Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 13 No 2, November 2022

e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA


DITINJAU DARI GAYA BELAJAR FELDER AND SOLOMAN
PADA MATERI PTLSV
Nur' Aisha1, Nindy Citroresmi Prihatiningtyas2, Buyung3
1,2,3Program
Studi Pendidikan Matematika, STKIP Singkawang, Singkawang
e-mail: nuraisha1116@gmail.com1), nindy.citroresmi@gmail.com2), 21.buyung@gmail.com3)

ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan
koneksi matematis siswa ditinjau dari gaya belajar Felder and Soloman. Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri 17 Singkawang pada siswa kelas VII. Instumen pengumpulan data yang digunakan
berupa soal tes kemampuan koneksi matematis, angket gaya belajar Felder and Soloman, dan
pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan koneksi matematis siswa kelas VII
SMP Negeri 17 singkawang ditinjau dari gaya belajar Felder and Soloman berada pada kategori
sedang. Sub-sub hasil penelitian ini yaitu: (1) kemampuan koneksi matematis siswa yang memiliki
gaya belajar active–reflective cenderung active sedang, berada pada kategori rendah. (2)
kemampuan koneksi matematis siswa yang memiliki gaya belajar sensing–intuitive cenderung
sensing sedang dan sensing kuat, berada pada kategori sedang. (3) kemampuan koneksi matematis
siswa yang memiliki gaya belajar visual–verbal cenderung visual sedang, berada pada kategori
sedang. (4) Kemampuan koneksi matematis siswa yang memiliki gaya belajar sequential–global
cenderung sequential sedang, berada pada kategori sedang. (5) Faktor yang mempengaruhi
kemampuan koneksi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PtLSV berasal dari faktor internal
yang mencakup pada faktor keterampilan dan faktor kognitif siswa.

Kata kunci: Kemampuan Koneksi Matematis, Gaya Belajar, Felder And Soloman, Pertidaksamaan
Linear Satu Varabel.
ABSTRACT

This type of research is descriptive qualitative which aims to describe students' mathematical
connection abilities in terms of Felder and Soloman's learning styles. This research was conducted at
SMP Negeri 17 Singkawang in class VII students. The data collection instruments used were in the
form of mathematical connection ability test questions, Felder and Soloman learning style
questionnaires, and interview guidelines. The results showed that the mathematical connection
abilities of seventh grade students of SMP Negeri 17 Singkawang in terms of Felder and Soloman's
learning styles were in the medium category. The results of this research are: (1) the mathematical
connection ability of students who have an active-reflective learning style tends to be active, being in
the low category. (2) the mathematical connection ability of students who have a sensing–intuitive
learning style tend to be moderate sensing and strong sensing, are in the medium category. (3) the
mathematical connection ability of students who have visual-verbal learning styles tend to be
moderate visual, in the medium category. (4) The mathematical connection ability of students who
have sequential–global learning styles tend to be moderately sequential, in the medium category. (5)
Factors that affect students' mathematical connection abilities in solving PtLSV questions come from
internal factors which include students' skills and cognitive factors.

Keywords: Mathematical Connection Ability, Learning Style, Felder And Soloman, One Variable
Linear Inequality.
diantaranya mampu memahami keterkaitan
PENDAHULUAN konsep matematis dalam ilmu matematika
Kemampuan koneksi matematis maupun diluar konteks matematika
merupakan kemampuan untuk mengaitkan (Muariliani, 2015). Dapat disimpulkan
konsep atau aturan matematika yang satu bahwa dalam koneksi matematis
dengan yang lainnya, dengan bidang studi keterkaitan antar topik dalam matematika
yang lain, atau pada dunia nyata sangat erat karena matematika sebagai
(Suherman, 2008). Standar kemampuan ilmu yang terstruktur, artinya yaitu adanya
koneksi dalam pembelajaran matematika

50
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 13 No 2, November 2022
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

