Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No.

2 /Desember 2017 (152-160)

POLA ARUS DAN TRANSPOR SEDIMEN


PADA KASUS PEMBENTUKAN TANAH TIMBUL
PULAU PUTERI KABUPATEN KARAWANG

Andi W. Dwinanto, Noir P. Purba, Syawaludin A. Harahap, dan Mega L. Syamsudin


Universitas Padjadjaran

Abstrak
Tanah timbul adalah salah satu fenomena yang diakibatkan oleh pengendapan sedimen. Keberadaan tanah
timbul akan menyebabkan perubahan pola sirkulasi arus dimana akan menyebabkan perubahan kecepatan arus
dan gelombang, sedimentasi maupun kedalaman. Perubahan sirkulasi arus menyebabkan efek yang berantai
terhadap suatu ekosistem. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola pasang surut, karakteristik
pola arus, dan transpor sedimen sebelum dan sesudah Pulau Puetri terbentuk. Hasil penelitian karakteristik pola
arus perairan Pulau Puteri sebelum terbentuk saat surut terendah dengan kecepatan arus tertinggi berkisar antara
0,266 hingga 0,293 m/s dan pergerakan arus bergerak dari arah timur dan arah barat menuju utara pantai
Cikiong. Pada saat pasang tertinggi, kecepatan arus tertinggi berkisar di antara 0,32 hingga 0,346 m/s dan
pergerakan arus bergerak dari arah barat menuju timur pantai Cikiong. Karakteristik pola arus perairan Pulau
Puteri setelah terbentuk saat surut terendah dengan kecepatan arus tertinggi berkisar di atas 0,373 m/s dan
pergerakan arus bergerak dari arah selatan menuju utara Pulau Puteri. Pada saat pasang tertinggi, kecepatan arus
tertinggi berkisar di antara 0,346 hingga 0,373 m/s dan pergerakan arus bergerak dari arah selatan dan barat
bergerak menuju arah timur Pulau Puteri. Pengendapan sedimen tertinggi pada saat sebelum Pulau Puteri
terbentuk berada di sekitar area muara sungai, sedangkan pengendapan sedimen tertinggi pada saat setelah Pulau
Puteri terbentuk berada di sekitar selatan Pulau Puteri.

Kata Kunci: Pasang surut, pola arus, transpor sedimen, pemodelan, tanah timbul, Pulau Puteri

