Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN LINGUISTIK PRAGMATIK

Dosen pengampu : Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

Disusun oleh :

1. Admoko Danda Widurajati ( K1223002 )


2. Ali Hasan Rahmatullah ( K1223004 )
3. Bintang pujangga ( K1223020 )
4. M. Rifky Abhiseka ( K1223048 )
5. Mohammad Matin Erca Handika ( K1223053 )
6. Muhammad Hilmy Pandoyo ( K1223055 )

PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA & DAERAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “KAJIAN LINGUISTIK PRAGMATIK”
dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca tentang ilmu pengetahuan linguistik dalam mikrolinguistik pragmatik.
Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui
media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang
tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami, Bapak Dr.
Muhammad Rohmadi, M.Hum dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami
dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih
baik pada kesempatan berikutnya.

Surakarta, 5 Desember 2023

Penulis
ABSTRAK

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang kajian linguistik dalam kajian
mikrolinguistik yaitu pragmatik. Linguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang
bahasa. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi atau interaksi antara manusia satu
dengan manusia lainnya. Kesempurnaan proses komunikasi atau interaksi juga tidak terlepas
dari pragmatik, termasuk dalam interaksi sosial. Makalah ini dilatarbelakangi untuk
mengetahui ilmu mengenai pengertian pragmatik, perkembangan pragmatik, kajian pragmatik
serta hubungan pragmatik dengan linguistik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mendeskripsikan lebih lanjut mengenai kajian pragmatik diantaranya teori implikatur, teori
relevansi, dan tindak tutur. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ialah metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Objek yang diteliti yaitu tentang kajian pragmatik
berkaitan dengan prinsip kesantunan terhadap interaksi sosial. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik observasi dan studi kepustakaan.
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh temuan bahwa prinsip kesantunan dalam
penelitian ini terdiri dari enam maksim yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan,
maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan dan maksim
kesimpatian. Namun, maksim yang digunakan oleh penjual dengan pembeli ada empat yaitu
maksim kebijaksanaan, pemufakatan, kesederhanaan dan penghargaan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
ABSTRAK..................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Metode
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
KAJIAN TEORI.........................................................................................................................5
A. Kajian Linguistik
B. Pragmatik
BAB III
PEMBAHASAN..........................................................................................................................7
A. Pengertian Pragmatik
B. Perkembangan Pragmatik
C. Kajian Pragmatik
1. Tindak Tutur
2. Teori Implikatur
3. Teori relevansi ( kesantunan )
D. Cabang Pragmatik........................................................................................................................8
1. Pragmatik Formal
2. Pragmatik Kognitif
3. Pragmatik Sosial
4. Pragmatik Antropologi
5. Pragmatik Interaksional
6. Pragmatik Historis
E. Hubungan Pragmatik dengan Linguistik
BAB IV
PENUTUP..................................................................................................................................9
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam jangka waktu yang cukup lama, seperti diungkap oleh Yule (1996: 6),
studi bahasa sangat dikuasai oleh kecenderungan untuk menjelaskan bahasa berdasarkan
sistem formalnya, yaitu dengan menurunkan sistem yang terdapat dalam matematika dan
logika, dan mengabaikan unsur pengguna bahasa. Sebagai tataran terbaru dalam
linguistik, Pragmatik merupakan satu-satunya tataran yang turut memperhitungkan
manusia sebagai pengguna bahasa. Meskipun memiliki fokus kajian yang serupa dengan
semantik, yaitu makna, namun makna yang dikaji dalam pragmatik berbeda dengan
makna yang dikaji dalam semantik. Kajian pragmatik lebih menitikberatkan pada ilokusi
dan perlokusi daripada lokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan
fungsi tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut.
Sementara itu, di dalam lokusi belum terlihat adanya fungsi ujaran, yang ada barulah
makna kata/kalimat yang diujarkan.
Thomas (1995: 2) menyebut kecenderungan dalam pragmatik terbagi menjadi dua
bagian, pertama, dengan menggunakan sudut pandang sosial, menghubungkan pragmatik
dengan makna pembicara (speaker meaning); dan kedua, dengan menggunakan sudut
pandang kognitif, menghubungkan pragmatik dengan interpretasi ujaran (utterance
interpretation). Selanjutnya Thomas (1995: 22), dengan mengandaikan bahwa
pemaknaan merupakan proses dinamis yang melibatkan negosiasi antara pembicara dan
pendengar serta antara konteks ujaran (fisik, sosial, dan linguistik) dan makna potensial
yang mungkin dari sebuah ujaran, Ia mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang
mengkaji makna dalam interaksi (meaning in interaction). Yule (1996: 3), menyebutkan
empat definisi pragmatik, yaitu (1) bidang yang mengkaji makna pembicara; (2) bidang
yang mengkaji makna menurut konteksnya; (3) bidang yang, melebihi kajian tentang
makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan
oleh pembicara; dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang
membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu. Dalam kajiannya
pragmatik memiliki topik pembahasan yang meliputi tindak tutur, teori implikatur, teori
relevansi dan kesantunan. Topik pembahasan ini kajian ini mencoba menjelaskan aspek-
aspek struktur bahasa dengan mengacu ke pengaruh-pengaruh dan sebab-sebab
nonbahasa.

