) Kuratif
Peranan perawat dalam aspek kuratif sebagai care giver yaitu
perawat melakukan suatu kegiatan asuhan keperawatan yang
komprehensif di rumah sakit.

c. Asuhan keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.Q DENGAN GANGGUAN


DEMAM TYPOID DI RSUD SEKARWANGI CIBADAK DI RUANG
ADE IRMA SURYANI LT 1.
A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 24 febuari 2023
Jam pengkajian : 15.00 WIB
Oleh : Aisyah
1) Pengumpulan data
a) Identitas Klien
Nama : An. Q
Umur : 11 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : 4 (empat)
Suku bangsa : Sunda
Alamat : Jln. Keramat Rt. 01 Rw.03 Kota Sukabumi

5
Agama : Islam
No RM : 610395
Dx Medis : Typhoid
Tanggal MRS : 23 Febuai 2023
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. X
Umur : 23 tahun
Jenis kelamain : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jln. Keramat Rt. 01 Rw.03 Kota Sukabumi
Hub dengan klien : Ibu Klien

2) Riwayat Kesehatan
a) Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien mengatakan klien sudah 7 hari demam, mual, tidak nafsu makan.
Kemudian pada tanggal 23 febuari 2023 pukul 13.00 klien dibawa ke
UGD RSUD Sekarwangi Cibadak dan diberikan pertolongan pertama.
Pada pukul 14.30 WIB klien di pindahkan ke ruang Ade Irma Suryani
Lt 1.
b) Keluhan Utama
Klien mengeluh badannya panas.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh badannya panas dan menggigil, panas dirasakan
diseluruh tubuh, panas meningkat ketika sore hari, malam hari dan
sebelum diberi obat penurun panas dan panas menurun bila sudah diberi
obat penurun panas dan di kompres, suhu tubuh klien saat dikaji yaitu
38°C. Demam disertai mual muntah.
d) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

6
Klien mengatakan klien belum pernah mengalami penyakit yang sama
dengan sekarang. Biasanya hanya demam biasa dan sembuh dengan
obat warung.
e) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit yang sama dengan klien dan tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit menular seperti tuberculosis dan hepatiti maupun
riwayat penyakit menurun seperti diabetes miletus dan hipertensi.
(1) Genogram
Bagan Genogram Keluarga An. A

Keterangan :

: Laki-laki : Keturunan

: Perempuan : Klien

: Menikah : Meninggal

: Tinggal serumah

7
Interpretasi :
Klien merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara, kaka pertamanya
sudah menikah dan tinggal bersama istrinya. Kaka ketiga klien
sudah meninggal akibat sakit. Klien tinggal dengan ayah, ibu kaka
ke-2 dan adiknya.
3) Data spiritual
Keluarga klien menganut agama islam, ibu dan ayah klien selalu
mendoakan kesembuhan untuk klien dan berserah diri menerima keadaan
saat ini semata-mata ujian dari Allah SWT.
4) Pola Aktivitas Sehari-hari
Pola Aktivitas Sehari-hari
No Aktivitas Di Rumah Di RS Keluhan
Sebelum Sakit Setelah Sakit
1 Pola Nutris Nafsu makan
a. Makan berkurang
Klien makan Klien makan 3x/hari
3x/hari habis 1 dengan diet lunak
porsi, dengan yaitu bubur, makan
makanan pokok habis ¼ porsi karna
nasi, lauk pauk. klien merasa mual.
b. Minum
Klien minum 6-7
gelas air putih atau
Klien minum 4-5
800-1000 cc perhari
gelas air putih atau
600-700 cc perhari,
kadang klien
membeli minuman
di warung.

