Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai

pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran


Muhammad Rizal, S.Pd - Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kab Bulukumba - UPT SPF SDN 45 Dampang

ipmrisal@gmail.com -muhammadrizal77@guru.sd.belajar.id

Berbicara mengenai pendidikan Indonesia tak terlepas dari gagasan-gagasan pemikiran


Ki Hadjar Dewantara sebagai peletak dasarnya. Pria yang bernama asli Raden Mas
Soewardi Soerjaningrat merupakan Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Pemikirannya
sangat maju,bahkan jauh melampaui zamannya. Sebagai tokoh yang hidup pada zaman
penjajahan kolonial Belanda beliau paham betul pahit getirnya pendidikan pada saat itu
yang sangatidak berpihak kepada Bumiputera. Pendidikan yang diberikan sangat
terbatas pada golongantertentu saja. Hanya pada golongan priyayi dan calon pegawai
saja.
Konten pendidikan yang diberikan pun hanya sebatas membaca, menulis dan berhitung seperlunya
untuk menunjang tugas para calon pegawai pemerintahan kolonial tersebut. Oleh karena itu bagi Ki
Hadjar Dewantara, spirit utama pendidikan adalah memerdekan kehidupan manusia. Pendidikan mesti
disandarkan pada penciptaan jiwa merdeka, cakap dan berguna bagi masyarakat. Akar pendidikan
menempatkan kemerdekaan sebagai syarat sekaligus tujuan pelaksanaan pendidikan. Maka sistem
pengajaran mesti memberikan manfaat buat pembangunan jiwa dan raga bangsa. Olehnya itu, bahan-
bahan pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup peserta didik. Memajukan pertumbuhan
budi pekerti merupakan wujud jiwa merdeka tersebut agar dapat memajukan kesempurnaa hidup. Yakni
kehidupan yang selaras dengan perkembangan dunia tanpa meninggalkan jiwa kebangsaan. Pendidikan
yang juga membuat keselarasan pada semua aspek daya jiwa yaitu keselarasan cipta, rasa dan karsa.
Subtansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara tersebut di atas menjadi pemantik cipta, rasa dan karsa seorang
guru untuk dapat memberikan layanan pendidikan yang “menghamba pada sang anak” guna
menciptakan jiwa merdeka, cakap dan berguna masyarakat. Kekuatan semangat tersebut juga ditunjang
dengan kemampuan untuk menyerap kodrat alam dan kodrat zaman untuk dijadikan sebagai bahan
pengajaran kepada murid. Kemampuan tersebut dibangun dengan
(1) Budi pekerti guru yang luhur sebagai teladan dan contoh bagi murid;
(2) Sikap welas kasih dan persuasif untuk membangkitkan motivasi dan semangat murid menjadi pelajar
pancasila; dan
(3) Wawasan luas serta penguasaan teknologi informasi dan komunikasi untuk dapat menunjukkan
arah yang tepat guna perkembangan belajar murid menjadi pelajar global.

Guna menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru sebagai hasil refleksi pemikiran Ki Hadjar
Dewantara tentu dimulai dari diri seorang guru. Beberapa upaya yang perlu dilakukan yakni
(1) Mematangkan sikap dan kepribadian dewasa secara kontinue dan simultan;
(2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang psikologis dan antropologis murid; dan
(3) Senantiasa mengupgrade diri dalam hal wawasan dan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi. Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan satu orientasi yakni bagaimana seorang guru
dapat memberikan layanan pendidikan yang bermutu kepada murid.
Dengan kompetensi seorang guru yang mumpuni maka pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara akan
mampu untuk dibreakdown ke dalam praktik-praktik pembelajaran konkrit di sekolah maupun di kelas
pembelajaran. Diantaranya yang dapat dilakukan adalah
(1) menanamkan pendidikan budi pekerti sejak dini dan berkelanjutan dengan praktik-praktik baik dan
pembiasaan karekater yang berdasar pada ajaran agama dan norma sosial yang berlaku di
masyarakat;
(2) meningkatkan pengetahuan dan wawasan pengetahuan umum dan kebangsaan dengan
memanfaatkan kan alam, budaya dan teknologi; dan
(3) Melatih keterampilan dan penguasaan teknologi untuk dapat dimanfaatkan sebesarnya-besarnya
demi kehidupan dan penghidupan murid di masa depannya.

Dan pada akhirnya pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan akan mampu terwujud
jika ada komitmen, dedikasi dan loyalitas segala unsur pendidikan yakni sekolah, keluarga dan
masyarakat sebagai tri pusat pendidikan. Terkhusus guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan
semoga senantiasa dalam keadaan selamat dan bahagia untuk mencapai cita luhur pendidikan yakni
mengantarkan murid untuk menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai
manusia individu maupun anggota masyarakat.

--- Selamat dan Bahagia Guru Penggerak ---

Anda mungkin juga menyukai