PENDAHULUAN Dinamika perairan laut sangat kompleks


terutama di perairan dangkal dan pesisir. Terdapat

152
Andi W. Dwinanto: Pola Arus Dan Transpor Sedimen Pada Kasus Pembentukan.........

fenomena alam terjadi di pesisir perairan antara lain sebagai penggerak utama dan nilai inputan
abrasi dan akresi pantai, saltasi, dan fenomena yang konstan sebagai masukan konsentrasi
tanah timbul. Fenomena yang tanah timbul terjadi sedimen tersuspensi (Sinaga et al, 2013).
akibat kondisi oseanografi yang menyebabkan Dengan menggunakan model hidro-
pengendapan sedimen di suatu tempat. Hutabarat
oseanografi akan terlihat pergerakan pola arus
dan Evans (1985) menyatakan arus merupakan
salah satu faktor yang berperan dalam dan transpor sedimen sebelum dan sesudah
pengangkutan sedimen di daerah pantai. Sedimen terbentuknya Pulau Puteri. Pengambilan data
tersebut akan terperangkap di suatu tempat jika penelitian mengacu pada Lim et al (2014)
kondisi arus dan oseanografi lainnya tidak dominan untuk pengukuran parameter arus; Ishikawa et
dibandingkan gaya gravitasi. Salah satu fenomena al (2014); Kusmanto & Setyawan (2013) untuk
yang diakibatkan oleh pengendapan sedimen yakni analisis citra. Pada penelitian ini dibutuhkan
tanah timbul. Tanah timbul merupakan sebuah data pola arus, pasang surut, sedimen,
daratan yang muncul akibat adanya endapan batimetri, dan angin untuk diperoleh
sedimen yang terbawa oleh arus yang selanjutnya karakteristik oseanografi pada perairan Pulau
mengalami perubahan ketinggian permukaan.
Puteri. Hal ini dikarenakan keberadaan tanah
Dalam studi kasus kali ini mengambil kajian
tanah timbul yang dinamakan oleh warga setempat timbul akan menyebabkan perubahan pola
Pulau Puteri di kawasan pantai Cikiong Desa sirkulasi arus dimana akan menyebabkan
Segarjaya Kab. Karawang, Jawa Barat. Pulau Puteri perubahan kecepatan arus dan gelombang,
awalnya muncul sekitar tahun 2002. Pulau Puteri sedimentasi maupun kedalaman. Perubahan
berada pada titik koordinat 107.171026o BT dan sirkulasi arus menyebabkan efek yang berantai
dan -5.987623o LS. Asal mula muncul karena terhadap suatu ekosistem.
dibuat peng-hambat arus laut yang terbuat dari
karung-karung yang diisi pasir sehingga material METODE PENELITIAN
yang dibawa oleh arus laut mengendap dengan
posisi memanjang sejajar dengan bibir pantai Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni
cikiong. Tanah Timbul Pulau Puteri tidak hingga Juli 2016. Lokasi penelitian bertempat di
tenggelam pada saat keadaan pesisir sedang pasang Pulau Puteri. Pulau Puteri secara administratif
dan diprediksikan akan masih menga-lami berada di Desa Segarjaya, Kecamatan Batujaya,
perluasan pulau. Pulau baru ini muncul Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Wilayah
mengakibatkan perbedaan kondisi oseanografi di penelitian yaitu Pulau Puteri ditujukan oleh kotak
sekitar perairan pantai cikiong yang di mana berwarna merah dengan luasan koordinat Pulau
mempengaruhi karakteristik arus sebelum dan Puteri 107.1487510BT hingga 107.1982660BT dan -
sesudah terbentuknya pulau Puteri tersebut. 5.9915260LS hingga -5.9660960LS. Uji sampel
Berdasarkan atas uraian diatas diperlu- sedimen dilakukan pada bulan April 2016 di
kan suatu kajian untuk mengetahui karak- Laboratorium Ilmu Kelautan Universitas
teristik oseanografi sesudah dan sebelum tanah Padjadjaran. Pengolahan data dilakukan di
timbul di perairan Karawang, yaitu dengan Laboratorium Komputer Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan
melakukan simulasi menggunakan model
Personal Computer (PC). Metode yang digunakan
hidro-oseanografi sebelum dan sesudah terben- dalam penelitian ini adalah metode observasi yaitu
tuknya tanah timbul dengan menggunakan suatu pemeriksaan atau penelitian suatu kondisi di
perangkat lunak MIKE dan pemanfaatan data alam dengan interpretasi menggunakan pemodelan
citra satelit. Penggunaan model pada penelitian hidrodinamika secara sistematis, sederhana, dan
ini lebih pada tujuan efisiensi dengan pertim- cepat. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi
bangan biaya dan waktu yang dibutuhkan yang atau gambaran secara faktual dan akurat mengenai
(Latief, 2002 dalam Sinaga, 2006). Model fakta-fakta serta hubungan fenomena-fenomena
digunakan merupakan model hidrodinamika yang diamati (Nasir 1983).
dengan data batimetri dan data pasang surut

153
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (152-160)

