Anda di halaman 1dari 10

Standar Profesi Epidemiolog Kesehatan

Epidemiolog Kesehatan : adalah suatu profesi yang merupakan lulusan


dari perguruan tinggi yang mempunyai keahlian khusus epidemiologi yang
langsung dapat diterapkan dalam pelayanan kesehatan komprehensif
yaitu pelayanan kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif.

TUJUAN EPIDEMIOLOGI ADALAH UNTUK:


1. Mendiagnosis masalah kesehatan.
2. Menentukan riwayat alamiah dan etiologi penyakit.
3. Memberikan informasi dalam rangka meningkatkan manajemen (perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian) pelayanan dan atau kesehatan.

STRATEGI EPIDEMIOLOGI :
 Surveilans Epidemiologi
 Penelitian Epidemiologi

 Surveilans epidemiologi meliputi : kegiatan-kegiatan pengumpulan,


pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematis atau rutin untuk
menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
manajemen (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian) serta
pelayanan/program kesehatan.

 Penelitian epidemiologi : mempunyai kegiatan yang sama dengan


surveilans epidemiologi tetapi kegiatan-kegiatan tersebut tidak dilakukan
secara terus-menerus. Penelitian epidemiologi mempunyai tujuan tertentu,
yang untuk mencapainya diperlukan disain penelitian yang dibuat oleh peneliti
yang bersangkutan.

.
III. STANDAR PROFESI
ditetapkan oleh organisasi profesi (UU No.29 Tahun 2004 pasal 50).

A. STANDAR PELAYANAN
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Departemen Kesehatan RI, merumuskan bahwa tenaga terampil dan tenaga
ahli dari Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan dapat melakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan.
2.Melakukan surveilans epidemiologi.
3.Melakukan penyelidikan KLB atau wabah.
4.Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini.
5.Melakukann pencegahan dan pemberantasan penyakit.
6.Melakukan pemberdayaan masyarakat

Lulusan dari program Studi Profesi Epidemiolog Kesehatan yaitu mempunyai


kemampuan untuk berperan sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi dan pemecahan masalah.


2. Merencanakan, melaksanakan dan menilai sistem surveilans.
3. Merencanakan dan melaksanakan kewaspadaan dini dan melakukan
penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah.
4. Merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai program kesehatan
termasuk program pemberantasan dan pencegahan penyakit.
5. Merencanakan dan melaksanakan manajemen mutu/audit.
6. Merencanakan, melaksanakan dan menilai pendidikan dan pelatihan
termasuk pemberdayaan masyarakat.
7. Berperilaku sebagai Komunikator dan Advokator.
8. Menguasai teknologi Informasi.
B. STANDAR KOMPETENSI

