Anda di halaman 1dari 7

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 01 No. 03 Desember 2013

Evaluasi Kebijakan Pembinaan Posyandu oleh Kelompok Kerja Operasional


(Pokjanal) Kota Banjarmasin Provinsi Kalimatan Selatan
(Studi Kasus di Kecamatan Banjarmasin Timur)

Evaluation of the Implementation of Posyandu (Integrated Service Center)


Development Policy by Operasional Working Group (Pokjanal) City of
Banjarmasin South Kalimantan Province
(Case Study in The District of East Banjarmasin)
Anggrita Sari, Lucia Ratna Kartika Wulan, Tjahjono Kuntjoro
AKBID Sari Mulia Banjarmasin
Alamat: Jl. Pramuka No 2 Banajarmasin
HP. 085228257978, sarianggrita @ yahoo.co.id

ABSTRAK
Sejak tahun 2010 di Kecamatan Banjarmasin Timur telah ditetapkan pengurus Pokjanal kecamatan
berdasarkan SK No 10/2010 tentang pengurus Pokjanal kecamatan, tetapi masih ditemukan bahwa
peran dan fungsinya belum berjalan secara maksimal.. Tujuan penelitian ini menjelaskan evaluasi
pelaksanaan kebijakan pembinaan Posyandu oleh Pokjanal yang dilihat dari aspek output, Input
dan proses pembinaan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan waktu cross sectional.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam pada 4 orang pengurus Pokjanal
kecamatan sebagai Informan utama, dan 10 orang sebagai informan triangulasi. Analisa data
menggunakan metode content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan Pokjanal kecamatan secara organisatoris sudah dibentuk, tetapi
berdasarkan evaluasi yang dilakukan dari aspek output ditemukan tidak ada kelengkapan data dan
Informasi, tidak pernah dilakukan analisis masalah dan intervensi, tidak pernah menyusun rencana
tahunan dan penjadwalan kegiatan pembinaan, kegiatan koordinasi dan laporan hasil kegiatan tidak
pernah dilakukan. Aspek Input dilihat dari SDM, Sarana/prasarana serta Pendanaan tidak berjalan
sesuai dengan peran dan fungsinya dalam pembinaan Posyandu dan aspek proses berupa
pengumpulan data, informasi dan analisis masalah tidak pernah dilakukan. Penyusunan rencana
tahunan, pemantauan serta evaluasi kegiatan juga tidak berjalan sesuai dengan fungsinya karena
tidak ada sosialisasi dan petunjuk teknis yang dijadikan pedoman kerja sehingga tidak ditemukan
dokumen laporan kegiatan Pokjanal.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak berfungsinya organisasi Pokjanal dilihat
dari aspek output bahwa kegiatan pembinaan Posyandu belum berjalan, aspek input tidak berfungsi
sesuai perannya dan aspek proses tidak dilakukan sesuai dengan pedoman Pokjanal. Saran yang
dapat diberikan adalah perlu komitmen dan ketegasan dari stakeholder serta perlu optimalisasi
koordinasi dan komunikasi lintas sektor dan program.
Kata kunci: evaluasi, kebijakan, pembinaan Posyandu, Pokjanal

235
ABSTRACT
Since 2010, in East Banjarmasin sub-district, members of sub-district operational team work
(pokjanal) had been established based on the decree no. 10/2010 regarding sub-district Pokjanal
board member. The role and function of this pokjanal was not maximal. Objective of this study was
to evaluate the implementation of posyandu supervision by pokjanal based on supervision output,
input, and process aspects.
This was a descriptive-qualitative study with cross sectional approach. Data collection was done
using in-depth interview technique on four sub-district pokjanal board members as main informants.
Triangulation informants consisted of ten people. Content analysis was applied in the data analysis.