A. Metode
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan atau dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2018, hal 2). Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penulis melakukan observasi terhadap jurnal,
buku maupun artikel untuk memperoleh sumber materi tentang kajian linguistik pragmatik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian pragmatik?


2. Bagaimana perkembangan pragmatik?
3. Bagaimana kajian pragmatik?
4. Bagaimana cabang pragmatik?
5. Bagaimana hubungan pragmatik dengan linguistik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pragmatik.
2. Untuk mengetahui perkembangan pragmatik.
3. Untuk mengetahui kajian pragmatik.
4. Untuk mengetahui cabang pragmatik.
5. Untuk mengetahui hubungan pragmatik dengan linguistik.
6.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Linguistik
Linguistik berarti ilmu bahasa. Kata linguistik berasal dari kata Latin lingua yang
berarti bahasa. Orang yang ahli dalam ilmu linguistik disebut linguis. Ilmu linguistik sering juga
disebut linguistik umum (general linguistic) karena tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja.
Berdasarkan bagian-bagian bahasa mana yang dikaji, dapat dibedakan adanya linguistik mikro
dan makro yang sering juga diistilahkan dengan mikrolinguistik dan makrolinguistik. Linguistik
mikro hanya mengkaji struktur internal suatu bahasa tertentu atau struktur internal bahasa pada
umumnya. Di dalam kajian mikrolinguistik terdapat berbagai bidang kajian diantaranya fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik.

B. Pragmatik
Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara
eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi. salah satu
kecenderungan yang melatarbelakangi berkembangnya pragmatik adalah antisintaksisme Lakoff
dan Ross. Dalam sintaksis, seperti dikemukakan oleh Yule (1996: 4), dipelajari bagaimana
hubungan antarbentuk linguistis, bagaimana bentuk-bentuk tersebut dirangkai dalam kalimat, dan
bagaimana rangkaian tersebut dapat dinyatakan well-formed secara gramatikal. Secara umum,
sintaksis tidak mempersoalkan baik makna yang ditunjuknya maupun pengguna bahasanya,
sehingga bentuk seperti kucing menyapu halaman, meskipun tidak dapat diverifikasi secara
empiris, tetap dapat dinyatakan apik secara sintaksis. Kegunaan pragmatik, yang tidak
terdapat dalam sintaksis dan semantik, dalam hal ini dapat ditunjukkan dengan, misalnya,
bagaimana strategi kesantunan mempengaruhi penggunaan bahasa, bagaimana
memahami implikatur percakapan, dan bagaimana kondisi felisitas yang memungkinkan
bagi sebuah tindak-tutur.
BAB III
PEMBAHASAN

