Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PENGGUNAAN KOSA KATA DAN DIKSI DENGAN TEPAT”


Dosen pengampu : Dr.Muslimin,S.Pd,M.Pd

DISUSUN :
WIDYAWATATI SALEH (921423176)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dan dapat tersusun hingga selesai. Yang mana makalah ini
membahas tentang penggunan kosakata dan diksi dengan tepat. Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap para pembaca.

Gorontalo, 24 Oktober 2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

B. Bahasa terdiri atas


beberapa tataran gramatikal
antara lain kata, frase,
C. klausa, dan kalimat. Kata
merupakan tataran terendah
& kalimat merupakan tataran
D. tertinggi. Ketika Anda
menulis, kata merupakan
kunci utama dalam upaya
E. membentuk tulisan. Oleh
karena itu, sejumlah kata
dalam Bahasa Indonesia
harus
F. dipahami dengan baik,
agar ide dan pesan
seseorang dapat mudah
dimengerti.
G. Dengan demikian, kata-
kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus
dipahami
H. dalam konteks alinea dan
wacana. Kata sebagai unsur
bahasa, tidak dapat
I. dipergunakan dengan
sewenang-wenang. Akan
tetapi, kata-kata tersebut
harus
J. digunakan dengan
mengikuti kaidah-kaidah
yang benar
K. Bahasa terdiri atas
beberapa tataran gramatikal
antara lain kata, frase,
L. klausa, dan kalimat. Kata
merupakan tataran terendah
& kalimat merupakan tataran
M. tertinggi. Ketika Anda
menulis, kata merupakan
kunci utama dalam upaya
N. membentuk tulisan. Oleh
karena itu, sejumlah kata
dalam Bahasa Indonesia
harus
O. dipahami dengan baik,
agar ide dan pesan
seseorang dapat mudah
dimengerti.
P. Dengan demikian, kata-
kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus
dipahami
Q. dalam konteks alinea dan
wacana. Kata sebagai unsur
bahasa, tidak dapat
R. dipergunakan dengan
sewenang-wenang. Akan
tetapi, kata-kata tersebut
harus
S. digunakan dengan
mengikuti kaidah-kaidah
yang benar
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa,
dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi.
Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan.
Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik,
agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata
yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan
wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-
wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-
kaidah yang benar
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam
bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu
mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu,
ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa
kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa
kata merupakan bagian dari diksi
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam
bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu
mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu,
ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa
kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa
kata merupakan bagian dari diksi
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam
bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu
mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu,
ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa
kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa
kata merupakan bagian dari diksi
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah
daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan
sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang
berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan
kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk
menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi
oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut
mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar
sosial dalam cerita tersebut.
B. Rumusan masalah
1. jelaskan pengertian kosakata
2. apa saja jenis jenis kosakata
3. jelaskan pengertian diksi
4. apa fungsi diksi
5. apa persyaratan dan ketepatan diksi
C. tujuan
1. untuk mengetahui pengertian kosakata
2. untuk mengetahui jenis-jenis kosakata
3. untuk mengetahui pengertian diksi
4. untuk mengetahui jfungsi diksi
5. untuk mengetahui persyaratan dan ketepatan diksi

BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian kosakata
Kosakata (bahasa inggris: vocabulary) adalah himpunan katayang diketahui oleh
seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata
seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang
tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut
untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap
merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkatpendidikannya. Karenanya banyak
ujianstandar, sepertiSAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji
kosakata.Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian
penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan
seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murrid sekolahsering diajarkan kata-
kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang
menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.
Seseorang yang menguasai banyak kosakata dapat menyampaikan gagasannya
dengan baik. Namun, akan lebih baik jika dalam mengungkpakan gagasannya, ia dapat
memilih atau menempatkan kata secara tepat dan sesuai.
Menguasai kosakata bukan hanya mengetahui arti kata secara terpisah dan lepas,
tetapi harus mengerti arti kata tersebut apabila sudah ada dalam kalimat maupun konteks
yang lebih luas. Bahkan mampu menerapkan kata-kata tersebut dalam kalimat secara
tepat baik secara lisan maupun tertulis.Djiwandono (1996:43) mengatakan bahwa
penguasaan kosakata dapat dibedakan dalam penguasaanyang aktif-produktif dan
penguasaan yang pasif-reseptif. Lebih jauh lagi ia menjelaskan bahwa kosakata yang
merupakan bagian dari penguasaan aktif- produktif sering dikenal sebagai kosakata aktif,
yaitu kosakata yang dapat digunakan seorang pemakai bahasa secara wajar, dan tanpa
banyak kesulitan dalam mengungkapkan dirinya. Sebaliknya kosakata yang merupakan
bagian dari pasif-reseptif (kosakata-pasif), seorang pemakai bahasa orang lain, tanpa
mampu menggunakannya sendiri secara wajar dalam ungkapan-ungkapannya. Sementara
Halim, Burhan, dan Al Rasyid (1988:71) menyatakan bahwa penguasaan kosakata dibagi
menjadi dua, yaitu penguasaan kosakata ekspresif dan reseptif. Penguasaan kosakata
ekspresif digunakan untuk keperluan berbicara dan menulis,
sedangkan penguasaan kosakata reseptif digunakan untuk keperluan menyimak dan
membaca. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata ada dua
yaitu secara reseptif (pasif) dan produktif/ekspresif (aktif). Penguasaan kosakata reseptif
digunakan untuk komunikasi yang bersifat menerima seperti menyimak dan membaca.
Penguasaan kosakata produktif digunakan untuk komunikasi yang bersifat mengeluarkan
atau menyampaikan ide kepada orang lain seperti berbicara dan menulis.Menguasai suatu
bahasa berarti dapat memahami kosakata, memahami ejaan dengan baik, memahami
makna kosakata tersebut, dan menggunakannya dalam kalimat. Dalam mengartikan kata-
kata,seseorang harus memperhatikan makna yang tersurat dan tersirat
B. jenis-jenis kosakata
Menurut Tarigan, Dj. (1994) jenis kosakata dapat dikategorikan sebagai berikut ini.
a) Kosakata dasar
Kosakata dasar (basic vocabularry) adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau
sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain. Di bawah ini yang termasuk ke
dalam kosakata dasar yaitu:
1) Istilah kekerabatan, misalnya: ayah, anak, nenek, kakek, paman, bibi, mertua, dan
sebagainya.
2) Nama-nama bagian tubuh, misalnya: kepala, rambut, lidah dan sebagainya.
3) Kata ganti (diri, petunjuk), misalnya: saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu,
sana, sini dan sebagainya
4) Kata bilangan, misalnya: satu, dua, sepuluh, seratus, sejuta, dan sebagainya.
5) Kata kerja, misalnya: makan, minum, tidur, pergi, dan sebagainya.
6) Kata keadaan, misalnya: suka, duka, lapar, haus, dan sebagainya.
7) Kosakata benda, misalnya: tanah, udara, air, binatang, matahari, dan sebagainya.
b) Kosakata aktif dan kosakata pasif
Kosakata aktif ialah kosakata yang sering dipakai dalam berbicara atau menulis,
sedangkan kosakata pasif ialah kosakata yang jarang bahkan tidak pernah dipakai, tetapi
biasanya digunakan dalam istilah puitisasi. Sebagai contoh dapat tergambar dalam tabel
di bawah ini.
KOSAKATA AKTIF DAN PASIF
Kosakata Aktif Kosakata Pasif
Bunga, kembang Puspa, kusuma
Matahari Surya, mentari
Angin Bayu, puwana
Hati Kalbu
Jiwa Sukma
(zaman) dahulu Bahari
dsb. dsb.
c) Bentukan kosakata baru
Kosakata baru ini muncul disebabkan adanya sumber dalam dan sumber luar bahasa.
Sumber dalam diartikan sebagai kosakata swadaya bahasa Indonesia sendiri, sedangkan
sumber luar merupakan sumber yang berasal dari kata-kata bahasa lain. Kosakata sumber
luar ini meliputi pungutan dari bahasa daerah ataupun juga bahasa asing.
d) Kosakata umum dan khusus
Kosakata umum adalah kosakata yang sudah meluas ruang lingkup pemakaiannya dan
dapat menaungi berbagai hal, sedangkan kosakata khusus adalah kata tertentu, sempit,
dan terbatas dalam pemakaiannya.
e) Makna denotasi dan konotasi
Kridalaksana (dalam Tarigan, 1994:531) memberi definisi mengenai makna denotasi
yaitu kata atau kelompok kata yang didasarkan pada penunjukkan yang lugas pada
sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu, sifatnya objektif.
Makna denotasi ini biasa disebut juga dengan makna sebenarnya; makna yang mengacu
pada suatu referen tanpa ada makna embel-embel lain; bukan juga makna kiasan atau
perumpamaan. Makna denotasi ini tidak menimbulkan interpretasi dari pendengar atau
pembaca.
Makna konotasi adalah makna yang timbul dari pendengar atau pembaca dalam
menstimuli atau meresponnya. Dalam merespon ini terkandung emosional dan evaluatif
yang mengakibatkan munculnya nilai
rasa terhadap penggunaan atau pemakaian bahasa atau kata-kata tersebut. Dalam
pembagiannya, makna konotasi ini terbagi menjadi konotasi positif dan konotasi negatif.
Konotasi positif yaitu konotasi yang mengandung nilai ras tinggi, baik, halus, sopan dan
sebagainya. Misalnya: suami isteri, jenazah, nenek dan sebagainya. Sedangkan yang
dimaksud konotasi negatif adalah konotasi yang mengandung nilai rasa rendah, jelek,
kasar, kotor, porno, dan sebagainya. Misal: laki bini, buruh, mayat, bunting, udik, dan
sebagainya.
f) Kata tugas
Dalam Alwi (1999:287) mengatakan bahwa kata tugas dapat bermakna apabila
dirangkaikan dengan kata lain. Kata tugas ini hanya memiliki arti gramatikal seperti ke,
karena, dan, dari, dan sebagainya.

g) Kata benda (nomina)


Kata benda atau nomina dapat diklasifikasikan ke dalam tiga segi, yaitu dari segi
semantis, sintaksis, dan segi bentuk. Secara semantis kata benda adalah kata yang
mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Secara sintaksis
biasanya diikuti oleh kata sifat dan dapat diikuti kata ‘bukan’. Sedangkan dari segi bentuk
morfologinya, kata benda terdiri atas nomina bentuk dasar dan nomina turunan

C. Pengertian diksi
Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi
oleh penulis atau pembicara.[rujukan?] Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum
digambarkan dengan enunsiasi kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat
didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini
membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.