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam Data yang digunakan sebagai inputan berupa
tiga tahap, yaitu tahap pertama, tahap kedua, data batimetri yang bersumber dari peta
dan tahap akhir. Pada tahap pertama dari batimetri Topex dan pengambilan data
penelitian dengan mencari tentang literatur lapangan langsung dan data angin yang
penelitian dan sumber pustaka tentang tanah digunakan sebagai pembangkit arus
timbul Pulau Puteri sebagai referensi. Pada permukaan menggunakan data dari Ascat. Data
saat ground check data yang diambil yaitu data pasang surut digunakan sebagai input data
batimetri, sedimen dan pasang surut. Data model dari hasil pengukuran langsung di
pasang surut dapat didapat dengan simulasi lapanganan. Pada Model Hidro-dinamika
menggunakan perangkat MIKE. Sedangkan perairan Pulau Puteri dilakukan 2 simulasi.
data angin merupakan data penunjang yang Simulasi pertama pada saat Pulau Puteri belum
diunduh. Dalam pembuatan model hidro- terbentuk yaitu tahun 2002 dan simulasi yang
oseanografi, maka dibutuhkan data (Tabel 1). kedua pada tahun 2016 pada saat dimana Pulau
Proses analisis citra satelit juga di- Puteri sudah terbentuk. Simulasi dilakukan
butuhkan dalam penelitian seperti mengamati pada tanggal 25 Juni hingga 25 Juli tahun 2002
perubahan secara visual keadaan pulau pada dan 2016 dimana pada waktu tersebut peraira
saat ini dan tahun-tahun sebelumnya. Setelah laut Jawa sedang mengalami angin musim
mendapatkan data penunjang dan data utama timur yang di mana angin yang berasal dari
selanjutnya membuat model Hidro-oseanografi arah Australia ke arah asia. Sistem muson ini
pola arus dan transport sedimen pada Pulau disebabkan karena adanya perbedaan tekanan
Puteri dengan membuat dua scenario, terdiri udara yang merupakan hasil pengaruh
dari model dengan adanya pulau dan tanpa ketidakseimbangan pemanasan sinar matahari
adanya pulau. Selanjutnya menghasilkan (Hutabarat dan Evans 1986). Simulasi
model hidrooseanografi sebelum dan sesudah digambarkan per hari setiap surut terendah
Pulau Puteri terbentuk, melakukan interpretasi masing-masing dengan waktu yang bersamaan
dan melakukan penarikan sebuah kesimpulan. pada pukul 00:00 WIB. Simulasi
hidrodinamika menggambarkan pergerakan
HASIL DAN PEMBAHASAN arus yang dipengaruhi oleh pasang surut dan
Pola Arus Pada Surut Terendah Tahun juga syarat batas kedalaman perairan. Dapat
2002 dan 2016 dilihat simulasi model arus pada surut terendah
Simulasi Hidro-dinamika menggunakan tahun 2002 dan 2016 pada Gambar 2.
model numerik 2 dimensi secara horizontal.

Tabel 1. Data Penelitian

154
Andi W. Dwinanto: Pola Arus Dan Transpor Sedimen Pada Kasus Pembentukan.........

No Data Set Tahun Resolusi Sumber Website


Temporal Spasial
1 Angin 2002 Bulanan 4km Ascat www.noaa.gov
2016 Bulanan 4km Ascat www.noaa.gov
2 Batimetri 2016 Insitu
3 Batimetri 2016 6km Topex topex.ucsd.edu/cgi-bin/get_srtm30.cgi
4 Pasut 2016 2 jam Insitu
5 Pasut Prediksi 2002 1 jam MIKE
2016 1 jam MIKE

Profil pola arus pada tanggal 10 Juli 5.9900 LS dan 107.1650 BT – 107.1700 BT
tahun 2002 pukul 00.00 WIB merupakan hasil yang berada tepat di sebelah barat muara anak
model Hidro-dinamika (Gambar 2a). Hasil dari sungai Citarum dengan kecepatan arus berkisar
simulasi Hidro-dinamika time-step 360 di atas 0,373 m/s yang terbilang cukup tinggi
menunjukan bahwa nilai kecepatan arus dibandingkan di daerah lainnya. Terlihat arah
tertinggi berkisar antara 0,240 hingga 0,266 arus bergerak dari arah selatan menuju utara
m/s serta nilai kecepatan arus terendah berkisar tanah timbul Pulau Puteri.
pada 0,0 hingga 0,026 m/s. Terlihat kondisi
arus pada bulan Juni-Juli 2002 bergerak dari Pola Arus Pada Pasang Tertinggi Tahun
arah timur dan arah barat menuju utara pantai 2002 dan 2016
Cikiong. Profil pola arus pada tanggal 3 Juli Profil pola arus pada tanggal 10 Juli tahun
tahun 2016 pukul 00.00 WIB merupakan hasil 2002 pukul 14.00 WIB merupakan hasil model
model Hidro-dinamika (Gambar 2b). Hasil dari Hidro-dinamika (Gambar 3a). Hasil dari
simulasi Hidro-dinamika time-step 192 simulasi Hidro-dinamika time-step 374
menunjukan bahwa nilai surut terendah di menunjukan bahwa nilai kecepatan arus
wilayah tanah timbul Pulau Puteri pada tanggal tertinggi berkisar di atas 0,373 m/s dan nilai
3 Juli jam 00.00 dengan nilai surutan terendah kecepatan arus terendah 0,0 m/s. Profil pola
berkisar diantara -0,30 m hingga -0,31 m dan arus pada tanggal 3 Juli tahun 2016 pukul
nilai kecepatan arus tertinggi berkisar di atas 14.00 WIB merupakan hasil model Hidro-
0,373 m/s sedangkan nilai kecepatan arus dinamika (Gambar 3b). Hasil dari simulasi
terendah adalah 0,0 m/s. Pada Gambar 2b Hidro-dinamika time-step 206 menunjukan
terdapat perbedaan kecepatan arus di perairan bahwa nilai kecepatan arus tertinggi berkisar di
Pulau Puteri yang terletak di antara koordinat atas 0,373 m/s dan nilai kecepatan arus
di antara koordinat 5.9840 LS - 5.9860 LS dan terendah adalah 0,0 m/s.
107.1830 BT – 107.1880 BT dan 5.9880 LS -

