Anda di halaman 1dari 8

UAS PENGPROS 2020- Prof.

Purwanto
1. Jelaskan dengan gambar 5 elemen “hardware” pengendalian proses :
temperature/tekanan/laju aliran/level/komposisi! Jawab Kulkas
(Pengendalian Temperature Control)
Jawab:
Kulkas (Pengendalian Temperature Control)

Bagian-bagian alat dalam kulkas adalah :


a. Thermostat
b. Terminal
c. Komponen hermetic
d. Suction line
e. Discharge line
f. Filter – Drier
g. Pipa kapiler
h. Proses Line
i. Casing atau Dome
5 Elemen Hardware Pengendalian Proses pada Kulkas :
a. Sistem proses
Proses adalah setiap operasi yang dikontrol dan berlangsung
kontinyu, ditandai dengan deretan perubahan kecil yang berurutan
dengan cara yang relatif tetap dan menuju ke suatu hasil atau keadaan
akhir tertentu.
b. Sistem sensor : Thermostat
Sensor bertugas untuk mendeteksi gerakan atau fenomena
lingkungan yang diperlukan sistem kontroler. Sensor pada kulkas :
Thermostat (Sebagai pengatur temperatur pada kulkas, dan
otomatis dapat mengatur kapan mesin pada kukas bekerja atau
mati)
c. Sistem kontroler : Thermo-Fuse
Tugas controller ada 3 yakni membandingkan set point dengan
measurement variable, menghitung berapa banyak, dan mengeluarkan
sinyak koreksi hasil perhitungannya. Controller pada kulkas : Thermo-
Fuse (Sebagai pengatur suhu pada kulkas)
d. Sistem actuator : Kompresor
Aktuator berfungsi untuk melaksanakan tindakan atau aksi dari
sistem pengendalian. Actuator juga berfungsi untuk menggerakkan
sebuah sistem.
Actuator pada kulkas : Kompresor
e. Sistem transmisi dan power supply : Refrigerator Power Supply & Stop
Kontak Dalam hal ini, power supply merupakan peralatan listrik
yang menyediakan
energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.
Power Supply pada kulkas : Refrigerator Power Supply, stopkontak
sebagai sumber energi listrik

2.Jelaskan dengan diagram pengendalian umpan balik beserta persamaan


fungsitransfernya!
Jawab:
Sistem pengendalian umpan balik adalah sistem yang cenderung
mempertahankan hubungan yang telah ditentukan antara keluaran sistem dan
masukan acuan (set point) dengan membandingkan keduanya dan
menggunakan perbedaannya sebagai sinyal kontrol. Pada sistem
pengendalian umpan balik, keluaran sistem berpengaruh terhadap aksi
pengendalian. Ketika terdapat sebuah proses dan ada disturbansi, maka
output yang dihasilkan akan diukur dan dibandingkan dengan set pointnya.
Ada beberapa keuntungan dan kerugian dalam penggunaan pengendalian
umpan balik ini. Keuntungan memilih pengendalian umpan balik adalah
memberikan zero steady-state offset dan juga efektif jika diterapkan untuk
semua gangguan. Sedangkan kerugiannya adalah berpengaruh terhadap
stabilitas sistem kontrol loop tertutup dan juga tidak dapat mengambil
tindakan kontrol sampai variabel proses output telah menyimpang dari set
pointnya.
3. Jelaskan dengan diagram pengendalian cascade!
Jawab:
Cascade Control atau pengendalian berjenjang adalah sistem pengendalian
yang dapat dilakukan oleh sistem DCS dimana hal ini diperlukan pada suatu
loop kontrol yang membutuhkan satu sistem pengontrolan yang bertingkat.
Pengendalian ini merupakan pengembangan dari sistem kendali umpan balik
yang hanya mengendalikan MV (Manipulated Variable). Pada kendali
cascade ada penambahan kedua kendali yang bertujuan untuk mengatasi
disturbance yang terjadi pada sisi MV. Pengendalian cascade atau bertingkat
ini sering juga disebut dengan pengendalian master dan slave dimana master
bertindak sebagai pengontrol pertama sedangkan slave bertindak sebagai
pengendali kedua yang mendapat signal input remote dari master loop.
Secara alami, sistem kontrol kaskade tidak dapat menyelesaikan setiap
masalah kontrol feedback, tetapi dapat terbukti menguntungkan jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Loop dalam memiliki pengaruh terhadap loop luar.
Tindakan pengendali sekunder harus memengaruhi variabel proses primer
dengan cara yang dapat diprediksi dan diulang, jika tidak pengendali
primer tidak akan memiliki mekanisme untuk memengaruhi prosesnya
sendiri.
 Loop dalam lebih cepat daripada loop luar.
Untuk menjamin agar cascade control berfungsi sebagaimana mestinya,
maka dinamika inner loop harus lebih cepat dari outer loop, atau dalam
frekuensi domain dikatakan bahwa bandwidth inner loop harus lebih besar
(lebar) dari bandwidth outer loop, sehingga inner controller akan
mengoreksi sendiri loop-nya sebelum ia mengubah control variable. Jika
kondisi ini tidak dipenuhi, maka kinerja cascade control tidak akan
memuaskan. Proses sekunder harus bereaksi terhadap upaya pengontrol
sekunder setidaknya tiga atau empat kali lebih cepat daripada proses
primer bereaksi terhadap pengontrol primer. Ini memungkinkan pengontrol
sekunder waktu yang cukup untuk mengkompensasi gangguan loop dalam
sebelum mereka dapat mempengaruhi proses primer.
 Gangguan loop dalam kurang terlalu berpengaruh besar dibanding dari
gangguan loop luar. Jika tidak, pengendali sekunder akan terus-menerus
mengoreksi gangguan pada proses sekunder dan tidak dapat menerapkan
upaya korektif yang konsisten untuk proses primer.