Results of the study showed that sub-district pokjanal was established. However, based on evaluation
on output aspect, it was found that completeness of data and information were insufficient; problem
analysis and intervention were not done; annual planning and supervision activity schedule
formulation were not performed; coordination activity and report of activities results were not
done. Input aspect: human resource, facilities, and funding were not provided according to the role
and function of pokjanal in implementing the supervision. Process aspect: data collection,
information, and problem analysis were not done. Annual plan formulation, monitoring and activity
evaluation were not implemented according to pokjanal function. This was caused by no socialization
and technical guidance that could assist the work of pokjanal; therefore, no pokjanal activity report
documents were found.
Conclusion of this study was that Pokjanal organization did not function properly. Reasons for this
condition could be viewed from output aspect: posyandu supervision activity was not done; input
aspect: Pokjanal did not function according to their role; process aspect was not implemented
according to the pokjanal guideline.
It is suggested that stakeholder commitment and clarity are needed; cross sectors and cross programs
coordination and communication should be optimized.
Keywords : Evaluation, policy, posyandu supervision, pokjanal

PENDAHULUAN dalam Instruksi Mendagri No 9/1990 tentang


Pos pelayanan terpadu (Posyandu) peningkatan pembinaan mutu Posyandu di
merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan tingkat desa/kelurahan yang salah satunya
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang mengatur struktur organisasi dan kelompok kerja
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk operasional (Pokjanal) di tingkat kecamatan,
dan bersama masyarakat. 1 Dalam kabupaten/kota dan provinsi untuk pelaksanaan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna kegiatan Posyandu. Peraturan Menteri Dalam
memberdayakan masyarakat dan memberikan Negeri No 54/ 2007 tentang Pedoman
kemudahan kepada masyarakat dalam pembentukan kelompok kerja operasional
memperoleh pelayanan kesehatan dasar serta pembinaan pos pelayanan terpadu (Posyandu),5
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan dipertegas kembali dalam Peraturan Menteri
masyarakat setempat.2 Keberadaan Posyandu Dalam Negeri No 19/2011 tentang Pedoman
yang tersebar luas di seluruh pelosok tanah air Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos
dan merupakan salah satu jenis pelayanan Pelayanan Terpadu.6
kesehatan masyarakat yang memiliki nilai Kegiatan Posyandu di tingkat kecamatan
strategis untuk dikelola dan dikembangkan juga banyak melibatkan stakeholder dan decision
secara maksimal karena dianggap sebagai ujung maker, demikian pula halnya di tingkat desa atau
tombak kegiatan terpadu yang ada di kelurahan.7 Posyandu di tingkat lapangan tidak
masyarakat.3,4 Untuk mendukung koordinasi dan lepas dari peranan petugas kesehatan, tetapi
operasional Posyandu, maka Menteri Dalam pelaksanaan dan pengorganisasian kegiatan
Negeri membuat suatu kebijakan yang tertuang dilakukan oleh masyarakat. Paradigma

236
pemberdayaan masyarakat yang menekankan dilakukan oleh Pokjanal Kecamatan Banjarmasin
pentingnya kesadaran yang dimiliki masyarakat Timur ke Walikota. Menjelaskan aspek input
untuk membuat olahan dan keputusan dari dan yaitu ketenagaan, sarana/prasarana dan dana.
untuk masyarakat sendiri.5,6,11 Menjelaskan aspek proses yang meliputi
Rumusan Masalah: Berdasarkan latar kegiatan pengumpulan dan penyampaian data/
belakang dan studi pendahuluan maka informasi, pelaksanaan analisis masalah,
perumusan masalah diuraikan sebagai berikut: penyusunan rencana tahunan, pemantauan dan
pelaksanaan kegiatan Posyandu belum berjalan evaluasi kegiatan, penggerakan dan
dengan baik, hal ini bisa tergambar dari tingkat pengembangan partisipasi masyarakat dan
kemandirian Posyandu yang masih rendah hanya pelaporan kegiatan ke pejabat terkait.