Gambar 2. Kecepatan Arus Pada Surutan Terendah (a) Juni – Juli 2002 Sebelum Tanah Timbul Pulau
Puteri Terbentuk; (b) Juni – Juli 2016 Sesudah Tanah Timbul Pulau Puteri Terbentuk

155
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (152-160)

Gambar 3. Kecepatan Arus Pada Pasang Tertinggi (a) Tahun 2002 Sebelum Pulau Puteri
Terbentuk; (b) Tahun 2016 Sesudah Pulau Puteri Terbentuk

Pada Gambar 3a menjelaskan hasil nilai Gambar 6b nilai kecepatan arus terendah
pasang tertinggi di wilayah perairan Pantai berkisar di antara 0,00 hingga 0,026 m/s yang
Cikiong pada tanggal 10 Juli 2002 jam 14.00 terdapat di sebelah utara dan barat Pulau Puteri
dengan nilai pasang tertinggi berkisar 0,48 m yang ditandai oleh warna biru keunguan.
sampai 0,49 m dan nilai kecepatan arus Terlihat arah arus pada Gambar 3b dari arah
tertinggi berkisar di atas 0,293 m/s serta nilai selatan dan barat bergerak menuju arah timur
kecepatan arus terendah 0,00 m/s. Pada Pulau Puteri.
gambar terdapat perbedaan kecepatan arus di
perairan Pantai Cikiong yang terletak di antara Transpor Sedimen Tahun 2002
koordinat 5.9600 LS - 5.9680 LS dan 107.1950
BT – 107.2000 BT dengan kecepatan arus Hasil simulasi transpor sedimen dengan
0,266 hingga 0,293 m/s yang terbilang cukup waktu simulasi selama 1 bulan (25 Juni – 24
tinggi dibandingkan di daerah lainnya. Terlihat Juli 2002) memperlihatkan perpindahan
arah arus pada Gambar 3a bergerak dari arah sedimen pada wilayah perairan Pantai Cikiong.
barat menuju timur pantai Cikiong. Simulasi digambarkan per hari setiap surut
Berdasarkan Gambar 3b pada tahun 2016 hasil terendah pada pukul 00:00 WIB dan pasang
nilai pasang tertinggi di wilayah Pulau Puteri tertinggi 14:00 WIB. Simulasi transport
pada tanggal 3 Juli jam 14.00 dengan nilai sedimen menggambarkan pergerakan dan
pasang tertinggi berkisar antara 0,42 m hingga perpindahan sedimen yang dipengaruhi oleh
0,43 m dan nilai kecepatan arus tertinggi arus, pasang surut, maupun kedalaman dasar
berkisar di antara 0,266 hingga 0,293 m/s yang laut. Seperti yang ditujukan pada Gambar 4
terletak di antara koordinat 5.9640 LS - 5.9680 dimana pergerakan sedimen pada saat menuju
LS dan 107.1950 BT – 107.20 BT. Pada surut terendah.

