Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

NamaMahasiswa : MARJANA

NomorIndukMahasiswa/NIM : 042354185

Kode/NamaMataKuliah : EKSI4310/AUDIT II

Kode/NamaUPBJJ : 14/PADANG

MasaUjian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
NASKAH TUGAS MATA KULIAH KE-3
AUDIT II
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER : 2022/23.2 (2023.1)

1. Pertanyaan :
A. Tes substantif apa saja yang dapat dilakukan untuk saldo ekuitas pemegang saham dan berikan
vontoh langkah-langkah tiap tes substantif untuk asersi saldo ekuitas pemegang saham!
Jawaban:
Tes substantif yang dapat dilakukan untuk saldo ekuitas pemegang saham meliputi:
a. Konfirmasi saldo ekuitas pemegang saham: Pemeriksa dapat mengirimkan surat konfirmasi
kepada pemegang saham utama untuk memverifikasi jumlah saham yang dimiliki dan nilai
saldo ekuitas mereka.
Contoh langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tes ini adalah sebagai berikut:
 Mengidentifikasi pemegang saham utama yang perlu dikonfirmasi.
 Menyiapkan surat konfirmasi yang berisi informasi tentang jumlah saham yang
dimiliki oleh pemegang saham dan nilai saldo ekuitas mereka.
 Mengirimkan surat konfirmasi kepada pemegang saham utama.
 Menerima balasan konfirmasi dari pemegang saham dan membandingkannya dengan
data perusahaan.
b. Penelaahan dokumentasi pendukung: Pemeriksa dapat menelaah dokumen pendukung yang
terkait dengan transaksi ekuitas pemegang saham, seperti kontrak saham, perjanjian
pemegang saham, atau perubahan struktur modal. Langkah-langkah dalam tes ini meliputi:
 Mengumpulkan dan menelaah dokumen-dokumen yang terkait dengan transaksi
ekuitas pemegang saham.
 Memeriksa apakah dokumen-dokumen tersebut sesuai dengan ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku.
 Membandingkan informasi dalam dokumen-dokumen dengan catatan perusahaan
untuk memastikan konsistensi dan kebenaran saldo ekuitas pemegang saham.
c. Pengujian substantif atas perubahan ekuitas: Pemeriksa dapat melakukan pengujian atas
perubahan ekuitas pemegang saham untuk memastikan bahwa transaksi ekuitas telah dicatat
dengan benar. Contoh langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tes ini antara lain:
 Memeriksa bukti transaksi ekuitas, seperti sertifikat saham atau konfirmasi
pembayaran.
 Memverifikasi apakah perubahan ekuitas telah dicatat dengan benar dalam jurnal dan
buku besar perusahaan.
 Melakukan reconciliasi antara perubahan ekuitas yang dicatat dengan informasi yang
tercatat dalam sistem informasi perusahaan.

B. Beberapa rasio yang biasa digunakan untuk mengevaluasi kewajaran ekuitas pemegang saham
antara lain:
a. Rasio Laba Bersih terhadap Ekuitas Pemegang Saham: Rasio ini mengukur efisiensi
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bagi pemegang saham. Rumusnya adalah:
Laba Bersih / Ekuitas Pemegang Saham.
b. Rasio Dividen terhadap Ekuitas Pemegang Saham: Rasio ini menunjukkan seberapa besar
dividen yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham relatif terhadap ekuitas
pemegang saham. Rumusnya adalah: Dividen / Ekuitas Pemegang Saham.
c. Rasio Harga Saham terhadap Laba per Saham (Price-Earnings Ratio): Rasio ini
menggambarkan berapa kali harga saham lebih tinggi dari laba per saham yang dihasilkan
oleh perusahaan. Rumusnya adalah: Harga Saham / Laba per Saham.