11,1% dibanding target SPM adalah 40 %. Hal
ini ditunjukkan dengan data pencapaian cakupan METODE PENELITIAN
indikator kinerja Posyandu yang ditetapkan Jenis penelitian ini adalah deskriptif
masih rendah dibanding dengan target SPM 80% kualitatif, dengan rancangan studi kasus. Sasaran
untuk D/S, N/D, N/S dan K/S sedangkan penelitian adalah pengurus Pokjanal Kecamatan
pencapaian Kota Banjarmasin hanya 68,10% dan Banajarmasin Timur. Yang berjumlah 4 orang
Kecamatan Banjarmasin Timur masih di bawah sebagai informan utama. Informan triagulasi
rerata pencapaian Kota Banjarmasin . Pokjanal terpilih adalah: 1 orang Pengurus Pokjanal Kota
Kecamatan Banjarmasin Timur sudah terbentuk Banjarmasin, 1 orang kelompok kerja (Pokja)
sejak tahun 2010 yang bertugas untuk melakukan di tingkat kelurahan, 1 orang kader Posyandu, 6
pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan orang tenaga kesehatan dari Puskesmas serta1
Posyandu agar bisa melaksanakan pelayanan orang Ibu Balita yang ada di Posyandu.
secara maksimal. Dari uraian tersebut, maka Variabel yang diteliti meliputi: Aspek Output
penting untuk dilakukan penelitian tentang terdiri dari: Kelengkapan dokumen kegiatan,
“Evaluasi Kebijakan Pembinaan Posyandu hasil analisis masalah, program rencana tahunan
oleh Pokjanal Kota Banjarmasin studi kasus di & penjadwalan kegiatan, kegiatan koordinasi &
wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur. laporan kegiatan pembinaan, Laporan hasil
Tujuan Umum penelitian ini menjelaskan kegiatan ke kotamadya. Aspek Input terdiri dari:
evaluasi pelaksanaan kebijakan yang dilakukan SDM, Sarana & Prasarana, pendanaan. Aspek
Pokjanal Kota Banjarmasin Kecamatan Proses yaitu kegiatan pembinaan dan
Banjarmasin Timur dalam pembinaan Posyandu. pengawasan yaitu: pengumpulan dan
Tinjauan teoritis: Evaluasi kebijakan penyampaian data/ Informasi serta analisis
merupakan kegiatan untuk menilai atau melihat masalah, penyusunan rencana tahunan dan
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu jadwal pembinaan Posyandu, kegiatan
kebijakan publik. Oleh karena itu evaluasi koordinasi dan pelaporan kegiatan ke pejabat
kebijakan publik dimaksud untuk mengukur terkait. Teknik pengumpulan data menggunakan
tingkat kinerja pelaksanaan suatu kebijakan wawancara mendalam (indepth interview) dan
publik serta proses pelaksanaan kebijakan observasi terhadap kegiatan pelaksanaan
dilaksanakan melalui petunjuk teknis atau Posyandu di wilayah kecamatan Banjarmain
pelaksanaan. Pada kebijakan Pokjanal Posyandu Timur. Prosedur analisis data dengan analisis isi
sesuai dengan ketetapan Mendagri No 54/2007 (content analysis) yang meliputi pengumpulan
untuk mengevaluasi pelaksanaan kebijakan data (data collection), reduksi data (data
tersebut dengan menggunakan pendekatan teori reduction), penyajian data (data display),
sistem untuk menjelaskan aspek Output yaitu verifikasi (conclusion drawing).
kelengkapan dokumen, hasil analisis masalah,
rencana tahunan dari Pokjanal kecamatan, HASIL
frekuensi pembinaan, program tahunan, 1. Kebijakan Posyandu di Kecamatan
frekuensi pembinaan dan tindak lanjut, kegiatan Banjarmasin Timur
kordinatif, serta laporan hasil kegiatan yang Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemu-
237
kannya dokumen berupa kebijakan tertulis seperti PEMBAHASAN
peraturan daerah, petunjuk pelaksanaan, petunjuk Peranan Pokjanal Posyandu sangat penting
teknis, serta peraturan yang terkait, yang memiliki terutama sebagai wadah koordinsi lintas program
daya dukung terhadap kebijakan pembinaan dan lintas sektoral dalam melaksanakan
Posyandu oleh Pokjanal. pembinaan secara komprehensif. Hal ini sesuai
2. Aspek Output kegiatan pembinaan dengan tujuan umum dari Pedoman Umum
Pokjanal Posyandu kecamatan Pokjanal Posyandu, yaitu untuk meningkatkan
Banjarmasin Timur secara organisatoris sudah kualitas fungsi koordinasi dan pemantapan
terbentuk. Akan tetapi pada analisisnya tentang kapasitas kinerja Pokjanal Posyandu di Pusat dan
pembentukan organisasi Pokjanal Posyandu kota daerah dalam rangka pembinaan program
Banjarmasin menunjukkan banyak kelemahan Posyandu seperti yang ditetapkan dalam
antara lain tim yang ada di organisasi yersebut Permendagri No 54/2007 yang menjadi
belum memahami fungsi & tugasnya dalam pedoman pembentukan Pokjanal dari tingkat
Pokjanal kecamatan. Kelengkapan output data pusat sampai dengan daerah. Menurut Ryans
pada penelitian ini tidak ditemukan karena sistem adalah gabungan dari elemen-elemen
organisasi belum berjalan sesuai dengan peran yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau
dan fungsinya. struktur dan fungsi sebagai satu kesatuan
3. Ketersediaan aspek input organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu
Sumber daya manusia (SDM) dalam yang telah ditetapkan. Sehingga dalam suatu
kelompok kerja operasional pembinaan manajemen sangat berhubungan erat dengan
Posyandu di Kecamatan Banjarmasin Timur usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan
sudah ada dalam struktur organisasi yang jalan menggerakkan orang dan sumber lain yang
berjumlah 7 orang. Tetapi dalam pelaksanaan tersedia dan berfungsi dalam menggerakkan
kegiatan masih belum dilaksanakan karena organisasi.untuk mencapai sasaran yang telah
belum pernah dilakukan sosialisasi dan pelatihan. ditentukan.7,8,9 . Kegiatan Posyandu di tingkat
Sarana dan prasarana kegiatan masih belum kecamatan juga banyak melibatkan stakeholder
memadai masih sangat tergantung dari strata dan decision maker, demikian pula halnya di
Posyandu dan keaktifan kader dari masing- tingkat desa atau kelurahan.10 Posyandu di tingkat
masing Posyandu. Sumber dana untuk kegiatan lapangan tidak lepas dari peranan petugas
Posyandu masih sangat tergantung pada bantuan kesehatan, tetapi pelaksanaan dan
pemerintah melalui kelurahan dan juga pengorganisasian kegiatan dilakukan oleh
Puskesmas sedangkan Pokjanal kecamatan masyarakat. Paradigma pemberdayaan
masih belum mempunyai anggaran untuk masyarakat yang menekankan pentingnya
melaksanakan pembinaan Posyandu. kesadaran yang dimiliki masyarakat untuk
4. Pelaksanaan aspek proses membuat olahan dan keputusan dari dan untuk
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat sendiri.9,14. Adapun kelembagaan
belum pernah dilakukan penyusunan rencana yang mengkoordinasikan fungsi pembinaan dari
tahunan dan penjadwalan kegiatan pembinaan pemerintah itu, diorganisasikan melalui wadah
Posyandu. Sedangkan untuk kegiatan koordinasi Kelompok Kerja Operasional Posyandu
dan laporan hasil kegiatan yang disusun Pokjanal (Pokjanal Posyandu). Di desa/kelurahan
juga belum ada. Untuk kegiatan Posyandu dikoordinasikan melalui Pokja Posyandu. Fungsi
diwilayah kecamatan Banjarmasin Timur laporan pembinaan tersebut meliputi 3 aspek manajemen,
tahunan di susun oleh PKK kecamatan. Kegiatan yaitu aspek program, aspek kelembagaan dan
koordinasi dan laporan kegiatan pembinaan aspek personil atau sumber daya manusia
Posyandu oleh Pokjanal tidak ditemukan dalam pengelola Posyandu. Unsur-unsur yang duduk
bentuk dokumen ataupun laporan kegiatan dalam pengorganisasian Pokjanal/Pokja
pembinaan Posyandu oleh Pokjanal. Posyandu tidak terbatas pada komponen instansi
pemerintah saja, tetapi juga dapat melibatkan
unsur-unsur lain seperti lembaga profesi,
238
perguruan tinggi, LSM, swasta/dunia usaha dan kegiatan pembinaan oleh Pokjanal
sebagainya. Tetapi dalam penelitian ini masih Kecamatan Banjarmasin Timur.
