A. Latar Belakang Masalah: Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah: Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
Kejahatan dan kebaikan adalah dua bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Keduanya adalah dua bagian yang saling melengkapi.
Kejahatan merupakan gejala sosial yang amoral yang berkembang mengikuti
perkembangan zaman. Berbicara tentang kejahatan, maka sesuatu yang dapat
ditangkap secara spontan adalah segala sikap dan tindakan yang menimbulkan
kerugian bagi orang lain baik yang bersifat ekonomis, materil maupun yang
bersifat immateril yang menyangkut rasa aman dan tentram dalam kehidupan
bermasyarakat. Atau lebih sederhana lagi kejahatan adalah suatu perbuatan yang
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu,
karena definisi kejahatan sangat relatif.
Sesuai dengan hal itu, Anselm Von Feuerbach merumuskan secara mantap
dalam bahasa latin:
1. Nulla poena sine lege: Tidak ada pidana tanpa ketentuan pidana menurut
undang-undang.
2. Nulla poena sine crimine: tidak ada pidana tanpa perbuatan pidana.
1
2
3. Nullum crimen sine poenalegali: tidak ada perbuatan pidana tanpa pidana
menurut undang-undang.1
Dalam hukum pidana sendiri dikenal 2 kategori yaitu kejahatan dan
pelanggaran. Hukum Pidana Indonesia telah mengaturnya secara positif dam
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Kejahatan di atur dalam Buku II
dan Pelanggaran pada Buku III. Sebagian dari bentuk kejahatan yang dilakukan
adalah penganiayaan, pemerasan dan pengancaman serta kejahatan terhadap
kemerdekaan orang.
Kejahatan atas kemerdekaan orang adalah perbuatan kejahatan terhadap suatu hak
asasi manusia yang selalu menonjol dimana hak seorang manusia untuk bebas
menggerakkan badan memenuhi kepentingan dalam masyarakat. Dalam hal kejahatan
atas kemerdekaan orang telah diatur pada title XVIII Buku II KUHP dari Pasal 324-337
KUHP. Adapun penggolongan pasal-pasalnya sebagai berikut:
1. Mengenai perdagangan budak (Pasal 324-327 KUHP)
2. Mengenai penculikan (Pasal 328 – 332 KUHP)
3. Mengenai penahanan (Pasal 333 – 334 KUHP)
4. Mengenai pemaksaan (Pasal 335 KUHP)
5. Mengenai pengancaman (Pasal 336 KUHP)
Secara khusus dalam pembahasan skripsi ini, penulis akan membahas
mengenai penahanan atas kemerdekaan seseorang yang dalam hal ini dikatakan
sebagai tindak pidana perampasan kemerdekaan sesuai dengan ketentuan Pasal
333 - 334 KUHP:
1
P.A.F Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia (Bandung: Citra Aditya Bakti,
1997), hlm. 132.
2
Pasal 333 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
4
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoretis
2. Kegunaan Praktis
E. Kerangka Pemikiran
Rumusan tindak Pidana yang diatur dalam Pasal 333 KUHP adalah
memuat unsur-unsur sebagai berikut:
Rumusan tindak Pidana yang diatur dalam Pasal 334 KUHP di atas
memuat unsur-unsur sebagai berikut:
5
Tongat, Hukum Pidana Materil (Jakarta: Djambatan, 2003), hlm. 262.
6
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.
72.
11
1. Asas Legalitas
Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal
itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam undang-undang.
“Tiada suatu perbuatan dapat dipidana, kecuali berdasarakan
kekuatan ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada
sebelumnya”8
2. Asas Equality Before the Law
7
Ibid, hlm. 107.
8
Pasal 1 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
9
Pasal 28 D ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945
10
Butir ke-3 huruf c Penjelasan Umum Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana.
12
11
Sofyan Sastrawidjaja, Hukum Pidana (Bandung: Armico, 1992), hlm. 181.
12
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Cet. Kedelapan (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), hlm. 165.
13
Sofyan Sastrawidjaja, op.cit, hlm. 183.
13
14
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori Dan Kebijakan Pidana
(Bandung: Alumni, 1992), hlm. 9-10.
15
Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana (Yogyakarta: Ghalia
Indonesia, 1994), hlm. 28.
14
F. Metode Penelitian
16
Ibid, hlm. 29.
17
Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif dalam Penanggulangan Kejahatan
Dengan Pidana Penjara (Bandung: Citra Aditya Bakti), hlm. 85-87.
15
1. Spesifikasi Penelitian
20
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif (Malang:
Banyumedia Publishing, 2008), hlm. 295