keterkaitan satu konsep dengan konsep berpangkat satu. Materi ini menjadi salah
yang lainnya. satu materi yang erat kaitannya dengan
Siswa SMP telah memasuki tahap materi lainnya dan juga akan menjadi
belajar matematika secara abstrak, dasar dalam pengerjaan soal-soal pada
sehingga kemampuan koneksi matematik meteri selanjutnya. Oleh karena itu, siswa
menjadi hal yang penting (Muariliani, 2015). penting untuk memahami materi
Buyung (2021) mengungkapkan bahwa pertidaksamaan linear satu variabel.
kemampuan koneksi matematis siswa Namun nyatanya kemampuan siswa dalam
masih kurang dan masih belum maksimal. menyusun informasi ke dalam model
Lebih lanjut hasil penelitian Widiyawati pertidaksamaan masih rendah. Hal ini
(2020), menunjukan bahwa kemampuan ditunjukan melalui hasil penelitian Kieran
koneksi matematis siswa tergolong rendah. (2004) yang menemukan beberapa siswa
Rendahnya kemampuan koneksi matematis menjawab masalah pertidaksamaan
juga dialami siswa kelas VII SMP Negeri 17 dengan menggunakan konsep persamaan
Singkawang, hal ini ditunjukan berdasarka dan tanda “sama dengan”.
hasil prariset yang dilakukan peneliti. Hasil Berdasarkan pemaparan diatas,
prariset menunjukan bahwa hampir seluruh maka peneliti bermaksud untuk melakukan
siswa dalam menjawab soal yang diberikan penelitian yang bertujuan untuk
dalam soal prariset tidak memahami dan mendeskripsikan kemampuan koneksi
mengetahui konsep atau cara untuk matematis siswa ditinjau dari gaya belajar
menyelesaikan soal yang memuat indikator Felder and Soloman pada materi PtLSV,
kemampuan koneksi matematis. yang mana terdapat sub-sub tujuan
Kemampuan koneksi matematis penelitian yaitu, mendeskripsikan
setiap siswa berbeda. Perbedaan tersebut kemampuan koneksi matematis siswa
dapat dipengaruhi oleh banyak hal, salah ditinjau dari gaya belajar active–reflective,
satunya adalah gaya belajar siswa. sensing–intuitive, visual–verbal,
Widyawati (2016), gaya belajar merupakan sequential–global, dan mengetahui apa
salah satu faktor penentu keberhasilan saja faktor yang mempengaruhi
untuk mengetahui kemampuan matematis kemampuan koneksi matematis siswa
yang terdapat dalam diri masing-masing ditinjau dari gaya belajar menurut teori
peserta didik. Berdasarkan hal tersebut Felder and Soloman.
dapat dikatakan bahwa gaya belajar
memiliki peran dan dampak penting dalam METODE
proses kegiatan belajar mengajar. Dalam Metode yang digunakan dalam
penelitian ini peneliti akan mengunakan penelitan ini adalah deskriptif kualitatif.
gaya belajar menurut Felder and Soloman. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 17
Menurut Richard M. Felder and Barbara A. Singkawang. Subjek penelitian yaitu 24
Soloman (1994) dari North Carolina State siswa kelas VII, dipilih perwakilan 9 siswa
University, terdapat delapan gaya belajar yang akan dianalisis jawabannya dan
yaitu aktive (aktif), reflektive (reflektif), dilakukan wawancara. Perwakilan 9 siswa
sensing (pengindraan), intuitive (intuitif), tersebut dipilih berdasarkan kelompok gaya
visual (penglihatan), verbal (perkataan), belajar dan tingkat kemampuan koneksi
sequential (berurutan) dan global matematisnya. Dari 9 siswa tersebut terdiri
(menyeluruh). Kedelapan gaya belajar ini dari 2 siswa gaya belajar active-reflective
dibagi menjadi kedalam empat kelompok (cenderung active sedang) dimana setiap
gaya belajar, yaitu: gaya belajar active- siswa mewakili tingkat kategori kemampuan
reflective, gaya belajar sensing-intuitive, koneksi matematis sedang dan rendah. 3
gaya belajar visual-verbal, dan gaya belajar siswa mewakili kelompok gaya belajar
sequential-global. sensing-intuitive (cenderung sensing
PtLSV menjadi salah satu materi sedang) dimana setiap siswa mewakili
yang diajarkan pada siswa SMP kelas VII. tingkat kategori kemampuan koneksi
PtLSV adalah kalimat terbuka yang matematis tinggi, sedang, rendah dan 1
dinyatakan dengan menggunakan lambang siswa dengan gaya belajar sensing-intuitive
pertidaksamaan dengan satu variabel (cenderung sensing kuat) mewakili tingkat