belum dilaksanakan sesuai dengan peran dan Kegiatan terpadu yang dilakukan bersama
fungsinya. Hal ini dapat dipengaruhi karena tim Pokjanal kecamatan belum pernah
masih lemahnya koordinasi dan komitmen dari dilaksanakan. Pihak PKK kecamatan hanya
semua unsur yang terkait dengan kegiatan akan datang ke kegiatan Posyandu bila ada
Pokjnal Posyandu seperti yang ditetapkan dalam kegiatan lomba dari tingkat kota
Permendagri No 54/2007. Tujuan Banjarmasin atau Provinsi Kalimantan
pengorganisasian Pokjanal/Pokja Posyandu Selatan seperti persiapan lomba kader, lomba
adalah untuk mengkoordinasikan berbagai upaya Balita, atau Posyandu yang biasanya pihak
pembinaan yang berkaitan dengan peningkatan PKK kecamatan datang untuk memberikan
fungsi dan kinerja Posyandu, yang secara arahan dan petunjuk kegiatan serta informasi
operasional dilaksanakan oleh unit atau yang berkaitan dengan lomba tersebut.
kelompok pengelola Posyandu di desa, melalui Bentuk laporan yang dilakukan di Posyandu
mekanisme pembinaan secara berjenjang oleh disesuaikan dengan kebutuhan petugas
Pokjanal Posyandu di daerah. Puskesmas. Sedangkan laporan hasil
kegiatan Pokjanal selama 2 tahun ini, dalam
KESIMPULAN kegiatan pembinaan Posyandu tidak pernah
Hasil penelitian tentang evaluasi kebijakan dilaporkan ke Walikota Banjarmasin.
pembinaan Posyandu oleh Pokjanal (kelompok 2. Ketersediaan Aspek Input
kerja operasional) Kota Banjarmasin Provinsi a. SDM
Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut: Secara organisatoris Pokjanal Kecamatan
1. Aspek output kegiatan. Banjarmasin Timur sudah di bentuk, tetapi
a. Kelengkapan data kegiatan Posyandu kenyataan dilapangan sekretariat ini tidak
Pokjanal kecamatan Banjarmasin Timur berjalan sesuai dengan peran dan fungsinya
tidak memiliki data tentang pembinaan seperti yang tertera dalam pedoman
Posyandu yang sudah dilakukan, karena Pokjanal Posyandu untuk melakukan
belum berfungsinya Pokjanal kecamatan. pembinaan Posyandu. Bila dilihat dari
b. Analisis masalah dan intervensi yang kualifikasi SDM dan kompetensi yang masih
dilakukan oleh Pokjanal Kecamatan dirasakan bahwa pengurus tersebut belum
Banjarmasin Timur memahami tentang tugas dan
Analisis masalah dan intervensi belum tanggungjawabnya karena tidak ada
pernah dilakukan oleh Pokjanal kecamatan petunjuk teknis dan sosialisasi tentang
karena belum berfungsinya organisasi. Pokjanal Posyandu yang ada di kecamatan.
