Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN DEWASA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu Gilang, MSN

Disusun Oleh :

 Agress Septy (218044)


 Nirani Rahayu Utami (218068)
 Risa Livianti (218075)
 Rani Nuraeni (218073)
 Selly Marselina (218077)
 Tita Daulati (218081)
 Wini Widiyanti (218084)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR

BANDUNG

2021
Kasus keperawatan keluarga dengan dewasa

Tn.Y dan Ny.D adalah sepasang suami istri yang sudah 45 tahun menikah. Mereka
memiliki seorang anak laki-laki yang saat ini berusia 43 tahun dan masih melajang. Tn.Y dan
istrinya khawatir dengan status anaknya yang belum menikah sampai saat ini. Ditambah lagi
dengan kondisi Tn. Y yang sudah mulai sakit-sakitan. Tn.Y memiliki Riwayat hipertensi
sejak 5 tahun terakhir. Dia khawatir jika tidak sempat melihat anaknya menikah dan memiliki
cucu. Karena kondisi kesehatannya, Tn.Y tidak mampu bekerja secara penuh, sehingga
kebutuhan keluarga dibantu Sebagian oleh anaknya.

Pertanyaan:

1. Pengkajian apa yang perlu dilakukan atau digali lebih dalam pada keluarga tersebut?
2. Apa permasalahan yang mungkin muncul pada keluarga tersebut?
3. Buatlah skenario roleplay untuk kasus keluarga di atas, mulai dari pengkajian sampai
intervensi.
4. Buatlah tugas sesuai RPS (tugas IV)

JAWABAN

1. Pengkajian apa yang perlu dilakukan atau digali lebih dalam pada keluarga tersebut?
1) Tipe keluarga
keluarga memiliki berbagai macam tipe untuk kasus diatas yaitu: The
Nuclear Family (Keluarga Inti) yaitu keluarga yang terdiri suami, istri dan
anak.
2) Mengapa anak dari Tn.Y belum menikah
Pada tahap dewasa Pada titik perkembagan ini banyak individu masih
mecari jalur karir yang mereka inginkan, sepertia apa yang ingin mereka
miliki dan gaya hidup seperti apa yang mereka anut( misalnya hidup sendiri,
tinggal bersama atau menikah).
Menurut Jeffrey Arnett (2006)Fokus diri : seseorang yang berada
dalam masa tumbuh dewasa “ focus pada diri mereka sen diri sehingga hanya
sedikit mempertimbangkan kewajiban social dan sedikit mempertimbangkan
tugas da komitmen orang lain sehingga lebih banyak memiliki kemandirian
dalam menjalanka hidup mereka “
Bahkan pada sebagian orang perkembangan psikologisnya terhadap
status sosial sangat tinggi sehingga menutupi keinginan psikologis yang
lainnya, misal keinginan untuk merasakan kasih sayang dalam suatu
pemikahan (membentuk keluarga). seseorang biasanya terlalu berambisi untuk
mendapatkan dan membuktikan status ekonomi dan sosialnya kepada orang-
orang disekitarnya. Hal tersebut membuat orang-orang dewasa, terutama
golongan idealis memasang target tinggi untuk pasangannya mereka
menginginkan memiliki pasangan yang juga sudah bekerja, karena pekerjaan
yang sukses tidak hanya menjamin keamanan ekonomi tetapi juga hubungan
yang akrab, aktivitas sosial, dukungan dan penghormatan dari teman sejawat
Selain itu, pernikahan dengan pasangan bekerja memiliki keuntungan dan
habilitas (Potter & Perry, 1997). Beberapa alasan tersebut mungkin dimiliki
oleh anak dari Tn.Y. Keinginannya yang begitu tinggi untuk menjadi sukses
dimasa dewasa awalnya membuat ia berambisi untuk mendapatkan pasangan
yang sudah mapan dalam hal ekonomi, apalagi dengan kondisi dirinya yang
sudah bekerja Memiliki pasangan yang belum bekerja sama halnya dengan
mengurangi income pribadinya dan tidak menjamin terbentuknya keluarga
minimal kelas menengah.
3) Peran keluarga
Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Adapun berbagai peranan
yang terdapat dalam sebuah keluarga ialah sebagai berikut:
a. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya di samping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual
Peran keluarga akan berjalan dengan baik bila setiap anggota
keluarganya telah memahami dan melaksanakan perannya masing-masing.
Namun, keharmonisan dalam keluarga akan tercipta bila setiap anggota
keluarga dapat saling memahami dan menjalankan peran masing-masing
dengan baik.