51
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 13 No 2, November 2022
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

kategori kemampuan koneksi matematis Pada angket gaya belajar Felder and
tinggi. 1 siswa mewakili kelompok gaya Soloman setelah dilakukan penilaian dan
belajar visual-verbal (cenderung visual menentukan kecenderungan gaya belajar
sedang) mewakili tingkat kategori siswa berdasarkan Indeks Learing Style
kemampuan koneksi matematis sedang. 2 (ILS) Report Form, diperoleh hasil dari 4
siswa mewakili kelompok gaya belajar kelompok gaya belajar Felder and
sequential-global (cenderung sequential Soloman, 6 siswa memiliki gaya belajar
sedang) dimana setiap siswa mewakili aktive-reflective cederung active sedang 6
tingkat kategori kemampuan koneksi siswa memiliki gaya belajar sensing-
matematis tinggi dan sedang. Instumen intuitive, dimana dari 6 siswa terdapat 5
pengumpulan data yang digunakan berupa siswa berada pada kategori sensing-
soal tes kemampuan koneksi matematis, intuitive cenderung sensing sedang dan
angket gaya belajar Felder and Soloman, terdapat 1 siswa berada pada kategori
dan pedoman wawancara. sensing-intuitive cenderung sensing kuat. 4
Proses pengumpulan data dilakukan siswa memiliki gaya belajar visual-verbal
dengan memberikan soal tes yang memuat cenderung visual sedang. 8 siswa memiliki
indikator kemampuan koneksi matematis gaya belajar sequential-global cenderung
berbentuk uraian sebanyak 3 soal sequential sedang.
mengenai materi PtLSV, pemerian soal Pada setiap kelompok gaya belajar
dilakukan untuk mengetahui tingkat Felder and Soloman memiliki tingkat
kemampuan koneksi matematis siswa. kategori kemampuan koneksi matematis
Selanjutnya memberikan angket gaya berbeda, 1 kelompok gaya belajar dengan
belajar Felder and Soloman (Felder and kategori kemampuan koneksi matematis
Barbara A. Soloman Learning Style Model), rendah dan 3 kelompok gaya belajar
pemberian angket untuk mengetahui gaya dengan kemampuan koneksi matematis
belajar siswa. Pada angket gaya belajar kategori sedang. Kelompok gaya belajar
Felder and Soloman setelah dilakukan active–reflective cenderung active sedang,
penilaian kemudian menentukan memperoleh rata-rata nilai tes sebesar
kecenderungan gaya belajar siswa 35,19 berada pada kategori kemampuan
berdasarkan Indeks Learing Style (ILS) koneksi matematis rendah. Kemompok
Report Form. Selanjutnya adalah gaya belajar sensing–intuitive cenderung
wawancara, yang dilakukan untuk melihat sensing sedang dan sensing kuat,
kesesuaian hasil lembar jawaban yang memperoleh rata-rata nilai tes sebesar
siswa tulis dilembar jawaban dengan hasil 59,26 berada pada kategori kemampuan
saat diwawancara serta untuk mengetahui koneksi matematis sedang. Kelompok gaya
faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar visual–verbal cenderung visual
koneksi matematis siswa. Teknik analisis sedang, memperoleh rata-rata nilai tes
data yang digunakan terdiri dari 3 tahap, sebesar 59,73 berada pada kategori
yaitu tahap reduksi data, tahap penyajian kemampuan koneksi matematis sedang.
data, dan tahap penarikan kesimpulan. Uji Kelompok gaya belajar sequential–global
keabsahan data yang digunakan adalah uji cenderung sequential sedang, memperoleh
obyektivitas tes, validitas tes, reliabilitas rata-rata nilai tes sebesar 64,58 berada
tes, tingkat kesukaran tes, dan daya pada kategori kemampuan koneksi
pembeda. Dalam penelitian ini juga matematis sedang.
menggunakan kredibilitas data. Berikut akan dijelaskan kemampuan
koneksi matematis pada setiap kelompok
HASIL DAN PEMBAHASAN gaya belajar Felder and Soloman serta
Berdasarkan hasil pemberian soal tes faktor yang mempengaruhi kemampuan
kemampuan koneksi matematis kepada 24 koneksi matematis ditunjau dari gaya
siswa kelas VII SMP Negeri 17 belajar Felder and Soloman.
Singkawang, menunjukan tingkat 1. Kemampuan Koneksi Matematis
kemampuan koneksi matematisnya berada Siswa Ditinjau Dari Gaya Belajar
pada tingkat kategori sedang dengan rata- Active– Reflective (Cenderung Active
rata nilai tes sebesar 55,09. Sedang).