1. Peran untuk mengidentifikasi dan Memecahkan Masalah Kesehatan


a.Fungsi 1 yaitu mengidentifikasi masalah kesehatan khususnya penyakit.
Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu melakukan analisis situasi masalah.
ii. Mampu mennentukan prioritas situasi masalah.
b.Fungsi 2, yaitu memecahkan masalah kesehatan. Kompetensi yang
harus dimiliki:
i. Mampu menentukan penyebab masalah kesehatan.
ii. Mampu menentukan prioritas penyebab masalah kesehatan.
iii. Mampu memberikan saran atau rekomendasi untuk memecahkan
masalah kesehatan.
2. Peran sebagai Perencana, Pelaksana dan Penilai Sistem Surveilans
Epidemiologi
a.Fungsi 1, yaitu mengidentifikasi gambaran epidemiologi masalah
kesehatan khususnya penyakit. Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu mengidentifikasi adanya faktor musiman, siklik, secular
trend dan adanya KLB.
ii. Mampu mengidentifikasi kapan dan dimana frekuensi
masalah/penyakit tertinggi.
iii. Mampu mengidentifikasi kelompok orang dengan frekuensi masalah/
penyakit tertinggi.
b.Fungsi 2, yaitu mengidentifikasi kelompok penduduk berisiko tinggi
terhadap kejadian penyakit atau kematian. Kompetensi yang harus
dimiliki:
i. Mampu menggunakan metode deskriptif untuk mengidentifikasi
frekuensi faktor risiko tinggi dari suatu penyakit atau kematian.
ii. Mampu menggunakan metode analitik untuk mengidentifikasi
hubungan faktor dengan kejadian penyakit.
iii. Mampu menilai kualitas dan akurasi data dalam studi yang
menggunakan metode deskriptif dalam mengidentifikasi hubungan
faktor dan penyakit.
c.Fungsi 3, yaitu mengetahui cakupan pelayanan/program kesehatan.
Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu menentukan cakupan pelayanan pengobatan Puskesmas atau
Rumah Sakit menurut beberapa karakteristik pengunjung.
ii. Mampu menentukan cakupann beberapa program kesehatan melalui
Puskesmas dan atau Dinas Kesehatan.
d.Fungsi 4, yaitu memantau kecenderungan penyakit dalam rangka
perencanaan penanggulangan penyakit itu dalam jangka panjang.
Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu melakukan analisis data untuk menentukan kecenderungan
penyakit.
ii. Mampu menggunakan informasi tentang kecenderungan penyakit dan
informasi lain untuk perencanaan penanggulangan penyakit yang
bersangkutan.
e.Fungsi 5, yaitu menilai sistem surveilans dari suatu program
pemberantasan penyakit. Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu menggunakan beberapa indicator atau unsure untuk menilai
sistem surveilans.
ii. Mampu menilai kualitas dan akurasi data dari surveilans yang
bersangkutan.
iii. Mampu merekomendasikan perbaikan sistem surveilans yang
bersangkutan.
3. Peran sebagai Perencana dan Pelaksana Kewaspadaan Dini dan
Penyeldikan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Wabah
a.Fungsi 1, yaitu merencanakan dan melaksanakan kewaspadaan dini.
Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu melakukan analisis data sekunder dalam rangka kewaspadaan
dini terhadap kemungkinan kejadian KLB.
ii. Mampu melakukan analisis data sekunder dalam rangka mengetahui
keadaan yang memungkinkan terjadinya keracunan bahan
berbahaya luar biasa (KLB) atau wabah.
iii. Mampu menganalisis data lingkungan dalam rangka mengetahui
pencemaran lingkungan.
iv. Mampu menganalisis data mikroba dan kontaminasi lainnya dalam
rangka mengetahui penurunan hygiene sanitasi yang dapat
menimbulkan KLB.
b.Fungsi 2, yaitu mempersiapkan penyelidikan lapangan. Kompetensi
yang harus dimiliki:
i. Mampu memantapkan informasi untuk penyelidikan KLB.
ii. Mampu membuat rencana kerja penyelidikan KLB.
iii. Mampu berkomunikasi dengan Pejabat dan masyarakat setempat
dalam rangka penyelidikan KLB.
c.Fungsi 3, yaitu memastikan diagnosis penyakit dan penetapan KLB.
Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu melaksanakan diagnosis penyakit atau merujuk untuk
diagnosis penyakit.
ii. Mampu menentukan adanya KLB.
d.Fungsi 4, yaitu mendeskripsikan KLB. Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu mendeskripsikan kasus menurut waktu sehingga diketahui
jenis kurve epidemic.
ii. Mampu mendeskripsikan kasus menurut tempat sehingga diketahui
dimana KLB atau dari mana sumber KLB.
iii. Mampu mendeskripsikan kasus berdasarkan orang sehingga diketahui
pada kelompok orang yang mana terjadi KLB.
e.Fungsi 5, yaitu merumuskan penanggulangan sementara KLB.
Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu menentukan sumber dan cara penularan penyakit dalam waktu
sementara.
ii. Mampu menentukan penyebab penyakit sementara.
iii. Mampu merumuskan penanggulangan sementara KLB atas dasar butir
1 dan butir 2.
f. Fungsi 6, yaitu mengidentifikasi sumber penularan dan keadaan
penyebab KLB. Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu merumuskan dan menguji hipotesis sumber penularan.
ii. Mampu merumuskan dan menguji hipotesis keadaan penyebab KLB.
g.Fungsi 7, yaitu melakukan pengkajian sistem yang relevan dengan