Dalam kasus tersebut tugas perkembangan yang belum terselesaikan


adalah memandirikan anak, hal ini perlu diperhatikan oleh Tn.Y dan Ny.D
sebagai orang tua. Anak-anak mereka sudah berumur 43 th seharusnya
pada usia tersebut sudah memiliki pasangan dan membentuk sebuah
keluarga sendiri. Hal ini dikarenakan usia yang sudah cukup untuk
menikah dan juga telah memiliki pekerjaan yang dapat digunakan untuk
membangun rumah tangga sendiri dan terpisah dari orangtuanya.
Kemandirian ini perlu untuk dibenahi mungkin dengan cara mengajak
bicara anak mereka dan menanyakan kepada anaknya apakah mereka
sudah memiliki pasangan dan selalu mendukung kegiatan yang dilakukan
oleh mereka.

4) Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman secara umum dibagi menjadi 5
fungsi. Fungsi-fungsi tersebut meliputi fungsi afektif (the affective function),
fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement
function). fungsi reproduksi (the reproductive function), fungsi ekonomi (the
economic function), dan fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the
health care function). Diharapkan kelima fungsi keluarga ini dapat terpenuhi
dalam tiap keluarga dengan kadar yang seimbang agar tidak terjadi masalah
yang dapat menimbulkan perpecahan dalam keluarga.
Dalam kasus tersebut diketahui Tn. Y memiliki riwayat hipertensi
sejak 5 tahun terakhir, Tn.Y dan Ny.D sudah memiliki seorang anak laki-laki
berusia 43 tahun dan belum menikah. Dari kasus tersebut, dapat dikatakan
bahwa keluarga Tn. Y kurang memenuhi fungsi Afektif (the affective
function). Fungsi afektif berhubungan dengan keadaan di dalam keluarga
dimana merupakan fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain. Fungsi ini merupakan dasar kekuatan keluarga, berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial, membentuk gambaran diri positif pada
anggota keluarga, menjalankan peran dengan sesuai (pada tempatnya), dan
penuh rasa kasih sayang.
Fungsi lain yang menjadi masalah dalam keluarga Tn.Y yaitu Fungsi
ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Karena kondisi kesehatan Tn.Y yang sudah sakit-sakitan maka
kebutuhan keluarga dibantu sebagian oleh anaknya.

2. Apa permasalahan yang mungkin muncul pada keluarga tersebut?


1) Kekhawatiran orangtua melihat status anaknya belum menikah
2) Hipertensi pada Tn.Y sejak 5 tahun terakhir terus meningkat
3) Status ekonomi pada keluarga Tn.Y menurun (menjadi tanggungan anak)

3. Buatlah skenario roleplay untuk kasus keluarga di atas, mulai dari pengkajian
sampai intervensi.
1) Pengkajian
A. Data Umum
a) Nama Kepala Keluarga : Tn.Y
b) Umur :-
c) Pendidikan dan pekerjaan:
d) Komposisi keluarga : Tn.Y dan Ny.D sudah menikah selama 45 tahun,
anak pertama 43 tahun.
e) Tipe keluarga : The Nuclear Family (Keluarga Inti) yaitu keluarga
yang terdiri suami, istri dan anak.
f) Suku bangsa :-
g) Agama :-
h) Status sosial ekonomi : Tn.Y sudah tidak mampu untuk bekerja secara penuh,
untuk kebutuhan keluarga dibantu sebagian oleh anaknya.
B. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
keluarga Tn. Y merupakan keluarga inti, anaknya belum menikah.struktur
keluarga. keluarga berkomunikasi secara langsung, struktur kekuatan keluarga
pada ayah. tiap anggota keluarga melakukan perannya.
C. Fungsi keluarga
Fungsi afektif dalam keluarga kurang, istri kurang mendapat perhatian
akibat tuan Y sakit. setiap anggota keluarga tidak memiliki ketergantungan dengan
anggota lain.
D. Pemeriksaan fisik
Peneriksaan fisik dilakukan pada seluruh anggota keluarga Tn. Y.
E. Harapan keluarga
Keluarga mengharapkan Tn. Y segera sembuh dan anak laki-lakinya segera
menikah.