52
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 13 No 2, November 2022
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

Terdapat 6 siswa yang memiliki gaya siswa N-5 belum dapat memenuhinya.
belajar aktive-reflective cenderung active Dari hasil pekerjaan siswa N-5 tampak
sedang. Dari 6 siswa tersebut secara bahwa siswa masih banyak melakukan
keseluruhan rata-rata nilai tesnya sebesar kesalahan dalam perhitungan dan
35,19 yang berarti memilki kemampuan kurang memahami konsep yang akan
koneksi matematis kategori rendah. digunakan untuk menyelesaikan soal.
Siswa yang akan dianalisis b. Subjek N-13
jawabannya adalah siswa dengan kode N-5
dan siswa dengan kode N-13.
a. Subjek N-5

Gambar 2. Hasil Pekerjaan Siswa N-13


Soal Indikator 1,2, dan 3

Berdasarkan gambar diatas, siswa N-13


yang memiliki gaya belajar active-reflective
cenderung active sedang, tidak dapat
memenuhi ketiga indikator yang digunakan.
Dari hasil jawaban siswa N-13 terlihat
bahwa siswa N-13 tidak memahami dengan
baik maksud dari soal yang diberikan,
Gambar 1. Hasil Pekerjaan Siswa N-5 siswa masih banyak melakukan kesalahan
Soal Indikator 1,2,dan 3 dalam perhitungan, siswa salah dalam
menggunakan simbol pertidaksamaan, dan
Berdasarkan gambar diatas, siswa siswa tidak memahami konsep yang akan
N-5 yang memiliki gaya belajar active- digunakan untuk menyelesaikan soal.
reflective cenderung active sedang, dari Berdasarkan hasil analisis lembar jawab
3 indikator kemampuan koneksi perwakilan siswa, dapat dideskripsikan
matematis yang digunakan, siswa N-5 kemampuan koneksi matematisnya pada
hanya dapat memenuhi satu indikator indikator memahami representasi ekuivalen
saja yaitu memahami representasi konsep yang sama, siswa kurang tepat
ekuivalen konsep yang sama. Untuk dalam menentukan himpunan penyelesaian
indikator memahami hubungan antar dari pertidaksamaan dan siswa juga kurang
topik matematika dan menggunakan tepat dalam merepresentasikan himpunan
matematika dalam kehidupan sehari-hari penyelesaian dari dalam bentuk garis
bilangan. Pada indikator memahami

53
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 13 No 2, November 2022
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

hubungan antar topik matematika, siswa gaya belajar sensing-intuitive cenderung


tidak dapat menentuka batas nila a yang sensing kuat.
diminta. Siswa tidak dapat menggunakan a. Subjek N-14
rumus persegi panjang sebagai bantuan
untuk membuat pertidaksamaan sehingga
dapat diperoleh batas nilai a yang diminta.
Pada Indikator menggunakan matematika
dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat
membuat model matematika yang diminta
namun masih terdapat kesalahan dalam
menuliskan lambang pertidaksamaan yang
seharusnya serta siswa tidak menuliskan
kesimpulan diakhir jawabannya.
Dapat disimpulkan jika siswa dengan
gaya belajar aktive-reflective cenderung
active sedang, kurang memahami konsep
atau cara untuk menyelesaiakan soal yang
diberikan dikarenakan siswa yang kurang
fokus serta siswa kurang teliti dalam
menyelesaikan soal yang diberikan, siswa
tidak memeriksa kembali jawaban dan tidak
menuliskan kesimpulan diakhir
jawabannya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Felder dan Silverman (1998),
siswa dengan gaya belajar aktive-reflective
memungkinkan siswa untuk memiliki fokus
terhadap pemahaman arti dari
permasalahan yang diberikan agar mampu
mengartikan dan memahami maksud dari
masalah yang diberikan sehingga
memudahkan siswa untuk memberikan Gambar 3. Hasil Pekerjaan Siswa
penyelesaian yang sesuai. N-14 Soal Indikator 1,2, dan 3
2. Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa Ditinjau Dari Gaya Belajar Berdasarkan gambar diatas, siswa
Sensing–Intuitive (Cenderung kode N-14 dapat memenuhi semua
Sensing Sedang dan Sensing Kuat). indikator yang digunakan, terlihat dari
Terdapat 6 siswa yang memiliki gaya hasil jawaban siswa yang memperoleh
belajar sensing–intuitive, dimana dari 6 nilai 100. Hal ini menandakan bahwa
siswa tersebut 5 siswa dengan gaya belajar siswa N-14 memahami dengan baik
sensing-intuitive cenderung sensing sedang maksud soal dan konsep untuk
dan 1 siswa dengan gaya belajar sensing- menyelesakan soal yang diberikan.
intuitive cenderung sensing kuat. Secara b. Subjek N-19
keseluruhan siswa dengan gaya belajar Berdasarkan Gambar 4, siswa N-19
sensing–intuitive cenderung sensing hanya dapat memenuhi satu indikator
sedang dan sensing kuat rata-rata nilai saja yaitu menggunakan matematika
tesnya sebesar 59,26 yang berarti memilki dalam kehidupan sehari-hari. Pada dua
kemampuan koneksi matematis kategori indikator lainnya siswa N-19 belum
sedang. dapat memenuhinya, dari hasil jawaban
Siswa yang akan dianalisis siswa N-19 pada 2 indikator tersebut
jawabannya siswa kode N-14, N-19 dan N- masih terdapat kesalahan dalam
8 yang merupakan perwakilan siswa yang perhitungan serta jawaban yang tidak
memiliki gaya belajar sensing-intuitive lengkap.
cenderung sensing sedang dan siswa kode
N-9 yang merupakan siswa yang memiliki