Sedangkan bila dalam kegiatan Posyandu Hal inilah yang menjadi kendala yang
ada menemukan masalah untuk operasional dirasakan oleh pengurus Pokjanal karena
kegiatan, akan selalu didiskusikan dengan lemahnya koordinasi dan komunikasi serta
petugas Puskesmas yang rutin datang pada sumber daya yang kurang mendukung untuk
setiap kegiatan Posyandu. melaksanakan pembinaan Posyandu oleh
c. Rencana Tahunan dan jadwal kegiatan untuk pokjanal kecamatan Banjarmasin Timur.
melakukan pembinaan Posyandu b. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Tidak ditemukan rencana tahunan dan Sarana dan prasarana dilihat dari ketersediaan,
jadwal kegiatan yang dilakukan untuk kecukupan, dan kelayakan untuk melakukan
membina Posyandu karena organisasi kegiatan Posyandu masih belum memadai.
Pokjanal kecamatan belum berfungsi, Pokjanal Posyandu belum pernah melakukan
selama ini kegiatan Posyandu dikoordinir pembinaan kepada Posyandu di wilayah
oleh pihak Puskesmas untuk memberikan kecamatan Banjarmasin Timur. Sehingga
pelayanan pada setiap kegiatan Posyandu. untuk melengkapi sarana dan prasarana yang
d. Kegiatan koordinasi dan laporan hasil diperlukan untuk kegiatan Posyandu, kader
239
mengusulkan ke Puskesmas dan juga yang sudah menjadi ketetapan pemerintah dari
kelurahan. tingkat kotamadya sampai dengan kelurahan,
c. Pendanaan kerena masih banyak tidak diketahui oleh
Terkait dengan pendanaan, tidak ada berbagai pihak. Upaya yang lain dapat segera
anggaran khusus yang secara rutin diterima diperhatikan aspek input kebijakan khususnya
oleh Pokjanal kecamatan Banjarmasin Timur SDM, dana dan sarana/prasarana sebagai
hal ini dikarenakan kesekretariatan Pokjanal pelaksana kegiatan. Perlu ada pengawasan
Posyandu ini tidak berjalan sesuai dengan langsung oleh pimpinan untuk koordinasi lintas
ketentuan yang ditetapkan. program dan lintas sektor, agar kelompok kerja
3. Pelaksanaan Aspek Proses operasional Posyandu dapat melaksanakan
a. Pengumpulan, penyampaian data dan fungsinya melakukan pembinaan terhadap
informasi serta analisis masalah. Posyandu. Serta diperlukan ketegasan dan
Tidak ada ketentuan yang di jadikan komitmen dari semua unsur stakeholder untuk
petunjuk teknis tentang tugas dan fungsi menjalankan suatu kebijakan yang telah
pokjanal kecamatan dalam mengumpulkaan ditetapkan.
data da informasi tentang Posyandu. Hal ini 2. Bagi kecamatan
disebabkan karena tidak ada diberikan dan a. Dukungan pemerintah dan semua pihak yang
disosialisasikan petunjuk teknis dan terlibat dalam implementasi kebijakan
petunjuk pelaksanaan yang dapat dijadikan tentang pembinaan Posyandu sangat
pedoman oleh pengurus Pokjanal untuk diperlukan. Koordinasi lintas sektor dan
melaksanakan peran dan fungsinya dalam program sangat diperlukan sehingga tidak
menjalankan Pokjanal Posyandu tingkat terkesan berjalan sesuai kepentingan
kecamatan Banjarmasin Timur. masing-masing.
b. Penyusunan rencana tahunan serta jadwal b. Perlu optimalisasi koordinasi antara
pembinaan Posyandu kecamatan dan Puskesmas untuk
Pokjanal Posyandu kecamatan Banjarmasin meningkatkan peranan pembinaan dalam
Timur karena belum berfungsi dan berperan menjalankan fungsi Pokjanal Posyandu
sesuai dengan tugas dan perannya seperti kecamatan.