8
2 Pola Tidak ada
Eliminasi
a. BAK
• Frekuensi 2-3x/hari 3-4x/hari
• Warna Kuning jernih Kuning keruh
• Bau Khas urine Bau khas urine

b. BAB
• Frekuensi 1x perhari 1x/hari

• Konsistensi Lembek Lembek

• Warna Kuning Kuning


Khas feses
• Bau

3 Pola Istirahat Klien jarang tidur Tidak ada


Tidur siang karena waktu keluhan
sepulang sekolah
a. Tidur Siang dihabiskan untuk 2-3 Jam/hari
bermain.

b. Tidur 9-10 jam/hari


Malam
8-9 jam/hari
4 Pola Personal Tidak ada
Hygiene keluhan
a. Mandi 2x/hari Hanya di lap1x/hari
b. Gosok gigi 2x/hari 1x/hari
c. Keramas 1x/hari Tidak pernah
Ganti baju 2x/hari 1x/hari

9
5 Pola Waktu klien Klien hanya tiduran Tidak ada
Aktivitas dihabiskan untuk di bed keluhan
bermain sekolah dan
bermain dengan
teman sebayanya

5) Status gizi
IMT = BB(kg) = 25 = 17 ( Berat badan kurang )
TB²(m) 1,40
6) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Klien tampak lemah, kesadaran composmetis, nilai GCS 15 E : 4 M : 6
V:5
2. Tanda-tanda Vital
TD : 100/60 Nadi : 90x/menit
Respirasi : 20x/menit Suhu : 38°C
3. Pemeriksaan sistem pernafasan
Bentuk dada normal, irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada
pernafasan cuping hidung, vocal permitus dan ekspansi paru anterior
dan posterior dada normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas
vesikuler.
4. Pemeriksaan sistem kardiovaskuler
a) Inspeksi : CRT , 2 detik, tidak ada sianosis, tidak ada clubbing
finger, tidak ada pembesaran JVP
b) Palpasi : Iktus kordis teraba hangat, tidak ada nyeri
c) Perkusi : tidak ada pembesaran jantung
d) Auskultasi : bunyi jantung normal dan regular, tidak ada bunyi
jantung tambahan
5. Pemeriksaan sistem pencernaan

10
a) Inspeksi : Bentuk abdomen bulat, tidak ada benjolan, tidak ada
luka operasi
b) Auskultasi : Peristaltik 25x/menit
c) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Pemeriksaan sistem persyarafan
Kesadaran compos mentis, memori panjang, dapat mengulang, bahasa
baik, kognisi baik.
a) N I (Olfaktorius) : penciuman baik, dapat membedakan bau-bauan
b) N II (Optikus) : jarak pandang baik
c) N III (Okulomotorius) : Adanya reflek rangsangan pada pupil
d) N IV (Troklearis) : Dapat menggerakan bola mata ke atas dan ke
bawah
e) N V (Trigeminus) : Tidak ada kesulitas menelan
f) N VI (Abdusen) : Dapat menggerakan bola mata ke kanan dan ke
kiri
g) N VII (Facialis) : Pengecapan terhadap rasa baik
h) N VIII (Vestibuloktroklearis) : Pendengaran baik
i) N IX (Glosofaringeus) : Tidak ada nyeri telan
j) N X (Vagus) : Dapat menelan saliva
k) N XI (Assesorius) : Dapat mengangkat bahu dan menoleh dengan
adanya tahanan
l) N XII (Hipoglosus) : Dapat menjulurkan, menggerakan lidah ke
kanan dank e kiri
7. Pemeriksaan sistem mskuloskeletal dan integument
Kemampuan pergerakan sendi dan tungkai (ROM) bebas, tidak ada
fraktur, tidak ada dislokasi, akral hangat, turgor kulit elastis, CRT < 3
detik, tidak ada edema, kebersihan kulit bersihm kemampuan
melakukan ADL mandiri.
8. Pemeriksaan sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening

11
6) Data Penunjang
a. Data Periksaan Laboraterium
Data Pemeriksaan Laboraterium Tanggal 20 Juni 2021
No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Hemoglobin 11,6 g/dL 10,8-15,6 g/dL
2 Leukosit 4600 µ/dL 4000-9000 µ/dL
3 Trombosit 70.000 µ/dL 150.000-450-000 µ/dL
4 Hematokrit 34 % 33-45 %
5 Widal
6 S.Typhi O 1/320 Negatif
7 S.Typhi H 1/320 Negatif