54
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 13 No 2, November 2022
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

rendah dengan nilai 44,44. Siswa N-8


belum dapat memenuhi 3 indikator yang
digunakan. Berdasarkan jawaban siswa
N-8 siswa tampak tidak memahai
konsep yang akan digunakan untuk
menyelesaikan soal, melakukan
kesalahan dalam perhitungan dan salah
menuliskan lambang pertidaksamaan
yang seharusnya digunakan.
d. Subjek N-9

Gambar 4. Hasil Pekerjaan Siswa N-19


Soal Indikator 1,2, dan 3

c. Subjek N-8

Gambar 6. Hasil Pekerjaan Siswa N-9


Soal Indikator 1,2, dan 3

Berdasarkan gambar diatas, siswa N-


9 dapat memenuhi semua indikator yang
digunakan, terlihat dari hasil jawaban
siswa N-9 yang memperoleh nilai 100.
Hal ini menandakan bahwa siswa N-9
memahami dengan baik maksud soal
dan konsep untuk menyelesakan soal
yang diberikan.
Berdasarkan hasil analisis lembar
jawab perwakilan siswa, dapat
Gambar 5. Hasil Pekerjaan Siswa dideskripsikan kemampuan koneksi
N-14 Soal Indikator 1,2, dan 3 matematisnya pada indikator memahami
Berdasarkan gambar diatas, siswa N-8 representasi ekuivalen konsep yang sama,
memiliki kemampuan koneksi matematis siswa sudah dapat menentuka himpunan

55
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 13 No 2, November 2022
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

penyelesaian yang diminta namun masih Siswa yang akan dianalisis


kurang tepat dalam merepresentasikan jawabannya adalah siswa dengan kode N-
himpunan penyelesaiannya kedalam 12. Siswa kode N-12 merupakan siswa
bentuk garis bilangan. Pada indikator yang memiliki gaya belajar visual-verbal
memahami hubungan antar topik cenderung visual sedang.
matematika, siswa dapat menggunakan a. Subjek N-12
rumus persegi panjang sebagai bantuan
untuk membuat pertidaksamaan segingga
dapat diperoleh batas nilai a yang diminta.
Akan tetapi siswa masih melakukan
kesalahan dalam melakukan operasi
matematikanya. Pada Indikator
menggunakan matematika dalam
kehidupan sehari-hari, siswa dapat
membuat model matematika dan siswa
dapat menentukan jumlah paling banyak
karung yang dapat diangkut dalam satu kali
pengangkutan.
Dapat disimpulkan jika siswa dengan
gaya belajar sensing–intuitive cenderung
sensing sedang dan sensing–intuitive
cenderung sensing kuat mampu
menyelesaikan masalah matematika yang
diberikan. Siswa dapat mentukan dan
menggunakan konsep atau rumus untuk
menyelesaikan soal walaupun hasilnya
belum maksimal. Pada dasarnya siswa
memahami dengan baik informasi yang
didapat selama proses pembelajran
sehingga siswa dapat menentukan dan
meggunakan konsep atau rumus yang telah Gambar 7. Pekerjaan siswa N-12
dipelajari sebelumnya. Hal ini sejalan Soal Indikator 1,2,3
dengan pendapat Ghufron & Risnawati
(2012) yang mengatakan bahwa orang Berdasarkan gambar diatas, siswa N-
yang memiliki gaya belajar sensing dalam 12 dapat memenuhi dua indikator yaitu
memecahkan masalah cenderung memahami representasi ekuivalen
menggunakan cara yang sudah ada dan konsep yang sama dan menggunakan
menjadikan pengalamannya sebagai matematika dalam kehidupan sehari-
pedoman. Lebih lanjut Zahro (2019) yang hari. Terlihat dari jawaban siswa pada
mengatakan seorang dengan gaya belajar kedua soal yang memuat indikator
intuitive dalam memproses data cenderung tersebut, siswa N-12 dapat menjawab
berpedoman pada pembelajaran yang kedua soal dengan benar, ini
sudah didapat dalam memecahkan menunjukan bahwa siswa N-12
masalah matematika. memahami dengan baik konsep yang
3. Analisis Kemampuan Koneksi akan digunakan untuk menyelesaikan
Matematis Siswa Ditinjau Dari Gaya dua soal tersebut. Sementara itu pada
Belajar Visual–Verbal (Cenderung indikator memahami hubungan antar
Visual Sedang). topik matematika, siswa N-12 belum
Terdapat 4 siswa yang memiliki gaya dapat memenuhinya, terlihat dari
belajar visual–verbal cenderung visual jawaban siswa yang belum tepat.
sedang. Dari 4 siswa tersebut rata-rata nilai Berdasarkan hasil analisis lembar
tesnya sebesar 59,73 yang berarti memilki jawab perwakilan siswa, dapat
kemampuan koneksi matematis dengan dideskripsikan kemampuan koneksi
kategori sedang. matematisnya pada indikator memahami