4.Jelaskan dengan diagram pengendalian inferensial!


Jawab:
Inferential control membutuhkan sensor tambahan atau secondary
measurement karena variabel pengendalian tidak dapat ditentukan atau diukur,
sehingga manipulated variable juga tidak dapat ditentukan nilainya. Tujuan
pengendalian inferensial adalah menjaga controlled variable yang tidak dapat
diukur tadi agar tetap berada pada level yang diinginkan atau pada set
pointnya. Pada pengendalian ini digunakan pula estimator untuk menghitung
secara matematis nilai dari controlled variable yang tidak dapat diukur.
Perkiraan ini digunakan untuk mengatur nilai dari manipulated variable.
Pengendalian inferensial diaplikasikan secara luas pada analisis dan desain
inferensial variabel yang berguna dalam perancangan industri dan
pengoperasian plant.
5. Jelaskan pengendalian umpan maju!
Jawab:
Feedforward control system memiliki prinsip untuk mengantisipasi
gangguan sebelum berpengaruh pada sistem proses dengan cara mengatur
besarnya manipulatedvariable sesuai dengan besar gangguan yang akan
masuk tanpa perlu mengetahui nilaivariabel proses. Pengendalian umpan
maju tidak mengukur variabel proses, tetapi mengukur gangguan yang
masuk. Jadi tujuan utama pengendalian umpan maju adalahmenganitisipasi
atau mengurangi pengaruh gangguan sebelum masuk ke dalam sistemproses.
Feedforward control memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya
adalah dapat mengkompensasi gangguan sebelum output proses terpengaruh
dan tidakmempengaruhi sistem control. Sedangkan kekurangannya adalah
tidak dapat menghilangkan steady-state offset, serta membutuhkan sensor
dan model untuk setiapgangguan.
Respon Feedforward Control :