C. Berikut adalah contoh kertas kerja pemeriksaan untuk modal saham:


Nama Perusahaan: XYZ Corp
Tanggal Pemeriksaan: 1 Januari 2023
a. Tujuan Pemeriksaan:
 Memverifikasi kewajaran dan keabsahan saldo modal saham perusahaan.
 Memastikan pencatatan dan pengungkapan modal saham yang akurat dan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku.
b. Langkah-langkah Pemeriksaan:
a) Mengumpulkan dan menelaah dokumen pendukung:
 Akta Pendirian Perusahaan beserta perubahannya.
 Daftar pemegang saham dan jumlah saham yang dimiliki.
 Laporan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham terkait perubahan modal saham.
 Surat konfirmasi dari pemegang saham utama.
b) Memeriksa pencatatan akuntansi:
 Membandingkan catatan modal saham dengan dokumen pendukung yang ada.
 Memeriksa jurnal dan buku besar perusahaan terkait transaksi modal saham.
 Menyusun reconciliasi antara perubahan modal saham dengan informasi yang tercatat
dalam sistem informasi perusahaan.
c) Melakukan pengujian substantif:
 Mengonfirmasi saldo modal saham dengan pemegang saham utama.
 Memeriksa bukti transaksi modal saham, seperti sertifikat saham atau konfirmasi
pembayaran.
 Memverifikasi perubahan modal saham yang dicatat dalam jurnal dan buku besar
perusahaan.
c. Temuan dan Rekomendasi:
 Temuan: Terdapat kesalahan pencatatan pada transaksi modal saham tanggal 15
Desember 2022. Jumlah saham yang diterbitkan tidak sesuai dengan laporan keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham.
 Rekomendasi: Perusahaan disarankan untuk melakukan koreksi pencatatan dan
pengungkapan yang sesuai dengan jumlah saham yang telah disepakati dalam Rapat
Umum Pemegang Saham.

2. Pertanyaan
A. Jelaskan bagaimana prosedur yang digunakan untuk mendeteksi lapping tesebut dan
berikan contoh ilustrasi kasus lapping beserta prosedur pendeteksiannya!
Jawaban:
Untuk mendeteksi lapping, ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan. Berikut adalah
prosedur umum yang digunakan untuk mendeteksi kasus lapping:
a. Analisis Rekonsiliasi Bank: Rekonsiliasi bank yang teratur dan teliti dapat membantu
dalam mendeteksi ketidaksesuaian atau ketidakteraturan dalam transaksi kas. Proses ini
melibatkan membandingkan catatan internal perusahaan dengan laporan bank yang resmi.
Jika ada perbedaan yang signifikan antara dua catatan tersebut, bisa menjadi indikasi
adanya lapping.
Contoh Ilustrasi Kasus Lapping:
Misalkan perusahaan memiliki seorang karyawan yang bertanggung jawab untuk
memproses penerimaan kas dari pelanggan. Karyawan ini memiliki akses ke uang tunai
yang diterima dari pelanggan dan kemudian melakukan pencatatan dalam sistem internal
perusahaan.
Dalam kasus lapping, karyawan tersebut menggunakan uang tunai yang baru diterima dari
pelanggan kedua untuk menutupi kekurangan atau pencurian uang yang dilakukan
sebelumnya. Misalnya, karyawan tersebut mencuri sejumlah uang tunai dari penerimaan
kas pelanggan pertama. Ketika penerimaan kas pelanggan kedua masuk, karyawan
tersebut menggunakan uang tersebut untuk menutupi kekurangan kas pada penerimaan
kas pelanggan pertama.
Prosedur Pendeteksian Lapping:
 Bandingkan laporan rekening bank dengan catatan internal perusahaan.
 Periksa apakah ada ketidakteraturan atau perbedaan yang signifikan antara jumlah
penerimaan kas yang tercatat di dalam sistem dan jumlah yang tercantum dalam
laporan rekening bank.
 Perhatikan pola-pola yang mencurigakan, seperti penundaan dalam pemrosesan
penerimaan kas, penyesuaian yang tidak biasa, atau kesalahan-kesalahan yang
terjadi dalam catatan internal.
 Lakukan pemeriksaan acak dan tak terduga terhadap penerimaan kas. Misalnya,
lakukan pencocokan antara penerimaan kas yang tercatat dalam sistem dengan
penerimaan kas yang ada secara fisik.
 Tinjau kembali rekonsiliasi bank sebelumnya untuk mencari perbedaan yang
belum terdeteksi.
b. Analisis Pola dan Trend: Melakukan analisis pola dan tren penerimaan kas dapat
membantu dalam mendeteksi adanya lapping. Perhatikan apakah ada pola yang tidak
biasa, seperti peningkatan yang tiba-tiba atau penurunan yang mencurigakan dalam
jumlah penerimaan kas dari pelanggan tertentu.
Contoh Ilustrasi Kasus Lapping: Misalkan seorang karyawan secara teratur mencatat
jumlah penerimaan kas yang lebih rendah dari pelanggan tertentu dalam sistem,
sementara sebenarnya jumlah yang diterima dari pelanggan tersebut jauh lebih besar.
Karyawan tersebut menggunakan perbedaan tersebut untuk menutupi kekurangan yang
sebelumnya telah dilakukan pada penerimaan kas dari pelanggan lain.
Prosedur Pendeteksian Lapping:
 Identifikasi pola atau tren yang tidak biasa dalam jumlah penerimaan kas dari
pelanggan tertentu.
 Periksa apakah ada perbedaan signifikan antara jumlah yang tercatat dalam sistem
dengan jumlah yang seharusnya diterima dari pelanggan tersebut.
 Lakukan penelusuran terhadap catatan penerimaan kas pelanggan secara manual
untuk memastikan kebenaran jumlah yang seharusnya diterima.