56
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 13 No 2, November 2022
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

representasi ekuivalen konsep yang sama, a. Subjek N-2


siswa sudah dapat menentuka himpunan
penyelesaian yang diminta namun siswa
masih kurang tepat dalam
merepresentasikan himpunan
penyelesaiannya kedalam bentuk garis
bilangan. Pada indikator memahami
hubungan antar topik matematika, siswa
menggunakan rumus persegi panjang
sebagai bantuan untuk membuat
pertidaksamaan sehingga dapat diperoleh
batas nilai a yang diminta, namun
melakukan kesalahan dalam melakukan
operasi matematikanya. Pada Indikator
menggunakan matematika dalam
kehidupan sehari-hari, siswa dapat
membuat model matematika dan siswa
dapat menentukan jumlah paling banyak
karung yang diminta.
Dapat disimpulkan jika siswa dengan
gaya belajar visual-verbal cenderung visual
sedang, dapat menyelesaikan soal secara
prosedural, siswa mampu memilih konsep
matematika yang tepat dan relevan untuk
menyelesaikan soal dengan rumus-rumus
yang telah dipelajari sebelumnya walaupun
masih terdapat kesalahan dalam
melakukan perhitungan dan hasilnya
menjadi belum maksimal. Namun pada Gambar 8. Hasil Pekerjaan Siswa N-2
dasarnya siswa sudah mengetahui konsep Soal Indikator 1,2, dan 3
atau rumus untuk menyelesaikan soal. Hal
ini menunjukan jika siswa mampu Berdasarkan gambar diatas, siswa
menyerap dengan baik informasi yang N-2 dapat memenuhi dua indikator yaitu
dilihat dan dijelaskan oleh guru ketika memahami representasi ekuivalen
proses pembelajaran berlangsung. Hal ini konsep yang sama dan menggunakan
sejalan dengan pendapat Felder dan matematika dalam kehidupan sehari-
Silverman (1998), peserta didik dengan hari. Hal ini terlihat dari jawaban siswa
gaya belajar visual-verbal memperoleh benar pada dua soal yang memuat
informasi dengan baik melalui apa yang kedua indikator tersebut. Sementara itu
mereka lihat dan melalui penjelasan yang pada satu indikator lainnya yaitu
didapatkan. memahami hubungan antar topik
4. Kemampuan Koneksi Matematis matematika siswa N-2 belum dapat
Siswa Ditinjau Dari Gaya Belajar memenuhinya hal ini terlihat dari
Sequential–Global (Cenderung jawaban siswa yang terdapat kesalahan
Sequential Sedang). dalam melakukan perhitungan.
Terdapat 8 siswa yang memiliki gaya b. Subjek N-3
belajar sequential–global cenderung
sequential sedang. Dari 8 siswa tersebut
rata-rata nilai tesnya sebesar 68,58 yang
berarti memilki kemampuan koneksi
matematis dengan kategori sedang.
Siswa yang akan dianalisis
jawabannya adalah siswa kode N-2 dan
siswa kode N-3.

57
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 13 No 2, November 2022
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