Gambar 4. Transpor Sedimen Menuju Surut Terendah Bulan Juni - Juli Tahun 2002. (a) 3 Jam
Sebelum Surut Terendah; (b) 2 Jam Sebelum Surut Terendah; (c) 1 Jam Sebelum
Surut Terendah; (d) Surut Terendah

156
Andi W. Dwinanto: Pola Arus Dan Transpor Sedimen Pada Kasus Pembentukan.........

Dapat dilihat pada Gambar 4 profil Dapat dilihat pada Gambar 5 profil
transpor sedimen tiga jam menuju surut paling trasnpor sedimen tiga jam menuju pasang
rendah yaitu pukul 00.00 WIB. Pengendapan paling tertinggi yaitu pukul 14.00 WIB.
sedimen paling tinggi terjadi di sekitar muara Pengendapan sedimen paling tinggi terjadi di
dengan ditunjukannya warna hijau hingga yang sekitar muara dengan ditunjukannya warna
paling tinggi adalah warna merah. biru muda hingga yang paling tinggi adalah
Pengendapan semakin tinggi dan luas saat warna kuning kecoklatan. Arus mengarah ke
menuju surut terendah, arus dari arah barat timur dari barat mempengaruhi pengendapan
muara mempengaruhi pergerakan sedimen sedimen sehingga pengendapan pada pasang
sehingga pengendapan sedimen di sebelah tertinggi bergerak ke arah timur muara.
timur muara menjadi semakin tinggi. Profil Pengendapan tertinggi terjadi di pesisir pantai
transpor sedimen pada tanggal 10 Juli tahun Cikiong yang ditunjukan dengan warna kuning
2002 pukul 00.00 WIB merupakan hasil model kecoklatan. Hasil dari simulasi transpor
Mud Transport (Gambar 4d). Hasil dari sedimen time-step 374 menjelaskan hasil nilai
simulasi transpor sedimen time-step 360 pasang tertinggi di wilayah perairan Pantai
menunjukan bahwa nilai tanspor sedimen Cikiong pada tanggal 10 Juli tahun 2002 jam
tertinggi berkisar antara 6.5 x 10 -7 kg/m2/s 14.00 dengan nilai pasang tertinggi berkisar
hingga 7 x 10-7 kg/m2/s serta nilai transpor 0,48 sampai 0,49 m dan nilai transpor sedimen
sedimen terendah adalah 0 kg/m2/s. Sedimen tertinggi berkisar antara 6 x 10-7 hingga 6.5x
bergerak ke arah barat, utara hingga timur 10-7 kg/m2/s serta nilai transpor sedimen
muara, dapat dilihat pada area pantai yang terendah adalah 0,0 kg/m2/s (Gambar 10).
mendekati muara terdapat warna yang berbeda. Sedimen bergerak ke arah timur muara dengan
Pada area barat hingga utara muara terdapat ditandai warna biru hingga berwarna kuning
warna biru tua hingga biru muda dengan nilai kecoklatan dengan nilai 5 x 10 -8 hingga 6.5 x
5 x 10-8 hingga 3 x 10-7 kg/m2/s. Pada area 10-7 kg/m2/s. Dapat diperhatikan bahwa saat
utara hingga timur muara terdapat warna hijau pasang tertinggi, arus bergerak searah dari
muda hingga warna orange dengan nilai 3 x barat menuju timur sehingga sedimen yang
10-7 hingga 7 x 10-7 kg/m2/s, hal ini berasal dari muara mengendap ke arah timur
menunjukan pengendapan sedimen terbanyak muara. Rekap nilai transport sedimen pada saat
terjadi pada area utara muara hingga timur surut terendah dan pasang tertinggi tahun 2002
muara. Kondisi perairan berbeda pada saat dapat dilihat pada Tabel 2.
menuju pasang tertinggi dapat dilihat pada
Gambar 5.