dalam pedoman Pokjanal, sehingga kegiatan c. Membentuk Pokjanal Posyandu di tingkat
penyusunan rencana tahunan serta jadwal kecamatan dengan berpedoman pada tugas
pembinaan Posyandu tidak pernah pokok dan fungsi Pokjanal Posyandu serta
dilakukan. dalam menetapkan struktur organisasi
c. Kegiatan koordinasi dan laporan kegiatan berdasarkan atas kompetensi dan masukan
pembinaan oleh Pokjanal serta pelaporan dari berbagai pihak yang berpengalaman
kegiatan Pokjanal. sehingga tidak terjadi kebingungan setelah
Dalam kegiatan koordinasi Posyandu, yang ditetapkan untuk menjalankan tugas dan
dilakukan Pokjanal Posyandu tidak ada tanggungjawab yang ada dalam organisasi.
karena memang Pokjanal Posyandu ini d. Mengaktifkan peran serta masyarakat
belum berjalan sesuai dengan peran dan dengan kreatifitas dan inovasi agar tumbuh
fungsinya. Serta tidak ada ditemukan laporan kesadaran bahwa Posyandu adalah wadah
yang berhubungan dengan kegiatan Pokjanal peran serta masyarakat dengan prinsip dari,
Posyandu. oleh, dan untuk masyarakat.
3. Bagi Puskesmas
SARAN a. Perlu optimalisasi koordinasi antara
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, ada Puskesmas dan kecamatan untuk
beberapa saran yang dikemukakan antara lain: meningkatkan peranan petugas dalam
1. Bagi pemerintah kota Banjarmasin menjalankan peran dan fungsi pembinaan
Diharapkan segera mensosialisasikan Posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas.
kebijakan pembinaan Posyandu oleh Pokjanal b. Pembinaan secara terus menerus terhadap
240
kader Posyandu untuk meningkatkan dan 8. Widodo, J. Analisis Kebijakan Publik
menjaga kualitas pelayanan Posyandu. Konsep dan Aplikasi Proses Kebijakan
Publik. Bayu Media: 2008.
KEPUSTAKAAN 9. Dunn, WN. Pengantar Analisis Kebijakan
1. Kementerian Kesehatan Rl. Pedoman Umum Publik. Gadjah Mada University Press.
Pengelolaan posyandu. Jakarta: 2011. Yogyakarta: 2000
2. Direktorat Jenderal Pemberdayaan 10. Miles, M. dan Huberman, A.M. Analisis
Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Data Kualitatif. Universitas lndonesia (UI-
Negeri Rl. Pedoman Umum Manaiemen press). Jakarta: 1992
Pokjanal Posyandu. Jakarta: 2004. 11. Muhadjir, HN. Kebijakan dan Perencanaan
3. Depkes RI. Petunjuk teknis Gerbang Mas Sosial Pengembangan Sumber Daya
Posyandu di Tingkat Kab/Kota, Jakarta: Manusia Telaah Cross Discipline. Rake
2007. Sarasin. Yogyakarta: 2000.
4. Menteri Dalam Negeri No 54/2007. 12. Moleong, L. Metodotogi Penelitian
Pedoman Pembentukan Pokjanal Kualitatif. Edisi Revisi.Remaja Rosdakarya:
Pembinaan Posyandu Terpadu. Jakarta: 2004.
2007. 13. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif &
5. Menteri Dalam Negeri No 19/2011. Kualitatif Alfabeta. Bandung: 2000
Pedoman Pengintegasian Layanan Sosial 14. Sulaeman, ES. Manajemen Kesehatan Teori
Dasar di Posyandu . Jakarta: 2011. & Praktik di Puskesmas, Gadjah mada
6. Departemen Dalam Negeri RI. Instruksi University press, Yogyakarta: 2009
Menteri Dalam Negeri Nomor :9 Tahun
1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Jakarta:
1990.
7. Nugroho, R. Public Policy Teori Kebijakan;
Analisis Kebijakan, Proses Kebijakan,
Perumusan, Implementasi, Evaluasi,, Revisi,
Risk Manajemen dalam Kebijakan Public
Kebijakan dalam Fifth Estate, Metode
Penelitian Kebijakan : 2008.

241

Anda mungkin juga menyukai