keajian KLB. Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Mampu mengkaji sistem surveilans dari penyakit yang bersangkutan
yang ada kaitannya dengan kejadian KLB.
b. Mampu menilai program yang ada kaitannya dengan kejadian KLB.
Fungsi 8, yaitu menyusun rekomendasi untuk penanggulangan
KLB. Kompetensi yang harus dimiliki:
. Mampu memberikan rekomendasi dalam rangka menghilangkan
sumber penularan.
i. Mampu memberikan rekomendasi dalam rangka memutus rantai
penularan.
ii. Mampu memberikan rekomendasi dalam rangka merubah respon
orang terhadap penyakit.
4. Merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai program kesehatan
termasuk program penanggulangan penyakit
a.Fungsi 1, yaitu melakukan pemantauan dan penilaian terhadap kegiatan
dan dampak program-program kesehatan. Kompetensi yang harus
dimiliki:
i. Mampu menggunakan pendekatan sistem untuk menentukan
hubungan masalah-masalah yang terdapat
dalam input, process, output, efek dan outcome.
ii. Mampu memantau kelemahan dalam manajemen kegiatan dan
sumber daya.
iii. Mampu menilai dampak program terhadap status kesehatan.
b.Fungsi 2, yaitu melakukan pemeriksaan kelompok risiko tinggi.
Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu melakukan pemeriksaan penyakit khusus.
ii. Mampu memberikan pelayanan konsultasi.
iii. Mampu menilai pemeriksaan.
c.Fungsi 3, yaitu melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan. Kompetensi
yang harus dimiliki:
i. Mampu menyusun kerangka acuan.
ii. Mampu menyiapkan rancangan tahunan dan bulanan.
iii. Mampu menyusun petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan.
iv. Mampu menyusun standar.
v. Mampu menyusun pedoman.
5. Peranan dalam audit manajemen
a.Fungsi 1, yaitu melakukan audit manajemen pelayanan. Kompetensi
yang harus dimiliki:
i. Mampu melakukan audit manajemen preventif.
ii. Mampu melakukan audit manajemen kuratif.
iii. Mampu melakukan audit manajemen rehabilitatif.
iv. Mampu melakukan audit manajemen promotif.
b.Fungsi 2, yaitu melakukan audit manajemen kasus. Kompetensi yang
harus dimiliki:
i. Mampu melakukan audit diagnosis.
ii. Mampu melakukan audit pengobatan.
iii. Mampu melakukan audit pencegahan penularan.
iv. Mampu melakukan audit menghindari kecacatan dan kematian.
6. Peran sebagai pengajar, pelatih dan pemberdayaan masyarakat
a.Fungsi 1, yaitu mengiventarisasi pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat tentang surveilans. Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu menyusun instrument pengumpulan data tentang
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang surveilans.
ii. Mampu mengumpulkan data tentang pengetahuan,sikap dan perilaku
tentang surveilans.
b.Fungsi 2, yaitu menentukan pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat tentang surveilans yang perlu diintervensi. Kompetensi
yang harus dimiliki:
i. Mampu memahamai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
yang mungkin berguna supaya berparisipasi dalam surveilans.
ii. Mampu menentukan alternatif bentuk intervensi supaya pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat dapat diarahkan supaya
berpartisipasi dalam surveilans.
c.Fungsi 3, yaitu merencanakan bentuk intervensi perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang dapat diarahkan
supaya berpartisipasi dalam surveilans. Kompetensi yang harus
dimiliki:
i. Mampu memilih bentuk intervensi yang tepat.
ii. Mampu merancang bentuk intervensi yang kuat.
d.Fungsi 4, yaitu melaksanakan intervensi terhadap pengetahuan, sikap
dan perilaku masyarakat yang tidak atau kurang sesuai dengan kaidah
surveilans. Kompetensi yang harus dimiliki:
i. Mampu memahami tatalaksana intervensi sikap dan perilaku.
ii. Mampu menggali sumber daya dalam masyarakat.
iii. Mampu mengembangkan jejaring kemitraan untuk pemecahan
masalah-masalah pelaksanaan surveilans.
iv. Mampu menggerakkan sumber daya.
v. Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah.
e.Fungsi 5, yaitu mengevaluasi hasil intervensi. Kompetensi yang harus
dimiliki:
i. Mampu menentukan criteria keberhasilan intervensi.
ii. Mampu mengembangkan instrument evaluasi.
7. Peranan sebagai Advokator dan Komunikator
a.Fungsi 1, yaitu mempersiapkan materi yang merupakan data menjadi
informasi dan informasi menjadi bukti yang dapat diterima oleh pengambil
keputusan di tingkat Kabpaten (Bupati, DPRD dan Lintas Sektor).
Kompetensi yang harus dimiliki adalah mampu membuat presentasi
argumentasi yang credible, relevant, urgent dan prioritas tinggi.
b.Fungsi 2, yaitu melakukan komunikasi kepada kelompok-kelompok yang
terkait dengan pengambil keputusan di tingkat Kabupaten/Kota. Kompetensi
yang harus dimiliki adalah mampu melakukan lobbying sehingga pengambil
keputusan tertarik kepada presentasi tersebut di atas.
C. KODE ETIK PROFESI EPIDEMIOLOG KESEHATAN
1. Kewajiban Umum
Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan profesi epidemiologi kesehatan dengan sebaik-baiknya.