Gambar 5. Transpor Sedimen Menuju Pasang Tertinggi Bulan Juni - Juli Tahun 2002. (a) 3
Jam Sebelum Pasang Tertinggi; (b) 2 Jam Sebelum Pasang Tertinggi; (c) 1 Jam
Sebelum Pasang Tertinggi; (d) Pasang Tertinggi

157
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (152-160)

Tabel 2. Rekap Nilai Transpor Sedimen Tahun 2002


Tanggal Waktu Sedimen Tertinggi Sedimen Terendah
No Pasang Surut (Meter)
(2002) (WIB) (kg/m2/s) (kg/m2/s)
1 10 Juli 00.00 -0,39 hingga -0,40 6.5 x 10-7 hingga 7 x 10-7 0,0
2 10 Juli 14.00 0,48 sampai 0,49 6 x 10-7 hingga 6.5 x 10-7 0,0

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada Transpor Sedimen Tahun 2016
surut terendah nilai sedimen tertinggi lebih
tinggi dari saat pasang tertinggi. Nilai sedimen Hasil simulasi transport sedimen dengan
tertinggi pada saat surut terendah tanggal 10 waktu simulasi selama 1 bulan (25 Juni – 24
juli 2002 pukul 00.00 yaitu berkisar diantara Juli 2016) memperlihatkan perpindahan
6.5 x 10-7 hingga 7 x 10-7 kg/m2/s. Berbeda sedimen pada wilayah perairan Pulau Puteri.
dengan pada saat pasang tertinggi tanggal 10 Simulasi digambarkan per hari setiap surut
juli 2002 pukul 14.00 bernilai 6 x 10 -7 hingga terendah pada pukul 00:00 WIB dan pasang
6.5 x 10-7 kg/m2/s. Namun pada masing-masing tertinggi 14:00 WIB. Simulasi transpor
memiliki nilai sedimen terendah yang sama sedimen menggambarkan pergerakan sedimen
yaitu 0 kg/m2/s. Berdasarkan model pola arus yang dipengaruhi oleh arus, pasang surut
dan transpor sedimen tahun 2002 terlihat maupun kedalaman dasar laut. Seperti yang
adanya kecocokan dimana pada saat kecepatan ditujukan pada Gambar 6 di mana pergerakan
arus dan arah arus mempengaruhi arah sedimen pada surutan terendah. Profil transpor
pergerakan dan pengendapan sedimen. Arus sedimen tiga jam menuju surut paling rendah
yang berasal dari muara sungai membawa yaitu pukul 00.00 WIB. Pengendapan sedimen
material sedimen menuju laut namun pada saat paling tinggi terjadi di selatan Pulau Puteri
kecepatan arus rendah yang terjadi di utara yang menghadap ke muara dengan
pantai membuat pengendapan sedimen ditunjukannya warna hijau hingga yang paling
semakin tinggi. Pengendapan sedimen yang tinggi adalah warna merah. Pengendapan
tinggi dikarenakan arus laut yang kecil tidak semakin tinggi dan luas saat menuju surut
dapat membuat sedimen bergerak. Hal ini terendah. Peningkatan endapan sedimen juga
sesuai dengan pernyataan Komar (1998) dalam terjadi di barat laut Pulau puteri dan selatan
Siregar et al (2014) bahwa terbentuknya sudut Pulau Puteri yang sedikit lebih ke timur,
datang gelombang akan mempengaruhi nilai dengan ditandai semakin luasnya warna hijau.
arus sejajar pantai dimana dapat Profil transpor sedimen pada tanggal 3 Juli
memungkinkan sedimen dasar berpindah 2016 jam 00.00 merupakan hasil model Mud
sepanjang pantai dan terendapkan pada daerah Transport (Gambar 6d). Hasil dari simulasi
dimana kecepatan arus tidak mampu lagi untuk transpor sedimen time-step 192 menunjukan
memindahkan sedimen. bahwa nilai tanspor sedimen tertinggi berkisar
di atas 7 x 10-7 kg/m2/s dan nilai transpor
sedimen terendah berkisar di bawah 0 kg/m2/s.