2) Diagnosa Keperawatan
1. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
2. Ketidakefektifan pelaksanaan anggota keluarga yang sakit b.d ketidakseimbangan
income dan outcome ditandai dengan Tn. Y yang hanya dirawat oleh istri dan anak
pertamanya.
3) Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan

Kesiapan Setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan dan


peningkatan kunjungan rumah 3x diskusikan pada keluarga
manajemen diharapakan keluarga tentang hipertensi ;pengertian
tanda dan gejala,factor yang
kesehatan Tn. Y mengalami
mempengaruhi cara
peningkatan tentang pencegahan, komplikasi.
manajemen kesehatan 2. Melatih dan mengajarkan
senam hipertensi.
3. Motivasi atau anjurkan
kepada keluarga
memeriksakan Tn.Y secara
teratur dan rutin ke pelayanan
kesehatan.

Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Bantu keluarga dalam


pelaksanaan kunjungan rumah 3x menghadapi kekhawatiran
anggota keluarga diharapakan keluarga terhadap situasi.
yang sakit b.d Tn. Y mengalami 2. Akui kekuatan yang ada pada
ketidakseimbanga peningkatan keluarga dengan tepat
n income dan keseimbangan income 3. dorong keluarga mendapatkan
outcome ditandai dan outcome penggati untuk merawat
dengan Tn. Y yang individu yang sakit
hanya dirawat oleh 4. dorong untuk mengungkapkan
istri dan anak rasa bersalah, marah, dan
pertamanya. permusuhan serta mengenal
lebih lanjut perasaannya
dalam anggota keluarga
5. beri keluarga bantuan
mengantisipasi sakit lebih
lanjut
4) Implementasi Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Tujuan Implementasi TTD


Keperawatan

1. Kesiapan Setelah 1. Memberikan


peningkatan dilakukan penyuluhan pada
manajemen intervensi 3x keluarga tentang
kesehatan pertemuan penyakit
terjadi Hipertensi.
peningkatan
status 2. Melatih dan
kesehatan mengajarkan
senam hipertensi.

3.Menganjurkan
pada keluarga
memeriksakan Tn.
Y secara teratur
setiap minggu dan
minum obat secara
teratur.

4. Memberikan
penjelasan tentang
diet Hipertensi.

2. Ketidakefektifan Setelah 1. Membantu


pelaksanaan dilakukan keluarga dalam
kunjungan
anggota keluarga menghadapi
rumah 3x
yang sakit b.d diharapakan kekhawatiran
ketidakseimbanga keluarga Tn. terhadap situasi.
Y mengalami
n income dan 2. Mengakui
peningkatan
outcome ditandai keseimbangan kekuatan yang
dengan Tn. Y yang income dan ada pada
outcome
hanya dirawat oleh keluarga
istri dan anak dengan tepat
pertamanya. 3. Mendorong
keluarga
mendapatkan
penggati untuk
merawat
individu yang
sakit
4. Mendorong
untuk
mengungkapka
n rasa bersalah,
marah, dan
permusuhan
serta mengenal
lebih lanjut
perasaannya
dalam anggota
keluarga dan
pola
komunikasi
yang lebih
efektif.
5. Memberi
keluarga
bantuan
mengantisipasi
sakit lebih
lanjut

5) Evaluasi Keperawatan
1. Terciptanya peran yang sesuai bagi masing-masing anggota keluarga
2. Terpenuhi tugas pertumbuhan dan perkembangan keluarga
3. Terpenuhinya kebutuhan perawatan yang optimal

Anda mungkin juga menyukai