a.Seorang Epidemiolog Kesehatan harus senantiasa berupaya melaksanakan


profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.
b.Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi epidemiologi, seorang
Epidemiolog Kesehatan tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
c. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menghindarkan diri dari perbuatan
yang memuji diri sendiri.
d.Seorang Epidemiolog Kesehatan senantiasa berhati-hati dalam menerapkan
setiap penemuan atau cara baru yang belum teruji kehandalannya dan hal-
hal yang menimbulkan keresahan masyarakat profesi atau ilmuwan.
e.Seorang Epidemiolog Kesehatan memberi saran atau rekomendasi yang
telah melalui suatu proses analisis secara komprehensif.
f. Seorang Epidemiolog kesehatan dalam menjalankan profesinya harus
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi
kesehatan dan keselamatan manusia.
g. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus bersifat jujur dalam berhubungan
dengan klien atau masyarakat dan teman seprofesinya dan berupaya untuk
mengingatkan teman seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan
dalam karakter atau kompetensi atau yang melakukan penipuan atau
kebohongan dalam menangani masalah klien atau masyarakat.
h.Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menghormati hak-hak klien atau
masyarakat, hak-hak teman seprofesi dan hak-hak tenaga kesehatan
lainnya dan harus menjaga kepercayaan klien atau masyarakat.
i. Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang Epidemiolog Kesehatan harus
memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan seluruh aspek
kelimuan epidemiologi secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun sosial,
serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-
benarnya.
j. Seorang Epidemiolog Kesehatan dalam bekerja sama dengan para pejabat di
bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling
menghormati.
2. Kewajiban Epidemiolog Kesehatan Terhadap Klien/Masyarakat
Seorang Epidemiolog kesehatan bersikap tulus, ikhlas dan mempergunakan segala
ilmua dan kompetensinya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien atau
masyarakat. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu penelitian atau
penyelidikan dalam rangka penyelesaian masalah, maka ia wajib berkonsultasi,
bekerja sama dan merujuk pekerjaan tersebut kepada Epidemiolog Kesehatan lain
yang mempunyai keahlian dalam penyelesaian masalah tersebut.

a.Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib melaksanakan profesinya secara


bertanggung jawab.
b.Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib melakukan penyelesaian masalah
secara tuntas dan keseluruhan dengan menggunakan ilmu dan metode
epidemiologi serta ilmu lainnya yang relevan.
c. Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib memberikan informasi kepada
kliennya atas pelayanan yang diberikannya.
d.Seorang Epidemiolog Kesehatan berhak mendapatkan perlindungan atas
praktek pemberian pelayanan.
3. Kewajiban Epidemiolog Kesehatan terhadap Teman Seprofesi
a.Seorang Epidemiolog Kesehatan memperlakukan teman seprofesinya
sebagai bagian dari penyelesaian masalah.
b.Seorang Epidemiolog Kesehatan tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan
dan teman seprofesi, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan
prosedur yang ada
4. Kewajiban Epidemiolog Kesehatan terhadap Diri Sendiri
a.Seorang Epidemiolog Kesehatan harus memperhatikan dan mempraktekkan
hidup bersih dan sehat, beriman menurut kepercayaan dan agamanya
supaya dapat bekerja dengan baik.
b.Seorang Epidemiolog Kesehatan harus senantiasa mengikuti perkembangan
ilmu dan teknologi kesehatan yang berkaitan dan atau penggunaan ilmu,
metodologi dankompetensi epidemiologi.

Anda mungkin juga menyukai