Gambar 6. Transpor Sedimen Menuju Surut Terendah Bulan Juni – Juli Tahun 2016. (a) 3 Jam
Sebelum Surut Terendah; (b) 2 Jam Sebelum Surut Terendah; (c) 1 Jam Sebelum
Surut Terendah; (d) Surut Terendah

158
Andi W. Dwinanto: Pola Arus Dan Transpor Sedimen Pada Kasus Pembentukan.........

Gambar 7. Transpor Sedimen Menuju Pasang Tertinggi Tahun 2016. (a) 3 Jam Sebelum
Pasang Tertinggi; (b) 2 Jam Sebelum Pasang Tertinggi; (c) 1 Jam Sebelum Pasang
Tertinggi; (d) Pasang Tertinggi

Dapat dilihat pada Gambar 7 profil Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada
transpor sedimen tiga jam menuju pasang surut terendah tanggal 3 juli 2016 pukul 00.00
paling tinggi yaitu pukul 14.00 WIB. nilai sedimen tertinggi memiliki nilai yang
Pengendapan sedimen paling tinggi terjadi di sama dengan pada saat pasang tertinggi
selatan Pulau Puteri dengan ditunjukannya tanggal 3 juli 2016 pukul 14.00. Nilai sedimen
warna hijau hingga yang paling tinggi adalah tertinggi pada saat surut terendah dan pasang
warna merah. Pengendapan tidak mengalami tertinggi yaitu di atas 7 x 10-7 kg/m2/s. Begitu
perubahan yang signifikan pada saat menuju juga dengan nilai sedimen terendah masing-
pasang tertinggi, namun dapat dilihat sedikit masing memiliki nilai yang sama yaitu 0
pergerakan sedimen di wilayah barat Pulau kg/m2/s. nilai pengendapan sedimen 7 x 10 -7
Puteri yang ditunjukan oleh warna biru. kg/m2/s dapat menyebabkan pengendapan
Pergerakan endapan sedimen tersebut sedimen dan dapat dikatakan termasuk pada
dipengaruhi arah arus laut yang bergerak dari laju pengendapan sedimen sedang. Hal ini
arah barat menuju arah timur. Hasil dari berdasarkan Aritonang et al 2014 dimana nilai
simulasi transpor sedimen time-step 206 laju pengendapan sedimen 4.97 x 10 -8 kg/m2/s
menunjukan bahwa nilai tanspor sedimen dapat dikatakan rendah, 2.9 x 10 -7 kg/m2/s
tertinggi berkisar di atas 7 x 10-7 kg/m2/s dan termasuk sedang, dan 4.41 x 10-6 kg/m2/s
nilai transpor sedimen terendah 0 kg/m2/s. dikatakan termasuk kategori tinggi.
Pada Gambar 7d menjelaskan hasil nilai Berdasarkan model pola arus dan transpor
pasang tertinggi di wilayah Pulau Puteri pada sedimen bulan Juni-Juli 2016 sama seperti
tanggal 3 Juli 2016 jam 14.00 dengan nilai pada bulan Juni-Juli 2002 terlihat adanya
pasang tertinggi berkisar antara 0,42 m hingga kecocokan dimana pada saat kecepatan arus
0,43 m. Pengendapan terbesar pada saat dan arah arus mempengaruhi arah pergerakan
pasang tertinggi terjadi di Selatan Pulau Puteri dan pengendapan sedimen. Arus yang berasal
yang memiliki nilai teringgi berkisar diatas 7 x dari muara sungai membawa material sedimen
10-7 kg/m2/s ditandai dengan warna merah. menuju selatan Pulau Puteri. Kecepatan arus
Pengendapan sedimen tertinggi terjadi di yang berada di sekitar muara tepatnya di Pantai
selatan muara karena sedimen yang berasal Cikiong cukup tinggi dan mengakibatkan
dari muara terhalang oleh Pulau Puteri. Rekap pengedapan sedimen pada area itu rendah. Hal
nilai transpor sedimen pada saat surut terendah ini mengakibatkan sedimen langsung menuju
dan pasang tertinggi tahun 2016 dapat dilihat ke arah selatan Pulau Puteri dan terjadi
pada Tabel 3. pengendapan sedimen yang tinggi.