6. Bagaimanakah pengendalian multivariabel yang diterapkan pada industri


kimia? Jelaskan jawaban berdasarkan diagram alir proses!
Jawab:
Multivariable process merupakan pengendalian proses dengan variabel
prosesnya lebih dari 1 baik pada input maupun pada outputnya. Terkadang
pada pengendalian suatu proses tidak dapat dicapai dengan satu sensor saja,
sehingga membutuhkan manipulasi dari beberapa variabel untuk mencapai
hasil yang diinginkan atau set pointnya. Aplikasi dari multivariable control
pada industri adalah penggunaan combustion control boiler atau furnace. Pada
contoh ini digunakan override control dan ratio control. Seperti diketahui
bahwa akumulasi bahan bakar yang tidak habis terbakar dalam ruang bakar
dapat membahayakan dalam pengoperasian suatu unit boiler atau furnace,
sehingga harus dihindari. Untuk meyakinkan bahwa semua bahan bakar yang
masuk ke ruang bakar habis terbakar maka harus ada cukup excess air
(udara). Untuk maksud ini tersebut konfigurasi override control digunakan
seperti pada gambar dibawah. Pada konfigurasi ini, override control
menggunakan High Selector (HS) dan Low Selector (LS). Secara umum
mekanisme kerja konfigurasi kontrol ini adalah apabila ada kebutuhan
penambahan beban, maka yang ditambah terlebih dahulu adalah udara bakar,
baru kemudian bahan bakarnya, begitu pula sebaliknya jika terjadi penurunan
beban, maka yang dikurangi lebih dahulu adalah bahan bakarnya baru
kemudian udara bakar. Dengan mekanisme seperti ini diharapkan excess air
selalu terjaga sehingga bahaya akibat terakumulasinya bahan bakar yang
tidak terbakar bisa dihindari.
Selain menggunakan override control, aplikasi boiler atau furnace pada
industri ini juga menggunakan pengendalian ratio control. Dalam sistem
pembakaran baik di boiler maupun furnace, untuk menjamin agar bahan
bakar dapat habis terbakar, maka udara yang dimasukan ke ruang bakar
harus berlebih (excess) dalam jumlah tertentu sesuai hukum stoikiometri.
Semakin banyak excess udara maka banyak energi yang terbuang sehingga
tidak ekonomis, sebaliknya sedikit excess udara akan menyebabkan sebagian
bahan bakar tidak terbakar yang bisa membahayakan. Untuk itu, menjaga
excess udara pada nilai yang optimal sangat diperlukan, caranya adalah
dengan menggunakan air/fuel ratio control (maksudnya ratio antara
udara/bahan bakar). Jumlah kelebihan (excess) udara yang optimal sangat
bergantung dari jenis bahan bakar yang digunakan.
Seperti diketahui, bahwa boiler adalah salah satu peralatan yang
banyak digunakan dalam industri proses sebagai penghasil steam/uap
pada tekanan tertentu. Dalam suatu sistem boiler, untuk menjaga pressure
steam pada nilai yang diinginkan, dilakukan dengan mengatur besarnya
pembakaran, yaitu dengan cara mengatur besarnya aliran bahan bakar dan
udara yang masuk ke ruang bakar. Gambar boiler pressure control yang
didalamnya termasuk fuel/air ratio control ditunjukkan dibawah.
Dalam konfigurasi control ini, steam pressure control akan mengeset
besarnya flow/aliran fuel (output steam pressure control PC sebagai setpoint
untuk fuel flow control FC-1), sementara besarnya flow udara mengikuti flow
fuel, melalui penggunaan air/fuel ratio station (FY-1). Saat pressure steam
mengalami penurunan, maka pressure control PC akan menaikan set point
fuel flow control FC-1, sehingga flow fuel akan naik. Dari gambar terlihat
bahwa sinyal dari fuel flow transmitter dikalikan dengan ratio R pada blok
FY-1 untuk menghasilkan set point untuk air flow control FC-2, jadikenaikan
flow fuel akan menaikan setpoint untuk air flow control FC-2, yang
selanjutnya akan membuka control valve sehingga flow/aliran udara akan
meningkat hingga ke nilai optimalnya (sesuai ratio). Dengan bertambahnya
flow fuel dan udara maka pembakaran di ruang bakar juga bertambah
sehingga tekanan uap akan naik hingga mencapai nilai yang diinginkan
sesuai setpoint PC. Hal yang sama juga terjadi pada kondisi sebaliknya,
yaitu jika pressure steam naik melebihi set point, PC akan menurunkan set
point fuel flow control FC-1, yang menyebabkan flow fuel turun yang diikuti
oleh flow udara. Penurunan flow kedua komponen pembakaran ini akan
mengurangi pembakaran di ruang bakar sehingga tekanan uap akan turun
hingga mencapai set point PC. Dalam konfigurasi tersebut, besarnya ratio R
diset secara manual.

Anda mungkin juga menyukai