Data Pemeriksaan Laboraterium Tanggal 21 Juni 2021

No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 Hemoglobin 10,7 g/dL 10,8-15,6 g/dL
2 Leukosit 4800 µ/dL 4000-9000 µ/dL
3 Trombosit 95.000 µ/dL 150.000-450-000 µ/dL
4 Hematokrit 35 % 33-45 %

No Nama Obat Dosis Frekuensi Rute


1 Ceftadizime 1 gr 3x Intra vena
2 Omeprazole 1 Capsul 1x Oral
3 Paracetamol 500 mg 3x Oral
4 Ranitidin 20 mg 3x Intra Vena
5 Sucralfat 10 ml 3x Oral

ANALISA DATA
No Data (simptom) Etiologi Problem
1 DS : Reaksi imun Hipertermi

12
Klien mengatakan
sudah 7 hari Mengeluarkan pirogen
demam dan badan endogen
nya panas
Merangsang endotelium
DO: hipotalamus
- Klien untukmengeluarkan
tampak prostagladin
lemas
Klien
tampak Hipotalamus akan
menggigil menganggap suhu yang
- Badan klien sekarang lebih rendah dari
panas patokan di termostat
- S : 380C
Terjadi peningkatan priduksi
panas

Hipertermi berhubungan
dengan proses penyakit
2 DS : Kuman salmonella typhi Deisit nutrisi
Klien mengatakan yang masuk ke saluran
mual gastrointestinal

DO :
- Klien Infalamsi pada hati dan
tampak limfa
tidak nafsu
makan dan
hanya habis Pembesaran limfa
¼ porsi

13
karna klien
merasa Splenomegali
mual.
- BB saat
sakit 25kg Penurunan mobilitas usus

Penurunan peristaltic usu

Peningkatan asam lambung

Anoreksia mual muntah

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (D.0130)
2. Risiko defisit nutrisi (D.0032)

14
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi


keperawatan Hasil (SLKI) (SIKI)
Hipetermi berhubungan Setelah dilakukan asuhan
Observasi
dengan proses penyakit keperawatan selama 3 x 24
(D.0130) jam. Diharapkan Hipertermia • Identifikasi penyebab
membaik dengan kriteria hipertermia (mis: dehidrasi,
hasil : terpapar lingkungan panas,
1. Suhu tubuh membaik, penggunaan inkubator)
2. Menggigil menurun • Monitor suhu tubuh

Terapeutik

• Sediakan lingkungan yang


dingin
• Longgarkan atau lepaskan
pakaian
• Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
• Lakukan pendinginan eksternal
(mis: selimut hipotermia atau
kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
• Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
• Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi

• Anjurkan tirah baring

15
Risiko defisit nutrisi
Setelah dilakukan Observasi
(D.0032)
intervensi keperawatan
• Monitor asupan dan keluarnya
selama 3 x 24 jam, maka
makanan dan cairan serta
status nutrisi membaik,
kebutuhan kalori
dengan kriteria hasil:
Terapeutik
1. Porsi makan yang
• Timbang berat badan secara
dihabiskan
rutin
meningkat
• Diskusikan perilaku makan dan
2. Indeks massa tubuh
jumlah aktivitas fisik (termasuk
(IMT) membaik olahraga) yang sesuai
• Lakukan kontrak perilaku (mis:
target berat badan,
tanggungjawab perilaku)
• Damping ke kamar mandi untuk
pengamatan perilaku
memuntahkan Kembali makanan
• Berikan penguatan positif
terhadap keberhasilan target dan
perubahan perilaku
• Berikan konsekuensi jika tidak
mencapai target sesuai kontrak
• Rencanakan program
pengobatan untuk perawatan di
rumah (mis: medis, konseling)

Edukasi

• Anjurkan membuat catatan


harian tentang perasaan dan

16
situasi pemicu pengeluaran
makanan (mis: pengeluaran
yang disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)

Kolaborasi

• Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUSI

NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Hipetermi berhubungan • Meidentifikasi penyebab S : Klien mengatakan
dengan proses penyakit hipertermia (mis: dehidrasi, badannya suhu tubuhnya
(D.0130 terpapar lingkungan panas, membaik
penggunaan inkubator) O: Badan klien nampak tidak
• Memonitor suhu tubuh menggigil suhu tubuh 36C
• Menyediakan lingkungan A: Masalah teratasi
yang dingin P : Intervensi di hentikan

• Melonggarkan atau lepaskan


pakaian
• Membasahi dan kipasi
permukaan tubuh
• Melakukan pendinginan
eksternal (mis: selimut
hipotermia atau kompres

17
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
• Mehindari pemberian
antipiretik atau aspirin
• Memberikan oksigen, jika
perlu
• Menganjurkan tirah baring

2 Risiko defisit nutrisi • Memonitor asupan dan S : Klien mengatakan nafsu


(D.0032) keluarnya makanan dan makan membaik
cairan serta kebutuhan O: 1 porsi makan dihabiskan
kalori klien nampak tidak mual
• Mentimbang berat badan muntah
secara rutin A: Masalah teratasi
• Mendiskusikan perilaku P: Intervensi dihentikan
makan dan jumlah aktivitas
fisik (termasuk olahraga)
yang sesuai
• Melakukan kontrak perilaku
(mis: target berat badan,
tanggungjawab perilaku)
• Mendampingi ke kamar
mandi untuk pengamatan
perilaku memuntahkan
Kembali makanan
• Memberikan penguatan
positif terhadap
keberhasilan target dan
perubahan perilaku

18
• Memberikan konsekuensi
jika tidak mencapai target
sesuai kontrak
• Merencanakan program
pengobatan untuk perawatan
di rumah (mis: medis,
konseling) situasi pemicu
pengeluaran makanan (mis:
pengeluaran yang disengaja,
muntah, aktivitas
berlebihan)
• Mekolaborasi dengan ahli
gizi tentang target berat
badan, kebutuhan kalori dan
pilihan makanan

19
BAB III

PENUTUP
a. Kesimpulan
Demam tifoid atau Typhoid fever merupakan suatu penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi (Alba, 2016). Bakteri ini
mendapat akses ke aliran darah secara limfatik melalui saluran. Penyakit ini
umumnya terjadi pada daerah tropis di Asia Selatan dan Tenggara (Crump,
Karlsson, Gordon, & Parrye, 2015).
Manifestasi klinis demam tifoid dimulai dari yang ringan (demam tinggi,
denyut jantung lemah, sakit kepala) hingga berat (perut tidak nyaman, komplikasi
pada hati dan limfa(Pratama dan Lestari, 2015).
Penyebab yang sering terjadi yaitu faktor kebersihan. Seperti halnya ketika
makan di luar apalagi di tempat-tempat umum biasanya terdapat lalat yang
beterbangan dimana-mana bahkan hinggap di makanan

b. SARAN
Cara pencegahan penyakit typoid yang dilakukan adalah cuci tangan
setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan,
hindari minum susu mentah (yang belum dipasteurisasi), hindari minum air
mentah, rebus air sampai mendidih dan hindari makanan pedas.

20
DAFTAR PUSTAKA

PIRLINA, MUSTIKA (2021) ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN


TERMOREGULASI PADA,ANAK D DENGAN TYPHOID ABDOMINALIS,
KELUARGA BAPAK KDI WILAYAH MEKARSARI, KECAMATAN LOMBOK
SEMINUNG,KABUPATENLAMPUNG BARAT TAHUN2021. Diploma thesis,
Poltekkes Tanjungkarang

Prasetyo, Aji. ASUHAN KEPERAWATAN An. R USIA PRA SEKOLAH (6 TAHUN)


DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN AKIBAT DEMAM
TYPHOID DI RUANG ARAFAH II RS ISLAM ASSYIFA KOTA
SUKABUMI. Diss. Universitas Muhammadiyah Sukabumi, 2019.

21

Anda mungkin juga menyukai