C. Pengertian Pragmatik

Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal,
yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi.
Pragmatics is distinct from grammar, which is the study of the internal structure of language.
Pragmatics is the study of how is used to communicate (Parker, 1986: 11).
Istilah pragmatik digunakan pertama kali oleh Charles Morris pada tahun 1938, untuk
menggambarkan sifat filsafat yang dikembangkan oleh Charles S. Peirce, yaitu pragmatisme dan
pragmatisme. Secara etimologis, kata pragmatik, pragmatisme, dan pragmatisme diturunkan dari akar
kata bahasa Yunani ‘pragma’ yang bermakna “tindakan atau perbuatan”.
Morris memasukkan pragmatik sebagai salah satu bagian semiotik. Menurut Morris, semiotik dibagi
dalam tiga tipe, yaitu sintaksis (relasi formal antara satu tanda dengan tanda lain), semantik (yaitu
hubungan tanda dengan segala sesuatu yang diacu oleh tanda itu), dan pragmatik (yaitu hubungan
tanda dengan penggunanya). Pengguna tanda itu adalah manusia, baik yang memproduksi tanda
maupun yang memahami/menangkap tanda. Dalam memproduksi atau menangkap tanda, pengguna
selalu melakukan penafsiran-penafsiran berdasarkan konteks, latar, dan hubungan antar pengguna
dengan tanda. (Widiatmoko dan Waslam, 2017: 88).
Menurut Levinson, ilmu pragmatik bisa dipahami sebagai ilmu hubungan antara bahasa dan
konteks yang menjadi landasan ketika menjelaskan makna dari bahasa (dalam Kresna, 2018:13).
Pragmatik adalah sebuah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu
berkaitan dengan bagaimana suatu bahasa itu digunakan dalam sebuah komunikasi (Yuliana,
Rohmadi, & Suhita, 2013). Menurut Cruse, pragmatik bisa dianggap ada hubungannya dengan aspek
aspek informasi yang dijelaskan melalui bahasa yang (a) tidak dikodekan oleh konvensi yang diterima
secara umum dalam bentuk-bentuk linguistik yang digunakan, tetapi yang (b) juga muncul secara
konvensional dengan konteks penggunaan bentuk-bentuk tersebut (dalam Cummings, 2007:2).
Fenomena-fenomena dari pragmatik yaitu referensi, inferensi, praanggapan, dan implikatur.
Implikatur yaitu implikasi pragmatis yang ada dalam percakapan. Dalam implikatur percakapan,
makna dan maksud yang tidak sama dengan yang sebenarnya diucapkan yaitu maksud penutur yang
dijelaskan secara eksplisit, atau bisa diartikan maksud, keinginan, atau ungkapan hati yang tidak
diucapkan dengan jelas. Bisa juga dipahami yaitu maksud dan keinginan yang disembunyikan
(Surana, 2017:241). Maksud yang berbeda berupa maksud ujaran dari penutur yang dijelaskan atau
diucapkan secara tersirat dan mempunyai manfaat dalam konteks tersebut.
Terjadinya implikatur yaitu karena adanya kenyataan jika ujaran yang mempunyai implikasi
proposisi yang sebenarnya bukan bagian dari ujaran tersebut. Dalam implikatur, penutur
tidak hanya mempunyai maksud menyebabkan efek tertentu terhadap mitra tutur. Efek ini
hanya bisa dicapai dengan mudah jika maksud untuk menghasilkan efek ini dipahami oleh
mitra tutur.

Pragmatik dan semantik adalah cabang ilmu bahasa yang menelaah makna-makna satuan lingual,
1. Pragmatik mempelajari makna secara eksternal.
2. Pragmatik bersifat terikat konteks (context dependent) (Purwa, 1990: 16).
3. Makna yang dikaji oleh pragmatik adalah maksud penutur (speaker meaning) dan (speaker
sense) (Verhaar, 1977; Parker, 1986: 32).
4. Pragmatik merupakan bagian dari ilmu tanda (semiotik).
5. Dikemukakan oleh seorang filsuf bernama Charles Morris

Bila makna telah diakui sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa, maka
sulit diingkari pentingnya konteks pemakaian bahasa karena makna selalu berubah
berdasarkan konteks pemakaiannya. … but once meaning has been admitted to a central
place in language, it is notoriously difficult to exclude the way meaning varies from context
to context, and so semantics spills over into pragmatics (Leech, 1983: 2).