diminta. Akan tetapi siswa melakukan


kesalahan dalam melakukan operasi
matematikanya. Pada Indikator
menggunakan matematika dalam
kehidupan sehari-hari, siswa dapat
membuat model matematika namun masih
terdapat kesalahan dalam melakukan
operasi matematikanya serta salah dalam
simbol pertidaksamaan yang seharusnya
digunakan.
Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan
jika siswa dengan gaya belajar sequential–
global cenderung sequential sedang, sudah
mampu menyelesaikan semua soal yang
diberikan walaupun belum maksimal. Siswa
sudah dapat menentukan konsep untuk
mengerjakan soal secara berurtan dan
sesuai dengan langkah-langkah atau aturan
mesikipun terdapat kesalahan perhitungan
didalamnya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Felder dan Silverman (1998)
yang mengungkapkan bahwa peserta didik
dengan dimensi gaya belajar sequential-
Gambar 9. Hasil Pekerjaan Siswa N-2 global dalam meyelesaikan tugas
Soal Indikator 1,2, dan 3 cenderung berurutan dan memperhatikan
langkah-langkah penyelesaiannya.
Berdasarkan gambar diatas, siswa N- 5. Faktor Yang Mempengaruhi
3 belum dapat memenuhi ketiga Kemampuan Koneksi Matematis
indikator yang digunakan. Berdasarkan Ditinjau Dari Gaya Belajar felder And
jawaban siswa N-3 masih terdapat Soloman.
jawaban yang kurang atau belum selesai Untuk mengetahui faktor apa saja
serta siswa tampak tidak memahai yang mempengaruhi siswa dalam
konsep yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal kemampuan koneksi
menyelesaikan soal, siswa melakukan matematis yang diberikan, maka peneliti
kesalahan dalam perhitungan dan salah melakukan analisis terhadap hasil
menuliskan lambang pertidaksamaan wawancara yang dilakukan kepada 9 siswa,
yang seharusnya digunakan. yang mana ke-9 siswa ini merupakan siswa
Berdasarkan hasil analisis lembar yang sama yang dianalisis jawabannya per
jawab perwakilan siswa, dapat kategori kemampuan koneksi matematis
dideskripsikan kemampuan koneksi berdasarkan kelompok gaya belajar Felder
matematisnya pada indikator memahami and Soloman.
representasi ekuivalen konsep yang sama, Berdasarkan analisis terhadap hasil
siswa sudah dapat menentukan himpunan wawancara siswa yang memiliki gaya
penyelesaian yang diminta namun siswa belajar aktive-reflektive cenderung active
kurang tepat merepresentasikan himpunan sedang, sensing-intuitive cenderung
penyelesaiannya kedalam bentuk garis sensing sedang dan sensing kuat, visual-
bilangan. Pada indikator memahami verbal cenderung visual sedang,
hubungan antar topik matematika, siswa sequential-global cenderung sequential
kurang tepat menentuka batas nila a yang sedang, memiliki beberapa faktor yang
diminta. Siswa sudah menggunakan rumus mempengaruhi kemampuan koneksi
persegi panjang sebagai bantuan untuk matematis pada materi PtLSV. Faktor-
membuat pertidaksamaan sehingga faktor tersebut antara lain siswa tidak fokus
nantinya diperoleh batas nilai a yang saat belajar sehingga penjelasan oleh guru
tidak diperoleh dengan maksimal, siswa

58
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 13 No 2, November 2022
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