B. Buatlah Rekonsiliasi bank untuk PT Kukuh Sentosa dan buatlah jurnal penyesuainnya!
Jawaban:

Saldo bank 45.000.000 Saldo Kas 45.000.000


Ditambah ditambah
Setoran 22.000.000 Penarikan 25.000.000
Transperan PT merbabu 30.000.000 25.000.000
100.000.000
dikurangi
Dikurangi Setoran 22.000.000
Pembayara utang PT Tugu 25.000.000 Transperan PT merbabu 30.000.000
Salah catat 7.000.000 Transfer PT wilis 15.000.000
Pembayara utang PT garuda 17.000.000 Jasa giro 300.000
(49.000.000) (67.300.000)
Saldo akhir 51.000.000 Saldo akhir 2.700.000

Jurnal penyesuaian:
Kas 7.000.000
Kas bank 7.000.000

3. Pertanyaan
A. Evaluasi kelangsungan usaha klien dapat mempengaruhi opini audit jika terdapat ketidak
pastian yang signifikan mengenai kemampuan klien untuk melanjutkan operasinya secara
normal. Jika hasil evaluasi kelangsungan usaha menunjukkan adanya ketidakpastian yang
signifikan, auditor perlu mempertimbangkan apakah kondisi tersebut dapat menyebabkan
keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk melanjutkan usahanya. Jika auditor
yakin bahwa ketidakpastian tersebut akan berdampak pada kemampuan klien untuk
melanjutkan usahanya, opini audit dapat dipengaruhi dan mungkin perlu dicatat dalam laporan
auditor.
B. Daftar cek laporan keuangan digunakan untuk memastikan bahwa tinjauan teknis laporan
keuangan telah dilakukan dengan cermat dan komprehensif. Tujuannya adalah untuk
membantu auditor dalam memeriksa kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi
yang berlaku dan peraturan perundang-undangan yang relevan. Beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dalam tinjauan teknis laporan keuangan antara lain:
 Kesesuaian pengungkapan: Memastikan bahwa laporan keuangan mengungkapkan
informasi yang relevan secara cukup dan memadai.
 Konsistensi: Memeriksa konsistensi pengukuran dan pengungkapan dalam laporan
keuangan dari periode ke periode.
 Penilaian dan estimasi akuntansi: Memeriksa apakah penilaian dan estimasi yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan wajar dan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku.
 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan: Memeriksa apakah laporan
keuangan memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Dalam pengkomunikasian masalah pengendalian internal dalam laporan audit, auditor perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
 Identifikasi kelemahan pengendalian internal: Auditor perlu mengidentifikasi
kelemahan-kelemahan dalam pengendalian internal yang dapat mempengaruhi
pengamanan aset, keandalan informasi keuangan, atau efektivitas operasional
perusahaan.
 Penilaian tingkat keparahan: Auditor perlu menilai tingkat keparahan dari setiap
kelemahan yang ditemukan dalam pengendalian internal.
 Implikasi terhadap audit: Auditor perlu mempertimbangkan dampak dari kelemahan
pengendalian internal terhadap audit dan opini audit yang akan diberikan.
 Rekomendasi perbaikan: Auditor dapat memberikan rekomendasi perbaikan kepada
manajemen perusahaan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan
dalam pengendalian internal.
 Penyampaian dengan jelas: Auditor harus menyampaikan temuan-temuan
pengendalian internal dengan jelas dan tepat dalam laporan audit, sehingga pihak-
pihak yang berkepentingan dapat memahami masalah tersebut dan mengambil
tindakan yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai