Anda di halaman 1dari 2

Minggu 14 Set.

Trinitatis
10 September 2023
Khotbah Minggu di GKPS Sambu Baru

ALLAH BERKENAN KEPADA PERTOBATAN ORANG FASIK


(YEHEZKIEL 33:7-11)

Pendahuluan
Kitab Yehezkiel dalam buku J. Blommendaal kitab ini dibagi atas tiga bagian pasal 1-24
membahas tentang nubuat mengenai hukuman yang akan datang oleh Allah ke atas Yerusalem
dan Yehuda; nubuat-nubuat ini ditujukan kepada orang-orang Yehuda yang sudah ada di Babylon
sejak tahun 597 seb.Kr. pasal 25-32 nubuat-nubuat mengenai bangsa asing. Pasal 33-48 nubuat-
nubuat mengenai pembuangan dan keselamatan bagi Israel. Dalam perikop ini kita akan
membahas pasal 33:7-11 namun sebelum kita membahasnya mari mengenal secara singkat siapa
itu Yehezkiel? Banyak para penulis bahkan dari kitabnya ia telah menyatakan bahwa ia seorang
anak Busi, seorang imam dan nabi. Yehezkiel juga ikut terbuang pada tahun 597 sM di Babilonia
tempat ini sekarang bernama syatt-nil. Yehezkiel terpanggil menjadi nabi sampai tahun 571 sM.
Dalam masa pelayanannya ia pernah berkhotbah untuk menegur, mengingatkan dan menghibur
sesama kaum buangan agar para umat semakin menyadari bahwa pertobatan itu penting agar
umat berkenan kepada Allah ini juga yang menjadi Thema kita pada minggu ini.

Isi Khotbah
Dalam perikop ini penulis melihat Allah memakai Yehezkiel untuk menyuarakan kebenaran
ditengah-tengah umat supaya para umat semakin percaya kepada Allah meskipun mereka dalam
situasi yang tidak nyaman akibat dari perbuatan mereka sendiri yang sering melakukan dosa.
Dampak dari dosa tersebut memicu kemarahan Allah. Karena perbuatan tersebut mereka diusir
dari tanah perjanjian dan dibuang ke Babilonia.
ALLAH MEMAKAI YEHEZKIEL SEBAGAI PENJAGA BANGSA ISRAEL
Dalam kbbi penjaga diartikan orang yang bertugas untuk menjaga, pada zaman Alkitab setiap
kota memiliki penjaga agar kota itu tetap aman dari hal-hal yang tidak diinginkan bnd Yehezkiel
33:3 dan 2 Samuel 18:25. Jika kita melihat defenisi ini tentu seorang penjaga memiliki tugas dan
tanggungjawab yang besar untuk menjalankanya, hal ini juga yang disampaikan Allah kepada
Yehezkiel agar kaum israel tetap terjaga supaya tidak menyimpang dari Firman Allah (ayt 7a).
Firman yang didengarkan agar disampaikan kepada bangsa supaya mereka menyadari atas segala
dosa yang telah dilakukan.
FIRMAN ALLAH YANG MENGINGATKAN
Setiap manusia dapat dipastikan pernah mengalami peringatan misalnya orang tua
mengingatkan anak-anaknya ketika sedang melakukan kesalahan, tentu sebagai orang tua tidak
ingin anaknya jatuh dengan kesalahan yang sama dikemudian hari. Dalam ay 8 firman Allah
juga harus disampaikan kepada setiap manusia agar kita juga mengoreksi diri segala tindakan
yang kita lakukan apakah itu berkenan kepada Allah. Jika perbuatan yang kita lakukan tidak
berkenan kepada Allah maka sebagai orang percaya kita harus mengingatkannya agar kita
menyadari tindakan itu supaya tidak kita lakukan kemudian hari, ini juga merupakan sebuah
tugas kita bersama secara khusus bagi kita sebagai pemberita Firman bahwa firman itu harus
tersampaikan kepada seluruh bangsa, sebab jikalau kita tidak menyampaikan kebenaran
sementara kita mengetahui bahwa tindakan itu jahat maka kita akan
mempertanggungjawabkanya di hadapan Allah sebaliknya jikalau kita sudah menyampaikan
serta mengingatkannya dan mereka mau bertobat maka kita memperoleh keselamatan tetapi jika
mereka tidak bertobat ia akan mati dalam kesalahannya ay 9.
ALLAH INGIN KITA UNTUK BERTOBAT
Setiap firman yang kita dengarkan pasti memiliki tafsiran yang berbeda meskipun demikian
seorang pemberita Firman harus tetap menyatakan kebenaran di tengah-tengah bangsa. Ini juga
yang harus dilakukan oleh Yehezkiel untuk menyuarakan kebenaran agar setiap bangsa Israel
pada saat itu memiliki pertobatan agar hidupnya berbalik dari kejahatan dan berjalan menuju
keselamatan itu, karena perintah ini juga yang disampaikan Allah kepada Yehezkiel “Demi Aku
yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang
fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia
hidup.” Setelah ini disampaikan semakin ditekankan kembali akan pentingnya sebuah
pertobatan itu “Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu!

Kesimpulan
Dari perikop ini kita boleh belajar bersama jika kita pernah di ingatkan atas kesalahan dan dosa
yang kita lakukan oleh sesama kita, hendaklah kita boleh menerima dan merenungkan kembali
tanpa kita berusaha membenaran diri bahkan kita menganggap orang yang mengingatkan itu
belum pantas untuk menyampaikannya. Selanjutnya dalam perikop ini kita diajarkan kembali
bahwa setiap dosa yang kita lakukan harus kita pertanggungjawabkan secara pribadi di hadapan
Allah, terakhir menyampaikan setiap teguran kepada orang yang melakukan kesalahan tentu
tidak gampang tetapi melalui firman ini kita diwajibkan untuk tetap menyampaikannya dengan
catatan ada tempat yang tepat untuk menyampaikannya dengan berbagai cara yang boleh kita
pikirkan bersama.

Anda mungkin juga menyukai