Dari buku Gorys Keraf (DIKSI DAN GAYA BAHASA (2002), hal. 24) dituliskan
beberapa point – point penting tentang diksi, yaitu :
 Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai
untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang
tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik
digunakan dalam suatu situasi.
 Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa –
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar.
 Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah
besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud
pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki
suatu bahasa.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks
sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu
kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang
berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan
kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif.
Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata
dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua
ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau
kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin
disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi
pilihan kata, diantaranya :
 Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
 Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai
dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.

Menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat


bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi
jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.

D. Fungsi diksi
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep,
pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah.
Adapun fungsi diksi antara lain :
a. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d. Mencegah perbedaan penafsiran.
e. Mencagah salah pemahaman.
f. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

E. Persyaeratan dan ketepatan diksi


Ketepatan adalah kamampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang
sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan
oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha
secermat mungkin memilih kata-kata untuk mencapai magsud tertentu. Ketepatan tidak
akan menimbulkan salah paham
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata untuk mencapai
ketepatan pilihan katanya itu.
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi. Dari kedua kata yang
mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia harus menetapkan mana yang akan
dipergunakannya untuk mencapai magsudnya. Kalau hanya pengertian dasar yang
diinginkannnya, ia harus memilih kata yang denotatif, kalau ia menghendaki reaksi
emosional tertentu, ia harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang
akan dicapainya itu
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim. Kata-kata
bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling melengkapi. Sebab itu,
penulis atau pembicara harus hati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada, untuk
menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga tidak timbul interpretasi yang
berlainan.
3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya. Bila penulis sendiri tidak mampu
membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu, maka akan membawa akibat yang
tidak diinginkan, yaitu salah paham. Kata-kata yang mirip dalam tulisannya itu
misalnya : bahwa-bawah-bawa, proposisi-preposisi, korparasi- koperasi, dan
sebagainya.
4.Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri. Bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai
dengan perkembangan masyarakat. Pemkembahan bahasa pertama-tama tampak dari
pertambahan jumlah kata baru. Namun hal itu tidak berarti bahwa setiap orang
boleh menciptakan kata baru seenaknya. Kata baru biasanya muncu untuk pertama kali
karna dipakai oleh orang-orang terkenal atau pengarang terkenal. Bila anggota
masyarakat lainnya menerima kata itu, maka lama-kelamaan kata itu akan menjadi
milik masyarakat. Neologisme atau kata baru atau penggunaan sebuah kata lama
dengan makna dan fungsi yang baru termasuk dalam kelompok ini
5.Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang
mengandung akhiran asing tersebut. Perhatikan penggunaan : idiom-idiomatic,
progres-progresif, kultur-kultural, dan sebagainya.
6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
7. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis : ingat
akan bukan ingat terhadap; berharap, berharap akan, mengharapkan bukan mengharap
akan; berbahaya, berbahaya bagi, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi
sesuatu; takut akan, menakuti sesuatu (lokatif)
8.Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata
umum dan kata khusus. Kata umum digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide
yang umum, sedangkan kata khusus digunakan untuk seluk beluknya atau perinciannya.
Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu dari pada kata umum.
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah
dikenal.
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata

BAB III
PEENUTUP
A. Kesimpulan
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih
kata untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis,
sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau
penulis.Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam
menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga
merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca
serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik. Kata yang
tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pembentukan kata atau
istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat
yang khas dalam bidang tertentu.Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa diksi mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis
ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya dengan maksud agar
pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penuli

B. Kritik dan saran


Dengan adanya makalah ini dapat mengetahui lebih mendalam tentang
diksi atau pemilihan kata Melalui makalah ini supaya penulis dapat
memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang
cerdas dan berbudi pekerti yang baik. Penulis menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak, untuk dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta. Moeliono,
Anton, 1991. Santun bahasa, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugono, Dendy, 2003.
Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,Jakarta.
https://www.merdeka.com/jabar/diksi-adalah-pilihan-kata-ketahui-tujuan-fungsi- dan-ciri-
cirinya-kln.html https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-diksi.html
https://hot.liputan6.com/read/4386506/diksi-adalah-pilihan-kata-kenali-ciri-ciri- jenis-dan-
fungsinya

Anda mungkin juga menyukai