tidak teliti dalam melakukan operasi hasilnya belum maksimal. Kemampuan


perhitungan, siswa tidak teliti dalam koneksi matematis siswa yang memiliki
membaca dan memahami soal, siswa gaya belajar visual–verbal cenderung visual
masih kurang memahami materi PtLSV sedang berada pada kategori sedang.
sehinga siswa dapat menggunakan rumus Siswa mampu menyelesaikan soal secara
untuk menyelesaikan soal dan salah prosedural. Kemampuan koneksi
menuliskan lambang PtLSV, siswa tidak matematis siswa yang memiliki gaya belajar
dapat merepresentasikan hasil jawabannya sequential–global cenderung sequential
kebentuk gambar garis bilangan, kurangnya sedang, berada pada kategori sedang.
pemahaman siswa terhadapa soal cerita. Siswa sudah dapat menentukan konsep
Dari penjelasan di atas diperoleh untuk mengerjakan soal secara berurtan
bahwa faktor yang mempengaruhi dan sesuai dengan langkah-langkah atau
kemampuan koneksi matematis siswa aturan mesikipun terdapat kesalahan
ditunjau dari gaya belajar Felder and perhitungan didalamnya. Faktor yang
Soloman berasal dari faktor internal yang mempengaruhi kemampuan koneksi
mencakup pada faktor keterampilan dan matematis siswa ditinjau dari gaya belajar
faktor kognitif siswa. Hal ini sejalan dengan Felder and Soloman berasal dari faktor
hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri internal yang mencakup pada faktor
(2019), bahwa faktor yang mempengaruhi keterampilan dan faktor kognitif siswa.
kemampuan matematika siswa berasal dari Saran yang peneiti sampaikan dalam
faktor kognitif yaitu kesalahan konsep (tidak penelitian ini, bagi siswa hendaknya
memahami perintah soal), kesalahan meningkatkan kemampuan koneksi
prinsip (tidak mampu mengembangkan matematikanya agar dapat menyelesaikan
ide), dan kesalahan operasi (ketelitian). masalah matematika terkhusus soal-soal
Pada faktor keterampilan dapat dilihat dari matematika yang berhubungan dengan
kurangnya keterampilan dan pengetahuan materi matematika itu sendiri ataupun yang
dasar siswa dapat dilihat dari masih berhubungan dengan kehidupan sehari-
terdapat kesalahan siswa saat melakukan hari. Bagi guru, hendaknya pada
operasi hitung. Serta faktor kognitif yaitu pembelajaran matematika lebih
disini dapat dilihat bahwa siswa tidak dapat memperhatikan lagi dan mengasah
memahami soal dengan baik dan tidak kemampuan siswa dengan memberikan
mampu mengembangkan ide matematika soal tes yang memuat indikator
untuk menentukan rumus yang harus kemampuan koneksi matematis.
digunakan dalam penyelesaian masalah Perlu adanya penelitian lanjutan yang
matematika yang diberikan. lebih khusus dan mendalam mengenai
kemampuan koneksi matematis ditinjau dari
SIMPULAN DAN SARAN gaya belajar Felder and Soloman.
Berdasarkan pemaparan Berdasarkan hasil temuan peneliti dalam
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini diharapkan kepada peneliti
kemampuan koneksi matematis ditinjau dari selanjutnya dapat mengkaji lebih lanjut dan
gaya belajar Felder and Soloman berada mencari solusi guna meningkatkan
pada kategori sedang. Kemampuan kemampuan kemampuan koneksi
koneksi matematis siswa yang memiliki matematis siswa melalui penekatan,
gaya belajar active–reflective cenderung strategi, model, dan metode pembelajaran
active sedang berada pada kategori yang tepat untuk mengakomodasi
rendah. Siswa kurang memahami konsep keselurhan gaya belajar peserta didik.
atau cara untuk menyelesaiakan soal yang
diberikan. Kemampuan koneksi matematis
siswa yang memiliki gaya belajar sensing– DAFTAR PUSTAKA
intuitive cenderung sensing sedang dan Buyung, B. (2021). Kemampuan Koneksi
sensing kuat berada pada kategori sedang. Matematis Siswa pada
Siswa cukup mampu menyelesaikan Pembelajaran Matematika Berbasis
masalah matematika dengan rumus-rumus Patchwork Assessment. Variabel,
yang telah dipelajari sebelumnya walaupun 4(1), 15-20.

59
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 13 No 2, November 2022
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

F Felder, Richard M., dan Linda K. Safitri, Dede. 2019. Analis Kemampuan
Silverman. 1998. “Learning and Literasi Matematis Siswa Ditinjau
Teaching Styles in Engineering Dari Karakteristik Kemandirian
Education”. Engineering Education. Belajar Pada Materi Aljabar. Skripsi.
Vol. 78 No. 7, 674-681.elder, R. M., Singkawang: STKIP Singkawang.
& Soloman, B. A. (1994). Learning Suherman. (2008). Diklat Perkuliahan
styles and strategies. Evaluasi Pembelajaran Matematika.
Ghufron, M. N., & Suminta, R. R. (2012). Bandung.
Gaya belajar: Kajian teoritik. Widayanti, FD. (2013). Pentingnya
Kieran, C. (2004). Algebraic thinking in the Mengetahui Gaya Belajar Siswa
early grades:What is it. The Dalam Kegiatan Pembelajaran Di
mathematics educator, 8(1), 139- Kelas. ERUDIO, Vol.2, No.1.
151. Widiyawati, W., Septian, A., & Inayah, S.
Muariliani, Murwan dan B.I. Anshari. 2015. (2020). Analisis kemampuan
Pengaruh Pembelajaran koneksi matematis siswa SMK pada
ContextualTeaching Learning (CTL) materi trigonometri. Jurnal Analisa,
Terhadap Kemampuan Koneksi 6(1), 28-39.
Matematis SiswaSMP Ditinjau dari Zahro, K. (2019). Profil Kemampuan
Gender. Jurnal Didaktik Matematika. Berpikir Kreatif Siswa Smp Dalam
(Volume 2. Nomor 2.Tahun 2015). Memecahkan Masalah Matematika
Banda Aceh : Universitas Syiah Open-Ended Ditinjau Dari Gaya
Kuala. Belajar Sensing Dan Intuition. Jurnal
Richard M. Felder dan Barbara A. Soloman. Ilmiah Pendidikan Matematika
1994. Indeks Of Learning Styles. Volume, 8(2).
North Carolina State University.

60

Anda mungkin juga menyukai