Tabel 3. Rekap Nilai Transpor Sedimen Tahun 2016


Tanggal Waktu Pasang Surut Sedimen Tertinggi Sedimen Terendah
No
(2016) (WIB) (Meter) (kg/m2/s) (kg/m2/s)
1 3 Juli 00.00 -0,30 hingga -0,31 Di atas 7 x 10-7 0,0
2 3 Juli 14.00 0,42 hingga 0,43 Di atas 7 x 10-7 0,0

159
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (152-160)

SIMPULAN Sinaga, T.P.T. 2006. Studi Transport Sedimen


Sepanjang Pantai di Pantai Kecamatan Alfa-
Berdasarkan hasil simulasi pemodelan yang Beta dengan Pendekatan Model
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Menggunakan NEMOS. Jurnal Fakultas
Karakteristik pola arus perairan tanah timbul Pulau Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNDIP.
Puteri sebelum terbentuk saat surut terendah
dengan kecepatan arus tertinggi berkisar antara Sinaga, A. T., A. Satriadi, Hariyadi, & F. Novico.
0,240 hingga 0,266 m/s dan pergerakan arus 2013. Pola Sebaran Sedimen Tersuspensi
bergerak dari arah timur dan arah barat menuju Berdasarkan Model Pola Arus Pasang Surut
utara pantai Cikiong. Pada saat pasang tertinggi, di Perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan
kecepatan arus tertinggi berkisar di antara 0,266 Timur. Jurnal Ilmu Kelautan UNDIP, Vol
hingga 0,293 m/s dan pergerakan arus bergerak dari 2:329-336.
arah barat menuju timur Pantai Cikiong. Siregar, C. R. E., G. Handoyo, & A. Rifai. 2014.
Karakteristik pola arus setelah tanah timbul Pulau Studi Pengaruh Faktor Arus Dan Gelombang
Puteri terbentuk pada saat surut terendah dengan Terhadap Sebaran Sedimen Dasar Di
kecepatan arus tertinggi berkisar di atas 0,373 m/s Perairan Pelabuhan Kaliwungu Kendal.
dan pergerakan arus bergerak dari arah selatan Jurnal Ilmu Kelautan UNDIP. Volume 3,
menuju utara Pulau Puteri. Pada saat pasang Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 338 – 346.
tertinggi, kecepatan arus tertinggi berkisar di antara
0,266 hingga 0,293 m/s dan pergerakan arus Surbakti, H. 2007. Karakteristik Pasang Surut dan
bergerak dari arah selatan dan barat bergerak Pola Arus di Muara Sungai Musi, Sumatera
menuju arah timur Pulau Puteri. Pengendapan Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan Universitas
sedimen tertinggi pada saat sebelum tanah timbul Sriwijaya.
Pulau Puteri terbentuk berada di sekitar area muara
anak sungai Citarum, sedangkan pengendapan
sedimen tertinggi pada saat setelah tanah timbul
Pulau Puteri terbentuk berada di sekitar selatan
Pulau Puteri.

DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, A.E, H. Surbakti dan A.I.S. Purwiyanto.
2014. Laju Pengendapan Sedimen di Pulau
Anakan Muara Sungai Banyuasin, Sumatera
Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan Universitas
Sriwijaya. Vol. 6, No. 2, Juli 2014.
Haryono & S. Narni. 2004. Karakteristik Pasang
Surut Laut di Pulau Jawa. Jurnal Fakultas
Teknik, UGM VOL. 28, NO. I. Januari 2004
Hutabarat, S. dan S. Evans. 1985. Pengantar
Oseanografi. Penerbit UI – Press, Jakarta.
Ishikawa, T., T. Komine, S. I. Aoki & T. Okabe,
2014. Characteristics of Rip Current
Drowning on the Shores of Japan. Journal of
Coastal Research (SI 72), 44-49.
Kusmanto, E., dan W. B. Setyawan. 2013. Arus Rip
di Perairan Pesisir Pangandaran, Jawa
Barat. Jurnal Ilmu Kelautan UNDIP,
Vol.18(2):61-70.
Lim, H. S., C. S. Kim, H. J. Lee, J. S. Shim, S. J.
Kim, K. S. Park, et al. 2014. Variability of
Residual Current and Waves in Haeundae
Beach Using Long-term Observed AWAC
Data. Journal of Coastal Research, 166-172.
Nasir, M. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

160

Anda mungkin juga menyukai