(disediakan contoh gambar iklan)


 Jika kita hanya memikirkan tentang makna frasa sebagai kombinasi makna kata kata tersebut,
dengan menggunakan Furniture Sale sebagai analogi, kita mungkin akan sampai pada
interpretasi tentang seseorang mengumumkan penjualan balita dan didiskon 50%.
 Namun, tentu saja kita melawan interpretasi ini dan mengetahui bahwa ini adalah iklan
penjualan pakaian balita. Kata clothes tidak muncul dalam pesan tersebut, tetapi kita bisa
melihat gagasannya ke dalam interpretasi kita terhadap pesan ketika kita mencoba mencari
tahu apa yang dimaksud oleh pengiklan. Kita secara aktif terlibat dalam penciptaan
interpretasi dari apa yang kita baca dan dengar.

Implikatur sebagai cabang ilmu pragmatik dibagi menjadi dua yaitu implikatur percakapan
umum dan implikatur percakapan khusus. Implikatur membahas makna ujaran atau ucapan
yang disembunyikan. Ujaran yang mengandung implikatur yaitu ujaran yang mengandung
makna dan maksud lain dengan apa yang sebenarnya diucapkan.

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Pragmatik merupakan
cabang ilmu linguistik yang digunakan untuk mempelajari bahasa (Nadar, 2009:2). Salah satu bidang
pragmatik yaitu implikatur. Implikatur dibagi menjadi dua yaitu implikatur konvensional dan
nonkonvensional atau percakapan (Grice, 1975:45). Dalam sebuah implikatur percakapan, kedua
pihak antara penutur dan mitra tutur harus saling membagi pengalaman di lingkungan sekitar supaya
lebih memudahkan untuk memahami maksud kalimat yang tersirat (Rohmadi, 2010:124). Jika penutur
dan mitra tutur memiliki wawasan yang sama akan lebih memudahkan mereka untuk berkomunikasi
(Nadar, 2003: 85).

D. Perkembangan Pragmatik

E. Kajian Pragmatik
1. Tindak Tutur
2. Teori Implikatur
3. Teori relevansi ( kesantunan )

F. Cabang Pragmatik
1. Pragmatik Formal
2. Pragmatik Kognitif
3. Pragmatik Sosial
4. Pragmatik Antropologi
5. Pragmatik Interaksional
6. Pragmatik Historis

G. Hubungan Pragmatik dengan Linguistik


BAB IV
PENUTUP

H. Simpulan
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pragmatik penting dipelajari dalam
program studi linguistik. Pentingnya pragmatik dalam linguistik setidaknya dalam dua
hal, pertama, pragmatik merupakan satu-satunya tataran dalam linguistik yang mengkaji
bahasa dengan memperhitungkan juga penggunanya; kedua, berkaitan dengan
ketidakmampuan sintaksis dan semantik dalam menjelaskan fenomena penggunaan
bahasa sehari-hari, kedudukan semantik dan pragmatik sebagai dua hal yang saling
melengkapi. Selain itu, berkaitan dengan pengajaran bahasa, pragmatik berperan dalam
pengembangan kompetensi komunikatif.

I. Saran
Sebagai salah satu bagian dari linguistik, pragmatik mempunyai peran penting
dalam tata cara berbahasa lisan agar dapat diterima dengan baik oleh mitra tutur.
Kajiannya yang meliputi tindak tutur, teori implikatur, teori relevansi dan kesantunan
mengajarkan kita bagaimana cara bersikap, bertindak dan berbahasa dengan baik. Untuk
penting bagi kita mempelajari pragmatik lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Louise Cummings, 2007, Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar
J.D Parera, 2004, Teori Semantik Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga
Yudi Cahyono Bambang, 1995, Kristal-Kristal Ilmu Bahasa, Surabaya: Airlangga University
Press
J.W.M. Verhaar, 2001, Asas-Asas Linguistik Umum, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Prees
George Yule, 2006, Pragmatik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kunjana Rahardi, 2002, Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, Jakarta:
Erlangga
Geoffrey Leech, 1993, Prinsip-Prinsip Pragmatik, Jakarta: UI-Prees
Louise Cummings, 2010, Pragmatik Klinis Kajian Tentang Penggunaan dan Gangguan
Bahasa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Harimurti Kridalaksana, 2008, Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Abdul Chaer, 2007, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta
http://tulisanmakyun.blogspot.com/2007/07/linguistik-pragmatik

Anda mungkin juga menyukai